Anda di halaman 1dari 22

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

“SISTEM KARDIOVASKULAR”

NAMA : USNUL FATIMAH


NIM : 15020180197
KELAS : C10
KELOMPOK : 3 (TIGA)
ASISTEN : IRMA SANTI S.Farm, M.Farm. Apt

LABORATORIUM FARMAKOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang
berfungsi dalam proses transpor zat baik dalam sel ataupun
sebaliknya, dimana sistem ini terdiri atas jantung sebagai pemompa
darah dan pembuluh darah. Sepanjang rentang usia manusia rata-
rata, jantung berkontraksi sekitar tiga miliar kali, tidak pernah
beristirahat, kecuali sepersekian detik di antara denyutan. Diyakini
bahwa jantung merupakan organ pertama yang berfungsi.
Jantung terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah
antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior dan vertebra
(tulang punggung) di sebelah posterior. Jantung memiliki pangkal
yang lebar di sebelah atas dan meruncing membentuk ujung yang
disebut apeks di dasar. Kenyataan bahwa jantung terletak antara
dua struktur tulang, sternum dan vertebra, memungkinkan kita
secara, manual mendorong darah keluar jantung apabila jantung
tidak memompa secara efektif dengan menekan sternum secara
beriram.
Darah berjalan secara kontinu melalui sistem sirkulasi ke dan
dari jantung melalui dua lengkung vaskuler (pembuluh darah)
terpisah, keduanya berawal dan berakhir di jantung. Sirkulasi paru
terdiri dari lengkung tertutup pembuluh-pembuluh yang mengankut
darah antara jantung dan paru, sedangkan sirkulasi sistemik terdiri
dari pembuluh-pembuluh yang mengankut darah antara jantung dan
sistem organ.
(Sherwood, edisi 2, 2001)
B. Maksud Dan Tujuan Praktikum

1. Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk memahami
anatomi jantung dan fisiologi pada jantung serta fungsi atau
peran jantung terhadap peredaran darah, dan mengetahui cara
menentukan golongan darah seseorang.
2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui cara penentuan tekanan darah.
b. Untuk mengetahui proses sirkulasi darah (sirkulasi sistemik
dan sirkulasi paru).
c. Untuk memahami tentang tekanan darah sistolik dan diastolik.
d. Untuk mengetahui tentang faktor – faktor apa saja yang
mempengaruhi peningkatan dan penurunan tekanan darah
pada manusia.
e. Untuk memahami penggolongan darah pada manusia.
f. Untuk menjelaskan tentang sistem ABO.
BAB II

DASAR TEORI

A. Landasan Teori

Sistem kardiovaskular adalah sistem transpor tubuh, yang


membawa gas-gas pernapasan, nutrisi, hormon-hormon, dan zat-zat
lain ke dan dari jaringan tubuh. (Anatomi-Fisiologi, 2014)
Sistem kardiovaskular dibangun oleh :
 Darah, jaringan cair kompleks yang mengandung sel-sel
khusus dalam cairan plasma
 Jantung, pompa ganda yang terdiri atas empat ruang, yang
bekerja memompa darah ke pembuluh-pembuluh darah.
 Pembuluh-pembuluh darah
 Arteri, yang membawa darah dari jantung ke jaringan.
 Vena, yang mengembalikan darah dari jaringan ke
jantung.(Anatomi-Fisiologi, 2014)

Sistem kardiovaskular merupakan sistem yang menjelaskan


proses sirkulasi yang terjadi dalam tubuh manusia. Berdasarkan lintasan
sirkulasi, ada 3 macam sirkulasi dalam tubuh manusia, sirkulasi sistemik,
sirkulasi paru dan sirkulasi khusus (sirkulasi pada janin, sirkulasi koroner
jantung). Sirkulasi tidak hanya menjelaskan tentang sirkulasi darah saja
tetapi juga ada sirkulasi cairan limfe yang berperan dalam sistem kekbalan
tubuh dan pengaturan keseimbangan jumlah cairan di ruang interstisial.
(Fisiologi Kardiovaskular Keperawatan, 2010)

Sistem kardiovaskular dapat berjalan dengan baik karena


ditunjang oleh organ yang menyusunnya (jantung dan pembuluh darah).
Jantung merupakan organ otot berongga yang terletak di bagian tengah
dada. Jantung berfungsi memompa darah untuk menyediakan oksigen,
nutrisi dan hormon ke seluruh tubuh serta mengankat sisa metabolisme dari
seluruh tubuh seperti karbon dioksida, asam urat, dan ureum. Untuk
menjalankan fungsinya sebagai pompa, jantung dapat berkontraksi dan
berelaksasi. Proses kontraksi dan relaksasi jantung dikenal sebagai denyut
jantung. Pada saat berdenyut setiap ruang jantung mengendur dan terisi
darah (diastole), selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah
keluar dari jantung (sistole). (Fisiologi Kardiovaskular Keperawatan, 2010)

Jantung adalah organ berotot berongga dengan ukuran


sekepalan. Jantung terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah
antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior dan vertebra (tulang
punggung) di sebelah posterior. Jantung memiliki pangkal yang lebar di
sebelah atas dan meruncing membentuk ujung yang disebut apeks di
dasar. Jantung membentuk sudut tehadap sternum, sehingga pangkalnya
terutama berada di kanan dan apeks di kiri sternum. Sewaktu jantung
berdenyut, terutama sewaktu berkontraksi secara kuat, apeks sebenanya
membentur bagian dalam dinding dada di sisi kiri. Karena kita menyadari
detak jantung melalui benturan apeks di sisi kiri dada, kita cenderung
menganggap secara rancu bahwa seluruh jantung terletak di sebelah
kiri.(Lauralee Sherwood, edisi II, 2001)

Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang


terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks. Dua
pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi
mediastinum. (Ethel Sloane, 2004).

Anatomi jantung :

1. Ukuran dan bentuk


Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan
pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar
(dasar) mengarah ke bahu kanan, ujung bawa yang mengerucut
(apeks) mengarah ke panggul kiri.(Ethel Sloane, 2004)
2. Pelapis
a. Perikardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat
membesar dan mengecil, membungkus jantung dan pembuluh
darah besar. (Ethel Sloane, 2004)
b. Rongga perikardial adalah ruang potensial antara membran
viseral dan parietal. Ruang ini mengandung cairan perikardinal
yang disekresi lapisan serosa untuk melumasi membran dan
mengurangi friksi.(Ethel Sloane, 2004)
3. Dinding jantung tersusun dari 3 lapisan :
a. Epikardium luar tersusun dari lapisan sel-sel mesotelial yang
berada di atas jaringan ikat. (Ethel Sloane, 2004)
b. Miokardium tengah terdiri dari jaringan otot jantung yang
berkontraksi untuk memompa darah.(Ethel Sloane, 2004)
c. Endokardium dalam tersusun dari lapisan endotelial yang terletak
di atas jaringan ikat. (Ethel Sloane, 2004)

Ruang jantung

Ada empat ruang, atrium kanan dan kiri atas yang dipisahkan oleh setrum
intratrial, ventrikel kanan dan kiri bawah, dipisahkan oleh septum
interventrikular. (Ethel Sloane, 2004)

1. Dinding atrium relatif tipis. Atrium menerima darah dari vena yang
membawa darah kembali ke jantung.
a. Atrium kanan, terletak dalam bagian superior kanan jantung
menerima darah dari seluruh jaringan kecuali paru-paru.
b. Atrium kiri, di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil
dari atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri
menampung empat vena pulmonalis yang mengembalikan darah
teroksigenasi dari paru-paru. (Ethel Sloane, 2004)
2. Ventrikel berdinding tebal, bagian ini mendorong darah ke luar
jantung menuju arteri yang membawa darah meninggalkan jantung.
a. Ventrikel kanan terletak di bagian inferior kanan pada apeks
jantung. Darah meninggalkan ventrikel kanan melalui trunkus
pulmonar dan mengalir melewati jarak yang pendek ke paru-
paru. (Ethel Sloane, 2004)
b. Ventrikel kiri terletak di bagian inferior kiri pada apeks jantung.
Tebal dindingnya 3 kali tebal dinding ventrikel kanan. Darah
meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke seluruh
bagian tubuh kecuali paru-paru. (Ethel Sloane, 2004)

Katup jantung

1. Katup triskupid terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan.


2. Katup bikuspid (mitral) terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri
3. Katup semilunar aorta dan pulmonar terletak di jalur keluar
ventrikular jantung sampai ke aorta dan trunkus pulmonar. Katup
seminolar terdiri 2 bagian:
a. Katup seminolar pulmonar terletak antara ventrikel kanan dan
trunkus pulmonar.
b. Katup seminolar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
(Ethel Sloane, 2004)

Fisiologi Jantung

Siklus jantung

Siklus jantung terdiri dari sistole dan diastole. Jantung berkontraksi


secara berirama dengan pusat kendali implus berasal dari simpul sinus.
Pengisian darah di dalam ruang-ruang jantung terjadi selama diastole, dan
pengeluarannya terjadi selama sistole secara berirama dan secara
serentak pada jantung kanan kiri.(Fisiologi Dasar, 2017)

Pada akhir distole, tekanan ventrikel hampir sama dengan


tekanan atrium sebab kedua ruang tersebut berhubungan langsung melalui
katup atrioventrikular yang masih membuka, tetapi hanya sedikit atau
hampir tidak ada darah yang mengalir di antara ruang-ruang tersebut.
(Fisiologi Dasar, 2017)

Siklus atrium

Sistole atrium berlangsung setelah depolarisasi atium selesai.


Peranannya dapat menciptakan penambahan volume sebesar 30 persen
dari pengisian total dan meningkatkan tekanan intratrium, 6 mmHg.

Siklus ventrikel

Dengan meningkatnya pengisian darah ke ventrikel, maka ia akan


menyebabkan pertambahan tekanan intra atrium dan menutupnya katup
atrioventrikular.(Fisiologi Dasar, 2017)

Sistem pengaturan jantung

1. Serabut perkunje
Serabut ini adalah serabut otot jantung khusus yang mampu
menghantar implus dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan
hantaran serabut otot jantung.
2. Nodus sinoatrial (nodus S-A)
a. Lokasi nodus S-A adalah suatu massa jaringan otot jantung
khusus yang terletak di dinding posterior atrium kanan tepat di
bawah pembukaan vena kava superior.
b. Nodus S-A melepaskan implus sebanyak 72 kali per menit
frekuensi irama yang lebih cepat dibandingkan dalam atrium (40
sampai 60 kali per menit), dan ventrikel (20 kali per menit).
c. Nodus S-A mengatur frekuensi kontraksi irama, sehingga disebut
pemacu jantung
3. Nodus atrioventrikular (nodus A-V)
a. Lokasi implus menjalar di sepanjang pita serabut perkunje pada
atrium menuju nodus A-V yang terletak di bawah dinding
posterior atrium kanan.
b. Nodus A-V menunda implus seperatusan detik sampai ejeksi
darah atrium selesai sebelum terjadi kontraksi ventrikular.
4. Berkas A-V (berkas His)
a. Lokasi berkas A-V adalah sekelompok berkas serabut perkunje
yang berasal dari nodus A-V dan membawa implus di sepanjang
septum interventrikular menuju ventrikular.
b. Percabangan berkas kanan memanjang di sisi dalam ventrikel
kanan.
c. Percabangan berkas kiri memanjang di sisi dalam ventrikel kiri
dan bercabang ke dalam serabut otot jantung kiri.
(Ethel Sloane, 2004)

Tekanan Darah
Definisi. Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua
arah pada seluruh permukaan yang tertutup yaitu, pada dinding
bagian dalam jantung dan pembuluh darah. (Ethel Sloane, 2004)

Faktor-fakktor yang mempengaruhi tekanan darah


a. Curah jantung
Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung
(ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi
jantungnya)
b. Tahapan perifer terhadap aliran darah
 Viskositas darah
 Panjang pembuluh
 Radius pembuluh
(Ethel Sloane, 2004)
B.Uraian Bahan

1. Alkohol (Ditjen POM, 1979) hal.1157


Nama resmi : Aethanolum
Nama latin : Etanol
Rumus molekul : C2H6O
Berat molekul : 46,00
Berta jenis : 0,819-0,8139
Pemerian : cairan tidak berwarna, jernih, mudah
menguap dan mudah bergerak, bau
khas rasa panas mudah terbakar
dengan memberikan nyala biru yang
tidak berasap.
Kelarutan :sangat mudah larut dalam air kloroform
P dan eter P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup tepat terlindung
dari cahaya di tempat sejuk jauh dari
nyala api.
Kegunaan : sebagai antiseptic.
2. Antigen A
Komposisi : 0,1 HaN3, store at 2-8’
er, jalone manoklonal A
(PT.tulip diagnostic (P) ITD)
3. Antigen B
Komposisi : 0,1 HaN3, store at 2-8’
er, jalone monoclonal B.
(PT.tulip diagnostinus (P) ITD)
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan

a. Alat yang digunakan


Adapun alat yang digunakan pada percobaan tersebut adalah
Stetoskop, Sphygmomanometer, Blood lancet, dan Gelas objek.
b. Bahan yang digunakan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan tersebut adalah
Antiserum B, Antiserum A, Alkohol.

B. Prosedur Kerja
1. Penentuan Tekanan Darah
a. Disiapkan probandus dan alat pengukur tekanan darah.
b. OP duduk dengan tenang, sandarkan lengan di meja.
c. Pasangkan manset pada lengan atas, jangan terlallu kencang
atau terlalu longgar.
d. Letakkan stetoskop di atas arteri brancialis.
e. Tutup sekrup pentil pada bola karet yang dipegang dengan
tangan kanan.
f. Secara berangsur – angsur, kembangkan manset hingga
arteriradialis terhambat, turunkan tekanan secara perlahan–
lahan.
g. Catat tekanan dimana bunyi terdenar pertama kalinya. Ini
merupakan tekanan sistoik.
h. Turunkan terus tekanan sampai pada suatu bunyi yang tidak
terdengar lagi, tekanan yang terbaca pada saat bunyi hilang ini
adalah tekanan diastolic.
i. Ulangi prosedur di atas dengan posisi berbaring, berdiri, dan
setelah beraktivitas.
2. Penetuan Golongan Darah
a. Siapkan alat dan bahan
b. Ujung jari manis diusap dengan cotton swab.
c. Jari manis ditusuk dengan lanset.
d. Tetes darah yang pertama dihapus, kemudian teteskan darah
pada object glass di dua tempat.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Penentuan Tekanan Darah

Probandus

Perlakuan

Berdiri Duduk Tidur Lari

Kelompok 1 120/80 120/90 100/70 140/100

Kelompok 2 100/80 110/90 120/60 120/90

Kelompok 3 100/80 110/80 100/70 130/90

Kelompok 4 110/80 110/70 100/70 140/90

Kelompok 5 110/70 100/80 100/60 130/90

B. Hasil Pengetesan Golongan Darah

REAKSI TERHADAP
TIPE
SERUM
NO PROBANDUS GOLONGAN
DARAH
ANTI A ANTI B

1. Bunga + + AB

2. Hikma + + AB

3. Humairah _ _ O

Sistem kardiovaskular merupakan sistem yang menjelaskn proses


sirkulasi yang terjadi dalam tubuh manusia. Berdasarkan lintasan
sirkulasi, ada 3 macam sirkulasi dalam tubuh manusia, sirkulasi sistemik,
sirkulasi paru, dan sirkulasi khusus (sirkulasi pada janin, sirkulasi koroner
jantung). Sirkulasi tidak hanya menjelaskan tentang sirkulasi darah saja
tetapi juga ada sirkulasi cairan limfe yang berperan dalam sistem
kekebalan tubuh dan pengaturan keseimbangan jumlah cairan di ruang
interstisial (Ronny, 2009).

Maksud diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui


pengukuran tekanan darah dan pengecekan golongan darah. Adapun
tujuan yang akan dicapai dalam praktikum ini adalah untuk mengetahui
cara penentuan tekanan darah, untuk mengetahui proses sirkulasi darah
(sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru), untuk memahami tentang tekanan
darah sistolik dan diastolik, untuk mengetahui tentang faktor – faktor apa
saja yang mempengaruhi peningkatan dan penurunan tekanan darah
pada manusia, untuk memahami penggolongan darah pada manusia
dan, untuk menjelaskan tentang sistem ABO.

Berdasarkan hasil praktikum penentuan tekanan darah (terlampir),


tekanan darah yang dihasilkan pada setiap aktivitas berbeda – beda.
Pada probandus yang beraktivitas berdiri, Kelompok 1 memiliki tekanan
darah awal 120/80 mmHg. Hal ini menandakan bahwa probandus
memiliki tekanan rendah yang normal. Setelah 15 menit kemudian,
tekanan darah probandus tetap. Setelah 30 menit kemudian, tekanan
darah probandus mengalami peningkatan pada tekanan diastolnya, yaitu
110/90 mmHg. Pada probandus kedua, Kelompok 2 memiliki tekanan
darah awal 100/80 mmHg. Hal ini menandakan bahwa probandus
memiliki tekanan darah normal. Setelah 15 dan 30 menit kemudian,
tekanan darah probandus mengalami kenaikan pada tekanan diastolnya,
yaitu 120/90 mmHg. Dengan demikian, jika seseorang berdiri maka tidak
memerlukan energi yang banyak. Hal ini ditandai dengan kenaikan darah
yang tidak terlalu tinggi dari keadaan sebelumnya. Selain itu, kenaikan
tekanan darah disebabkan oleh berkontraksinya otot jantung dan
pembuluh darah.
Pada aktivitas duduk, Kelompok 3 memiliki tekanan darah 110/80
mmHg. Hal ini menandakan bahwa probandus masih dalam keadaan
normal. Setelah 15 dan 30 menit kemudian, tekanan darah probandus
mengalami penurunan sebesar 120/80 mmHg (normal). Kelompok 3
sebagai probandus kedua memiliki tekanan darah normal, yaitu 120/80
mmHg pada awal waktu. Setelah 15 dan 30 menit kemudian, tekanan
darah probandus turun sehingga tekanan probandus masing – masing
menjadi 100/80 mmHg dan 90/70 mmHg. Dengan demikian, pada
aktivitas duduk tidak menggunakan energi yang besar. Hal ini
dikarenakan otot jantung dan pembuluh darah mengalami relaksasi.

Pada aktivitas berbaring, Kelompok 5 memiliki tekanan darah awal


100/60 mmHg. Setelah berbaring selama 15 menit, tekanan darahnya
turun menjadi 120/70 mmHg. Setelah 15 menit kedua, tekanan darah
probandus turun sehingga tekanan darahnya menjadi 110/80 mmHg.
Dengan demikian, pada aktivitas berbaring juga tidak menggunakan
energy yang banyak

Pada aktivitas berlari, probandus pertama, Kelompok3 memiliki


tekanan darah awal yang normal, yaitu 130/90 mmHg. Setelah 10 menit
berlari, tekanan darahnya naik menjadi 160/110 mmHg. Setelah 10 menit
kedua, tekanan darahnya turun menjadi 130/90 mmHg. Berdasarkan
data perlakuan lari oleh probandus pertama pada 10 menit pertama
mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini dikarenakan otot jantung dan
pembuluh darah berkontraksi sehingga menghasilkan tekanan yang
tinggi. Adapun pada tekanan yang mengalami penurunan merupakan
kesalahn yang terjadi pada saat praktikum. Hal ini disebabkan oleh
kurang telitinya praktikan dalam mengukur tekanan darah dan kurang
ahlinya dalam penggunaan alat ukur.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa


tekanan darah juga dipengaruhi oleh posisi tubuh dan aktivitas yang
dilakukan. Jika seseorang melakukan aktivitas ringan, maka tekanan
darah yang dimiliki akan meningkat dengan tidak terlalu jauh dari tekanan
awal. Jika seseorang melakukan aktivitas berat, maka tekanan darah
seseorang akan meningkat dengan jauh dari tekanan awal. Jika
seseorang melakukan aktivitas yang menyebabkan otot jantung dan
pembuluh darah berelaksasi, maka tekanan darah seseorang akan turun
dari tekanan awal. Perubahan tekanan darah yang terjadi juga
dipengaruhi oleh waktu yang digunakan dalam beraktivitas.

Adapun pada praktikum penentuan golongan darah, probandus dari


kelompok I masing – masing memiliki golongan darah O yang ditandai
dengan kedua darah probandus tetap cair setelh diberi serum.
Probandus kelompok II memiliki golongan darah masing – masing B dan
A. Hal ini ditandai dengan terjadinya penggumpalan setelah diberi
aglutinin b pada probandus pertama dan terjadi penggumpalan setelah
diberi aglutinin a. Probandus pada kelompok III memiliki golongan darah
masing – masing AB dan O. Hal ini dikarenakan darah pada probandus
pertama mengalami penggumpalan setelah diberi aglutinin a dan b serta
pada probandus kedua, keadaan darahnya mencair setelah diberi
aglutinin. Pada probandus kelompok IV masing – masing memiliki
golongan darah A. Hal ini dikarenakan darah probandus mengalami
penggumpalan seteklah diberi aglutinin a. Pada probandus kelompok V
memiliki golongan darah masing– masing O dan A. Hal ini ditandai tidak
menggumpalnya darah probandus pertama setelah pemberian aglutinin
pada probandus pertama dan penggumpalan terjadi pada probandus
kedua setelah pemberian aglutinin a. Berdasarkan uraian di atas terkait
dengan penggolongan darah, setiap darah memiliki karakteristik yang
berbeda setelah diberikan aglutinin. Golongan darah A ditandai dengan
penggumpalan setelah pemberian aglutinin a dan golongan darah B
terjadi penggumpalan setelah diberi aglutinin b. Untuk golongan darah
AB mengalami penggumpalan setelah diberi aglutinin a dan b. Apabila
tidak terjadi penggumpalan setelah pemberian aglutinin a maupun b,
maka golongan darah tersebut adalah O.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum ini adalah
sebagai berikut.
1. Cara penentuan tekanan darah seseorang dapat dilakukan
dengan menggunakan alat medis yang disebut tensimeter.
Adapun penggunaan stetoskop juga diperlukan untuk mengetahui
pada tekanan berapa sistol dan diastole terjadi.
2. Proses sirkulasi darah terbagi menjadi dua, yaitu peredaran darah
kecil dan peredaran darah besar (sistemik; jantung – seluruh
tubuh – jantung) dan peredaran kecil (pulmonal; jantung – paru-
paru – jantung).
3. Faktor – faktor yang memengaruhi tekanan darah selain suhu,
emosi, usia, dan jenis kelamin, posisi tubuh dan aktivitas fisik juga
berpengaruh dalam perubahan tekanan darah. Hal ini dipengaruhi
oleh energi atau O2 yang digunakan tubuh dalam beraktivitas.
4. Karl Landsteiner membagi empat macam golongan darah, yaitu
darah golongan A, B, AB, dan O berdasarkan jenis aglutinogen
yang dimiliki. Aglutinogen adalah zat yang dapat merangsang
respon kekebalan di dalam plasma darah manusia. Ada dua jenis
aglutinogen, yaitu A dan B. Golongan darah yang memiliki dua
jenis aglutinogen adalah golongan darah AB. Golongan darah A
hanya memiliki jenis aglutinogen A. Golongan darah B hanya
memiliki jenis aglutinogen B.
B. Saran
Saran saya untuk kakak asisten. Apabila menjelaskan mohon
menggunakan kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti
misalnya, dengan menyampaikan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Ester, Monica. 2014. Anatomi-Fisiologi Edisi 2 : Jakarta. EGC

Lesmana, Ronny. 2017. Fisiologi Dasar : Yogyakarta

Ronny, 2010. Fisiologi Kardiovaskular : Jakarta. EGC

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem

: Jakarta. EGC

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi : Jakarta. EGC


LAMPIRAN

Gambar hasil praktikum

Golongan darah AB Golongan darah O

Golongan darah A

Anda mungkin juga menyukai