0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut menggambarkan kewibawaan Rasulullah dalam mengelola rumah tangganya. Beliau memperlakukan istri-istrinya dengan adil dan penuh kasih sayang, serta aktif membantu pekerjaan rumah tangga. Beliau juga menjadi teladan dalam menangani konflik dengan sikap bijak dan sabar. Sistem pembinaan rumah tangga Rasulullah menjadi teladan bagi umat Muslim.
Dokumen tersebut menggambarkan kewibawaan Rasulullah dalam mengelola rumah tangganya. Beliau memperlakukan istri-istrinya dengan adil dan penuh kasih sayang, serta aktif membantu pekerjaan rumah tangga. Beliau juga menjadi teladan dalam menangani konflik dengan sikap bijak dan sabar. Sistem pembinaan rumah tangga Rasulullah menjadi teladan bagi umat Muslim.
Dokumen tersebut menggambarkan kewibawaan Rasulullah dalam mengelola rumah tangganya. Beliau memperlakukan istri-istrinya dengan adil dan penuh kasih sayang, serta aktif membantu pekerjaan rumah tangga. Beliau juga menjadi teladan dalam menangani konflik dengan sikap bijak dan sabar. Sistem pembinaan rumah tangga Rasulullah menjadi teladan bagi umat Muslim.
Beliau menunjukkan kepada mereka bagaimana menjalani hidup secara
manusiawi dan tidak membiarkan mereka mengabaikan kewajiban agama dan
menjadi manja. Tujuan utamanya adalah mempersiapkan mereka untuk hari kemudian. Keseimbangannya yang sempurna dalam soal itu adalah dimensi lain dari inteleknya yang diilhami oleh Ilahi. Dalam sebuah Hadits yang disampaikan oleh Muslim, Anas ibn Malik, yang SMP MUHAMMADIYAH MUNTILAN menjadi pelayan Rasulullah saw. selama 10 tahun, mengatakan:” aku tidak pernah melihat seorang pria yang lebih sayang kepada anggota keluarganya selain Edisi : 38/Tahun V/Shafar 1438 H. – November 2016 M. Muhammad SAW”. KEWIBAWAAN RASULULLAH DALAM BERKELUARGA Nabi dikaruniai banyak istri bukan semata-mata karena hawa nafsu, tapi karena untuk memberi nafkah secara terhormat kepada wanita dan janda yang tiada Seperti yang telah kita ketahui, bahwa Nabi Muhammad saw. adalah sosok daya. Pernikahan ini tidak ada hubungannya dengan pemuasan diri, keinginan manusia yang sempurna. Beliau adalah orang terpilih untuk dijadikan panutan bagi pribadi atau nafsu. Ini semua sama sekali bukan perbuatan bersenang-senang, tetapi umat manusia. Beliau mempunyai sifat-sifat yang Arif dan Bijaksana. Sifat-sifat tindakan disiplin diri. baiknya itu ditunjukkan pada semua umat manusia, baik pada kalangan keluarga, sahabat maupun semua penduduk disekitar. Dalam lingkungan keluarga, Nabi SISTEM PEMBINAAN RUMAH TANGGA RASULULLAH saw. mendapat rahmat yang diperuntukkan bagi keluarganya. Dalam keluarganya beliau berperan sebagai seorang ayah, suami dan Kebiasaan Rasul pada waktu pagi adalah mengunjungi istri-istrinya untuk pemimpin rumah tangga. Beliau sangat kerap membantu istrinya dalam mengerjakan memberikan petuah dan menanamkan ajaran agama. Sedangkan waktu untuk pekerjaan rumah tangga. Dalam buku Insan kamil karangan Dr. Sayyid Muhammad mengobrol atau bercumbu, beliau biasa melakukannya pada malam hari. Kalau Alwy al-Maliky, disebutkan bahwa Al-‘Aswad datang bertanya kepada ‘Aisyah apakah sedang berada di rumah, beliau sering membantu istrinya. Tentang sifatnya di rumah, yang dikerjakan Nabi SAW bila ada di rumah? ‘Aisyah menjawab: “Ia membantu ‘Aisyah mengomentari: “Beliau tidak pernah memukul siapa pun, baik itu istri-istrinya istrinya, hingga apabila datang waktu shalat, maka ditinggalkannya apa yang maupun pembantunya”. Ketika diajukan pertanyaan apa saja yang dilakukannya di dikerjakan. Beliau bukan orang yang congkak. Bahkan beliau mengerjakan sendiri rumah, ‘Aisyah menjelaskan: “ Beliau selalu siap membantu istrinya. Jika tiba waktu apa yang diperlukan. Imam Ahmad dalam Musnad dari ‘Aisyah berkata, “bahkan Nabi shalat, beliau langsung beranjak untuk menunaikan shalat tersebut. Rasul sering SAW menjahit baju dan memperbaiki sandalnya sendiri. Bekerja seperti halnya orang menjahit sendiri pakaiannya yang sobek atau sandalnya, mengisi ember, memeras lain mengerjakannya”. susu kambing, dan melayani dirinya sendiri bila mau makan. Pekerjaan sampingan Nabi Muhammad SAW mempersonifikasikan peran dari ayah dan suami yang tersebut dilakukannya pada waktu-waktu tertentu, terkadang dikerjakannya sendiri sempurna. Dia sangat baik dan toleran terhadap istri-istrinya sehingga mereka tak atau bersama istrinya, meskipun dia punya pembantu.” Selain itu, Rasulullah juga bisa membayangkan hidup tanpa dirinya, dan mereka tidak ingin jauh darinya. ternyata sering bercanda dengan istrinya, terutama dengan ‘Aisyah. Rasulullah saw. adalah kepala keluarga yang sempurna. Menangani banyak Adapun mengenai keadilan terhadap istri-istrinya, hal itu tampak sekali dalam wanita dengan tenang, menjadi kekasih hati mereka, pembimbing pikiran mereka, beberapa kejadian. Misalnya, apabila rasul akan bepergian (yang tidak mungkin pendidik jiwa mereka dan sekaligus tidak lupa dengan persoalan umatnya atau dilakukan dengan semua istri-istrinya), beliau mengundi mereka. Tak pernah mengabaikan tugasnya. Rasulullah sangat unggul dalam segala aspek sekalipun beliau menentukan langsung atau memilih salah seorang diantara mereka. kehidupannya. Keadilan Rasul juga tampak dalam hal menggilir istri-istri. Riwayat yang bersumber Beliau adalah suami yang luar biasa, ayah yang sempurna, dan kakek yang dari ‘Aisyah menyebutkan bahwa beliau tidak pernah mengistimewakan sebagian istimewa dalam banyak hal. Beliau memperlakukan anak cucunya dengan kasih mereka dalam hal giliran. Selain itu, beliau juga selalu adil dalam pemberian nafkah saying yang besar, dan tidak pernah lupa untuk membimbing mereka menuju akhirat dan membagi cinta kasihnya pada para istri. dan mengajak mereka beramal baik. Beliau tersenyum pada mereka, merawat dan Rasulullah saw. memang merupakan profil seorang suami dengan sifat- mencintai mereka. Dalam persoalan duniawi beliau sangat terbuka, tapi jika sifatnya yang utama, penuh keteladanan, berwibawa, dan sangat santun. Tetapi itu berhubungan dengan Allah, Beliau sangat serius dan bermartabat. bukan berarti dalam rumahtangga nabi sama sekali tidak pernah terjadi konflik. Rumah tangga nabi, sebagaimana rumah tangga yang lain, sering diwarnai gejolak konflik, seperti kemarahan salah satu pihak atau kecemburuan. Abu Dawud dan An- keputusan tertinggi. Rumah tangga pun menjadi sangat tidak stabil dan konflik yang Nasa’i meriwayatkan bahwasanya ‘Aisyah becerita: “Aku belum pernah menemukan terjadi seringkali berakhir perceraian. orang yang pandai memasak (untuk nabi, dan disuruhnya seseorang untuk Bagaimanapun, keluarga adalah sebuah organisasi kecil yang mau tidak mau, mengantarkannya pada beliau ) kecuali Shafiah, padahal nabi sedang gilirannya di pasti akan butuh adanya pemimpin. Ini bukan persoalan bias gender atau tradisi rumahku. Darahku naik bagaikan memenuhi rongga dadaku sampai terasa sesak dan patriarkhi, tetapi kenyataan watak kebutuhan dari sebuah organisasi bernama tubuhku gemetar. Akibat perasaan cemburu yang tak terkendalikan itu, maka segera keluarga yang tak mungkin bisa kita pungkiri. Oleh karena itu, sangat tepat sekali kubanting mangkoknya yang berisi makanan itu.” Menanggapi kecemburuan ‘Aisyah ajaran Islam yang mengajarkan dan menetapkan bahwa suami berfungsi sebagai itu, nabi dengan sangat bijak hanya berkata dengan tenang: “Piring harus diganti pemimpin rumah tangga. Hanya saja, dalam hal menjalankan fungsi piring, makanan harus diganti makanan”. kepemimpinannya, seorang suami harus mampu bersikap bijak dan adil, ‘Aisyah memang sangat pencemburu, terutama dengan Khadijah yang selalu sebagaimana yang tampak dalam pribadi rasul. Suami juga tidak boleh menindas disanjung nabi. ‘Aisyah bercerita: “Pernah suatu kali nabi menyanjung Khadijah di istrinya, membuatnya tertekan, apalagi sampai menyakitinya secara fisik. depanku. Maka meledaklah lahar cemburu dalam hatiku. Lalu aku mengatakan Apabila kita mampu menerapkan prinsip-prinsip pembinaan rumah tangga kepadanya: Bukankah dia hanya seorang perempuan tua bangka tak bergairah? nabi dalam kehidupan rumah tangga modern, maka maraknya persoalan pertikaian Kelebihan apakah yang dimiliki perempuan itu? Padahal Allah telah meberikan dan perceraian dalam kehidupan berkeluarga akan dapat teratasi Abu Ya’la gantinya untukmu yang lebih dalam segala-galanya dibanding dia? Mendengar meriwayatkan dari Aisyah. Ia pernah berkata “Aku mendatangi Rasulullah sambil ucapanku, Rasul marah tak terkira, sampai anak rambut di bagian dahinya membawa tepung yang sudah kumasak, lalu aku berkata kepada Saudah, dan beliau meremang lantaran kemarahan yang luar biasa itu. Kemudian beliau berkata: Tidak!! berada diantara diriku dan Saudah. ‘Makanlah’, namun Saudah enggan. Maka aku Demi Allah tidak! Allah tidak pernah menggantikannya dengan seorang perempuan berkata lagi, ‘Kamu makan atau harus aku polesi wajahmu dengan tepung ini!’, lain yang lebih baik dari Khadijah. (Tahukah kau) dia beriman kepadaku tatkala orang Saudah tetap enggan. Tidak mau makan. Maka kuletakkan tangunku didalam tepung lain menentang risalahku.” (HR. Ibnu Atsir). dan kupolesi wajah saudah dengannya, Rasulullah tertawa melihat tingkah kami Sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim, konflik yang berdua. Beliau meletakkan tangannya didalam tepung seraya berkata, ‘Ayo polesi sangat besar terjadi ketika para istri nabi mengelompokkan diri menjadi dua kubu wajah Aisyah!’, sambil tertawa kepada Saudah.” yang saling bermusuhan satu sama lain. Kelompok pertama ialah ‘Aisyah beserta Sudah kita ketahui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang sekutunya, yaitu Hafsah, Shafiyah, dan Saudah. Sedangkan kelompok yang kedua sempurna. Beliau mempunyai sifat-sifat yang bisa dijadikan panutan bagi semua dipimpin oleh Ummu Salamah dengan para anggota: Zainab, Ummu Habibah, dan umat manusia. Sifat-sifat baiknya itu ditunjukkan pada semua umat manusia, baik Juwairiyah. Dua kelompok ini timbul karena api cemburu dan berbagai latar belakang pada kalangan keluarga, sahabat maupun semua penduduk disekitar. Dalam lainnya. Terhadap hal ini, nabi pun menyikapinya dengan sangat bijak dan sabar lingkungan keluarga, Nabi mendapat rahmat yang diperuntukkan bagi keluarganya. hingga akhirnya dua kubu tersebut dapat diperdamaikan. Dalam keluarganya beliau berperan sebagai seorang ayah, suami dan Begitulah, dalam membina rumah tangganya, fungsi seorang suami sebagai pemimpin rumah tangga. Beliau sangat kerap membantu istrinya dalam mengerjakan pemimpin rumah tangga sangat nyata dipraktekkan oleh rasul. Beliau selalu pekerjaan rumah tangga. Beliau bukan orang yang congkak. Bahkan beliau mendengar aspirasi para istrinya, tetapi pengambilan keputusan tertinggi dan mengerjakan sendiri apa yang diperlukan. Imam Ahmad dalam Musnad dari Aisyah, kewenangan mengatur rumah tangga tetap ada padanya. Acap kali istri-istri beliau bahkan Nabi SAW menjahit baju dan memperbaiki sandalnya sendiri. Bekerja seperti mempergunakan kebebasan dalam berbicara, sedangkan beliau mendengarkan, halnya orang lain mengerjakannya. menjawab, dan menyampaikan pendidikan. Sebagai seorang pemimpin rumah Beliau adalah suami yang luar biasa, ayah yang sempurna, dan kakek yang tangga, rasul selalu berusaha membimbing dan mengarahkan seluruh anggota istimewa dalam banyak hal. Beliau memperlakukan anak cucunya dengan kasih keluarganya untuk bertakwa kepada Allah. Inilah mengapa rumah tangga rasul, sayang yang besar, dan tidak pernah lupa untuk membimbing mereka menuju akhirat meskipun sering terjadi konflik intern, tetap utuh dan stabil. Pemandangan ini sangat dan mengajak mereka beramal baik. Beliau tersenyum pada mereka, merawat dan kontras perbedaannya dengan apa yang terjadi dewasa ini sebagai akibat arus mencintai mereka. Dalam persoalan duniawi beliau sangat terbuka, tapi jika feminisme ajaran barat, dimana fungsi kepemimpinan suami sudah tidak ada lagi berhubungan dengan Allah, beliau sangat serius dan bermartabat. dalam rumah tangga. Akibat hilangnya fungsi kepemimpinan suami itu, maka dalam Wallahu a’lam bishshawab. Walhamdulillahi rabbil ‘alamiin. rumah tangga tidak ada lagi pihak yang punya kewenangan untuk mengambil