Anda di halaman 1dari 22

Bed Site Teaching

VERUKA VULGARIS

Oleh:

Zulherman 1210311021

Preseptor:
Dr. dr. Qaira Anum, SpKK (K), FINSDV, FAADV

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Verruca vulgaris sering dikenal sebagai common wart adalah proliferasi jinak
dari kulit dan mukosa yang disebabkan infeksi human papillomavirus (HPV). Kutil
tidak bersifat kanker, namun memiliki kemungkinan menular dari orangke orang, dan
dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lain pada orang yangsama.1 Insidensi Simak

Baca secara fonetik

insidensiiindbnjnnjdnqjucommon wart di Eropa diperkirakan 7-10%, dan di Amerika


sebanyak 1%,2 sedangkan dari usia pasienlebih sering terjadi pada anak dan dewasa
muda dengan insidensi sebanyak 10%3,4terutama antarausia 5 - 20 tahun dan hanya
15% terjadi setelah usia 35 tahun.5

Pertumbuhan jinak ini disebabkan human papiloma virus, ini terjadi di


berbagai permukaan kulit yang dilapisi epitel.6HPV-1,-2,-4, -27, -57, dan-
63menyebabkancommon wart.1,3,6,7SimakBaca secara fonetikVerucca vulgarisdengan
klinis lesihiperkeratotik, eksopitikdanberbentukkubah,
papulaataunodulterutamaterletakpada jari, tangan, lutut, siku ataulainnyapada
situstrauma. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan adanya hiperplasia dari semua
lapisan epidermis. Perubahan seluleryang disebut koilocytosis,merupakan
karakteristik infeksi HPV.1,8

Penatalaksanaan verucca vulgaris terdiri dari penatalaksanaan umum dan


khusus. Penatalaksanaan umum yaitu menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit
pasien dan pengelolaannya. Penatalaksanaan khusus meliputi tindakan non bedah dan
tindakan bedah. Terapi non bedah dapat berupa pengolesan asam salisilat,
formaldehida, atau iritan kulit lain dapat merangsang reaksi imun terhadap kutil.
Nitrogen cair, bedah beku, atau laser dapat digunakan untuk mengangkat kutil.
Common wart tunggal dapat bertahan dan tidak berubah selama berbulan-bulan
hingga tahun, bahkan besar mungkin berkembang dengan cepat sesuai dengan
interval waktu.3,8,9Tingkatpenyembuhan secara spontandilaporkan dalamanak-
anak23% pada 2bulan, 30% di 3bulan, 65% sampai 78% pada 2tahun, dan 90%
selama 5 tahun.3,8,9 Simak

Baca secara fonetik

Laporan kasus ini akan membahas definisi verucca vulgaris, epidemiologi,


etiopatogenesis, gambaran klinis, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang
(histopatologi), penatalaksanaan, dan prognosis.

1.2 Batasan Masalah

Laporan kasus ini membahas tentang definisi, etiologi, epidemiologi, faktor

risiko, patogenesis, diagnosis, diagnosis banding, penatalaksanaan, komplikasi, dan

prognosis veruka vulgaris.

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan laporan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan penulis dan

pembaca mengenai penegakan diagnosis dan tatalaksana veruka vulgaris.

1.4 Metode Penelitian

Penulisan laporan ini menggunakan metode tinjauan kepustakaan yang


merujuk kepada berbagai literatur.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendahuluan
Veruka vulgaris (kutil) merupakan kasus yang banyak dijumpai di kalangan
masyarakat. Kutil ini terutama terdapat pada anak tetapi juga terdapat pada dewasa
dan orang tua. Tempat predileksi veruka terutama di ekstremitas baqgian ekstensor
tetapi penyebarannya dapat ke bagian tubuh lain termasuk mukosa mulut dan hidung.
Kutil memiliki bentuk bulat, berwarna abu-abu, ukuran dapat lentikular atau plakat
jika lesi berkonfluensi dan permukaan kasar atau licin. Auto inokulasi dapat terjadi
setelah penggoresan (Fenomena Koebner).1
2.2 Definisi
Veruka ialah hiperplasia epidermis disebabkan oleh human papiloma virus
tipe tertentu.Virus ini bereplikasi pada sel-sel epidermis dan ditularkan dari orang
yang terinfeksi. Penyakit ini juga menular dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh
pasien yang sama dengan cara autoinokulasi.1
Virus ini akan menular pada orang tertentu yang tidak memiliki imunitas
spesifik terhadap virus ini pada kulitnya. Pada veruka vulgaris, pemeriksaan
histopatologi menunjukkan adanya hiperplasia dari semua lapisan epidermis.
Perubahan seluler yang disebut koilocytosis merupakan karakteristik infeksi HPV.1
2.3 Epidemiologi
Kutil tersebar luas pada populasi di seluruh dunia.Penurunan fungsi
penghalang epitel, oleh trauma (termasuk lecet ringan), maserasi atau keduanya,
sebagai predisposisi untuk inokulasi virus, dan umumnya diasumsikan sebagai cara
masuknya infeksi paling tidak pada lapisan keratin kulit.Veruka Vulgaris
diperkirakan mempengaruhi sekitar 7-12% dari populasi meskipun frekuensinya tidak
diketahui. Pada anak usia sekolah, prevalensinya 10-20%. Frekuensi meningkat juga
terlihat di antara pasien imunosupresi. Meskipun kutil dapat mempengaruhi ras
apapun, kutil umumnya muncul sekitar dua kali lebih sering pada orang kulit putih
daripada orang kulit hitam atau Asia. Pria dan wanita memiliki rasio 1:1 dan dapat
terjadi pada semua usia.Peningkatan kejadian di antara anak usia sekolah, dan puncak
pada 12-16 tahun.9, 11
Umumnya prevalensi sangat bervariasi antara kelompok umur, populasi dan
periode waktu.Dua studi besar mengenai populasi menemukan tingkat prevalensi
masing-masing 0-84% dan 12-9%.Tingkat prevalensi tertinggi adalah pada anak-anak
dan dewasa muda. Studi pada populasi sekolah telah menunjukkan tingkat prevalensi
12% pada anak usia 4-6 tahun dan 24% pada 16-18 tahun.Insiden usia spesifik
kutil non-genital berbeda dari kutil genital yang jarang terjadi pada anak.3, 12
2.4 Etiologi
Virus HPV tergolong dalam virus papiloma (grup papova), virus DNA,
dengan karakteristik replikasi terjadi intranuklear.Ada 120 jenis tipe papilomavirus
yang dapat menginfeksi manusia.1, 3
Veruka vulgaris adalah jenis kutil yang banyak ditemukan dan disebabkan
terbanyak oleh HPV tipe 2 dan 4. HPV sulit untuk dipahami karena tidak dapat
dibiakkan pada kultur jaringan. Infeksi HPV tidak hanya umum ditemukan tetapi juga
sulit untuk mengobati dan mencegahnya. Adanya periode laten yang panjang dan
infeksi subklinis dan HPV DNA dapat ditemukan pada jaringan normal orang
dewasa.4
Virus hanya dapat bereplikasi di keratinosit. Hal itu menyebabkan proliferasi
epitel. Setelah itu infeksi dapat menjadi laten dan kemudian menjadi reaktif.Masa
inkubasi bervariasi mulai dari berminggu-minggu sampai satu tahun.Jenis-jenis kutil
dapat bervariasi tergantung daripada kulit dan mukosa serta lokasi predileksinya.
Virus ditransmisikan secara langsung (orang ke orang) maupun secara tidak langsung.
Pertahanan tubuh terhadap resiko HPV bergantung pada imunitas seluler, karena jika
imunitas seluler menurun, kejadian kutil lebih besar, penyebaran lebih luas dan ada
risiko yang lebih tinggi menjadi ganas.10
2.5 Patofisiologi
Infeksi HPV melalui inokulasi virus pada epidermis yang viabel masuk
melalui defek pada epitel. Setelah terjadi inokulasi HPV, veruka biasanya muncul
dalam 2 sampai 9 bulan. Observasi ini mengimplikasikan bahwa periode infeksi
subklinis yang relatif panjang dan dapat merupakan sumber yang tidak terlihat dari
virus infeksius. Permukaan kasar dari kutil dapat merusak kulit yang berdekatan dan
memungkinkan inokulasi virus ke lokasi yang berdekatan, dengan perkembangan
kutil yang baru dalam periode minggu sampai bulan. Tiap lesi yang baru diakibatkan
paparan atau penyebaran dari kutil yang lain. Tidak ada bukti yang menyakinkan
untuk diseminasi melalui darah. Autoinokulasi virus pada kulit yang berlawanan
sering kali terlihat pada jari- jari yang berdekatan dan di region anogenital.5
HPV tidak bertunas dari nukleus atau membran plasma, seperti halnya banyak
virus seperti virus herpes simpleks.Oleh karena itu, virus tidak memiliki selubung
lipoprotein yang menyebabkan kerentanan terhadap inaktivasi yang cepat oleh
kondisi lingkungan seperti pembekuan, pemanasan, atau dehidrasi dengan alkohol.
HVP memiliki kebutuhan yang tinggi akan sel-sel epidermis manusia pada tingkat
diferensiasi tertentu. Hal ini menyebabkan proliferasi keratinosit yang sebagian
mengalami keratinisasi dan akhirnya melindungi virus ini dari eliminasi oleh sistem
imun. Lesi ini bisa sporadik, rekuren, atau persisten.5
2.6 Klasifikasi
Penyakit veruka mempunyai beberapa bentuk klinis yaitu:4
1. Veruka vulgaris
2. Veruka plana juvenilis
3. Veruka plantaris
4. Veruka akuminatum
2.7 Gejala klinis
Veruka bisa dibedakan berdasarkan lokasi dan bentuknya. Beberapa veruka
bisa tumbuh secara berkelompok (veruka mosaik), tetapi ada juga yang tunggal.
Sebagian besar kutil tidak terasa nyeri, tetapi beberapa bisa nyeri jika disentuh.
Veruka pada kaki bisa menyebabkan nyeri saat berdiri.5

2.7.1 Veruka vulgaris


Kutil ini terutama terdapat pada anak, tetapi juga terdapat pada dewasa dan
orang tua. Tempat predileksinya terutama di ekstremitas bagian ekstensor, walaupun
demikian penyebarannya dapat ke bagian tubuh lain termasuk mukosa mulut dan
hidung. Kutil ini bentuknya bulat berwarna abu-abu, besarnya lentikular atau kalau
berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verukosa), berwarna coklat,
kuning, abu-abu muda, atau abu-abu tua, dan biasanya berukuran kurang dari 1 cm.
Dengan goresan dapat timbul autoinokulasi sepanjang goresan ( fenomena kobner ).4
Dikenal pula induk kutil yang pada suatu saat akan menimbulkan anak-anak
kutil dalam jumlah yang banyak. Ada pendapat yang menggolongkan sebagai
penyakit yang sembuh sendiri tanpa pengobatan. Varian veruka vulgaris yang
terdapat di daerah muka dan kulit kepala berbentuk sebagai penonjolan yang tegak
lurus pada permukaan kulit dan permukaannya verukosa disebut sebagai verukosa
filiformis. Kutil tersebut tumbuh keras dan biasanya memiliki permukaan yang
kasar.5
2.7.2 Veruka plana juvenilis
Kutil ini besarnya miliar atau lentikular, berbentuk papul datar berdiameter 1-
3 mm, permukaan licin dan rata, berwarna sama dengan warna kulit atau agak
kecoklatan. Penyebarannya terutama di daerah muka dan leher, dorsum manus dan
pedis, pergelangan tangan, serta lutut. Juga terdapat fenomena kobner dan termasuk
penyakit yang dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Jumlah kutil dapat sangat
banyak. Terutama terdapat pada anak dan usia muda, walaupun juga dapat ditemukan
pada orang tua.8
2.7.3 Veruka plantaris
Kutil ini terdapat di telapak kaki terutama di daerah yang mengalami tekanan.
Bentuknya berupa cincin yang keras dengan di tengahnya agak lunak dan berwarna
kekuning-kuningan. Tidak seperti mata ikan atau kapalan, kutil cenderung berdarah
dengan adanya titik-titik perdarahan jika permukaannya dipotong. Permukaannya
licin karena gesekan dan menimbulkan rasa nyeri pada waktu berjalan atau pada saat
berdiri, yang disebabkan oleh penekanan oleh massa yang terdapat di daerah tengah
cincin. Kutil juga bisa terbentuk di punggung kaki atau di jari-jari kaki, dimana kutil
biasanya lebih menonjol. Kutil biasanya diliputi oleh kulit yang menebal dan
berbentuk datar akibat tekanan saat berjalan. Oleh karena itu, kutil pada telapak kaki
cenderung bersifat keras dan datar, dengan permukaan yang kasar dan berbatas
tegas.7
Beberapa veruka yang bersatu dapat menimbulkan gambaran seperti mosaik.
Kutil mosaik merupakan kelompokan kutil-kutil kecil di telapak tangan atau telapak
kaki yang bergabung bersama.6
2.7.4 Veruka akuminatum
Kutil bisa terbentuk pada penis, anus, vulva, vagina, dan leher rahim. Kutil
bisa datar dan halus, atau bisa juga tidak teratur dan berbenjol-benjol, seringkali
seperti bunga kol kecil. Virusnya ditularkan melalui hubungan seksual.3
2.8 Diagnosis
Veruka vulgaris biasanya tidak langsung menimbulkan gejala klinis, terdapat
periode infeksi subklinik yang panjang. Benjolan biasa muncul 2-9 bulan setelah
inokulasi. Biasanya pasien mengeluhkan terdapat benjolan kecil yang padat di daerah
kaki dan tangan, terutama pada jari dan telapak. Veruka vulgaris biasanya tidak
disertai gejala prodromal. Gambaran klinis dan riwayat penyakit, papul yang lama
kelamaan membesar biasanya mengarahkan pada diagnosis kutil virus. Pemeriksaan
histologi dapat digunakan untuk mengkonfirmasikan diagnosis tersebut.3
Infeksi yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) ini terbatas pada
epitel dan tidak menyebabkan gangguan sistemik. Veruka vulgaris sering menyerang
anak usia sekolah, prevalensinya sekitar 10-20 %. Veruka vulgaris jarang terjadi pada
bayi dan anak usia dini, peningkatan kejadian diantara anak usia sekolah, dan
puncaknya pada usia 12-16 tahun.3
Pemeriksaan fisik
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien dengan veruka
vulgaris biasanya didapatkan papul berbentuk bulat berwarna abu-abu, besarnya
lentikular atau apabila berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verikurosa).
Veruka vulgaris dapat timbul di berbagai bagian tubuh terutama di kaki dan tangan.
Apabila dilakukan goresan, akan timbul inokulasi di sepanjang goresan atau disebut
juga dengan fenomena koebner.4
Dikenal pula induk kutil yang pada suatu saat akan menimbulkan anak kutil
dalam jumlah banyak. Ada pendapat yang menggolongkan sebagai penyakit yang
dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Varian veruka vulgaris yang terdapat di
daerah wajah dan kulit kepala berbentuk seperti penonjolan yang tegak lurus pada
permukaan kulit, dan permukaannya verukosa, disebut juga sebagai verukosa
filiformis.4
Menurut sifat progresinya, wujud kelainan kulit pada veruka vulgaris adalah
mula-mula papul kecil seukuran kepala jarum, warna kulit seperti biasa, jernih,
kemudian tumbuh menonjol, permukaan papilar berwarna lebih gelap dan
hiperkeratotik.4
2.9 Diagnosis Banding
Kutil dapat diidentifikasi dari adanya perubahan pembuluh darah kapiler yang
biasa menjadi memiliki sumber vaskuler sendiri. Ketika kutil sembuh, lapisan kulit
yang normal akan kembali. Dilatasi kapiler di kutil akan berdarah setelah dilakukan
pencukuran pada permukaan yang hiperkeratotik. Adanya kapiler ini membantu
untuk membedakan kutil dari corns atau kalus. HPV dapat dianggap sebagai keratosis
seboroik, kalus, corn, lichen planus, nevus epidermal, moluskum kontangiosum atau
karsinoma.5
2.10 Histopatologi
Jika gambaran klinis tidak jelas dapat dilakukan pemeriksaan histopatologik
melalui biopsi kulit. Gambaran histopatologik dapat membedakan bermacam-macam
papiloma. Veruka terdiri dari epidermis yang akantotik dengan papillomatosis,
hiperkeratosis, dan parakeratosis.13
Rete ridges yang memanjang seringkali tertuju langsung pada pusat kutil.
Pembuluh darah kapiler dermis ialah prominen dan mungkin mengalami trombosis.
Sel yang terinfeksi HPV mungkin memiliki granul-granul eosinofilik kecil
dan kelompok padat granul-granul keratohialin basofilik. Granul-granul tersebut
dapat terdiri dari protein HPVE4 (E1-E4) dan tidak menunjukkan banyaknya partikel-
partikel virus. Kutil yang datar kurang memiliki akantosis dan hiperkeratosis dan
tidak memiliki parakeratosis atau papillomatosis. Sel koilositotik biasanya sangat
banyak, menunjukkan sumber lesi virus.3

Gambar :
(A) Veruka Vulgaris pada lengan, papul berbatas tegasdan hiperkeratotik.
(B) Epidermal hiperplasia berbentuk seperti jaridengan gambaran lapisan granular
yang jelas dan koilocytes.
(C) Epidermal hiperplasia berbentuk verrucousdan akantosis dengan proliferasi basaloid
dan keratinosit.
(D) Kista horn dengan keratinosit yangmild atypia dan gambaran inflamasi.

2.11 TatalaksanaUmum
Tatalaksana umum yang perlu diberitahukan pada pasien adalah
- Untuk mencegah penyebaran virus, jangan menyikat, menyisir, atau mencukur
daerah yang berkutil. Jika hendak menyentuh kutil, cucilah tangan dengan
baik segera setelahnya.
- Pisahkan alat-alat yang digunakan khusus untuk daerah kutil, sehingga kutil
tidak menyebar ke daerah lainnya.
- Jangan mencabut atau mencungkil kutil, karena bisa menyebarkan virus.
Tutupi kutil dengan plester untuk menghalangi keinginan untuk mencabutnya.
- Jagalah tangan tetap kering, karena kutil lebih sulit untuk dikendalikan pada
lingkungan yang lembab.
- Gunakan handuk bersih di sarana umum (misalnya di tempat olahraga), dan
selalu memakai alas kaki di kamar mandi atau kamar ganti umum.6

2.12 Tatalaksana Khusus


Destruksi dengan bedah listrik, bedah beku, bedah laser, destruksi dengan
bahan keratolitik, kaustik atau lainnya secara topical, misalnya asidum salisilikum 25-
50%, triklorasetat 25%, fenol liqufaktum. Bahan topical lain yang dapat digunakan
adalah kantaridin, imiquimod, 5-fluorourasil. Terapi intralesi dapat menggunakan
bleomisin dan interferon.4
2.13 Prognosis
Penyakit ini sering residif walaupun diberikan pengobatan yang adekuat.
Sekitar 23% dari kutil regresi spontan dalam waktu 2 bulan, 30% dalam waktu 3
bulan dan 65%-78% dalam 2 tahun. Pasien yang sebelumnya telah terinfeksi
memiliki risiko lebih tinggi untuk pengembangan kutil baru daripada mereka tidak
pernah terinfeksi. Tingkat kesembuhan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jenis
virus, status kekebalan tubuh, tingkat dan durasi kutil.5
BAB 3

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. YT

Umur/Tanggal lahir : 15 tahun/ 27 Juli 2003

No MR : 935117

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Siswa MTsN kelas VIII

Alamat : Jln. Dr. H. Abdullah Ahmad No. 4, Jati PGRI,

Padang Timur, Sumatera Barat

Status Perkawinan : Belum Menikah

Negeri Asal : Bukittinggi

Agama : Islam

Suku : Minang

ANAMNESIS
Seorang pasien laki-laki, berusia 15 tahun datang ke poliklinik kulit dan
kelamin RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 2 April 2018, dengan:

Keluhan Utama

Timbul benjolan keabu-abuan yang tidak terasa gatal dan tidak terasa nyeri
pada punggung tangan kiri sejak ± 3 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang

 Awalnya muncul benjolan kemerahan sebesar biji jagung pada punggung


tangan kiri yang ukurannya semakin lama semakin besar dan berwarna kabu-
abuan sejak ± 3 bulan yang lalu.

 Pasien pernah mencongkel-congkel kutil hingga berdarah ±1,5 bulan yang

lalu, namun massa tetap tumbuh lagi.

 Pasien mengaku tidur sekamar dengan 5 orang temannya, dan ada satu
temannya yang menderita keluhan kutil yang serupa dengan pasien di bagian
telujuk tangan kiri, sudah diobati dan sembuh 1 bulan yang lalu.
 Pasien tidak mengeluh adanya rasa nyeri, gatal dan pedih.
 Pasien mengganti seragam sekolah setiap hari.
 Pasien bermain bola setiap sore 3-5 kali seminggu, setelah bermain bola tidak
langsung mandi
 Pasien mengaku mandi dua kali sehari.
 Pola makan pasien teratur, yaitu 3 kali sehari.
 Pola tidur jam 22.00 dan bangun jam 4.30 pagi setiap hari.
 Riwayat pemakaian barang bersama dengan teman sekamar maupun teman
sekolah tidak ada
 Riwayat benjolan yang sama di tempat lain tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.

Riwayat Pengobatan

Pasien belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya.

Riwayat Keluarga/Sosial ekonomi

 Pasien tinggal di Panti Asuhan PGAI, sekamar dengan 5 orang temannya, dan
satu temannya yang menderita keluhan kutil yang serupa dengan pasien di
bagian telujuk tangan kiri, sudah diobati dan sembuh 1 bulan yang lalu.
 Pasien seorang pelajar SMP, teman disekolah tidak ada menderita keluhan
yang sama dengan pasien

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : Sakit ringan


Kesadaran : Komposmentis kooperatif
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82 kali permenit
Frekuensi Nafas : 18 kali/menit
Suhu : 36,50 C
Berat badan : 40 kg
Tinggi badan : 140 cm
IMT : 20,4
Status gizi : Normoweight
• Mata : Tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : Tidak ada kelainan
Paru : SN vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung : bunyi jantung normal, regular. Bising tidak ada
Abdomen : Hepar dan Lien tidak teraba. Bising usus + Normal
Ekstremitas : CRT < 2 detik
KGB regional : tidak teraba pembesaran KGB.

Status Dermatologikus

Lokasi : Punggung tangan kiri

Distribusi : Terlokalisir

Bentuk : bulat

Susunan : Soliter

Batas : Tegas

Ukuran : Lentikular

Efloresensi : Papul hiperpigmentasi dengan permukaan verukosa

Foto Klinis
Status Venerelogikus : Tidak dilakukan pemeriksaan

Kelainan selaput : Tidak ditemukan kelainan

Kelainan rambut : Tidak ditemukan kelainan

Kelainan kuku : Tidak ditemukan kelainan

RESUME

 Timbul benjolan keabu-abuan yang tidak terasa gatal dan tidak terasa nyeri

pada punggung tangan kiri sejak ± 3 bulan yang lalu.


 Benjolan tersebut pada awalnya muncul warna kemerahan sebesar biji jagung

yang ukurannya semakin lama semakin besar dan berwarna keabu-abuan sejak

± 3 bulan yang lalu.

 Pasien pernah mencongkel-congkel kutil hingga berdarah ±1,5 bulan yang

lalu, namun massa tetap tumbuh lagi.

 Riwayat kontak dengan orang dengan keluhan yang sama ada, yaitu teman

pasien.

 Pasien mengganti seragam sekolah setiap hari.

 Pasien bermain bola setiap sore 3-5 kali seminggu, setelah bermain bola tidak

langsung mandi

 Pasien mengaku mandi dua kali sehari.

 Pola makan pasien teratur, yaitu 3 kali sehari.

 Pola tidur jam 22.00 dan bangun jam 4.30 pagi setiap hari.

 Riwayat pemakaian barang bersama dengan teman sekamar maupun teman

sekolah tidak ada

 Riwayat benjolan yang sama di tempat lain tidak ada.

 Pada status dermatologikus: ditemukan lesi di punggung tangan kiri,

distribusi terlokalisir, bentuk bulat, susunan soliter, batas tegas, ukuran

lentikular, dan efloresensi papul hiperpigmentasi dengan permukaan verukosa.

DIAGNOSIS KERJA

Veruka vulgaris

DIAGNOSIS BANDING
Tidak ada diagnosis banding

PEMERIKSAAN LABORATORIUM/ANJURAN

a. Pemeriksaan Rutin

Tidak ada pemeriksaan rutin yang diperlukan

b. Pemeriksaan Anjuran

Pemeriksaan histopatologi biopsi kulit diharapkan ditemukan gambaran

papilomatosis, akantosis, dan hiperkeratosis.

PENATALAKSANAAN

UMUM

 Edukasi kepada pasien untuk mengurangi kontak dengan kutil agar kutil tidak
menyebar ke daerah kulit yang sehat.
 Jangan menyikat, menjepit, mencukur, menggaruk atau menggunting kutil.
 Hindari kontak langsung dengan teman yang memiliki keluhan yang sama.
 Menjaga higienitas tubuh maupun lingkungan tempat tinggal.

KHUSUS

 Asam salisilat 30 % krim oleskan pada lesi 2x sehari


 Terapi bedah listrik dan kuratase pada lesi di punggung tangan kiri

PROGNOSIS

Quo Ad Sanam : Dubia ad Bonam.

Quo Ad Vitam : Bonam.

Quo Ad Kosmetikum : Bonam.

Quo Ad Functionam : Bonam.

Resep
Dr. Zulherman
SIP : 124/Dinkes/2018
Praktek umum
Alamat : Jalan Abdul Muiz no 16B, Jati, Padang
Hari praktek : Senin s/d Jumat
Jam praktek : 17.00 s/d 21.00
No telepon : 081263820928
Senin, 2 April 2018
R/ Asam salisilat 30%
Vaselin album 25 gram
Mf ungeuntum da in pot 25 gram no I
Sue 2dd (oles dengan cotton bud pada lesi)

Pro :Tn. YT
Umur : 15 tahun
Alamat : Jln. Dr. H. Abdullah Ahmad No. 4, Jati PGRI, Padang Timur

BAB 4
DISKUSI

Veruka adalah suatu keadaan hiperplasi epidermis yang disebabkan oleh


infeksi human papilloma virus tipe tertentu seperti tipe 1,2 dan 4. Human papilloma
virus (HPV) adalah virus DNA yang mampu menginfeksi manusia terutama pada
keratinosit dan membrane mukosa. Veruka merupakan penyakit kulit yang
menimbulkan gejala klinis berupa papul atau plak dengan permukaan kasar atau halus
serta dapat nyeri jika mengalami penekanan dan biasanya terjadi setelah ada kontak
langsung dengan penderita.
Telah dilaporkan kasus seorang pasien laki-laki berumur 15 tahun datang ke
poliklinik kulit dan kelamin RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 2 Apri 2018
dengan diagnosis veruka vulgaris.
Infeksi HPV pada pasien bersifat klinis dan menyebabkan kelainan kulit
berupa papul dengan permukaan kasar disertai penebalan tanpa rasa gatal dan nyeri.
Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa kutil muncul sejak 3 bulan yang lalu di
punggung tangan kiri yang tidak terasa nyeri dan gatal. Pasien pernah mencoba
mencabut kutil tersebut namun tumbuh lagi. Pasien mengaku ada temannya yang juga
memiliki keluhan yang sama.
Pada pemeriksaan status dermatologikus: ditemukan lesi di punggung tangan
kiri, distribusi terlokalisir, bentuk bulat, susunan soliter, batas tegas, ukuran
lentikular, dan efloresensi papul hiperpigmentasi dengan permukaan verukosa.
Pada pasien dapat dilakukan pemeriksaan histopatologi melalui biopsi. kulit
untuk memastikan diagnosis. Hasil yang positif akan menunjukkan gambaran
papilomatosis, akantosis dan hiperkeratosis pada sediaan biopsi.
Pasien diberikan tatalaksana umum dan khusus. Tatalaksana umum pada
pasien ini berupa edukasi kepada pasien untuk mengurangi kontak dengan kutil agar
kutil tidak menyebar ke daerah kulit yang sehat, jangan menyikat, menjepit,
mencukur, menggaruk atau menggunting kutil, hindari kontak langsung dengan
teman yang memiliki keluhan yang sama. Tatalaksana khusus yang diberikan berupa
pemberian asam salisilat 30% pada lesi dan bedah.
Prognosis pada pasien ini adalah quo ada sanam dubia ad bonam, quo ad
vitam bonam, quo ad kosmetikum dubia ad bonam, quo ad functionam bonam.
DAFTAR PUSTAKA

1. Djuandha Adni, Hamzah Mochtar, Aisah Siti, 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Ed 6. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Androphy EJ, Lowy DR. 2008. Warts in Fitzpatrick’s Dermatology in
General Medicine. Ed 7th Ed Vol 2. USA:Mc Graw Hill Companies. Hal
1914-1922
3. Handoko RP, 2010. Penyakit Virus. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 6.
Jakarta:FKUI:110-118.
4. D, James G.Warts, 2013. Merck Manual Home Health Handbook.
5. L, Norman, 2012. Warts : 10 Answer to Frequently Asekd Questions. Web
MD.
6. Mayo Clinic. Common Warts. 2012. Diakses, 5 September 2015
7. Klaus Wolff, Richard Allen Johnson, Dick Suurmond, 2007. Fitzpatrick’s
Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology: McGraw-Hill’s Access
Medicine.
8. Senefeit P.D. Non-genital warts (online), 2011. Available from
www.medscape.com
9. G. Fabbrocini, S. Cacciapuoti, G. Monfrecola, 2009.Human Papillomavirus
Infection in Child in The Open Dermatology Journal Vol. 3. Bentham Open.
p.111-116.
10. A.Alba, M.Cararach, C. Rodriguez, 2009.The Human Papilloma Virus (HPV)
in Human Pathology: Description, Pathogenesis, Oncogenic Role,
Epidemiology and Detection Techniques in The Open Dermatology Journal,
Vol. 3. Bentham Open. p. 90-102.
11. Sam Gibbs, 2003. Local Treatment for Cutaneous Warts in Evidence-based
Dermatology edited by Hywel Williams,Michael Bigby, Thomas Diepgen,
Andrew Herxheimer, Luigi Naldi, Berthold Rzany. BMJ Books: London
p.423-430.
12. Gayle S. Westhoven, 2001.Papillomatosis, Atrophy and Alterations of the
Granular Layer in Dermatopathology edited by Ramon L. Sanchez, Sharon S.
Raimer. Landes Bioscience: Georgetown, Texas. p. 20-28.

Anda mungkin juga menyukai