BST Veruka
BST Veruka
VERUKA VULGARIS
Oleh:
Zulherman 1210311021
Preseptor:
Dr. dr. Qaira Anum, SpKK (K), FINSDV, FAADV
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
Veruka vulgaris (kutil) merupakan kasus yang banyak dijumpai di kalangan
masyarakat. Kutil ini terutama terdapat pada anak tetapi juga terdapat pada dewasa
dan orang tua. Tempat predileksi veruka terutama di ekstremitas baqgian ekstensor
tetapi penyebarannya dapat ke bagian tubuh lain termasuk mukosa mulut dan hidung.
Kutil memiliki bentuk bulat, berwarna abu-abu, ukuran dapat lentikular atau plakat
jika lesi berkonfluensi dan permukaan kasar atau licin. Auto inokulasi dapat terjadi
setelah penggoresan (Fenomena Koebner).1
2.2 Definisi
Veruka ialah hiperplasia epidermis disebabkan oleh human papiloma virus
tipe tertentu.Virus ini bereplikasi pada sel-sel epidermis dan ditularkan dari orang
yang terinfeksi. Penyakit ini juga menular dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh
pasien yang sama dengan cara autoinokulasi.1
Virus ini akan menular pada orang tertentu yang tidak memiliki imunitas
spesifik terhadap virus ini pada kulitnya. Pada veruka vulgaris, pemeriksaan
histopatologi menunjukkan adanya hiperplasia dari semua lapisan epidermis.
Perubahan seluler yang disebut koilocytosis merupakan karakteristik infeksi HPV.1
2.3 Epidemiologi
Kutil tersebar luas pada populasi di seluruh dunia.Penurunan fungsi
penghalang epitel, oleh trauma (termasuk lecet ringan), maserasi atau keduanya,
sebagai predisposisi untuk inokulasi virus, dan umumnya diasumsikan sebagai cara
masuknya infeksi paling tidak pada lapisan keratin kulit.Veruka Vulgaris
diperkirakan mempengaruhi sekitar 7-12% dari populasi meskipun frekuensinya tidak
diketahui. Pada anak usia sekolah, prevalensinya 10-20%. Frekuensi meningkat juga
terlihat di antara pasien imunosupresi. Meskipun kutil dapat mempengaruhi ras
apapun, kutil umumnya muncul sekitar dua kali lebih sering pada orang kulit putih
daripada orang kulit hitam atau Asia. Pria dan wanita memiliki rasio 1:1 dan dapat
terjadi pada semua usia.Peningkatan kejadian di antara anak usia sekolah, dan puncak
pada 12-16 tahun.9, 11
Umumnya prevalensi sangat bervariasi antara kelompok umur, populasi dan
periode waktu.Dua studi besar mengenai populasi menemukan tingkat prevalensi
masing-masing 0-84% dan 12-9%.Tingkat prevalensi tertinggi adalah pada anak-anak
dan dewasa muda. Studi pada populasi sekolah telah menunjukkan tingkat prevalensi
12% pada anak usia 4-6 tahun dan 24% pada 16-18 tahun.Insiden usia spesifik
kutil non-genital berbeda dari kutil genital yang jarang terjadi pada anak.3, 12
2.4 Etiologi
Virus HPV tergolong dalam virus papiloma (grup papova), virus DNA,
dengan karakteristik replikasi terjadi intranuklear.Ada 120 jenis tipe papilomavirus
yang dapat menginfeksi manusia.1, 3
Veruka vulgaris adalah jenis kutil yang banyak ditemukan dan disebabkan
terbanyak oleh HPV tipe 2 dan 4. HPV sulit untuk dipahami karena tidak dapat
dibiakkan pada kultur jaringan. Infeksi HPV tidak hanya umum ditemukan tetapi juga
sulit untuk mengobati dan mencegahnya. Adanya periode laten yang panjang dan
infeksi subklinis dan HPV DNA dapat ditemukan pada jaringan normal orang
dewasa.4
Virus hanya dapat bereplikasi di keratinosit. Hal itu menyebabkan proliferasi
epitel. Setelah itu infeksi dapat menjadi laten dan kemudian menjadi reaktif.Masa
inkubasi bervariasi mulai dari berminggu-minggu sampai satu tahun.Jenis-jenis kutil
dapat bervariasi tergantung daripada kulit dan mukosa serta lokasi predileksinya.
Virus ditransmisikan secara langsung (orang ke orang) maupun secara tidak langsung.
Pertahanan tubuh terhadap resiko HPV bergantung pada imunitas seluler, karena jika
imunitas seluler menurun, kejadian kutil lebih besar, penyebaran lebih luas dan ada
risiko yang lebih tinggi menjadi ganas.10
2.5 Patofisiologi
Infeksi HPV melalui inokulasi virus pada epidermis yang viabel masuk
melalui defek pada epitel. Setelah terjadi inokulasi HPV, veruka biasanya muncul
dalam 2 sampai 9 bulan. Observasi ini mengimplikasikan bahwa periode infeksi
subklinis yang relatif panjang dan dapat merupakan sumber yang tidak terlihat dari
virus infeksius. Permukaan kasar dari kutil dapat merusak kulit yang berdekatan dan
memungkinkan inokulasi virus ke lokasi yang berdekatan, dengan perkembangan
kutil yang baru dalam periode minggu sampai bulan. Tiap lesi yang baru diakibatkan
paparan atau penyebaran dari kutil yang lain. Tidak ada bukti yang menyakinkan
untuk diseminasi melalui darah. Autoinokulasi virus pada kulit yang berlawanan
sering kali terlihat pada jari- jari yang berdekatan dan di region anogenital.5
HPV tidak bertunas dari nukleus atau membran plasma, seperti halnya banyak
virus seperti virus herpes simpleks.Oleh karena itu, virus tidak memiliki selubung
lipoprotein yang menyebabkan kerentanan terhadap inaktivasi yang cepat oleh
kondisi lingkungan seperti pembekuan, pemanasan, atau dehidrasi dengan alkohol.
HVP memiliki kebutuhan yang tinggi akan sel-sel epidermis manusia pada tingkat
diferensiasi tertentu. Hal ini menyebabkan proliferasi keratinosit yang sebagian
mengalami keratinisasi dan akhirnya melindungi virus ini dari eliminasi oleh sistem
imun. Lesi ini bisa sporadik, rekuren, atau persisten.5
2.6 Klasifikasi
Penyakit veruka mempunyai beberapa bentuk klinis yaitu:4
1. Veruka vulgaris
2. Veruka plana juvenilis
3. Veruka plantaris
4. Veruka akuminatum
2.7 Gejala klinis
Veruka bisa dibedakan berdasarkan lokasi dan bentuknya. Beberapa veruka
bisa tumbuh secara berkelompok (veruka mosaik), tetapi ada juga yang tunggal.
Sebagian besar kutil tidak terasa nyeri, tetapi beberapa bisa nyeri jika disentuh.
Veruka pada kaki bisa menyebabkan nyeri saat berdiri.5
Gambar :
(A) Veruka Vulgaris pada lengan, papul berbatas tegasdan hiperkeratotik.
(B) Epidermal hiperplasia berbentuk seperti jaridengan gambaran lapisan granular
yang jelas dan koilocytes.
(C) Epidermal hiperplasia berbentuk verrucousdan akantosis dengan proliferasi basaloid
dan keratinosit.
(D) Kista horn dengan keratinosit yangmild atypia dan gambaran inflamasi.
2.11 TatalaksanaUmum
Tatalaksana umum yang perlu diberitahukan pada pasien adalah
- Untuk mencegah penyebaran virus, jangan menyikat, menyisir, atau mencukur
daerah yang berkutil. Jika hendak menyentuh kutil, cucilah tangan dengan
baik segera setelahnya.
- Pisahkan alat-alat yang digunakan khusus untuk daerah kutil, sehingga kutil
tidak menyebar ke daerah lainnya.
- Jangan mencabut atau mencungkil kutil, karena bisa menyebarkan virus.
Tutupi kutil dengan plester untuk menghalangi keinginan untuk mencabutnya.
- Jagalah tangan tetap kering, karena kutil lebih sulit untuk dikendalikan pada
lingkungan yang lembab.
- Gunakan handuk bersih di sarana umum (misalnya di tempat olahraga), dan
selalu memakai alas kaki di kamar mandi atau kamar ganti umum.6
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. YT
No MR : 935117
Agama : Islam
Suku : Minang
ANAMNESIS
Seorang pasien laki-laki, berusia 15 tahun datang ke poliklinik kulit dan
kelamin RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 2 April 2018, dengan:
Keluhan Utama
Timbul benjolan keabu-abuan yang tidak terasa gatal dan tidak terasa nyeri
pada punggung tangan kiri sejak ± 3 bulan yang lalu.
Pasien mengaku tidur sekamar dengan 5 orang temannya, dan ada satu
temannya yang menderita keluhan kutil yang serupa dengan pasien di bagian
telujuk tangan kiri, sudah diobati dan sembuh 1 bulan yang lalu.
Pasien tidak mengeluh adanya rasa nyeri, gatal dan pedih.
Pasien mengganti seragam sekolah setiap hari.
Pasien bermain bola setiap sore 3-5 kali seminggu, setelah bermain bola tidak
langsung mandi
Pasien mengaku mandi dua kali sehari.
Pola makan pasien teratur, yaitu 3 kali sehari.
Pola tidur jam 22.00 dan bangun jam 4.30 pagi setiap hari.
Riwayat pemakaian barang bersama dengan teman sekamar maupun teman
sekolah tidak ada
Riwayat benjolan yang sama di tempat lain tidak ada.
Riwayat Pengobatan
Pasien tinggal di Panti Asuhan PGAI, sekamar dengan 5 orang temannya, dan
satu temannya yang menderita keluhan kutil yang serupa dengan pasien di
bagian telujuk tangan kiri, sudah diobati dan sembuh 1 bulan yang lalu.
Pasien seorang pelajar SMP, teman disekolah tidak ada menderita keluhan
yang sama dengan pasien
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Status Dermatologikus
Distribusi : Terlokalisir
Bentuk : bulat
Susunan : Soliter
Batas : Tegas
Ukuran : Lentikular
Foto Klinis
Status Venerelogikus : Tidak dilakukan pemeriksaan
RESUME
Timbul benjolan keabu-abuan yang tidak terasa gatal dan tidak terasa nyeri
yang ukurannya semakin lama semakin besar dan berwarna keabu-abuan sejak
Riwayat kontak dengan orang dengan keluhan yang sama ada, yaitu teman
pasien.
Pasien bermain bola setiap sore 3-5 kali seminggu, setelah bermain bola tidak
langsung mandi
Pola tidur jam 22.00 dan bangun jam 4.30 pagi setiap hari.
DIAGNOSIS KERJA
Veruka vulgaris
DIAGNOSIS BANDING
Tidak ada diagnosis banding
PEMERIKSAAN LABORATORIUM/ANJURAN
a. Pemeriksaan Rutin
b. Pemeriksaan Anjuran
PENATALAKSANAAN
UMUM
Edukasi kepada pasien untuk mengurangi kontak dengan kutil agar kutil tidak
menyebar ke daerah kulit yang sehat.
Jangan menyikat, menjepit, mencukur, menggaruk atau menggunting kutil.
Hindari kontak langsung dengan teman yang memiliki keluhan yang sama.
Menjaga higienitas tubuh maupun lingkungan tempat tinggal.
KHUSUS
PROGNOSIS
Resep
Dr. Zulherman
SIP : 124/Dinkes/2018
Praktek umum
Alamat : Jalan Abdul Muiz no 16B, Jati, Padang
Hari praktek : Senin s/d Jumat
Jam praktek : 17.00 s/d 21.00
No telepon : 081263820928
Senin, 2 April 2018
R/ Asam salisilat 30%
Vaselin album 25 gram
Mf ungeuntum da in pot 25 gram no I
Sue 2dd (oles dengan cotton bud pada lesi)
Pro :Tn. YT
Umur : 15 tahun
Alamat : Jln. Dr. H. Abdullah Ahmad No. 4, Jati PGRI, Padang Timur
BAB 4
DISKUSI
1. Djuandha Adni, Hamzah Mochtar, Aisah Siti, 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Ed 6. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Androphy EJ, Lowy DR. 2008. Warts in Fitzpatrick’s Dermatology in
General Medicine. Ed 7th Ed Vol 2. USA:Mc Graw Hill Companies. Hal
1914-1922
3. Handoko RP, 2010. Penyakit Virus. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 6.
Jakarta:FKUI:110-118.
4. D, James G.Warts, 2013. Merck Manual Home Health Handbook.
5. L, Norman, 2012. Warts : 10 Answer to Frequently Asekd Questions. Web
MD.
6. Mayo Clinic. Common Warts. 2012. Diakses, 5 September 2015
7. Klaus Wolff, Richard Allen Johnson, Dick Suurmond, 2007. Fitzpatrick’s
Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology: McGraw-Hill’s Access
Medicine.
8. Senefeit P.D. Non-genital warts (online), 2011. Available from
www.medscape.com
9. G. Fabbrocini, S. Cacciapuoti, G. Monfrecola, 2009.Human Papillomavirus
Infection in Child in The Open Dermatology Journal Vol. 3. Bentham Open.
p.111-116.
10. A.Alba, M.Cararach, C. Rodriguez, 2009.The Human Papilloma Virus (HPV)
in Human Pathology: Description, Pathogenesis, Oncogenic Role,
Epidemiology and Detection Techniques in The Open Dermatology Journal,
Vol. 3. Bentham Open. p. 90-102.
11. Sam Gibbs, 2003. Local Treatment for Cutaneous Warts in Evidence-based
Dermatology edited by Hywel Williams,Michael Bigby, Thomas Diepgen,
Andrew Herxheimer, Luigi Naldi, Berthold Rzany. BMJ Books: London
p.423-430.
12. Gayle S. Westhoven, 2001.Papillomatosis, Atrophy and Alterations of the
Granular Layer in Dermatopathology edited by Ramon L. Sanchez, Sharon S.
Raimer. Landes Bioscience: Georgetown, Texas. p. 20-28.