SKRIPSI
Oleh
Arifah Fitriani
109101000058
1. Skrips ini hasil karya saya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoeh gelar strata satu (S1) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, telah saya cantumkan sesuai
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri
Arifah Fitriani
i
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Skripsi, Oktober 2013
Arifah Fitriani, NIM 109101000058
ABSTRAK
Salah satu faktor yang berhubungan dengan kejadian dermatitis kontak pada
pekerja cleaning service adalah penggunaan Alat pelindung diri saat bekerja dan mencuci
tangan dengan langkah yang baik dan benar. Sedangkan berdasarkan studi pendahuluan
pekerja cleaning service UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak menggunakan alat
pelindung diri dan tidak mencuci tangan dengan langkah yang baik dan benar. Penelitian ini
bertujuan untuk melakukan melihat pengaruh media leaflet terhadap perubahan
pengetahuan potensi bahaya dermatitis kontak dan pencegahannya.
Penelitian ini merupakan merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi
kuasi eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sampel
dalam penelitian ini adalah 95 pekerja cleaning service yang bekerja UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan
kelompok kontrol. Kelompok intervesi terdiri dari 48 responden dan kelompok kontrol
terdiri dari 47 orang responden. Pada kelompok intervensi diberikan penyuluhan mengenai
potensi bahaya dermatitis kontak dan pencegahannya dengan bantuan media leaflet.
Sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan penyuluhan dan tidak diberikan media
leaflet. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari kuisioner dan
wawancara.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata skor pengetahuan pada kelompok
intervensi lebih besar dari kelompok kontrol. Kemudian dari hasil bivariat dengan
kemaknaan 5%, diketahui bahwa media leaflet dapat mempengaruhi perubahan
pengetahuan dengan p value sebesar 0,000. Selain itu, digunakan uji bivariat untuk
mengetahui hubungan antara perubahan pengetahuan mengenai potensi bahaya dermatitis
kontak dan pencegahannnya dengan p value sebesar 0,000.
Dapat disimpulkan bahwa media leaflet dapat mempengaruhi pengetahuan potensi
bahaya dermatitis kontak dan pencegahannya pada pekerja cleaning service UIN syarif
Hidayatullah Jakarta. Diharapkan media leaflet dapat digunakan sebagai media untuk
menyampaikan informasi mengenai kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan pekerja
cleaning service UIN syarif Hidayatullah Jakarta.
Kata Kunci :Media Leaflet, Dermatitis Kontak, Cleaning Service, Perubahan
Pengetahuan
Daftar Bacaan : 38 (1995-2013)
ii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
DEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH
OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY MAJOR
Thesis, November 2013
Arifah Fitriani, NIM 109101000058
ABSTRACT
One of the factors associated with the incidence of contact dermatitis in workers
cleaning service is the use of personal protective equipment while working and wash hands
with a good step and completely. While based on a preliminary study of cleaning service
workers UIN Syarif Hidayatullah Jakarta did not use personal protective equipment and do
not wash your hands with a good step and completely. This study aims to look at the effect
of changes in knowledge leaflet against the potential dangers and prevention of contact
dermatitis.
This research is a quantitative study with a quasi- experimental study design. This
research was carried out in the UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. The samples in this study
were 95 workers cleaning service that works UIN Syarif Hidayatullah Jakarta samples were
divided into 2 groups: the intervention group and the control group. Intervention group
consisted of 48 respondents and the control group consisted of 47 respondents. In the
intervention group was given counseling about the potential dangers and prevention of
contact dermatitis with the aid leaflet. Whereas in the control group was not given
counseling and was not given leaflet. The data used is primary data obtained from
questionnaires and interviews.
The survey results revealed that the average knowledge score greater in the
intervention group than the control group. Then from the results of the bivariate
significance 5 %, it is known that the leaflet can affect change knowledge with p value of
0.000. In addition, bivariate test was used to determine the relationship between changes in
knowledge about the potential dangers of contact dermatitis and pencegahannnya with p
value of 0.000.
It can be concluded that the leaflet can affect knowledge of potential hazards and
prevention of contact dermatitis in workers cleaning service Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta. Expected leaflet can be used as a medium for conveying
information about the health and safety of workers in the cleaning service UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
References: 38 (1995-2013)
iii
BIODATA PENULIS
Riwayat Pendidikan
vi
Riwayat Organisasi
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim….
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat
serta karunianya, makalah ini bisa terselesaikan meskipun banyak halangan dan
rintangan yang menghadang. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Baginda Rasulullah Muhammad saw. beserta keluarganya, sahabatnya, dan kepada
umatnya hingga akhir zaman.
Berkat Rahmat Allah SWT dan dorongan keinginan yang kuat, sehingga penulis
dapat menyusun laporan penelitian skripsi dengan judul " Pengaruh Intervensi
Penyuluhan Menggunakan Media Leaflet Terhadap Perubahan Pengetahuan Mengenai
Potensi Bahaya Dermatitis Kontak Dan Pencegahannya Pada Pekerja Cleaning Service
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ” dibuat sebagai salah satu syarat untuk
meraih gelar sarjana kesehatan masyarakat (S.KM) Peminatan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Menilik akan tujuan yang mulia dari staff pengajar, maka penulis sangat
mendukung karena merupakan sarana pengembangan keahlian mahasiswa untuk
mencapai kemajuan dalam mengembangkan hasil penelitian magang maupun
argumennya. Semua ini merupakan sumbangan ilmu pengetahuan yang sangat dan
dapat memperkaya pengetahuan ilmiah bagi bangsa dan negara Indonesia tercinta,
khususnya mahasiswa Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Negeri Jakarta
Program Studi Kesehatan Masyarakat.
Menilik lebih dalam,laporan ini masih jauh dari sempurna karena “tak ada
gading yang tak retak”, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca agar penulisan penelitiannya dapat direvisi dan
disempurnakan kembali.
Pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan
laporan magang ini, diantaranya:
viii
1. Bpk Syahrudin Asip. Ibu Ustzh Nur’aini selaku orang tuaku yang selalu
mengingatkan, memberikan dukungan, serta kasih sayang yang tiada batas yang
mereka berikan kepada saya..
3. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, selaku dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Ibu Ir. Febrianti, M.Si selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
(PSKM) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Iting Shofwati, ST. MKKK, selaku Dosen Pembimbing Fakultas kegiatan
magang, dan sebagai penanggung jawab peminatan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) yang tiada henti selalu sabar dan selalu memberikan arahan,
bimbingan dan masukan yang berarti bagi penulis selama penyusuna laporan
ini hingga selesai tepat waktu.
6. Ibu Raihana Nadra Alkaf, SKM, MMA selaku pembimbing II skripsi yang telah
membimbing dengan tulus dan ramah sehingga saya dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat pada waktu yang ditetapkan,
7. Ibu Fase Badriah, Ph.D, Bpk. Drs.Farid Hamzein, M.Si, dan Ibu Rostini MKM,
Selaku penguji skripsi yang telah menguji dan mengoreksi hasil penieltian ini,
juga telah meluangkan waktu untuk revisi penelitian ini.
8. Keluarga Besar Paguyuban Kang & Nong Kab Tangerang. Terimaksih banyak
atas support yang kalian berikan. Kalian Memberikan support dan semangat
yang tidak bisa saya lupakan.
ix
10. Teman-teman Kesmas 2009, peminatan Kesehatan Lingkungan (Maya, Cita,
Reni, Ami, Dila, Ersa dan Moris), Peminatan Gizi, dan Peminatan Manajemen
Pelayanan Kesehatan sukses selalu dimana pun berada.
11. Sahabat-sahabat terbaik saya selama di UIN yang selalu mendoakan saya
dimanapun mereka berada Putri Rose, Moetz, Nia, Rei, Ikoh, Fatimah, Ita,
Oman dan awesti. Terimakasih atas kebaikan kalian selama saya menuntut ilmu
Ciputat tercinta ini.
12. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung
Terima kasih atas segala bantuan dalam bentuk apapun. Semoga bantuan,
petunjuk, bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada penulis mendapat
barakah dari Allah SWT.
Penulis
x
DAFTAR ISI
Cover Judul
Lembar Pernyataan i
Abstrak ii
Lembar Persetujuan iv
Biodata Penulis vi
Kata Pengantar viii
Daftar Isi xi
Daftar Tabel xv
Daftar Gambar xvii
Daftar Lampiran xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 9
1.3 Pertanyaan Penelitian 11
1.4 Tujuan Penelitian 11
1.4.1 Tujuan Umum 11
1.4.2 Tujuan Khusus 11
1.5 Manfaat Penelitian 12
1.5.1 Bagi Peneliti 12
1.5.2 Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 12
1.5.3 Bagi Pekerja 13
1.6 Ruang Lingkup Penelitian 13
2.3.3.2 Penyuluhan 34
xii
4.5.3 Kegiatan Pre-test 61
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Keterbatasan Penelitian 84
6.2 Gambaran Karakteristik Pekerja Cleaning Service
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 84
6.3 Pengetahuan Pekerja Cleaning Service pada Kelompok Intervensi 86
6.4 Pengetahuan Pekerja Cleaning Service pada Kelompok Kontrol 88
6.5 Perbedaan Pengetahuan Pekerja Cleaning Service sebelum
dan sesudah dilakukan Penyuluhan antara Kelompok Intervensi
dengan kelompok Kontrol 91
Daftar Pustaka
Lampiran
xiv
DAFTAR TABEL
xv
Tabel 5.10 Perbedaan perubahan Pengetahuan setelah dilakukan Penyuluhan
dan Pencegahannya 80
Tabel 5.12 Paparan sumber Informasi yang diterima pekerja cleaning service sebelum
dilakukan penyuluhan Pot ensi Bahaya Dermatitis
Kontak dan Pencegahannya 82
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
nonimunologik pada kulit yang disebabkan oleh kontak dengan faktor eksogen
maupun biologik) dan faktor endogen memegang peranan penting pada penyakit
ini (Wolff, 2008). Pada tahun 1898, dermatitis kontak pertama kali dipahami
memiliki lebih dari satu mekanisme, dan saat ini secara general dibagi menjadi
dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi. Dermatitis kontak iritan
merupakan suatu respon biologis pada kulit berdasarkan variasi dari stimulasi
eksternal atau bahan pajanan yang menginduksi terjadinya inflamasi pada kulit
sebanyak 104,87 juta jiwa (92,08%) penduduk Indonesia adalah bagian dari
angkatan kerja, yang bekerja di sektor formal sebanyak 32,14 juta jiwa (30,6%)
dan di sektor informal sebanyak 67,86 juta jiwa (69,3%), sedikitnya terdapat
720.457 kasus penyakit akibat kerja dalam tahun 2009 (Hudoyo, 2009).
1
2
Penyakit kulit akibat kerja sebagai salah satu bentuk penyakit akibat kerja,
kerja. Sebanyak 90% penyakit kulit akibat kerja berlokasi di tangan (Depkes,
2008).
cleaning sevice UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ialah lama kontak frekuensi
semua pekerja yang tidak menggunakan APD dan tidak mempunyai kebiasaan
cuci tangan yang baik. Padahal, kedua variabel tersebut dapat menjadi faktor
terjadinya dermatitis akibat kerja karena kontak dengan bahan kimia adalah
perilaku pemakaian APD berupa sarung tangan. Dari hasil penelitian Erliana
lebih besar dari pekerja yang selalu menggunakan APD. Nilai kisaran
Selain pemakaian alat pelindung diri saat bekerja, personal hygiene atau
perilaku mencuci tangan juga dapat mencegah terjadinya dermatitis kontak. Dari
hygiene yang baik dan menderita dermatitis kontak sebanyak 10 orang (41,7%)
hygiene yang kurang baik, pekerja yang terkena dermatitis sebanyak 29 orang
(51,8%) dari 56 orang pekerja (Lestari, 2007). Perilaku mencuci tangan dapat
masih terdapat bahan kimia yang menempel di kulit pekerja. Kesalahan dalam
tangan yang benar dan pentingnya kebiasaan mencuci tangan (OSHA, 1998
Menurut penelitian Nuraga (2007) salah satu hal yang menjadi penilaian
kimia yang menempel setelah bekerja, namun pada kenyataannya potensi untuk
terkena dermatitis itu tetap ada. Kesalahan dalam melakukan cuci tangan dapat
tangan, sehingga masih terdapat sisa bahan kimia yang menempel pada
Cleaning service adalah salah satu jenis pekerjaan basah (sering kontak
terkena penyakit kulit akibat kerja, seperti dermatitis kontak akibat kerja.
kerusakan fisik kulit karena kontak dengan sabun, detergen, beberapa makanan
dan produk teknis lainnya. Pekerja pembersih rumah tangga dan industri lebih
rentan untuk menderita dermatitis kontak iritan dan dermatitis tangan sebagai
kesehatan (OSHA, 2008). Bahan iritan yang umum digunakan dalam produk
pembersih yang dapat menyebabkan dermatitis ialah asam dan basa, detergen,
surfaktan dan solvent. Bahan tambahan yang sering digunakan seperti pewangi,
pewarna, dll merupakan zat sensitizer bagi kulit dan detergen keras biasanya
5
pada kulit. Produk pembersih yang mengandung zat berbahaya tersebut dapat
masuk ke dalam tubuh melalui kontak kulit. Jika paparan terlalu tinggi dan
terlalu lama dapat menimbulkan risiko penyakit kulit. Pekerja Cleaning service
sehari hari yaitu seperti mengepel, mencuci piring atau membersihkan toilet.
Oleh karena itu cleaning service merupakan salah satu pekerjaan yang berisiko
perilaku berperan dalam ketiga faktor lainnya. Oleh sebab itu, untuk
seseorang tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek
terbentuk perilaku baru (Bloom, 1956). Oleh sebab itu, intervensi terhadap
faktor perilaku seperti penggunaan APD dan perilaku mencuci tangan dilakukan
bahwa 100 % pekerja menggunakan bahan atau zat kimia tanpa menggunakan
6
tersebut pekerja ketahui dari TV, koran, kemasan produk, dan mendengar
mengenai bahaya dari bahan kimia tersebut. Pekerja yang mencuci tangan
menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa sarung tangan saat bekerja hanya
2 orang, sisanya tidak memakai APD dengan alasan responden tidak memiliki
APD karena pihak UIN SH Jakarta tidak menyediakan APD tersebut. Pekerja
memotong rumput atau tanaman hias yang berada taman kampus. Sekitar 28
orang dari pekerja tidak mengetahui bahaya tidak menggunakan APD saat
bekerja, karena belum pernah ada penyuluhan yang diberikan oleh pihak UIN
bahaya dermatitis kontak dan pencegahan. Dari hasil studi pendahuluan juga
didapatkan hasil bahwa personal hygiene pekerja yang mencuci tangan dengan
sabun pencuci tangan hanya terdapat 5 orang dan sisanya sekitar 25 orang
7
pencuci tanagn. Dari keterangan pekerja, alasan pekerja mencuci tangan tanpa
kotoran yang menempel ditangan pekerja dan pekerja tidak mengetahui manfaat
mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun pencuci tangan.
kontak pada pekerja cleaning service dan berdasarkan hasil studi pendahuluan
memiliki pengetahuan mengenai bahaya zat kimia yang digunakan saat bekerja
dan tidak memiliki rasa peduli untuk mencuci tangan setelah bekerja. Oleh
besar maka metode yang digunakan adalah ceramah. Ceramah baik untuk
digunakan dapat berupa media cetak (brosur dan poster), elektronik (televisi,
radio, video, slide, dan film), dan media papan (billboard) (Notoatmodjo, 2003).
Salah satu media yang dapat digunakan secara efektif untuk memberikan
kelebihan yaitu lebih tahan lama, dapat dibawa kemana-mana dengan mudah,
pengetahuan ibu mengnai pola pemberian ASI. Penelitian yang dilakukan oleh
Jayanti (2010) menunjukan bahwa ada perubahan pengetahuan ibu balita gizi
pada pekerja cleaning service UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.
9
service disebabkan oleh paparan bahan kimia yang digunakan dalam melakukan
dihindari atau dapat dicegah dengan penggunaan alat pelindung diri APD berupa
sarung tangan saat bekerja dan melakukan langkah cuci tangan yang baik dan
bahaya dari bahan kimia yang digunakan responden saat melakukan pekerjaan
mengerjakan tugas hariannya karena tidak disediakan oleh pihak UIN Syarif
membersihkan taman dan memotong rumput atau tanaman hias yang berada
taman kampus.
10
orang dari 30 pekerja cleaning service mencuci tangan dengan sabun pencuci
tangan setelah bekerja, sisanya sebanyak 11 orang tidak mencuci tangan setelah
bekerja hanya sebelum bekerja, pekerja beranggapan bahwa tangan pekerja tidak
terkena kotoran apapun dan masih terlihat bersih sehingga pekerja akan mencuci
tangan jika tangan pekerja ada kotoran yang terlihat. Oleh sebab itu, pekerja
hanya mencuci tangan sebelum atau sesudah bekerja dan terkadang hanya
juga tidak mengetahui langkah cuci tangan yang baik dan benar sebagai
sebab itu, pekerja cleaning service UIN Syarif Hidayatullah Jakarta perlu berikan
kontak.
kontak secara langsung dengan bahan kimia berbahaya yang berada dalam
terdapat pekerja cleaning service yang masih aktif bekerja yaitu 99 orang.
pernah ada penyuluhan yang diberikan oleh pihak UIN mengenai potensi
berbagai golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Data epidemiologi penderita
diperkirakan cukup banyak, namun sulit untuk diketahui jumlahnya. Hal ini
disebabkan antara lain oleh banyak penderita yang tidak datang berobat
dengan kelainan ringan (Sularsito, 2008). Dari data yang didapatkan dari
akupasional nonfatal pada tahun 2004 untuk kedua jenis kelamin, 15,6%
dari institusi yang sama, bahwa incident rate untuk penyakit okupasional
90-95% dari penyakit okupasional adalah dermatitis kontak, dan 80% dari
orang yang dipilih secara acak di Sweden melaporkan bahwa 25% memiliki
industri berat, mereka yang bekerja bersentuhan dengan bahan kimia keras
15
16
yang memiliki potensial merusak kulit dan mereka yang diterima untuk
2006). Sehingga terjadinya resiko kontak bahan kimia perlu dikendalikan dan
dikontrol seperti membatasi jumlah kontak yang terjadi. Oleh karena itu
bahan kimia merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
Bahan kimia cair asam berbeda cara kerjanya dengan basa. Asam
menimbulkan luka bakar luas dengan efek panas dengan proses perusakan
jaringan lunak. Cairan korosif memerlukan pH yang rendah atau sangat tinggi
untuk menyebabkan korosi, namun pada paparan awal tidak timbul rasa sakit
(Linins I, 2006).
sensitisasi pada kulit menurut National Safety Council Itasca, Illnois dalam
2.1.3 Jenis Pekerjaan dan Prilaku yang berisiko Terkena Dermatitis Kontak
tangan, yaitu dengan air kran yang mengalir, kualitas saat mencuci
itu tetap ada. Kesalahan dalam melakukan cuci tangan dapat menjadi
dicuci. Akan lebih baik lagi jika pencucian baju kerja dilakukan setiap
(WHO, 2005).
aGambar 2.1
Langkah Mencuci Tangan yang Baik dan Benar
22
dermatitis.
ini tidak hanya melibatkan pekerja tapi juga pemberi kerja, namun hal
23
ibu hamil, tahu manfaat periksa hamil dan di dekat rumahnya ada
24
aGambar 2.2
Kerangka Preceed-Proceed Menurut Lawrence Green
1. Pengalaman
2. Pendidikan
Angka kematian bayi ini bahkan semakin rendah bila para ibu
3. Keyakinan
4. Fasilitas
5. Sumber Informasi
pengetahuan agar diperoleh hasil yang efektif diperlukan alat bantu. Fungsi
a. Keluarga
seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan,
penting dalam unsur pendidikan dan pembina bagi para remaja, karena
(Fatah, 2004). Keluarga telah lama dilihat sebagai konteks yang paling
b. Teman bergaul
c. Media Massa
sebuah gaya hidup remaja, baik berupa tayangan sinetron, iklan yang ada
gencarnya memberi hanya satu pilihan ideal yang tidak mungkin dapat
dicapai semua remaja, akibatnya remaja ragu atas pendiriannya dan tidak
ada jalan lain selain mengikuti arus tren (Bambang dalam Elandis, 2005).
28
d. Masyarakat
manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
dari seorang penilai yang satu dibandingkan dengan yang lain dan dari
a. Tujuan Program
Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa
yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status
b. Tujuan Pendidikan
c. Tujuan Perilaku
Dengan cara ini kontak anatar klien dengan petugas lebih sensitif.
dibantu penyelsaiannya.
b. Wawancara (interview)
apakah prilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai
32
1. Kelompok Besar
2. Kelompok Kecil
a. Diskusi kelompok
33
f. Permainan Simulasi
antara lain :
b. Penyuluhan massa
c. Pidato-pidato
d. Simulasi
kesehatan massa.
dan sebagainya.
34
2.3.3.2 Penyuluhan
agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang
dan terarah dengan peran serta aktif individu maupun kelompok untuk
prilaku selalu saja ada berbagai kendala. Titik berat proses penyuluhan
menjurus kepada tindakan atau kerja yang lebih baik, produktif dan
intensif antara klien dengan petugas dan setiap masalahnya dapat diteliti
bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima atau ditangkap
melalui panca indra (Depkes RI, 2008). Semakin banyak panca indra yang
1. Media Cetak
c. Booklet
d. Leaflet
e. Flyer (Selebaran)
g. Rubrik
kesehatan.
h. Poster
Kelebihan dan kelemahan media cetak dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 2.1
Kelebihan dan kelemahan media cetak
Kelebihan kelemahan
- Tahan Lama - Media ini tidak
- Mencakup banyak orang menstimulir efek suara
- Biaya tidak tinggi dan efek gerak
- Tidak perlu listrik - Mudah rusak
- Dapat dibawa kemana-kemana
- Dapat mengungkit rasa
keindahan
- Mempermudah pemahaman
- Meningkatkan semangat belajar
2. Media Elektronik
A. Televisi
sekitar masalah kesehatan, pidato (ceramah), TV, Sport, quiz atau cerdas
B. Radio
C. Video
D. Slide
berikut ini :
Tabel 2.2
Kelebihan kelemahan
- Sudah dikenal masyarakat - Biaya Lebih tinggi
- Mengikutsertakan semua - Sedikit rumit
panca indra - Perli listrik
- Lebih mudah dipahami - Perlu alat canggih untuk
- Lebih menarik karena ada memproduksinya
suara dan gambar bergerak - Perlu persiapan matang
- Penyajian dapat dikendalikan - Peralatan selalu berkembang dan
- Jangkauan relatif besar berubah
- Sebagai alat diskusi dan - Perlu keterampilan penyimpanan
dapat diulang-ulang - Perlu terampil dalam pengoperasiannya
ruang secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis,
a. Papan Reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat
b. Spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar
yang dibuat atas secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan
dipasang disuatu tempat strategi agar dapat dilihat oleh semua orang.
c. Pameran
d. Banner
e. TV Layar Lebar
Kelebihan dan kelemahan media luar ruang dapat dilihat dalam tabel
berikut ini :
Tabel 2.3
Kelebihan dan kelemahan media luar ruang
Kelebihan kelemahan
- Sebagai informasi umum dan - Biaya lebih tinggi
hiburan - Sedikit rumit
- Mengikutsertakan semua panca - Ada yang memerlukan listrik
- Ada yang memerlukan alat
indra
canggih untuk produksinya
- Lebih mudah dipahami - Perlu persiapan matang
- Lebih menarik karena ada suara dan - Peralatan selalu berkembang dan
gambar bergerak berubah
- Bertatap muka - Perlu keterampilan penyimpanan
- Penyajian dapat dikendalikan - Perlu keterampilan dalam
- Jangkauan relatif besar pengoperasian
- Dapat menjadi tempat bertanya
lebih detail
40
diajarkanatau dikomunikasikan
disampaikan
Tabel 2.4
Kelebihan dan kelemahan media Leaflet
Kelebihan kelemahan
- Leaflet dipilih karena - Bila cetakannya tidak menarik
dianggap memiliki nilai orang enggan untuk
praktis. menyimpannya.
- Dalam leaflet, hanya di - Pada umumnya orang tidak mau
informasikan secara garis membaca karena hurufnya terlalu
besar kecil.
- media leaflet dianggap - Tidak bisa digunakan oleh
lebih praktis sasaran yang buta huruf
Leaflet yang baik adalah leaflet yang memiliki kriteria dibawah ini :
pembacanya
dan gambar
Faktor Penguat dan Faktor Kemungkinan. Salah satu Faktor Predisposisi adalah
Pendidikan Kesehatan
Metode
- Penyuluhan Faktor Predisposisi:
- Seminar (predisposing Factors)
- Diskusi Kelompok
- Role Play - Pengetahuan
- Sikap
- Keyakinan
- Kepercayaan
Media:
- Nilai-Nilai
- Leaflet
- Tradisi
- Poster
- Bill board
- Spanduk
- Video/Film
- Flipchart
aGambar 2.3
Kerangka Teori
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
akan lebih difokuskan pada beberapa faktor sesuai dengan kerangka konsep di
berikut ini :
Pengetahuan Pekerja
Intervensi cleaning service Mengenai
Penyuluhan dengan Potensi Bahaya Dermatitis
Media Leaflet Kontak dan Pencegahannya
Sumber Informasi
Hubungan Sosial
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
43
44
kelompok akan dilihat selisih skor pengetahuan antara sebelum dan setelah
Selain itu, akan dilihat berapa persentase pekerja cleaning service yang
media leaflet.
yaitu umur, tingkat pendidikan, dan status ekonomi akan dikendalikan oleh
informasi dan hubungan sosial tidak dapat dikendalikan oleh peneliti sehingga
Tabel 3.1
Tabel Definisi Operasional
1 Intervensi Perlakuan yang diberikan sebagai upaya Wawancara Kuisioner 0. Penyuluhan (Media Ordinal
Penyuluhan pendidikan kesehatan mengenai potensi Leflet)
bahaya dermatitis kontak dan 1. Non penyuluhan
pencegahannya dengan menggunakan
alat bantu berupa media leaflet
2 Pengetahuan sebelum Tahu atau tidaknya responden mengenai Kuisioner Soal 0. Baik (total skor pre-test Ordinal
Intervensi penyuluhan potensi bahaya dermatitis kontak dan pre-test ≥ nilai mean/median)
mengenai potensi pencegahannya yang dinilai berdasarkan 1. Kurang (total skor pre-
bahaya dermatitis kemampuan menjawab pertanyaan pada test < nilai
kontak dan kuisioner pre-test sebelum diberikan mean/median)
pencegahannya intervensi penyuluhan.
3 Pengetahuan Sesudah Tahu atau tidaknya responden mengenai Kuisioner Soal 0. Baik (total skor pre-test Ordinal
Penyuluhan Mengenai potensi bahaya dermatitis kontak dan Post-test ≥ nilai mean/median)
Potensi Bahaya pencegahannya yang dinilai berdasarkan 1. Kurang (total skor pre-
Dermatitis Kontak dan kemampuan menjawab pertanyaan pada test < nilai
Pencegahannya kuisioner post-test, setelah diberikan mean/median)
intervensi penyuluhan
47
No Variabel Definisi Opersional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
4 Perubahan Selisih skor pengetahuan tentang Selisih dari Hasil pre- 0. Meningkat Ordinal
pengetahuan potensi bahaya dan hasil nilai test dan (selisih skor
tentang potensi penanggulangan dermatitis pre-test dan post-test bernilai posotif)
bahaya dan sebelum dan sesudah penyuluhan. post-test 1. Menurun (selisih
penanggulangan skor bernilai
dermatitis negatif)
5 Paparan Pernah memperoleh pengetahuan Kuesioner Lembar 0. Pernah Ordinal
informasi tentang potensi bahaya dan Kuesioner 1. Tidak pernah
pencegahan dermatitis selain dari
intervensi yang dilakukan peneliti
6 Hubungan Hubungan antara responden Kuesioner Lembar 0. Ya Ordinal
sosial dengan kuesioner 1. Tidak
keluarga/teman/tetangga/internet
sehingga terjadi pertukaran
informasi tentang potensi bahaya
dan pencegahan dermatitis
48
sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dengan menggunakan media leaflet pada
Group Design. Nonequivalent Control Group Design adalah salah satu bentuk
kemudian diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara
O1______________________(x) 02
O3______________________(-) 04
Keterangan :
awal (pre-test) yang dilakukan sebelum intervensi kepada kedua kelompok. Setelah
itu diberikan intervensi berupa penyuluhan. (X) adalah kelompok yang diberikan
intervensi berupa penyuluhan dengan media leaflet, sedangkan (-) adalah kelompok
49
50
Hidayatullah Jakarta pada bulan Juni-Oktober tahun 2013. Universitas ini dipilih
Fakultas UIN SH Jakarta yang berjumlah 99 orang. Besar sampel pada penelitian
dengan rumus :
(μ1- μ2) 2
n = Jumlah Sampel
Varians adalah parameter populasi yang tidak diketahui, yang dapat diduga dari
sampel atau dari pendahuluan dengan merata-rata kedua variansi sampel S21 dan S22 yang
(n1 – 1) + (n2 - 1)
penelitian Isnaini) = 30
S²1 = Standar deviasi kelompok 1 (standar deviasi pada kelompok eksperimen pada
S²2 = Standar deviasi kelompok 2 (standar deviasi pada kelompok kontrol pada
kekuatan (1-β) sebesar 80% serta arah pengujian dua arah (two tailed test) maka
(30 – 1) + (30 – 1)
= 75,4 + 62,64
58
= 2,38
(14 – 11)²
= 61,69
= 6,85 = 7
pengumpulan data untuk mendapatkan data primer langsung dari sampel yang
diteliti.
a) Kuesioner
Kuesioner yang digunakan berupa kuesioner tertutup dan terbuka dengan metode
responden dalam memilih jawaban pada kolom yang telah disediakan dengan
responden dapat menjawab pertanyaan yang diajukan secara lebih sistematis dan
pre-test dan post-test yang mencakup tentang penyakit dermatitis, bahan kimia
yang digunakan untuk mengepel lantai dan membersihkan toilet yang dapat
pentingnya menggunakan sarung tangan, pengertian cuci tangan yang baik dan
benar, langkah cuci tangan yang baik dan benar, manfaat mencuci tangan, dan
Kuesioner pre-test dan post-test berisi 20 soal dan responden diberi waktu
mengerjakan soal selama 15 menit. Jawaban benar akan diberi nilai 1 dan
jawaban salah akan diberi nilai 0. Hasil dari pre-test dan post-test akan
54
pengetahuan kurang baik (total skor ≤ mean/median). Selain itu, selisih skor
pengetahuan antara pre-test dan post-test juga akan dihitung untuk melihat
skor antara pre-test & pos-test yang bernilai positif) atau mengalami penurunan
b) Media Leaflet
digunakan dalam penelitian ini. Media ini berisi mengenai gejala penyakit
lantai dan membersihkan toilet yang dapat menyebabkan dermatitis, definisi cuci
tangan yang baik dan benar dan langkahnya, manfaat mencuci tangan, dan waktu
yang tepat mencuci tangan. Pertama peneliti memberikan pre-test kepada peserta
kepada peserta penyuluhan. Peserta diberi waktu 15 menit untuk membaca leaflet
tersebut. Setelah itu, peneliti akan membacakan dan menjelaskan isi yang
terdapat pada leaflet tersebut, kepada peserta penyuluhan. Setelah itu, leaflet
dikumpulkan kembali oleh peneliti dari peserta penyuluhan. Hal ini dilakukan
agar peserta penyuluhan tidak dapat melihat jawaban dari rekan kerjanya atau
kerja sama dalam mengisi jawaban pada saat mengerjakan soal post-tes.
Tabel 4.1
Materi pada Media Leaflet
No. Materi Isi Materi Keterangan
1. Dermatitis 1. Pengertian Dermatitis adalah peradangan kulit yang biasanya terdapat di tangan, lengan bawah, dan
wajah
2. Penyebab Penyebab dermatitis di Cleaning Service UIN adalah cairan zat pembersih lantai atau
cairan pembersih toilet yang digunakan setiap hari.
2. Cuci 1. Pengertian Cuci tangan yang baik dan benar adalah aktivitas membersihkan bagian telapak tangan,
tangan punggung tangan dan jari dengan sabun dan air mengalir
yang baik 2. Jenis sabun Jenis sabun yang digunakan dapat menggunakan semua jenis sabun
dan benar 3. Air Air yang digunakan adalah air mengalir yang bersih yaitu air yang tidak berasa, tidak
berbau, dan tidak berwarna.
4. Manfaat cuci - Membersihkan bahan pembersih lantai/toilet yang menempel di permukaan kulit
tangan - - Larutan pembersih lantai/toilet akan menempel pada sabun
- Air akan membersihkan sabun yang sudah menempel dengan larutan pembersih
lantai/toilet tersebut.
5. Langkah-langkah 1. Basahi tangan setinggi pertengahan lengan bawah dengan air mengalir
dan gunakan sabun di bagian telapak tangan yang telah basah, ratakan dengan kedua
telapak tangan.
2. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kanan dan tangan kiri.
55
56
Tahap ini terdiri dari penyusunan rencana penelitian baik studi pendahuluan,
penelitian.
media ini adalah karena media ini memiliki kelebihannya yaitu : mudah dibawa
kemana-mana, mencakup banyak orang, biaya lebih murah, dan dapat mempermudah
pemahaman, sehingga media ini cocok untuk penyuluhan pada pekerja cleaning
service. Dalam tahap perancangan, peneliti merancang media leaflet yang isinya
kontak, gejala dermatitis kontak, penyebab & pencegahan melalui langkah cuci tangan
yang baik dan benar, tujuan mencuci tangan serta waktu yang tepat untuk mencuci
para pekerja cleaning service untuk mencuci tangan dengan baik dan benar sebelum
dengan alat bantu berupa media penyuluhan. Teknik penyuluhan pada media leaflet
yaitu dengan melihat gambar dan membacakan isi yang tertulis pada leaflet tersebut.
Penyuluhan tersebut berlangsung selama 20 menit dilakukan oleh peneliti sendiri yang
telah berlatih komunikasi dengan baik dan memahami pengetahuan mengenai potensi
d. Permohonan Izin
Jakarta. Setelah tahap perizinan telah terpenuhi, maka tahap selanjutnya yaitu
2010 dengan 2 tahap. Tahap pertama yaitu wawancara, sedangkan tahap kedua
design huruf, design gambar dan kesesuaiam pesan/isi leaflet dengan judul
leaflet.
Promkes mengenai design leaflet yang telah dirancang. Dari 10 orang mahasiswa
59
banyak tulisan, lebih baik di perbanyak gambar yang menarik dan jelas. Pada
design warna, design huruf, design gambar dan kesesuaian pesan/isi leaflet
dengan judul leaflet. Pada tahap ini design leaflet dapat dilihat pada lampiran 6.
yang lebih dikenal oleh masyarakat. Selain itu mahasiswa promkes juga
kesehatan, kemudian leaflet & kuisioner tersebut di uji coba pada pekerja
cleaning service yang memiliki karakteristik sama dengan cleaning service UIN
SH Jakarta. Pada tahap ini design leaflet dapat dilihat pada lampiran 6.
- Setelah saran mengenai uji media leaflet telah dilakukan, peneliti merevisi setiap
tahap uji media, dan hasil terakhir dalam uji media leaflet dapat dilihat pada
lampiran 6.
60
- Langkah Uji coba leaflet & kuisioner dilakukan dengan cara memberikan
kuisioner pre-test dahulu kepada 40 orang pekerja cleaning service yang memiliki
berikut :
1. Peneliti membuat gelas undian yang bertuliskan A dan B. Gelas A beirisi kertas
undian yang digulung kecil. Gelas A berisi 13 gulung kertas kecil yang bertuliskan
nama-nama fakultas dan gedung di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah
2. Gulungan kertas tersebut dimasukan kedalam gelas kemudian gelas tersebut ditutup
3. Peneliti mengocok gelas A terlebih dahulu dan mengeluarkan kertas gulungan yang
mencatatnya.
begitu seterusnya hingga semua gulungan kertas di dalam gelas tidak ada yang tersisa.
Tabel 4.2
Pembagian Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Kelompok Intervensi Penyuluhan Kelompok Kontrol
- Fakultas Tarbiyah dan ilmu Keguruan -Fakultas Adab dan Humaniora
- Fakultas Ushuludin - Fakultas Ekonomi dan Bisnis
- Fakultas Sains dan Teknologi - Fakultas Psikologi
- Fakultas Dakwah dan Komunikasi - Gedung Akademik Pusat
-Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan - Gedung Laboratorium Terpadu
- Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik - Gedung Student Centre
- Gedung Rektorat
Masing-masing diberi soal pre-test yang berisi 12 pertanyaan pilihan ganda mengenai
Peserta diberi waktu kurang lebih 15 menit untuk mengisi data karakteristik peserta dan
menjawab soal pre-test tersebut. Setelah selesai menjawab, peneliti akan mengumpulkan
masing masing fakultas dan gedung UIN yang termasuk kelompok intervensi
ceramah yang akan dilakukan oleh peneliti sendiri yang medalami alur kegiatan
b. Kelompok kontrol
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yaitu penyuluhan mengenai sistem tanggap
darurat di gedung bertingkat, materi ini tidak berhubungan dengan dermatitis kontak
dan tidak menggunakan alat bantu media leaflet. Penyuluhan ini berlangsung selama
15 menit.
dari kelompok intervensi penyuluhan, dilanjutkan dengan pemberian soal post test. Pada
kelompok intervensi penyuluhan, soal post test diberikan setelah peserta penyuluhan
Sedangkan pada kelompok non penyuluhan soal post test diberikan setelah peserta
Data yang dikumpulkan berupa data primer, yaitu data yang diperoleh secara
langsung oleh peneliti dari pekerja cleaning service Universitas Islama Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Data yang dikumpulkan adalah data karakteristik responden (nama,
umur, alamat,no telepon, dan pendidikan terakhir) serta data hasil pre-test dan post-test.
4.7.1 Editing
Tahap ini merupakan kegiatan penyuntingan data yang telah terkumpul dengan cara
4.7.2 Coding
sebelum diolah dengan komputer dengan tujuan untuk memudahkan dalam melakukan
analisa data.
a. Pengetahuan sebelum dan intervensi mengenai cuci tangan yang baik dan benar,
dicoding menjadi:
1. Kelompok kontrol
c. Perubahan pengetahuan mengenai cuci tangan yang baik dan benar, dicoding
menjadi:
0. Meningkat (selisih skor antara pre-test & post-test yang bernilai positif)
1. Menurun (selisih skor antara pre-test & post-test yang bernilai negatif)
Merupakan proses pemasukan data dari kuesioner ke dalam komputer untuk kemudian
4.7.4 Cleaning
Merupakan proses pembersihan data setelah data di entri. Cara yang sering dilakukan
kelogisannya. Tahapan cleaning data terdiri dari mengetahui missing data, mengetahui
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan
analisis bivariat.
penelitian ini variabel yang akan dianalisis menggunakan analisis univariat adalah
65
kontrol.
Untuk mengetahui jenis uji yang digunakan dalam analisis bivariat terhadap
penyuluhan (post-test) terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Setelah itu, uji yang
Uji T yang digunakan dalam analisis bivariat pada penelitian ini adalah uji
beda mean independen dan uji beda mean dependen. Uji beda mean independen (Uji T
independen. Sedangkan uji beda mean dependen (Uji T dependen) digunakan untuk
menguji perbedaan mean antara dua kelompok data yang dependen. Kedua sampel
disebut dependen jika kedua sampel yang dibandingkan mempunyai sampel yang
sama.
dilakukan penyuluhan pada pekerja cleaning service, menilai apakah ada perbedaan
pengetahuan cuci tangan yang baik dan benar antara kedua kelompok sebelum
dilaksanakan intervensi penyuluhan, dan menilai apakah ada perbedaan antara kedua
pada masing-masing kelompok. Bila Pvalue < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada
perbedaan atau ada hubungan. Sebaliknya bila Pvalue > 0,05 maka Ho gagal ditolak,
artinya tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antara keduanya.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Islam Negeri Jakarta, yaitu di gedung Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas
Usuludin, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Sains dan Tekhnologi, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik, Gedung Rektorat UIN Jakarta, Gedung Akademik Pusat UIN SH Jakarta,
tidak termasuk penelitian, 2 orang diantaranya hanya mengisi lembar pre-test saja
dan 2 orang hanya mengisi post-test saja. Sehingga sample penelitian sebanyak 95
67
68
Tabel 5.1
Ditribusi Responden Berdasarkan Nama Gedung, Waktu Pelaksanaan
Penyuluhan, dan Jumlah Peserta Penyuluhan
No Waktu Pelaksanaan Jumlah Keterangan Tempat
Tempat
peserta Kerja Peserta
Hari/ Tanggal Pukul Penyuluhan
penyuluhan
Kelompok Intervensi
1 Selasa, 2 Sept 11.00-12.00 Gedung Tarbiyah 11 orang 7 orang Tarbiyah
2013 UIN SH Jakarta 4 orang Ushuludin
dilaksanakan siang hari di jam kerja. Rata-rata setiap kegiatan yang dimuali
Penyuluhan biasanya dilakukan sebelum jam makan siang yaitu puku 10.00-
11.WIB atau setelah jam makan siang yaitu pukul 13.00-14.00 WIB dan ada pula
69
yang dilakukan setelah jam kerja yaitu pukul 17.00-18.00 WIB. Alasan peneliti
melakukan pada jam tersebut karena pekerja cleaning service memiliki waktu
luang yang cukup santai untuk mengikuti penyuluhan. Setiap kali penyuluhan,
gedung Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan, Fakultas Ilmu Dakwah dan
dan Bisnis, Fakultas Sains dan Tekhnologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. UIN Syarif
Setiap Gedung di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta rata-rata lebih dari 5 lantai dan
memiliki pekerja cleaning service minimal 1 orang di setiap lantai gedung UIN
SH Jakarta.
70
Jakarta
proses kerjanya menggunakan bahan kimia. Bahan kimia yang digunakan antara
lain, pembersih lantai, toilet dan kaca. Jenis bahan kimia yang digunakan dalam
koridor dan ruangan serbaguna lainnya. Tidak ada sistem shift kerja di tempat
penelitian ini, pada umumnya waktu kerja pekerja cleaning service mulai hari
senin hingga jum’at pukul 06.30-17.00 WIB tetapi apabila ada pekerjaan
tambahan maka jam kerja mereka menjadi tidak tentu setiap harinya. Pekerja
cleaning service lebih banyak melakukan aktivitas pada jam 06.00-08.00 WIB
dan pukul 15.00-16.00 WIB. Setiap pekerja memiliki luas area kerja yang berbeda
tergantung kebijakan dari pihak fakultas yang membawahi para pekerja tersebut.
standar opersional prosedur dan tidak diberikan alat pelindung diri berupa sarung
mencangkul tanah di taman atau menanam tanaman di taman kampus yang biasa
namun pekerja biasa mencuci tangan hanya setelah bekerja dan sesudah makan.
Mereka terbiasa mencuci tangan jika tangannya terlihat kotor oleh kasat mata.
Jika sabun pencuci tangan yang disediakan oleh fakutas telah habis, pekerja
lainnya. Bahan kimia yang digunakan pekerja adalah bahan yang mengandung
dapat menyebabkan iritasi kulit dalam jangka pemakaian yang cukup lama.
5.2 Univariat
5.2.1 Pengetahuan Sebelum Penyuluhan pada kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol
intervensi dan pada kelompok kontrol dapat dilihat pada pada tabel dibawah ini.
72
Tabel 5.2
Distribusi Pengetahuan Pekerja Cleaning Service Sebelum Penyuluhan
pada kelompok Intervensidan Kelompok Kontrol
Pengetahuan
No Kelompok Baik Kurang
Total
N % N %
1 Intervensi 17 35.4 % 31 64.6 % 100 %
2 Kontrol 17 36.2 % 30 63.8 % 100 %
orang (35.4%) dan pekerja cleaning service yang memiliki pengetahuan kurang
intervensi dan pada kelompok kontrol dapat dilihat pada pada tabel dibawah ini.
73
Tabel 5.3
Distribusi Pengetahuan Pekerja Cleaning Service Sesudah dilakukan
Penyuluhan pada kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Pengetahuan
Total
No Kelompok Baik Kurang
N % N % N %
1 Intervensi 29 60.4 % 19 39.6% 48 100 %
2 Kontrol 17 36.2 % 30 63.8 % 48 100 %
dan pekerja yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 19 orang (39.6%). Pada
(36.2%) dan pekerja yang memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 30 orang
kelompok intervensi dan pada kelompok kontrol dapat dilihat pada pada tabel
dibawah ini.
74
Tabel 5.4
Distribusi Perubahan Pengetahuan Pekerja Cleaning Service antara Sebelum
dan Sesudah dilakukan Penyuluhan pada kelompok Intervensi
dan Kelompok Kontrol
(100%).
5.3 Bivariat
dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dalam pengujian hipotesis
penelitian dengan data (rasio) harus memenuhi syarat uji normalitas distribusi data
sehingga dapat dianalisis dengan uji parametrik. Uji normalitas distribusi data pada
75
penelitian ini dilakukan pada skor pengetahuan baik sebelum penyuluhan maupun
dengan uji parametrik yaitu uji t-dependent. Berikut merupakan hasil uji bivariat
Tabel 5.5
Hasil Uji Normalitas Data Skor Pengetahuan Pekerja Cleaning Service
Sebelum Intervensi (Pre-test) dan Setelah Intervensi (Post-test) pada
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Uji Normalitas
Kelompok Skor Pengetahuan Kolmogorof- Ket.
Smirnof (P-value)
Intervensi Skor Pre-Test 0,188 Normal
Skor Post-Test 0,134 Normal
Kontrol Skor Pre-Test 0,372 Normal
Skor Post-Test 0,079 Normal
adalah 0.1888 dan nilai probabilitas skor-post tes pekerja cleaning service adalah
0.134. Pada kelompok kontrol nilai probabilitas skor pre-test pekerja cleaning
service adalah 0.372 dan nilai probabilitas skor post-test pekerja cleaning
76
service adalah 0.079. Dari data diatas, nilai probabilitas skor pre-test maupun
skor post-test pada kedua kelompok lebih besar dari 0.05 (Pvalue > α), artinya
Tabel 5.6
Perbandingan Pengetahuan antara Sebelum dan Sesudah
dilakukan Penyuluhan pada Kelompok Intervensi
Pengetahuan Mean SD PValue N
Kelompok
Pre test 8.06 2.254
Intervensi 0.00 48
Post test 14.56 2.736
adalah 14.56 dengan standar deviasi 2.736. Dari hasil uji statistik diperolah nilai
penyuluhan.
77
Tabel 5.7
Perbandingan Pengetahuan antara Sebelum dan Sesudah dilakukan
Penyuluhan pada Kelompok Kontrol
Pengetahuan Mean SD PValue N
Kelompok
Pre test 6.87 2.060
Kontrol 0.286 47
Post Test 7.09 1.886
penyuluhan adalah 7.09 dengan standar deviasi 1.886. Dari uji statsitik diperolah
nilai probabilitas (P-Value) sebesar 0.286 artinya hasil pada alpha 5 % tidak ada
dilakukan penyuluhan.
intervensi dengan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
78
Tabel 5.8
Perbedaan Pengetahuan sebelum dilakukan Penyuluhan (pre test)
antara Kelompok Intervensi dengan kelompok Kontrol
diketahui varian masing-masing kelompok sama. Hal ini terlihat pada kolom
levene’s Quality of Variance nilai probabilitas uji F nya menunjukan nilai 0.905,
artinya pada alpha 5 % disimpulkan tidak ada beda varian pengetahuan sebelum
6.87. Dari uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.009, artinya pada
Intervensi dengan kelompok Kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.9
Perbedaan Pengetahuan sesudah dilakukan Penyuluhan (post test)
antara Kelompok Intervensi dengan kelompok Kontrol
pada kolom levene’s Quality of Variance nilai probabilitas uji F nya menunjukan
7.09. Dari uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.000, artinya pada
kelompok intervensi dengan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel 5.10
Perbedaan perubahan Pengetahuan setelah dilakukan Penyuluhan (Post test)
antara Kelompok Intervensi dengan kelompok Kontrol
pada kolom levene’s Quality of Variance nilai probabilitas uji F nya menunjukan
nilai 0.000, artinya pada alpha 5 % disimpulkan ada beda varian perubahan
pengetahuannya adalah 0.21. Dari uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar
cleaning service sesudah penyuluhan dapat dilihat pada tabel 5.8 dibawah ini.
Tabel 5.11
Pengaruh Media Leaflet Terhadap Perubahan Pengetahuan Pekerja Cleaning
Service Mengenai Potensi Bahaya Dermatitis Kontak dan Pencegahannya
rata skor perubahan pengetahuannya adalah 0.21 dengan standar deviasi 1.301.
Dari uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.000, artinya pada alpha 5
dermatitis kontak dan pencegahannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.12
Paparan sumber Informasi yang diterima pekerja cleaning service
sebelum dilakukan penyuluhan Potensi Bahaya Dermatitis
Kontak dan Pencegahannya
orang dan mendapatkan informasi tersebut dari keluarga dan kerabat dekat yang
tersebut dari teman kerja. Sedangkan pekerja yang mengetahui langkah cuci tangan
yang baik dan benar pada kelompok kontrol sebanyak 13 orang, mendapatkan
Pada kelompok kontrol, pekerja cleaning service hanya ada 5 orang yang
mengetahui langkah cuci tangan yang baik dan benar. Mereka mendapatkan
informasi tersebut melalui iklan televisi mengenai sabun kesehatan. Informasi yang
mereka dapatkan hanya sekilas dan berdurasi beberapa detik saja, sehingga mereka
primer yang diperoleh melalui instrumen kuesioner. Dalam penelitian ini terdapat
penelitian yang tidak dapat dihindari. Dengan keterbatasan ini, diharapkan dapat
dilakukan perbaikan untuk penelitian yang akan datang. Adapun keterbatasan dalam
penelitian ini yaitu : tempat kegiatan dilakukan di dalam ruangan meeting sehingga
tangan yang baik dan benar menngunakan air yang mengalir, sabun cair, dan lap
kering. Sehingga pekerja cleaning service hanya mengikuti gerakan dan langkah
cuci tangan yang diperagakan peneliti tanpa menggunakan air yang mengalir, sabun,
yang bekerja di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sample dibagi menjadi dua
kontrol. Pada penelitian ini, karakteristik pekerja cleaning service dilihat dari jenis
84
85
tersebut diawal penelitian dengan menentukan jenis kelamin yaitu laki-laki, usia
yang ditentukan ialah usia produktif antara 20-50 tahun, dan tingkat pendidikan
tidak menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan. Pekerja cleaning
service berisiko terkena penyakit dermatitis kontak dari paparan bahan kimia yang
diterimanya setiap hari. Selain itu, peluang berisiko terkena penyakit dermatitis
kontak semakin besar ditambah dengan pola kebiasaan mencuci tangan yang tidak
menggunakan sabun pencuci tangan hanya menggunakan air saja. Pekerja cleaning
service pun sebagain besar diantaranya hanya melakukan cuci tangan setelah
bekerja saja tidak melakukan cuci tangan sebelum bekerja maupun dalam pindah
proses pekerjaan.
intervensi pun pekerja cleaning service tidak mengetahui langkah cuci tangan yang
baik dan benar karena sebelumnya tidak ada pelatihan dan tidak ada penyuluhan
86
mengenai langkah cuci tangan yang baik dan benar, sehingga dalam kesehariannya
pekerja hanya cuci tangan jika telapak tangan pekerja nampak kotor yang terlihat
oleh kasat mata. Pekerja cleaning service tidak menggunakan alat pelindung diri
karena tidak disediakan oleh pihak universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dalam bekerja jika melakukan pekerjaan yang kotor seperti merapihkan taman
0.000 yang artinya ada perbedaan yang bermakna antara skor pengetahuan
antara nilai rata-rata pengetahuan pre-test (sebelum penyuluhan) dengan nilai rata-
87
baik pada kelompok permainan dan kelompok ceramah meningkat secara bermakna
rata nilai pre-test dan post-test (Pvalue = 0.000), dimana terdapat peningkatan sebesar
4,61 poin.
sederhana antara para responden mengenai langkah-langkah cuci tangan yang baik
urutan langkah cuci tangan yang baik dan benar, fasilitator (penyuluh) memberikan
penjelasan dan memperbaiki urutan langkah cuci tangan tersebut jika terdapat
kekeliruan pada responden tanpa menyatakan para responden tersebut salah. Dengan
bahan sarung tangan yang digunakan untuk bekerja, sabun yang tepat digunakan
untuk mencuci tangan, dan mengenai ciri-ciri air bersih. Soal yang paling banyak
salah sebelum dilakukan penyuluhan adalah soal mengenai gejala dermatitis kontak,
penyebab dermatitis kontak soal mengenai definisi mencuci tangan yang baik dan
pilihan ganda yang paling banyak dijawab dengan benar adalah soal mengenai
bahan sarung tangan yang cocok untuk bekerja, jenis sabun yang digunakan cuci
yang menjawab dengan benar langkah urutan mencuci tangan yang baik dan benar.
Pekerja cleaning service banyak yang tepat menjawab soal pilihan ganda no
4,5,6,7,dan 8. Sedangkan soal no 1,2,3 dan 4 lebih banyak yang menjawab salah. Hal
ini diduga karena gambar yang ditampilkan pada gambar pilihan sekilas terlihat sama,
sehingga dapat membuat pekerja salah memilih jawaban yang tepat. Gambar soal
sekuruhnya (100%), tidak ada yang menurun satu pun. Menurut UNICEF (2002),
orang akan lebih mudah percaya terhadap sebuah informasi dan mau
memperoleh kejelasan tentang pemahaman mereka sendiri tentang apa yang perlu
dilakukan, kapan pelaksanaan yang tepat dan alasan mengapa perlu dilakukan hal
tersebut.
7.09. Hasil uji T-dependen menunjukkan Pvalue = 0.286 yang artinya tidak ada
perbedaan yang bermakna antara skor pengetahuan pekerja cleaning service yang
mengenai suatu topik tertentu akan memiliki pengetahuan yang lebih banyak
daripada yang tidak terpapar informasi. Pemberian media leaflet merupakan salah
pencegahannya jadi pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan atau tidak ada
cleaning service benar menjawab soal mengenai definisi dermatitis kontak, bahan
sarung tangan yang digunakan untuk bekerja, jenis sabun yang tepat digunakan untuk
mencuci tangan, mengenai ciri-ciri air bersih. Soal yang paling banyak salah sebelum
dilakukan penyuluhan pada kelompok kontrol adalah soal mengenai gejala dermatitis
kontak, penyebab dermatitis kontak, soal mengenai definisi mencuci tangan yang
baik dan benar serta soal menjodohkan gambar mengenai langkah-langkah mencuci
tangan. Pada kelompok kontrol tidak diberikan intervensi, sehingga pekerja cleaning
service cenderung menjawab pertanyaan post test sama dengan jawaban pada soal
pre test.
90
0.21. Dengan nilai probabilitas sebesar 0.000, artinya pada alpha 5 % terdapat
penyuluh, materi yang diberikan, media penyuluhan, serta sasaran yang disuluh.
penelitian ini yaitu cara berbicara, bahasa, dan beberapa kata yang digunakan
penyuluh yang dapat tidak dimengerti ataupun tidak diketahui oleh beberapa
responden. Hal ini dapat dikarenakan oleh perbedaan cara bicara, bahasa,
kalimat, dan kata yang digunakan oleh penyuluh dengan bahasa keseharian para
singkat bagi para responden dapat mempengaruhi daya ingat dan minat para
kontrol rata-rata skornya adalah 6.87. Berdasarkan hasil uji T independen dengan
dan kelompok kontrol dapat diakibatkan oleh homogenitas dari kedua kelompok
pekerja cleaning service. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Afrianthee
(Pvalue = 0.881).
kontrol sama-sama belum diberikan penyuluhan saat pekerja mengisi soal pre-
tersebut.
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hal ini dapat disebabkan karena
penyuluhan tersebut.
pengetahuan para ibu yang mendapatkan media penyuluhan berupa leaflet lebih
baik dari para ibu yang menjadi kelompok pembanding yang tidak mendapat
pengobatan sendiri pada responden perlakuan lebih tinggi secara bermakna dari
meningkatkan pengetahuan.
pendidikan, mengatasi keterbatasan waktu, tempat, bahasa dan daya indera dari
sebagai media informasi. Sebagai media informasi, gambar atau foto haruslah
dipilih atau digunakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan
adanya gambar atau foto dapat membangkitkan motivasi dan minat untuk
pekerja cleaning service dan dapat dibaca kapan saja jika dalam keadaan santai
service pada penelitiani ni adalah lulusan SMA sehingga tidak ada pekerja yang
buta huruf dan memudahkan pekerja untuk membaca dan memahami isi atau
pesan yang disampaikan dalam media leaflet tersebut. Kualitas gambar dan
mudah.
pula sebagai variabel counfounding. Dari hasil wawancara, sumber informasi dan
hubungan sosial pekerja cleaning service diperoleh hasil yang homogen, yaitu
seluruh pekerja tidak pernah mendapatkan informasi dari penyuluhan, dan dari
media massa maupun media elektronik mengenai potensi bahaya dermatitis kontak
95
dilihat melalui iklan di televisi, menurut pekerja langkah cuci tangannya tidak
lengkap dan tayangan iklan hanya beberapa detik, sehingga pekerja tidak bisa
menangkap informasi tersebut dengan baik. Selain itu dari 98 pekerja cleaning
kontak yang mereka kenal sebagai “eksim” dari kerabat atau keluarga yang pernah
aturan, norma, moral, dan perilaku masyarakat tersebut sehingga akan diidentifikasi
oleh individu yang berada dalam masyarakat tersebut sehingga akan berpengaruh
7.1 Kesimpulan
Jakarta mengenai mencuci tangan yang baik antara sebelum dan sesudah
7.2 Saran
pekerja tersebut. Media leaflet dapat diberikan pada pekerja cleaning service
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja. Leaflet dapat diberikan saat pekerja
dan keselamatan kerja pada pekerja cleaning service UIN Syarif Hidayatullah
96
97
Jakarta dapat diberikan dengan bentuk media lainnya seperti poster, brosur atau
spanduk, agar pekerja lebih menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya sendiri.
pihak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memberikan alat pelindung diri (APD)
seperti sarung tangan dan masker untuk pekerja cleaning service dalam
tangan saat melakukan rutinitas pekerjaan dan melakukan cuci tangan secara
sebaiknya gambar dicetak dengan jelas dan diambil gambar yang paling jelas
media leaflet, sebaiknnya diuji pada pihak-pihak yang mengerrti design dan
sebaiknya seluruh pihak fakultas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
bekerja sama satu sama lain, sehingga tidak mempersulit peneliti berikutnya
Asnita. 2001. Hubungan Faktor Sosiodemografi Dengan Pengetahuan Dan Sikap tenaga Kerja
Indonesia Tentang HIV/AIDS. Depok : FKM UI. Skripsi
Budimulja, Unandar. Dermatofitosis. In: Djuanda A, Mochtar H, Aisah S, editors. Ilmu Penyakit
Kulit Dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2008.p.92-3
Buxton, Paul K. ABC Of Dermatology 4th ed. London: BMJ Books; 2003.p.19-21
Depkes RI. 2008. Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan dalam Pencapaian Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat. Jakarta : Depkes RI.
Depkes. 2008. Pedoman Tatalaksana Penyakit Akibat Kerja Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta:
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Elandis, Melati H. (2005). Hentikan Pembodohan Remaja Putri di Media. Dibuka pada tanggal
16 September, 2006 dari rakyat.com/cetak/2005/0205/26/1104.htm
Escala, Martinez, et.al. 2010. Occupational Contact Dermatitis in Cleaning Workers Our First
Approach. Department of Dermatology Hospital del Mar. Universitas Autonoma
Fatah, M Zainal. (2004). Self Curiosity Remaja terhadap Perubahan Perilaku Reproduksi
(Perilaku Seksual) Siswa SMU Negeri I Kamal Madura. Dibuka pada tanggal 26
Oktober, 2006 dari http://www.healthcenteronline.com,2006
Friedman, Marilyn M. (1998). Keperawatan Keluarga: teori dan praktik. Jakarta: EGC
Gould Dinah. Occupational Irritan Dermatitis in Healthcare Workers – Meeting the Challenge
of Prevention.[Online] 2012 [cited 2013 April 9]:[5 screens]. Available from :
URL:http://ssl-international.com
Grand SS. Allergic Contact Dermatitis Versus Irritant Contact Dermatitis. [Online]. 2013.
[cited 2013 Maret 9] : [30 screens]. Available from:
URL:http://wsiat.on.ca/english/mlo/allergic.htm
Guzewich J, Ross MP. 1999. Interventions Prevent Associated with bare-hand contact with
ready to eat foods. Http ;//vm.Crsan. Fda. Gov/ear/rtensk.html. (20 April 2013)
Herman, Susilowati. 1997. Penggunaan Lefleat dalam Pendidikan Gizi dan Pengaruhnya
terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan
Gizi, 39-46.
Hogan D J. Contact Dermatitis, Irritant. [Online] 2013 [cited 2013 Mei 8]:[4 screens]. Available
from: URL: http://emedicine.medscape/ article/1049352-overview.htm
http://www.pdat.co.id/hg/newbookspdat/2005/02/01/nwb,20050201-02,id.html.
Levin C, Basihir SJ, and Maibach HI, editors. Treatment Of Irritant Contact Dermatitis. In: :
Chew AL and Howard IM, editors. Irritant Dermatitis. Germany: Springer-Verlag
Berlin Heidelberg; 2006.p.461-5
McSwanne D, rue N, Linton R. 2000. Essential Food Safty and Sanitation. Second Edition.
Prentice : New Jersey.
Munawaroh,Siti dan Sulistyorini, Anik.2010. Efektifitas Metode Ceramah Dan Leaflet Dalam
Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas Di SMA Negeri Ngrayun. Diunduh
melalui http://lib.umpo.ac.id/gdl/files/disk1/4/jkptumpo-gdl-sitimunawa-174-1-efektifi-
s.pdf . Pada tanggal 7 Juli 2013 Pukul 10.00 WIB
Notoatmodjo, Soekidjo. (Ed. Rev). 2010. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta : Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehata & Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
OSHA. 2008. Cleaners and Dangerous Substances. Eropa: European Agency for Safety and
Health at Work
Resti, K. (2005). Artikel fungsi ibu sulit diganti; fungsi istri dapat diganti. Dibuka pada tanggal
18 Agustus, 2006, dari
Sagoyo et al. 1996. Pengetahuan dan Perilaku tentang Pemberian makanan Pada Bayi. Jakarta
: Majalah Kedokteran Indonesia
Septiani, Sofia. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dermatitis kontak pada
pekerja cleaning service di kampus uin syarif hidayatullah jakarta Tahun 2012.
Skripsi : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN SH Jakarta.
Sularsito, S.A dan Suria Djuanda, editors. Dermatitis. In: Djuanda A, Mochtar H, Aisah S,
editors. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2008.p.130-33.
Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: Sagung Seto
Supardi, Sudibyo. 2002. Pengaruh Metode Ceramah dan Media Leaflet terhadap Perilaku
Pengobatan Sendiri yang Sesuai dengan aturan untuk keluhan Demam, Sakit Kepala,
Batuk,dan Pilek. Depok : FKM UI. Disertasi.
Wilkinson SM, and Beck MH. Rook’s Textbook Of Dermatology 7th ed. Australia: Blackwell
Publishing. 2004.chapter 19.
Wolff K, Lowel AG, Stephen IK, Barbara AG, Amy SP, David JL, editors. Fitzpatrick’s
Dermatology in general medicine. 7th ed. New York: McGraw – Hill; 2008.p.396-
401.
World Health Organization (WHO). 2005. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care
(Advance Draft): A Summary. Switzerland: WHO Pres.
Yusuf, Syamsu LN. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Lampiran 1 Kuisioner Pre test Penelitian
KUESIONER PRE-TEST
PENGETAHUAN TENTANG POTENSI BAHAYA DAN PENANGGULANGAN
DERMATITIS
Nama :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
No.Telp/HP :
A. Berilah tanda silang (x) pada pilihan A, B, C, atau D yang menurut Anda tepat
5. Dermatitis dapat dicegah dengan menggunakan sarung tangan dan mencuci tangan
dengan .....
a. Air di ember dan sabun colek
b. Air kobokan dan sabun mandi
c. Air selang dan sabun mandi
d. Air selang dan sabun colek
6. Bahan sarung tangan yang cocok digunakan untuk pekerja cleaning service atau
office boy yaitu yang terbuat dari bahan .....
a. Kulit
b. Karet
c. Plastik
d. Asbes
7. Cuci tangan yang baik dan benar adalah aktivitas membersihkan bagian .....
a. Telapak tangan, punggung tangan, dan jari
b. Telapak tangan, punggung tangan, dan jari
c. Telapak tangan, punggung tangan, dan jari
d. Telapak tangan, punggung tangan, dan jari
8. Sabun yang tepat digunakan untuk mencuci tangan adalah sabun ...
a. Mandi cair
b. Pembersih wajah
c. Colek
d. Sabun detergen
9. Hal-hal diperlukan untuk cuci tangan yang baik dan benar yaitu .....
a. Sabun detergen, air kobokan, dan lap
b. Sabun detergen, air selang, dan lap
c. Sabun mandi, air selang, dan lap
d. Sabun mandi, air kobokan dan lap
10. Air yang digunakan untuk mencuci tangan adalah air mengalir yang bersih. Ciri-ciri
air bersih yaitu .....
a. Berwarna putih, tidak berasa, tidak berbau
b. Tidak berwarna, tidak berasa, berbau kaporit
c. Tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau
d. Berwarna putih, tidak berasa, berbau kaporit
11. Berikut ini tujuan cuci tangan bagi penyakit dermatitis kontak yaitu…..
a. Membersihkan larutan pembersih lantai yang menempel di kulit
b. Memboroskan sabun dan air yang digunakan pada saat mencuci tangan
c. Mencegah penularan penyakit
d. Mencegah penyebaran bakteri dan kuman
1. Langkah 1 [.....] a.
2. Langkah 2 [.....] b.
3. Langkah 3 [.....] c.
4. Langkah 4 [.....] d.
5. Langkah 5 [.....] e.
6. Langkah 6 [.....] f.
7. Langkah 7 [.....] g.
8. Langkah 8 [.....] h.
Lampiran 3 Leaflet Sebelum Uji Media
Tahap I
Bagian Depan
Bagian Belakang
Tahap II
Bagian Depan
Bagian Belakang
Lampiran 4 Leaflet Setelah Uji Media
Tahap I
Bagian Depan
Bagian Belakang
Tahap II
Bagian Depan
Bagian Belakang
Tahap III
Bagian Depan
Bagian Belakang
Lampiran 5 Kuisioner Uji Media
INFORMED CONSENT
Assalamualaikum Wr. Wb
Saya Arifah Fitriani, mahasiswi Kesehatan Masyarakat Peminatan K3 Universitas Islam
Negeri Jakarta. Saat ini saya sedang melakukan penilaian media pembelajaran yang akan
digunakan dalam tugas akhir (skripsi). Atas perhatian dan kerjasama saudara saya
ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
ANGKET PENILAIAN MEDIA “LEAFLET”
Nama :
No.HP :
Email :
1. Yang di tulisan apa itu dermatitis kan ada tulisan yang merah kan yang kulit
merah Nah itu di comment kalo fontnya gak serasi, trus jarak spasinya gede2
3. Nah trus yang di tulisa tujuan cuci tangan yang di judulnya ki, itu kenepa gak di
tulis kayak gini “ apa sih tujuan mencuci tangan” kayak yang depan, kan tertulis
4. Trus yang di judul waktu cuci tangan, kenapa gak di tambahin ada gambar
jamnya gitu
5. Trus yang judul Dermatitis kontak ( eksim ) yang ada gambar tangan merah2 itu
Itu kenapa gak diperjelas buat siapa. Kalo gw kan pekerja tahu nohhh. Masa di
dari larutan cleaning service. Jadi kalo bisa yang di depan judulnya ntu ada
gamabar pekerja kayunya kiii biar jelas sasarannya buat siapa gituuuu
6. Terus tulisan sama warna backgroundnya tolong diperhatiin. Biar jelas gitu ki
kebacanya, biar gak samar. Nah kalo bisa ada beberapa ytang harus di BOLD-in
( ctrl + b )
7. Trus yang di gamabar langkah2 kan ada kotak buat nomer kan kayak nah ntu
warna kotaknya jangan hitam kiii, kan soalnya warna dindingnya item jadi kayak
nabrak gitu 1
8. Trus kalo bisa yang judl ntu lebih eye cathing, biar orang pada penasaran buat
ada sabun ada apa lgi nohhh, kata kak ida ntu kayak gak nyambung tujuannya.
Kalo bisa biar nyambung tulisannya gini tujuan cuci tangan ntu “ Agar kotoran
atao bahan ( finishing kayu yang melamic celar, thinner, ato spirtus ntu ) yang
10. Nah kan di dampak dermatitis ada gambar duit yah kii, nah kalo bisa tolong dig
anti gambar yang tiba2 orang jatuh miskin gituuuu. Kalo gw ketemu gw kirimin,
11. Nah pas gambar orang sakit yang di rawat di RS kalo bisa diganti kegambar
12. Nah di gambar kalender kan gak jelas noh gambar silang silang gitu kalo bisa
13. Kalo bisa lebih banyak visualnya alias gambarnya ki, soalnya kalo tu;lisan orang
jadi pada gak seneng. Soalnya juga kan ki, sasaran kita kan pekerja yang
pendiikannnya dari yang gak sekolah ampe SMP doing, jadi takutnya dari
14. Trus kalo bisa di masing2 judul ntu gak bisa apa tulisannya di miring2-in gituuu,
ato di gelombang2-in gituuuu, jangan data raja, jadi orang pada males bacanya.
Lampiran 7 Kuisioner Uji Validitas
KUESIONER PENELITIAN
Peneliti Responden
( Arifah Fitriani ) ( )
Identitas Responden
Nama
Umur
Pendidikan Terakhir *SD/ SMP/ SMA/ SMK
No HP
Alamat
Lama Bekerja …………..Tahun
4. Bahan kimia atau larutan yang dapat menyebabkan dermatitis kontak iritan
adalah…
a. Deterjen
b. Kopi
c. Alkohol
10. air yang digunakam untuk cuci tangan, sebaiknya air yang,,,
a. berwarna dan mengalir
b. Jernih dan mengalir
c. Tergenang dan jernih
13. Ada berapakah langkah mencuci tangan yang baik dan benar
a. 6
b. 5
c. 7
19. Menutup keran setelah mencuci tangan sebaiknya menggunakan anggota badan
bagian,
a. Siku
b. Bahu
c. Wajah
Tahap I
Reliability
N %
Total 10 100.0
Item Statistics
Cronbach's
a
Alpha N of Items
-5.195 18
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
a
P1_Dermatitis 61.90 4.544 -.362 -4.250
a
P2_Gejala 61.30 4.678 -.411 -3.988
a
P3_Penyebab 62.10 2.544 .198 -8.537
a
P4_Dampak 60.70 3.567 .009 -5.918
a
P5_pencegahan 61.30 4.678 -.370 -4.189
a
P6_sarung_tangan 62.40 4.044 .000 -5.213
a
P7_cuci_tangan 60.90 2.100 .496 -10.659
a
P8_sabun 62.40 5.156 -.464 -3.632
a
P9_air 60.40 4.044 .000 -5.213
a
P10_pengering 62.20 4.178 -.206 -4.911
a
P11_langakah1 60.50 4.278 -.530 -3.797
a
P12_Langkah2 61.90 3.433 -.213 -5.832
a
P13_Langkah3 61.70 6.456 -.612 -2.502
a
P14_Langkah4 60.70 8.011 -.705 -1.633
a
P15_Langkah5 60.70 11.344 -.876 -.882
a
P16_Langkah6 59.90 6.989 -.695 -2.358
a
P17_Langkah7 56.70 4.011 -.103 -5.204
a
P18_Langkah8 57.10 4.544 -.356 -4.468
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
a
P1_Dermatitis 61.90 4.544 -.362 -4.250
a
P2_Gejala 61.30 4.678 -.411 -3.988
a
P3_Penyebab 62.10 2.544 .198 -8.537
a
P4_Dampak 60.70 3.567 .009 -5.918
a
P5_pencegahan 61.30 4.678 -.370 -4.189
a
P6_sarung_tangan 62.40 4.044 .000 -5.213
a
P7_cuci_tangan 60.90 2.100 .496 -10.659
a
P8_sabun 62.40 5.156 -.464 -3.632
a
P9_air 60.40 4.044 .000 -5.213
a
P10_pengering 62.20 4.178 -.206 -4.911
a
P11_langakah1 60.50 4.278 -.530 -3.797
a
P12_Langkah2 61.90 3.433 -.213 -5.832
a
P13_Langkah3 61.70 6.456 -.612 -2.502
a
P14_Langkah4 60.70 8.011 -.705 -1.633
a
P15_Langkah5 60.70 11.344 -.876 -.882
a
P16_Langkah6 59.90 6.989 -.695 -2.358
a
P17_Langkah7 56.70 4.011 -.103 -5.204
a
P18_Langkah8 57.10 4.544 -.356 -4.468
a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates
reliability model assumptions. You may want to check item codings.
Reliability
N %
Total 10 100.0
Item Statistics
Cronbach's
a
Alpha N of Items
-5.195 18
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
a
P1_Dermatitis 61.90 4.544 -.362 -4.250
a
P2_Gejala 61.30 4.678 -.411 -3.988
a
P3_Penyebab 62.10 2.544 .198 -8.537
a
P4_Dampak 60.70 3.567 .009 -5.918
a
P5_pencegahan 61.30 4.678 -.370 -4.189
a
P6_sarung_tangan 62.40 4.044 .000 -5.213
a
P7_cuci_tangan 60.90 2.100 .496 -10.659
a
P8_sabun 62.40 5.156 -.464 -3.632
a
P9_air 60.40 4.044 .000 -5.213
a
P10_pengering 62.20 4.178 -.206 -4.911
a
P11_langakah1 60.50 4.278 -.530 -3.797
a
P12_Langkah2 61.90 3.433 -.213 -5.832
a
P13_Langkah3 61.70 6.456 -.612 -2.502
a
P14_Langkah4 60.70 8.011 -.705 -1.633
a
P15_Langkah5 60.70 11.344 -.876 -.882
a
P16_Langkah6 59.90 6.989 -.695 -2.358
a
P17_Langkah7 56.70 4.011 -.103 -5.204
a
P18_Langkah8 57.10 4.544 -.356 -4.468
a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates
reliability model assumptions. You may want to check item codings.
Df-2 = 18-2= 16 , lihat tabel r = 0.6319
Statistics
statistics
SkorPre_Test SkorPost_Test
SkorPre_Test SkorPost_Test
N Valid 48 48
N Valid 47 47
Missing 0 0
Missing 0 0
Mean 8.06 14.56
Mean 6.87 7.09
Median 8.00 15.00
Median 7.00 7.00
PERUBAHAN PENGETAHUAN ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN PADA KELOMPOK INTERVENSI
DAN KELOMPOK KONTROL
KELOMPOK INTERVENSI
Statistics
KATEGORIPENGETAHUAN
N Valid 48
Missing 0
KATEGORIPENGETAHUAN
Cumulative
KELOMPOK CONTROL Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
KATEGORIPENGETAHUAN
N Valid 47
Missing 0
Lampiran 6 Rekap Penilaian Uji Media Leaflet
Statistics
statistics
SkorPre_Test SkorPost_Test
SkorPre_Test SkorPost_Test
N Valid 48 48
N Valid 47 47
Missing 0 0
Missing 0 0
Mean 8.06 14.56
Mean 6.87 7.09
Median 8.00 15.00
Median 7.00 7.00
Perubahan pengetahuan antara sebelum dan sesudah penyuluhan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
Kelompok intervensi
Statistics KATEGORIPENGETAHUAN
KATEGORIPENGETAHUAN
Cumulative
N Valid 48 Frequency Percent Valid Percent Percent
KATEGORIPENGETAHUAN
Statistics Cumulative
KATEGORIPENGETAHUAN Frequency Percent Valid Percent Percent
Paired Differences
Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 SkorPre_Test - SkorPost_Test -6.500 2.975 .429 -7.364 -5.636 -15.137 47 .000
Uji T Dependent Kelompok Kontrol
Paired Differences
Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 SkorPre_Test - SkorPost_Test -.213 1.301 .190 -.595 .169 -1.121 46 .268
Statistics
kategori_pretest
NValid 48
Missing 0
kategori_pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
KATERGORI_POSTTEST
N Valid 47
Missing 0
KATERGORI_POSTTEST
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
KATEGORI_POSTEST
KATEGORI_POSTEST
Cumulative
N Valid 48 Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
KATERGORI_POSTTEST
N Valid 47
Missing 0
Group Statistics
SkorPre_Test Equal
variances .014 .905 2.685 93 .009 1.190 .443 .310 2.071
assumed
Equal
variances not 2.687 92.565 .009 1.190 .443 .311 2.070
assumed
Uji T Independent Skor Pengetahuan Setelah Penyuluhan Antara Dua Kelompok
Group Statistics
GROUP STATISTICS
Selisih_Skor Equal
variances 23.619 .000 13.295 93 .000 6.287 .473 5.348 7.226
assumed
Equal
variances
13.392 64.635 .000 6.287 .469 5.350 7.225
not
assumed