KAJIAN PUSTAKA
8
9
c. Sealant, oli mesin akan membentuk sejenis lapisan film di antara piston dan
dinding silinder, karena itu oli mesin berfungsi sebagai perapat untuk
mencegah kemungkinan kehilangan tenaga. Sebab jika celah antara piston dan
dinding silinder semakin membesar maka akan terjadi kebocoran kompresi.
d. Detergent, kotoran atau lumpur hasil pembakaran akan tertinggal dalam
komponen mesin. Dampak buruk hal ini adalah menambah hambatan gesekan
pada logam sekaligus menyumbat saluran oli. Tugas oli mesin adalah
melakukan pencucian terhadap kotoran yang masih tertinggal dalam blok
mesin.
e. Pressure absorbtion, oli mesin meredam dan menahan tekanan mekanikal
setempat yang terjadi dan bereaksi pada komponen mesin yang dilumasi.
dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-
ester, yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli
sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang
sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen
sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk
menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.
Untuk mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar sehingga mengizinkan
pemakaian oli kental untuk menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan
film cukup untuk bearing.
Sebagai contoh adalah tipe viskositas dan ambient temperatur dalam derajat
Celcius yang biasa digunakan sebagai standar oli di berbagai negara/kawasan.
Limbah khusus untuk oli bekas lebih lanjut diatur dengan Keputusan Kepala
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) No. KEP-
225/BAPEDAL/08/1996 tentang syarat-syarat penyimpanan dan pengumpulan
limbah oli dan minyak pelumas, limbah berupa oli bekas jika tidak dikelola dengan
baik dan dibuang secara sembarangan sangat berbahaya bagi lingkungan. Oli bekas
juga dapat menyebabkan tanah kurus dan kehilangan unsur hara. Sedangkan sifatnya
yang tidak dapat larut dalam air juga dapat membahayakan habitat air, selain itu
sifatnya mudah terbakar yang merupakan karakteristik dari Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3).
Demikian pula dengan wadah plastik yang biasa digunakan untuk wadah oli.
Plastik yang tak dapat terurai secara biologis itu jelas akan mencemari tanah dan
memakan ruang di tempat sampah. Sedangkan saringan oli selain masih mengandung
residu oli, juga terbuat dari bahan metal yang tidak mudah terurai secara biologis.
listrik maka akan terpisahkan dua komponen minyak yang jernih dan
air yang sudah mengandung kotoran.
3. Clay Disdilation
Minyak pelumas bekas didestilasi vacum sehingga diperoleh lumpur,
lube oil disstillate, light oil dan air. Lube oil distillate diproses lagi
dengan clay treating agar diperoleh lube oil stock (base oil)
0 – 1 Langkah Hisap
Torak bergerak dari titik mati atas atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) , katup
hisap terbuka dan katup buang tertutup. Tekanan dalam silinder turun, udara masuk
ke silinder.
1 -2 Langkah Kompresi
Semua katup tertutup, torak bergerak dari TMB ke TMA. Udara dalam silinder
terkompresi sehingga suhu dan tekanan meningkat.
18
3 – 4 Langkah Ekspansi
Katup dalam keadaan tertutup. Tekanan dalam raung bakar meningkat cepat. Torak
bergerak dari TMA ke TMB maka terjadi langkah usaha.
4 – 1 Langkah Buang
Katup buang terbuka, katup masuk tertutup. Torak bergerak dari TMB ke TMA, gas
sisa pembakaran terdorong melalui katup buang.
1. Flash Point
Suhu terendah uap di atas permukaan bahan bakar yang akan terbakar
pada waktu proses pemanasan.
2. Fire point
Temperatur saat api akan hidup secara terus-menerus dari bahan bakar
yang telah dikenai sumber api.
4. Viskositas
Menyatakan besarnya hambatan/ketahanan suatu bahan bakar cair untuk
mengalir atau ukuran besarnya tahanan geser dari bahan bakar cair.
Viskositas dapat diukur dengan alat viskosmeter saybolt, prinsip kerja dari
alat ini adalah menentukan waktu yang diperlukan suatu fluida mengalir
melalui lubang kapiler dan disebut dengan SUS (Saybolt Universal
Seconds). Persamaan untuk menentukan viskositas antara lain sebagai
berikut :
6. Density
Perbandingan massa bahan bakar dengan volume bahan bakar dan dihitung
dengan persamaan berikut :
m(kg)
v( m3 ) ……………………………………………. (2.3)
Indicated Horse Power (ihp) : pengukuran gaya-gaya yang ada dalam silinder
Brake Horse Power (bhp) : pengukuran gaya pada tiap-tiap langkah titik
pelepasan dari mesin (fan brake, water brake, electrical)
21
Friction Horse Power (fhp) : total dari akibat gesekan (piston, bearings, cams,
pumping losses)
Keterangan :
r : Jari-jari rotor (m)
W : Beban pengimbang (Kg)
F : Gaya kopel (N)
Prinsip kerjanya adalah : Rotor A diputarkan oleh sumber daya motor yang
diuji, dengan stator dalam keadaan setimbang. Bila dalam keadaan diam maka
ditambahkan sebuah beban pengimbang W yang dipasangkan pada lengan C dan
diengselkan pada stator B. Karena gesekan yang timbul, maka gaya yang terjadi di
dalam stator diukur dengan timbangan D dan penunjukannya merupakan beban atau
muatan dinamometer. Dalam satu poros, keliling rotor bergerak sepanjang 2.π.r
melawan gaya kopel f. Jadi tiap putaran adalah : 2.π.r.f
Pada dynamometer, sebuah rotor digerakkan oleh mesin dalam pengujiannya
baik secara mekanikal, hidrolik, atau elektronik yang dihubungkan ke sebuah stator.
Untuk setiap perputaran poros, rotor yang mengelilingi poros bergerak melalui
sebuah perpindahan 2πR yang berlawanan dengan coupling force (f). Dimana torsi
yang dihasilkan dalam satu kali putaran adalah :
…………………… (2.4)
Prony brake
23
Fan brake
Water brake
Rope brake
Eddy curent dynamometer
Electric dynamometer
Chassis dynamometer
Hydraulic dynamometer
Swinging Field dynamometer
Daya didefinisikan sebagai hasil dari kerja atau dengan kata lain daya
merupakan kerja atau energi yang dihasilkan mesin per satuan waktu mesin itu
beroperasi. Brake Horse Power (BHP) merupakan besaran untuk mengindikasikan
horse power aktual yang dihasilkan oleh mesin.
Dengan menggunakan prony brake dapat digunakan sebagai dasar untuk
menentukan persamaan untuk menghitung besarnya bhp yang dihasilkan oleh mesin.
Jika driveshaft mesin melakukan satu kali perputaran dengan jarak sama dengan 2πr,
selama pegerakan nya gaya gesek (f) akan terjadi akibat gerakan wheel, gaya gesek
(f) akan timbul sepanjang 2πr dan kerja yang dihasilkan selama satu kali
perputarannya.
ker ja
Daya ……………………………………………………... (2.5)
waktu
2rfn
Dimana :
n = putaran per menit driveshaft
m putaran
2r f ( N )n
putaran menit
bhp
det ik
60
menit
Tn ……………………………..(2.6)
bhp ( HP)
30
24
Akibat panjang moment arm (R) dan besarnya gaya yang bekerja (F) akan
menghasilkan Torsi. Besarnya torsi (T) akan sama, berubah-ubah, atau berlipat, torsi
timbul akibat adanya gaya tangensial pada jarak dari sumbu putaran. Untuk sebuah
mesin yang beroperasi dengan kecepatan tertentu dan meneruskan daya, maka akan
timbul torsi atau gaya (F) dan (R) dalam keadaan yang konstan dan ditentukan
dengan persamaan
Torsi merupakan kapasitas sebuah mesin dalam melakukan sebuah kerja dan
bersamaan dengan daya yang diteruskan selama mesin tersebut beroperasi.
………………………………. (2.8)
(Kg/HP.jam)
Dimana :
Wf = Kebutuhan Bahan Bakar ( Kg/jam)
BHP = Daya Output (HP)
Pada umumnya Setiap mesin memiliki minimal pada plot dari BSFC terhadap
putaran mesin (N). Putaran mesin yang lebih tinggi menghasilkan BSFC ( konsumsi
bahan bakar lebih untuk torsi yang sama ) yang tinggi karena meningkatnya kerugian
gesekan di mesin . kerugian gesekan lebih tinggi mengurangi rem torsi, yang
meningkatkan BSFC. Putaran mesin rendah menghasilkan BSFC ( konsumsi bahan
bakar lebih untuk torsi yang sama ) yang lebih tinggi karena meningkatnya waktu
untuk transfer panas dari fluida kerja pada dinding silinder yang meningkatkan
BSFC. Rasio kompresi berbanding terbalik dengan BSFC karena efisiensi termal
lebih tinggi . Artinya, kompresi rasio hasil yang lebih tinggi konsumsi bahan bakar
spesifik yang lebih rendah .
gas buang kendaraan yang akan diukur yaitu senyawa HC, CO, CO2, O2, dan kadar
kepekatan smoke atau asap gas buang (Euro Standart Emission 1993).
Apabila AFR sedikit saja lebih kaya dari angka idealnya (AFR ideal = lambda
= 1.00) maka emisi CO akan naik secara drastis. Jadi tingginya angka CO
menunjukkan bahwa AFR terlalu kaya dan ini bisa disebabkan antara lain karena
masalah di fuel injection system seperti fuel pressure yang terlalu tinggi, sensor suhu
mesin yang tidak normal, air filter yang kotor, PCV sistem yang tidak normal,
karburator yang kotor atau setelannya yang tidak tepat.