Anda di halaman 1dari 12

BAB V

HASIL PENERAPAN JURNAL UPT PSTW PANDAAN

5.1 Hasil Pengkajian Lansia

5.4.1 Jumlah Lansia

Jumlah Lansia Berdasarkan Usia


12

10

8 Laki-Laki
Perempuan
6

0
Seruni Anggrek Kenanga Cendana

Berdasarkan diagram di atas, didapatkan data jumlah lansia di wisma seruni


berjumlah 10 orang dengan keseluruhan jenis kelamin laki-laki. Jumlah lansia di
wisma anggrek berjumlah 10 orang dengan keseluruhan jenis kelamin perempuan.
Jumlah lansia di wisma kenanga berjumlah 9 orang dengan keseluruhan berjenis
kelamin perempuan. Jumlah lansia di wisma cendana berjumlah 8 orang dengan
keseluruhan berjenis kelamin perempuan. Sehingga jumlah total lansia di keempat
wisma tersebut sebanyak 37 orang.
5.1.2 Prevalensi Hipertensi

Jumlah Lansia yang Menderita Hipertensi


4.5
4
3.5
3
Hipertensi
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Seruni Anggrek Kenanga Cendana

Berdasarkan diagram diatas, jumlah lansia di wisma seruni yang menderita


hipertensi sebanyak 2 orang. Jumlah lansia di wisma anggrek yang menderita
hipertensi sebanyak 4 orang. Jumlah lansia di wisma kenanga yang menderita
hipertensi sebanyak 1 orang. Dan Jumlah lansia di wisma cendana yang menderita
hipertensi sebanyak 3 orang. Sehingga jumlah total lansia yang menderita hipertensi
di keempat wisma sebanyak 10 orang
5.1.3 Prevalensi Nyeri Sendi

Jumlah Lansia yang Menderita Nyeri Sendi


7
6
5
4 Nyeri Sendi

3
2
1
0
Seruni Anggrek Cendana Kenanga

Berdasarkan diagram di atas, jumlah lansia di wisma seruni yang menderita linu-
linu sebanyak 2 orang. Jumlah lansia di wisma anggrek yang menderita linu-linu
sebanyak 5 orang. Lansia di wisma cendana yang menderita linu-linu 6 orang.
Jumlah lansia di wisma kenanga yang menderita linu-linu sebanyak 6 orang.
Sehingga jumlah total lansia yang menderita linu-linu sebanyak 19 orang.

5.1.4 Mini Mental Status Exam


Jumlah Lansia dengan Gangguan Kognitif
7

5 Kognitif baik
Kognitif cukup
4 Kognitif berat
3 Tidak terkaji
3
2
2
1 1
1

0
Seruni Anggrek Cendana Kenanga

Berdasarkan diagram di atas, jumlah lansia dari keempat wisma yang


mengalami gangguan fungsi kognitif cukup sebanyak 7 orang dan terdapat di wisma
seruni dan wisma anggrek. Jumlah lansia yang mengalami gangguan kognitif berat
terbanyak di wisma kenanga sebanyak 3 orang.
5.1.5 Geriatric Depresion Scale

Jumlah Lansia yang Mengalami Depresi


9
8
7
6 Depresi
5 Tidak Depresi
Tidak Terkaji
4
3
2
1
0
Seruni Anggrek Cendana Kenanga

Berdasarkan diagram di atas, didapatkan wisma yang tidak depresi terbanyak


pada wisma kenanga dengan 8 orang. Sedangkan yang mengalami depresi
terbanyak pada wisma anggrek sebanyak 3 orang.
5.1.6 Status Nutrisi

Status Gizi Lansia


6

5
Baik
4 Risiko sedang
Risiko Tinggi
3
Tidak terkaji

0
Seruni Anggrek Cendana Kenanga

Berdasarkan diagram di atas, jumlah lansia dari keempat wisma yang memiliki
gizi baik terbanyak terdapat di wisma anggrek sebanyak 5 orang, sedangkan yang
memiliki resiko sedang kekurangan gizi terbanyak di wisma kenanga sebanyak 4
orang. Dan jumlah lansia yang memiliki resiko tinggi kekurangan gizi terbanyak
terdapat di wisma kenanga sebanyak 2 orang.

5.2 Implementasi Senam Otak Pada Lansia

Prosedur Senam Otak Pada Lansia

 Prinsip Senam Otak Pada Lansia


a. Prosedur setiap gerakan diulangi 4 kali
b. Senam otak ini membutuhkan waktu 5-10 menit

c. Sebelum melakukan gerakan dianjurkan untuk melakukan pemanasan

 Persiapan
a. Peserta dipersilahkan untuk berdiri atau duduk sesuai kemampuan.
b. Pastikan anda merasa santai dan tidak tegang
c. Siapkan music yang akan digunakan
PEMANASAN

 Gerakan 1 : Tarik nafas dalam lalu hembuskan dengan posisi tangan di pinggang
dan pandangan ke arah depan dalam delapan kali hitungan

 Gerakan 2 : Tarik nafas dalam menghadap ke arah samping kanan lalu


menghembuskan nafas menghadap ke arah depan (ulangi untuk bagian kiri)
dengan delapan kali hitungan
 Gerakan 3 : tarik nafas dalam sambil posisi tangan kanan berada di dada dan
tangan kiri berada di perut sambil tangan kiri mengusap perut dengan gerakan
melingkar (ulangi untuk tangan yang berlawanan) dalam delapan kali hitungan

GERAKAN INTI

 Gerakan 1 : posisi kedua tangan menggenggam kemudian gerakkan jempol tangan


kanan dan kelingking tangan kiri (berpindah secara bergantian) dalam delapan kali
hitungan

 Gerakan 2 : gerakan menembak, yaitu tangan kanan membentuk posisi pistol dan
telapak tangan kiri membuka, digerakkan dalam delapan kali hitungan secara
bergantian kanan dan kiri
 Gerakan 3 : posisi tangan kiri lurus menghadap ke atas kemudian tangan kanan
menepuk tangan kiri, selanjutnya tangan kanan berada di bawah tangan kiri lalu
berpindah menepuk paha dan lempar tangan kanan ke luar, dalam empat kali
hitungan (bergantian dengan tangan kiri)

 Gerakan 4 : gerakkan dua tangan mengarah ke depan, kemudian tangan kanan


memegang hidung dan tangan kiri memegang telinga sebelah kanan, dalam
delapan kali hitungan (bergantian dengan tangan kiri memegang hidung dan tangan
kanan memegang telinga kiri)
5.3 HASIL IMPLEMENTASI JURNAL
Responden penelitian ini adalah lansia yang tinggal di UPT PSTW Pasuruan. Jumlah
responden dalam penelitian ini sebanyak 22 responden. Aplikasi jurnal ini menggunakan
desain Quasi Eksperimental pre dan post test group dengan uji Kruskall Wallis.
Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria inklusi: lansia
kooperatif dan mampu bekerjasama dengan baik, tidak ada masalah kejiwaan, tidak
mengalami stroke atau kelemahan pada ekstremitas atas, tidak mengalami gangguan fungsi
pendengaran berat. Aplikasi jurnal ini diberikan pada responden dengan melakukan terapi
senam otak selama 4 hari. Sebelum dilaksankan senam otak terlebih dulu responden
diberikan pre test, kemudian dilakukan senam otak selama empat hari berturut-turut mulai
tanggal 23 November 2017 sampai 27 November 2017 (dengan catatan pada tanggal 26
November 2017 tidak dilakukan senam otak dikarenakan hari minggu), lalu diberikan post
test setelah pelaksanaan senam otak selesai. Aplikasi jurnal dilakukan di UPT PSTW
Pasuruan pada empat wisma, yaitu: wisma seruni, wisma anggrek, wisma cendana, dan
wisma kenanga.
Tabel 1. Tingkat fungsi kognitif lansia di Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Pandaan
Perlakuan pretest postest
Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang
N 8 12 2 16 6 0
(36,5%) (54,5%) (9%) (72,8%) (27,2%) (0%)
SD 4.023 3.113
P value 0.06 0.002

Distribusi tingkat fungsi kognitif pada lansia sebelum diberikan senam otak (pre test)
yaitu ada 2 orang lansia (9%) yang mempunyai tingkat fungsi kognitif “kurang”, 12 orang
lansia (54,5%) memiliki fungsi kognitif “cukup” dan 8 orang lansia (36,5%) dengan fungsi
kognitif “baik”. Setelah diberikan perlakuan berupa senam otak selama 4 hari terjadi
peningkatan fungsi kognitif lansia. Jumlah lansia dengan fungsi kognitif “cukup” meningkat
menjadi 6 orang (27,2%), sebanyak 16 lansia (72,8%) mengalami peningkatan fungsi
kognitif “baik” dan tidak ada lansia dengan fungsi kognitif kurang.
Pada pre test didapatkan p value 0.06 dan pada post test didapatkan p value 0.002,
hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan fungsi kognitif lansia antara sebelum
perlakuan dan sesudah perlakuan. P value pada post test didapatkan 0.002, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara terapi senam otak dengan
fungsi kognitif lansia.

Anda mungkin juga menyukai