PENDAHULUAN
1
2
1995. Berdasarkan penelitian terakhir di Depok antara tahun 2001 dan 2005
didapatkan prevalensi DM tipe2 sebesar 14,7% demikian juga di Makasar
mencapai 12,5% (Suyono, 2006). Berdasarkan data rikesdas 2013 angka
prevalensi DM nasional meningkat dari 1,1% pada tahun 2007 menjadi 2,4% di
tahun 2013 (Balitbangkes, 2014).
Diabetes melitus yang tidak dikelola dengan baik mengakibatkan komplikasi
vaskular yang dibedakan menjadi komplikasi makrovaskular seperti penyakit
jantung koroner, penyakit pembuluh darah perifer dan stroke, serta mikrovaskular
seperti retinopati, nefropati dan neuropati (Salans, 2003). Kematian pada
penderita DM terjadi tidak secara langsung akibat hiperglikemianya, tetapi
berhubungan dengan komplikasi yang terjadi (Permana, 2013).
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan
karena penyempitan arteri koroner akibat proses aterosklerosis atau spasme atau
kombinasi keduanya (Maron et al., 2004). Penyakit jantung koroner secara umum
merupakan masalah kesehatan utama di negara maju. Kejadian penyakit jantung
dan pembuluh darah di Indonesia telah terjadi pergeseran dari urutan ke-10 pada
tahun 1980 menjadi urutan ke-8 pada tahun 1986 (Anwar, 2004). Menurut WHO
pada tahun 2011 sebanyak 30% kematian di Indonesia disebabkan oleh PJK
(Rilantono, 2012). Saat ini PJK telah menduduki peringkat pertama penyebab
kematian di Indonesia (WHO, 2011b). Banyak faktor risiko untuk terjadinya PJK
seperti hipertensi, hiperkolesterolemia, dan merokok, sedangkan faktor risiko
lainnya adalah umur, jenis kelamin, geografis, ras, diet, obesitas, diabetes,
olahraga, perilaku, kebiasaan, stres, genetik, dan perubahan keadaan sosial. Oleh
sebab itu mengenal faktor-faktor risiko sangat penting dalam usaha pencegahan
PJK (Anwar, 2004).
Penyakit jantung koroner adalah penyebab kematian dan kesakitan utama
pada pasien DM (baik DM tipe 1 maupun DM tipe 2) (Shahab, 2006). Angka
kejadian PJK pada DM berkisar antara 45-70 % angka ini jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan kejadian yang bukan akibat diabetes antara 8 –30 % (Majid,
2006). Sekitar 65 % pasien yang didiagnosis DM meninggal dunia akibat
komplikasi pada kardiovaskular (Grundy et al., 1999). Pasien DM yang disertai
3
mortalitas penyakit jantung koroner hampir sama pada penderita diabetes maupun
nondiabetes.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada hasil riskesdas tahun 2007, 2010
maupun tahun 2013 prevalensi DM maupun PJK menempati posisi diatas angka
nasional. Prevalensi DM yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DIY yaitu
sebesar 2,6%. Prevalensi gagal jantung angka nasional 0,13%, sementara
prevalensi di DIY sebesar 0,25%. Prevalensi stroke, angka nasional sebesar 7‰,
sementara di DIY sebesar 10,3‰ (Balitbangkes, 2014).
Tingginya angka prevalensi DM mengakibatkan meningkatnya jumlah
penderita yang mengalami komplikasi parah dalam sistem kardiovaskuler, mata
dan saraf perifer (Dokken, 2008). Posisi sosial ekonomi merupakan salah satu
determinan yang berperan dalam kondisi ini. Posisi sosial ekonomi dapat
berkontribusi terhadap perkembangan DM melalui proses yang komplek
melibatkan akses ke pelayanan kesehatan dan informasi, makanan sehat yang
tersedia dan tempat untuk berolahraga, peluang ekonomi dan pekerjaan yang
berpengaruh pada pilihan gaya hidup (Agardh et al., 2011). Hasil rikesdas juga
menunjukkan bahwa prevalensi PJK lebih tinggi pada masyarakat tidak
bersekolah dan tidak bekerja. Berdasarkan PJK terdiagnosis dokter dan gejala
prevalensi lebih tinggi di daerah pedesaan pada kuintil kepemilikan terbawah
(Balitbangkes, 2014).
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui
faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya komplikasi PJK pada penderita
DM dari aspek individu dan sosial.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari latar belakang di atas adalah :
1. Apakah ada hubungan antara faktor individu (umur, jenis kelamin, konsumsi
alkohol, aktivitas fisik, merokok, konsumsi buah, konsumsi sayur, riwayat
hipertensi, lama menderita DM, kepatuhan pengobatan DM, riwayat DM
keluarga, riwayat jantung keluarga) dengan kejadian PJK pada penderita DM
di RSUP DR Sardjito Yogyakarta?
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui faktor individu dan prediktor
sosial yang mempengaruhi kejadian PJK pada penderita DM di RSUP DR
Sardjito Yogyakarta.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui hubungan antara faktor individu (umur, jenis kelamin,
konsumsi alkohol, aktivitas fisik, merokok, konsumsi buah, konsumsi
sayur, riwayat hipertensi, lama menderita DM, kepatuhan pengobatan DM,
riwayat DM keluarga, riwayat jantung keluarga) dengan kejadian PJK pada
penderita DM di RSUP DR Sardjito Yogyakarta?
b. Mengetahui hubungan antara determinan sosial (pendidikan, penghasilan,
pekerjaan, wilayah tinggal, kepemilikan asuransi) dengan kejadian PJK
pada penderita DM di RSUP DR Sardjito Yogyakarta?
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Peneliti dapat meningkatkan pengalaman dan mengembangkan wawasan
dalam melakukan penelitian ilmiah mengenai komplikasi diabetes khususnya
penyakit jantung koroner.
2. Bagi institusi terkait
a. Sebagai bahan penanganan penyakit yang komprehensif.
b. Sebagai bahan untuk melakukan program promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif berdasarkan faktor prediktor yang dominan.
c. Sebagai terobosan dukungan penanggulangan masalah kesehatan di luar
sektor kesehatan.
6
E. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian pernah dilakukan sebelumnya mengenai kajian
komplikasi pada penderita diabetes. Penelitian tersebut terdapat beberapa
persamaan dan perbedaan pada metode yang digunakan dan pada variabel yang
diteliti. Berikut judul penelitian, persamaan dan perbedaan dengan penelitian
lainya seperti pada tabel 1 berikut :