Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga adalah bagian masyarakat yang peranannya sangat penting untuk
membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada
individu dimulai dan dari keluarga akan tercipta tatanan masyarakat yang
baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya
dimulai dari keluarga (Setiadi, 2008). Keluarga pada hakekatnya merupakan
satuan terkecil sebagai inti dari suatu sistem sosial yang ada dimasyarakat.
Sebagai satuan terkecil, keluarga merupakan miniatur dan embrio berbagai
unsur sistem sosial manusia. Suasana keluarga yang kondusif akan
menghasilkan warga masyarakat yang baik karena dalam keluargalah seluruh
anggota keluarga belajar berbagai dasar kehidupan masyarakat.
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan, khususnya
perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit, salah satunya
penyakit hipertensi. Hipertensi adalah kondisi penting di antara orang dewasa,
yang mempengaruhi hampir satu miliar orang di seluruh dunia dan
menyebabkan sekitar 7,1 juta kematian per tahun (Osamor & Owumi, 2011).
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah baik diastolik maupun
sistolik secara hilang timbul atau menetap. Hipertensi dapat terjadi secara
esensial (primer atau idiopatik) dimana faktor penyebabnya tidak dapat
diidentifikasi, atau secara sekunder, akibat dari penyakit tertentu yang diderita.
Hipertensi adalah penyebab utama stroke, penyakit jantung, dan gagal ginjal.
Hipertensi primer terjadi sebesar 90-95 % kasus dan cenderung bertambah
seiring dengan waktu. Faktor resiko meliputi obesitas, stres, gaya hidup santai
dan merokok (Robinson dan Saputra, 2014). Gejala dari hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik ≥120mmHg dan tekanan darah diastolik
≥80mmHg (Muttaqin, 2009). Diagnosis dari hipertensi dapat di tegakkan jika
rata-rata hasil pemeriksaan darah pada diastolik ≥90mmHg dan sistolik
≥120mmHg (Potter &Perry, 2010).
Menurut WHO, 20–50% dari keseluruhan kematian pada penyakit
kardiovaskuler disebabkan komplikasi hipertensi. Laporan Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Indonesia didapatkan
angka kejadian hipertensi pada golongan usia 45–54 tahun adalah 19,5% yang
meningkat menjadi 30,6% di atas umur 55 tahun (Suprianto, dkk, 2009).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menyebutkan
hipertensi sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberku
losis, jumlahnya mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di
Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar Balitbangkes tahun 2007
menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% (Kemenkes,
2010).
Di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Profil kesehatan Kabupaten Brebes
tahun 2014, Perkembangan data kasus baru penyakit Hipertensi pada Lansia
menurut menjadi 52,91%, sedangkan penyakit Hipertensi pada Lansia tahun
2015 mengalami peningkatan menjadi 53,06%. Penyakit hipertensi pada tahun
2014 menunjukan adanya penurunan penyakit hipertensi, namun pada tahun
2015 terlihat kembali mulai ada kenaikan penyakit hipertensi.
Menurut hasil survey yang dilakukan oleh peneliti dengan observasi yang
dilakukan di desa Dukuhturi Bumiayu, terjadinya hipertensi dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti tingkat pengetahuan tentang hipertens yang kurang
baik, tidak adanya pengawasan dari pihak keluarga terhadap keteraturan dalam
minum obat, stress, serta kebiasaan hidup seperti merokok, pola makan dan
konsumsi garam dapur yang berlebihan. Selain itu mereka juga mengeluh
sering pusing, sulit tidur, banyak fikiran, sakit kepala dan tampak tegang.
Mereka juga mengungkapkan kurangnya perhatian dari anggota keluarga, dan
tidak pernah mengontrol kesehatan ke layanan kesehatan terdekat. Perawatan
Hipertensi yang mereka lakukan bila tekanan darah naik adalah dengan
merebus timun dan biasanya dibiarkan saja. Mereka tidak melakukan sesuatu
yang dianjurkan ataupun dilarang bagi penderita hipertensi. Enam dari tujuh
lansia mengungkapkan kurangnya pengetahuan tentang perawatan hipertensi.
Keberhasilan suatu program pengobatan tidak hanya ditentukan oleh
diagnosis dan pemilihan obat yang tepat, tetapi juga oleh kepatuhan
(compliance) pasien dalam melaksanakan pengobatan tersebut. Pengobatan
hipertensi umumnya dilakukan seumur hidup atau pengobatan jangka panjang
sehingga kebanyakan pasien tidak meminum obat antihipertensi sesuai dengan
yang diresepkan dan menghentikannya setelah 1 tahun (Manurung, 2011).
Salah satu strategi untuk mengatasi ketidakpatuhan adalah dengan
memanfaatkan keluarga. Keluarga merupakan sistem pendukung utama
terhadap masalah-masalah yang terjadi pada anggota keluarganya. Secara
umum orang-orang yang merasa menerima penghiburan, perhatian dan
pertolongan yang mereka butuhkan dari seseorang atau sekelompok orang
biasanya cenderung lebih mudah mengikuti nasehat medis dari pada mereka
yang kurang merasa mendapat dukungan (Suprianto, dkk, 2009).
Selain itu Pencegahan komplikasi dapat dilakukan dengan cara terapi
farmakologis dan non farmakologis. Terapi non farmakologis bagi penderita
hipertensi berupa: modifikasi gaya hidup, mengurangi berat badan,
pembatasan asupan natrium, modifikasi diet rendah lemak, olahraga,
pembatasan alkohol, pembatasan kafein, teknik relaksasi, dan menghentikan
kebiasaan merokok (Black & Hawks, 2014). Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki gaya hidup adalah dengan melakukan olahraga,
olahraga merupakan kegiatan aktivitas fisik yang dilakukan oleh seseorang
(Wiarto, 2013). Kegiatan aktivitas fisik tersebut berupa gerakan tubuh yang
mampu meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori)
(Wiarto,2013).
Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk membuat makalah dengan
judul: “asuhan keperawatan keluarga pada keluarga ibu “m” dengan masalah
kesehatan hipertensi di dusun kalangan, kebonagung kecamatan imogiri
yogyakarta” tujuannya untuk membantu klien mendeteksi secara dini tanda
dan gejala juga pencegahan dari penyakit hipertensi. Sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan secara komprehensip pada klien dengan
hipertensi.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mengaplikasikan
penerapan asuhan keperawatan pada keluarga Tn “M” khususnya Ny “M”
dengan Hipertensi di Dusun Kalangan, Kebonagung, Imogiri, Bantul,
Yogyakarta.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini yaitu penulis mampu
menggambarkan, mengetahui, menentukan, memahami, menjelaskan, dan
mendiskripsikan :
a. Melakukan pengkajian pada keluarga Tn “M” khususnya Ny “M”
dengan hipertensi
b. Merumuskan dan menegakkan diagnosa keperawatan pada keluarga Ny
“M” dengan Hipertensi
c. Menyusun intervensi keperawatan pada keluarga Ny “M” dengan
Hipertensi
d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada keluarga Ny “M”
dengan Hipertensi
e. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada keluarga Ny
“M” dengan Hipertensi
f. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada keluarga Ny
“H” dengan Hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai