Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang sangat pesat dalam era

globalisasi sekarang ini semakin maju yang dibuktikan dengan munculnya banyak

perangkat teknologi sebagai sarana penunjang hidup masyarakat. Perkembangan

tersebut juga merambah pada bidang informasi dan berbagai aspek kegiatan

organisasi, tanpa terkecuali organisasi yang bergerak dalam bidang jasa yaitu

perbankan. Perkembangan yang terjadi pada bidang informasi akuntansi

menyebabkan berkembangnya kebutuhan informasi bagi pihak-pihak yang

berkepentingan dan dibutuhkannya proses serta kinerja yang berkualitas dalam

menghasilkan informasi.

Menurut Bodnar&Hopwood (2006), kinerja sistem informasi akuntansi

adalah merupakan kumpulan sumber daya manusia dan peralatan yang di rancang

untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Informasi

tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan dan baik itu dilakukan

dengan sistem manual atau melalui sistem terkomputerisasi.

Menurut Gustian (2014), kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari

suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu

yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses
belajar serta keinginan untuk berprestasi, kehadiran teknologi informasi telah banyak

meningkatkan kinerja perusahaan namun teknologi. informasi dapat dikatakan

berhasil apabila teknologi ini dapat terlebih dahulu diterima digunakan oleh

pemakainya, penerimaan sistem informasi dapat diartikan sebagai suatu

pengorganisasian peralatan untuk mengumpulkan, menginput, memproses,

menyimpan, mengatur, mengontrol dan melaporkan informasi untuk pencapaian

tujuan perusahaan.

Jones (2008), mengatakan bahwa sistem informasi akuntansi berfungsi untuk

mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas yang dilakukan oleh organisasi

dan sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas tersebut agar pihak manajemen,

para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang hal-

hal yang terjadi dan mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak

manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset

organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia

saat dibutuhkan, akurat, dan andal. Tujuan dalam penyusunan suatu sistem informasi

akuntansi antara lain untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan

keuangan, memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik

mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasinya. Selain itu untuk

memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk

menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban dan perlindungan

kekayaan keuangan instansi (pengendalian intern).


Hasnul (2012), kualitas yang secara konsisten dapat memenuhi persyaratan

dan harapan semua orang yang membutuhkan informasi tersebut untuk melakukan

proses mereka konsep ini dikaitkan dengan konsep produk informasi yang

menggunakan data sebagai masukan dan informasi didefinisikan sebagai data yang

telah diolah sehingga memberikan makna bagi penerima informasi. Kualitas

informasi dengan demikian, perancang sistem harus memanfaatkan sepenuhnya

informasi yang meningkatkan niat perilaku dan kepuasan pengguna untuk

menggunakan sistem informasi. Menurut Almilia&Brilientien (2007), baik buruknya

sistem informasi akuntansi dilihat dari dua pendekatan yaitu kepuasan pemakai dan

pemakai dari sistem. Komara (2006), mengatakan bahwa kepuasan pengguna

dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan sistem, karena pemakai dan kepuasan

pemakai paling objektif, muda dikuatifikasi, dan telah digunakan paling ekstensif

sebagai variable dependen mewakili keberhasilan sistem informasi jadi dapat

disimpulkan dari defenisi diatas bahwa kualitas informsi dan kepuasan pengguna

serta pengguna sistem adalah tolak ukur sebuah keberhasilan sistem informasi.

Ketiga konstruk tersebut seperti kualitas & kepuasan serta pemakai telah

digunakan dalam penelitian sistem informasi sebagai untuk mengukur kinerja.

Kualitas yang secara konsisten dapat memenuhi persyaratan dan harapan semua

orang yang membutuhkan informasi, sedangkan kepuasan pengguna merupakan sikap

terhadap sistem yang digunakan. Kepuasan akan diperoleh oleh pengguna jika syarat

dipenuhi seperti efesiensi, keefektivan, kebanggan. dijelaskan bahwa seorang

pengguna akan menggunakan sistem informasi akuntansi secara berulang-ulang jika


ia merasakan manfaat dan memperoleh kepuasan pengguna dari sistem tersebut

Hasrul (2012).

Menurut Mulyadi (2008), pengembangan suatu sistem informasi akuntansi

yang dilakukan suatu instansi belum tentu dapat berjalan sesuai dengan apa yang

diharapkan persiapan yang matang sangat diperlukan dalam pengembangan agar

sesuai dengan kebutuhan dan peraturan. Sistem dapat menambah nilai bagi suatu

perusahaan dengan menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu akan tetapi

penerapan sistem dalam suatu perusahaan tidak terlepas dari suatu permasalahan.

Komara (2006) mengatakan bahwa dalam penerapan sistem baik secara manual

ataupun berbasis komputer organisasi dihadapkan kedalam dua hal yakni

keberhasilan atau kegagalan, suatu sistem akan dikatakan berhasil apabila memenuhi

tiga kondisi yaitu: meningkatnya pengguna tersebut, persepsi pemakai terhadap

kualitas lebih baik dari pada sebelumnya, atau kepuasan pemakai informasi

meningkat.

Seperti suatu fenomena yang terjadi bahwa seharusnya suatu sistem mampu

memberikan sebuah informasi yang handal dan akurat tapi malah sebaliknya jika

sistem itu tidak diterapkan dengan hati-hati maka akan menjadi bencana bagi

perusahan tersebut seperti kasus terjadinya kesalahan sistem seperti yang terjadi

tanggal 15 juni 2015 diriau yang menimpa pelanggan salah satu bank pemerintah

yaitu bahwa dia telah kehilangan uang sebesar 8 juta dari dalam ATM dan setelah

diselidiki bahwa uang yang hilang itu kirim sendiri tampa adanya dilakukan oleh si

pemilik ATM tersebut (www.beritakotapekanbaru.com). Dan juga diperkuat seperti


kasus yang menimpa salah satu bank umum pemerintah yaitu layanan internet

banking yang merugikan nasabah dalam konteksnya pelayanan sms banking itu

mempermuda nasabah dalam transaksi tapi malah menjadi sebuah kerugian nasabah

tersebut contoh kasus seperti transfer dinyatakan gagal dan seharusnya saldo tersebut

harusnya tetap ini malah sebaliknya yang terjadi saldo nasabah berkurang dari situ

kita dapat ambil persepsi adanya sebuah kegagalan dari penerapan sistem dibank

kurang baik didalam bank tersebut (www.suratpembaca.web.id). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa kualitas suatu barang seperti software dan hardware yang

diterapkan di dalam perusahaan tersebut yang memiliki nilai kualitas yang mahal dan

seharusnya bisa memberikan kuantitas yang bagus didalamnya dan malah sebelaiknya

kuantitas yang dihasilkan cenderung sangat rendah dan juga mengakibatkan kepuasan

pelanggan pun berkurang. Pada kasus tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa

terdapat sebuah kesalahan implementasi penerapan sistem yang masih salah oleh

karena itu untuk itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut.

Menurut Komara (2006), kesuksesan pengembangan sistem informasi sangat

bergantung pada kesuaian harapan antara lain adalah system analyst, user, sponsor,

dan customer. Pengembangan sistem perusahaan memerlukan suatu perencanaan dan

implementasi yang hati-hati untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem

yang dikembangkan, karena perubahan dari suatu sistem manual ke sistem yang telah

komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan

perilaku dan organisasional. Selain memerlukan informasi yang akurat dalam

pengolahan data, sistem yang digunakan dapat mempermudah karyawan dalam


mengerjakan segala macam kegiatan atau rutinitas kerja yang ada di perusahaan yang

digunakan oleh perusahaan, maka dapat diketahui bahwa manajemen dari perusahaan

tersebut bagus atau tidaknya. Fakta menunjukan bahwa hasil penelitian Komara

(2006), kinerja sistem informasi akuntansi telah di uji hubungannya dengan beberapa

faktor, seperti keteribatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, program

pendidikan dan pelatihan pemakai, dukungan manajemen puncak, kemampuan teknik

personal, ukuran organisasi, formalisasi pengembangan sistem, dewan

pengarah/pengendali, dan lokasi departemen sistem informasi. Sedangkan dalam

penelitian ini hanya meneliti 4 variable yang akan diteliti dari 8 variable tersebut.

Untuk meneruskan penelitian yang dilakukan oleh Comasatu (2014).

Susanto (2008), mengatakan bahwa keterlibatan pemakai (user involvement)

dalam perancangan dan pengembangan sistem informasi lebih ditekankan pada

bagaimana peranan pemakai dalam proses perancangan sistem informasi dan

langkah-langkah apa yang akan dilakukan dalam mendukung dan mengarahkan

kontribusinya. tingkat keterlibatan pemakai sebagai seberapa banyak partisipasi yang

sesungguhnya (actual) diberikan oleh pemakai, dan partisipasi yang diinginkan

(desired) oleh pemakai di dalam aktivitas kinerja pengembangan sistem.

Secara penelitian Comasatu (2014), keterlibatan pemakai adalah hal yang

merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan penerapan suatu

sistem atau teknologi menyadari bahwa operasionalisasi teknologi komputer

menyangkut aspek manusia dan dampak perubahan yang disebabkannya adalah

penting untuk memperhatikan keberadaan manusia dalam pemanfaatan suatu


teknologi dengan demikian keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem akan

meningkatkan efektifitas kinerja sistem informasi akuntansi. penelitian yang

dilakukan Rizki (2013), membuktikan bahwa keterlibatan pengguna berpengaruh

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hasil penelitian Wati, Restu Agusti, dan

Ruhul Fitrious (2014), membuktikan keterlibatan pemakai tidak berpengaruh

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Koewoyo (2006), mengatakan bahwa kemampuan dan keahlian seseorang

karyawan sangat ditentukan dan dipengaruhi dari pendidikan formal yang pernah

ditempuh. Tingkat pendidikan yang rendah (SD-SMU) karyawan maka pengetahuan

tentang sistem informasi akuntansi juga akan rendah jika dibandingkan dengan

tingkat pendidikan formal yang tinggi (perguruan tinggi) karyawan. Karyawan yang

berpendidikan lebih tinggi dipastikan lebih menguasai sistem informasi akuntansi

yang baik, apabila didukung dengan latar belakang pendidikan akuntansi dan sistem

informasi akuntansi yang berbasis komputer.

Josep (2006:557), mengemukakan bahwa karyawan baru harus menerima

orientasi mengenai kegiatan usaha dari tujuan itu tegas dan kebijakan. pemakai yang

akan langsung berinteraksi dengan sistem baru juga perlu menerima pelatihan intensif

dalam operasi pecific dan aturan yang berlaku. Dari pernyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa pelatihan dan pendidikan kepada karyawan dibutuhkan agar

karyawan lebih terampil dalam menggunakan sistem yang baru. Sehingga program

pelatihan dan pendidikan tersebut akan memberikan keuntungan kepada para

karyawan dan pengguna sistem dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.


Dewa&I Made Sadha Suardikha (2012), suatu program pelatihan dan

pendidikan adalah hal yang penting jika diadakan berupa training terhadap pada

calon pengguna atau pemakai sistem melalui pelatihan mereka akan lebih memahami

kompleksitas sistem baru yang ditawarkan dan dapat memperkecil resiko kesalahan

ketika sistem tersebut diterapkan. Program pelatihan dan pendidikan digunakan tim

pengajar yang merupakan tenaga ahli dasar pemikirannya adalah hasil pembelajaran

dengan tenaga ahli sebagai pengajarnya dapat memberi manfaat kepada responden

guna memudahkan pekerjaan sehari-hari dan meningkatkan kreatifitas dalam

menggunakan sistem informasi sehingga membuat pemakai merasa puas. Hasil

penelitian yang dilakukan Rahadian, Amir Mahmud, dan Henny Murtini (2014)

memiliki pengaruh yang signifikan program pendidikan dan pelatihan pemakai

dengan kinerja sistem informasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Jen

(2003) tidak menunjukan adanya pengaruh hubungan antara program pelatihan dan

pendidikan pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Menurut Handoko (2007) manajemen puncak adalah manajemen tertinggi

yang terdiri dari sekelompok eksekutif. Sering disebut dengan sebutan Presiden

Direktur, Wakil Direktur, Wakil Presiden Senior, Kepala Divisi dan lain sebagainya.

Komara (2006) mengatakan bahwa memberikan beberapa alasan mengenai betapa

pentingnya dukungan manajemen puncak dalam pengembangan sistem, antaranya

adalah bahwa sistem merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan

korporat yang diketahui manajemen puncak, karenanya pengembangan juga

diharuskan sejalan dengan perencanaan korporat, sehingga mendukung tujuan yang


hendak dicapai dengan demikian akan dijadikan pembuatan dan pengambilan

keputusan dalam pengembangan sistem menjadi lebih baik dan kinerja pun ikut

meningkat.

Secara penelitian yang dilakukan Gustian (2014) ini dukungan manajemen

puncak adalah bentuk bantuan yang diberikan oleh pimpinan dapat berupa dukungan

pimpinan kepada bawahan dan semakin besar dukungan yang diberikan manajemen

puncak akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dukungan manajemen

puncak dalam proses pengembangan dan pengoperasian sistem informasi akuntansi

dengan kinerja sistem. Penelitian yang dilakukan Chomasatu (2014) membuktikan

terdapat pengaruh signifikan antara dukungan manajemen puncak terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi. Sedangkan penelitian Ginting (2011) membuktikan

bahwa dukungan manajemen puncak tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi.

Menurut Robbins & Judge Timothy (2008:57), secara konsep teori

kemampuan teknik personal merujuk pada kepastian individu untuk mengerjakan

berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu itulah penilaian tentang apa yang dapat

dilakukan seseorang. Kemampuan untuk melakukan fungsi pekerjaan sambil

menerapkan atau menggunakan pengetahuan penting kemampuan yang dibuktikan

melalui kegiatan atau perilaku yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan sehingga

semakin sering kemampuan individu yang bagus akan mengefektifkan kinerja sistem

tersebut. Menurut Priyono (2012), kemampuan teknik personal merupakan tingkat

kemampuan yang dimiliki oleh pemakai terkait sistem yang akan digunakan dan
kemampuan pemakai dalam mengoperasikan sistem yang baru sangat dibutuhkan, hal

ini penting dalam pengoperasian kinerja sistem agar sistem dapat beroperasi secara

maksimal. Tanpa adanya kemampuan yang dimiliki oleh pemakai, para pemakai akan

mengalami kesulitan-kesulitan apabila terjadi beberapa permasalahan ketika

menerapkan sebuah sistem dan sebuah kemampuan teknik pemakai yang baik akan

mendorong pemakai untuk menggunakan sistem akuntansi sehingga kinerja sistem

informasi akan lebih tinggi. Penelitian Gustian (2014) membuktikan bahwa dalam

penelitiannya terdapat pengaruh antara kemampuan teknik personal terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi. Sementara itu penelitian yang dilakukan Nurhayati

(2012), membuktikan kemampuan teknik personal sistem informasi tidak

berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Penelitian ini mengacuh pada penelitian Chomastu (2014). Dengan judul

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Performance of Accounting Information systems.

Perbedaan penelitian ini dengan peneliti terdahulu antara lain:

1. Sampel peneliti terdahulu dilakukan pada dealer Honda, Yamaha, Suzuki dan

Kawasaki di Kartasura sementara penelitian ini dilakukan disemua Bank Pemerintah

Wilayah Kota Pekanbaru.

2. Variabel seperti Keterlibatan pemakai, Pelatihan dan pendidikan pemakai,

dukungan manajemen puncak, dan akan ditambah dengan variabel Kemampuan

teknik personal.
Alasan penelitian ini ingin menguji kembali variabel serta variabel yang di

tambahkan apakah dengan teori yang sama namun dengan menggunakan populasi,

sampel, lokasi dan waktu yang berbeda akan menghasilkan penelitian yang berbeda

atau akan menghasilkan peneliti yang sama.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

ini dengan judul: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah di Kota Pekanbaru.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan Uraian diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem memiliki

pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi ?

2. Apakah program pelatihan dan pendidikan pemakai sistem memiliki pengaruh

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi ?

3. Apakah dukungan manajemen puncak memiliki pengaruh terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi ?

4. Apakah kemampuan teknik personal sistem informasi memiliki pengaruh

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris

mengenai:
1. Untuk menguji pengaruh keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan

sistem terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

2. Untuk menguji pengaruh program pelatihan dan pendidikan pemakai sistem

terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

3. Untuk menguji pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi

4. Untuk menguji pengaruh kemampuan teknik personal sistem informasi

terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan Dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat pada semua

pihak yang membutuhkan diantaranya:

1. Bagi Pihak perbangkan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan kepada pihak perbangkan sebagai bukti empiris tentang seberapa

jauh pemahaman pihak yang menggunakan sistem informasi mengenai kinerja

sistem informasi akuntansi yang telah digunakan.

2. Bagi penulis. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan peran kita

dalam keikutsertaan terhadap sesuatu ilmu pengetahuan. Kususnya tentang

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan jasa yang ada di kota

pekanbaru.

3. Bagi peneliti selanjutnya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah

satu referensi atau bahan acuan untuk penelitian berikutnya.


1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun secara sistematika dan teratur sehingga si pembaca

mampu memberikan gambaran-gambaran dan kondisi yang jelas sesuai dengan apa

yang diharapkan. Adapun sistematika penulisan disusun tiga bab terdiri dari:

BAB I : Bab ini merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar

belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : Bab ini merupakan teori dengan permasalahan yang akan diteliti,

yaitu meliputi konsep Sistem Informasi Akuntansi, kinerja sistem

informasi akuntansi, dan digambarkan mengenai model dari

penelitian ini.

BAB III : Bab ini penulis menguraikan tentang populasi dan sample yang

digunakan, jenis dan sample yang digunakan, jenis dan sumber

data, teknik dan metode pengumpulan data, variable penelitian dan

definisi oprasional, dan analisis data yang digunakan.

BAB IV : Bab ini merupakan bab Hasil dan Pembahasan, dimana bab ini

menguraikian tentang Hasil atas pengujian penelitian dan

pembahasan dari hasil penelitian yang diperoleh dari uji – uji yang

dilakukan.
BAB V : Bab kesimpulan dan saran ini berisikan tentang penarikan

Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan memberikan saran

untuk pembaca atau siapapun yang ingin mengangkat atau

mereplikasi judul penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai