A. Melalui vaksinasi associate molecular pattern B. Long life A. Toll Like Receptor C. Akibat terpapar secara alamiah B. Flagelin D. Didapat misalnya melalui C. SSDNA plasenta D. LPS E. Menghasilkan memori E. DSDNA
2. Merupakan organ limfoid perifer
8. BUKAN kharakteristik dari A. Cairan limfatik komplemen B. Hati A. Bekerja secara cascade C. Thymus B. Menyebabkan inflamasi D. Eritrosit C. Tidak Menghasilkan sel memori E. Tonsil D. Membantu opsonisasi 3. Lokasi produksi limfosit T fagositosis A. Bone marrow E. Bekerja untuk mikroba B. Lien intraseluler C. Hati D. Yolk sac 9. Sel T naïve TIDAK mengenali E. Thymus antigen yang: A. Berbentuk peptide 4. Perpindahan limfosit naïve dari B. Di display oleh MHC tempat maturasi ke limfonodus C. Berasal dari epitop protein perifer D. Berbentuk Makromolekul A. Re-emerge limfosit E. Yang dipresentasikan oleh B. Re-sirkulasi limfosit makrophag C. Homing limfosit D. Cloning limfosit 10. Sel T naive masuk ke limfonodus E. Aktifasi limfosit melalui 5. Komponen imunitas inate A. Arteri limfonodus A. CD4Th B. Afferen limfonodus B. Antibodi C. Efferen limfonodus C. Sel T D. Vena limfonodus D. Sel B E. High endothelial venule E. Komplemen 11. Contoh protozoa 6. Makrofag yang terdapat di tulang A. Anopheles A. Sel Mikroglia B. M.tuberculosis B. Sel dendritik C. Plasmodium C. Sel kuper D. Cacing tambang D. Sel makrofag bronkus E. HIV E. Osteoclast 12. MHC kelas I mengenali 17. Limfosit B mature bisa: A. CD8 A. membentuk antibodi B. Sel DC B. menjadi limfosit B memory C. Erithrocyte C. menjadi plasma cell D. Sel Makrophag D. berperan dalam humoral E. Sel CD4 immunity E. semua benar 13. Degranulasi mast cell pada infeksi cacing terjadi bila sel mast berkatan 18. Fungsi efektor reseptor sel B dengan Ig dimediasi melalui: A. G A. Variable region B. A B. Constant region C. M C. Hypervariable region D. Determinan region D. D E. Ig alfa dan Ig beta E. E 19. Bagian dari reseptor sel B yang 14. Individu dibawah ini mudah mengalami mutasi somatik pada mengalami infeksi jamur, KECUALI paparan berulang dengan antigen: A. Mutasi IL-17 A. Variable region B. Kekurangan Netrofil B. Constant region Heavy chain C. Penggunaan radioterapi C. Constant region light chain D. Status gizi baik D. Determinan region E. Penggunaan kortikosteroid E. Ig alfa dan Ig beta
20. Antibodi dengan polivalensi
15. Limfosit “B” dalam limfonodus sehingga memiliki aviditas dengan terdapat pada : antigen paling tinggi: A. Capsula fibrosa A. IgA B. Trabekulae B. IgD C. Germinal centre C. IgE D. Sinus trabekularis D. IgG E. Sinus medullaris E. IgM
16. Naive T cell bergerak ke limfonodus
melalui A. Afferent Lymphatic Vessel B. Efferent Lymphatic Vessel C. Arteri D. Vena E. Saluran Mesenkim 21. Pada perkembangan sel T dan sel B 25. Sitokin yang merupakan mediator dalam timus dan bone marrow inflamasi utama dan menyebabkan dikenal istilah Positive selection, rekrutmen netrofil pada daerah luka: yaitu: A. IL-4 A. Sel T dan sel B yang tidak B. IL-2 memiliki reseptor akan mati C. IL-5 sebelum dewasa D. IFN Gamma B. Sel T dan sel B yang tidak E. IL-17 memiliki reseptor akan tetap 26. Kemokine yang dikeluarkan oleh hidup HEV pada limfonodus yang C. Sel T dan sel B yang memiliki menyebabkan sel T naïve menetap reseptor akan mati sementara (homing) adalah: D. Sel T dan sel B yang memiliki reseptor akan tetap hidup A. CCR3 E. Sel T dan sel B yang B. CCR5 reseptornya mengikat lemah C. CCR7 antigen akan hidup D. CXCL10 dan CXCL11 E. CCL19 dan CCL21 22. Manakah yang merupakan awal dari 27. Protein yang dikeluarkan oleh CTL aktivasi sel T? yang menyebabkan apoptosis sel A. Agregasi TCR-CD3 kompleks yang terinfeksi mikro intraseluler B. Aktifasi protein kinase dan adalah: protein sel surface A. Perforin C. Ikatan antigen pada TCR B. Granzyme D. Aktivasi factor transkripsi C. Lisozim E. Ikatan B7 dan CD28 D. Protease E. Caspase
23. Sitokin yang disekresi oleh APC dan
28. Jenis sel T yang berperan untuk mestimulasi diferensiasi sel T naïve produksi antibiotik natural, defensin, menjadi sel Th1 meningkatkan integritas epitel dan A. IL-1 berfisat antifungi adalah: B. IL-6 C. IL-12 A. TH1 D. TNF alfa B. TH2 E. IFN Gamma C. TH3 D. TReg 24. Beberapa jenis sitokin berbeda yang E. TH17 29. Protein yang disekresi oleh CTL memiliki aksi atau efek yang sama yang menyebabkan kebocoran pada disebut: plasma membrane sel yang A. autokrin B. parakrin terinfeksi: C. pleiotropism A. Caspase D. redundancy B. Granzyme E. multiefektor C. Perforin D. Protease E. Lysozyme 30. Protein membrane pada permukaan Respon imun humoral penderita CTL yang juga dapat menyebabkan tersebut dapat ditemukan meningkat apoptosis sel yang terinfeksi setelah dengan tingginya titer imunoglobulin berikatan dengan reseptornya CD95: terhadap antigen Phenolic A. Fas Ligand Glycolipid-I (PGL-1) M.leprae : B. Caspase A. Ig A C. Granzyme B. Ig D D. Perforin C. Ig E E. Protease D. Ig G E. Ig M 31. Seorang laki-laki berusia 26 tahun yang didiagnosa suspek demam 34. Pemeriksaan laboratorium terhadap tifoid mengalami melena sejak 7 hari respon imun humoral pada enderita yang lalu. Pada pemeriksaan fisik diatas yang paling tepat dan cepat menunjukkan adanya tanda demam ialah : 38.2o C, lidah kotor, subcomatous. A. Dipstick Selain pemeriksaan kultur darah B. Mycobacterium leprae particle sebagai pemeriksaan konfirmasi agglutination test (MLPA) laboratorium dapat dilakukan juga C. Lateral flow pemeriksaan serologis yang tepat D. Tes Fernandez dengan tes: E. Tes Mitsuda A. Haemagglutination tes B. Lateral flow 35. Jenis cyokine related gene yang C. Microscopic Agglutination tes ekspresinya berfungsi dalam (MAT) maturasi sel B untuk menghasilkan D. Floculation test imunoglobulin sebagai bentuk E. Complement Fixation Test respon imun humoral terhadap 32. Pemeriksaan serologis pada infeksi mikroba ialah : penderita demam tifoid untuk A. Interleukin 6 B. Interleukin 10 mendeteksi imunoglobulin : C. Suppressor of cytokine A. Ig A signaling-1 (SOCS-1) B. Ig D D. Suppressor of cytokine C. Ig E signaling-3 (SOCS-3) D. Ig G E. Toll Like Receptor-4 (TLR-4) E. Ig M 36. Hal dibawah ini merupakan 33. Seorang wanita berusia 45 tahun komponen utama yang bersifat yang didiagnosa menderita infeksi antigenik kuat dari mikroorganisme Mycobacterium leprae (M.leprae) Gram negatif : sejak 1 tahun lalu. Ditemukan A. Peptidoglikan adanya basil pada slit skin smear B. Lipopolisakharida C. Asam mikolik cuping telinga kanan dengan D. Lipoprotein pewarnaan basil tahan asam (BTA). E. Phenolic Glycolipid -1 (PGL-1) 37. Jenis sitokin yang berfungsi sebagai 41. Seorang bayi laki-laki berusia 6 antiviral: bulan dibawa ke puskesmas oleh A. Interleukin-10 ibunya, dengan keluhan utama B. Interferon alpha kemerahan pada kedua pipi sejak C. TGF beta usia 3 bulan, disertai dengan kulit D. IL-1 kering dan gatal sehingga E. TNF alpha menganggu tidur pasien. Riwayat asma pada kedua orang tua (+). 38. Seorang pria berusia 17 tahun Apakah terapi yang dapat diberikan menderita infeksi bakteri pada untuk kasus di atas? traktus digestivus sejak 8 hari yang A. antihistamin, antibiotik sistemik B. antibiotik topikal, antihistamin lalu. Pada pemerikaan fisik C. antibiotik topikal, antibiotik ditemukan adanya demam, ngilu sistemik pada otot betis, ikterus dan pada D. kortikosteroid sistemik, antibiotik pemeriksaan laboratorium sistemik ditemukan peningkatan titer Ig M E. kortikosteroid topikal, terhadap antigen spesifik Leptospira antihistamin Icterohaemorrhagica. 42. Seorang anak laki-laki berusia 5 Proses awal fagositosis terhadap sel bulan, dengan keluhan bercak bakteri disebut: merah dikedua pipi sejak usia 3 A. Engulfment bulan, anak tsb menderita Dermatitis B. Chemotaxis Atopik, berikut gejala yang TIDAK C. Formasi fagosom ditemukan sebagai kriteria mayor DA D. Fusion adalah : E. Digestion A. gatal yang intens B. penyakitnyakronis residif 39. Sitokin yang berfungsi dalam C. terdapat gangguan ceramide menginduksi demam pada infeksi pada kulit bakteri : D. kekeringan kulit A. IL-12 E. peningkatan kadar IgE B. IL-8 C. IL-1 43. Pada Dermatitis Atopik, mekanisme D. IL-5 hipersensitivitas yang terlibat adalah: E. IL-9 A. Reaksi anafilaktik (tipe I) B. Sitotoksik (tipe II) 40. Erupsi obat alergi (EOA) atau alergi C. Kompleks Imun (tipe III) obat TIDAK bisa terjadi jika : D. Respon lambat (tipe I) A. mengikuti Hipersensitivitas tipe II E. Tipe lambat (tipe IV) B. mengikuti Hipersensitivitas tipe III C. Dosis terapeutik/normal D. Dosis rendah tapi multiple dose E. Bisa mengikuti Hipersensitivitas tipe IV 44. Seorang laki-laki berusia 25 tahun 47. Seorang wanita 30 tahun, 3 minggu dating ke IRD dengan keluhan ini mengeluh lemas, anemia, berat bercak merah di seluruh tubuh badan sangat menurun dan sering disertai luka di bibir dan kelamin. diare dalam 1 bulan terakhir tetapi Keadaan ini dialami 6 hari yang lalu. tidak setiap hari tanpa penyebab Tiga hari setelah muncul bercak di yang jelas. Penderita sudah berobat kulit, mata memerah. Batuk ke Puskesmas dan dianjurkan berdahak muncul dan minum obat melakukan RAPID TEST (ELISA). tablet dan sirup obat batuk. Patomekanisme penyakit pada Gambaran klinis purpura kasus ini adalah menurunnya kadar generalisata, konjungtiva hiperemis, CD4. Penyebab turunnya kadar CD4 erosi dan krusta di bibir dan kelamin. adalah sel CD4 yang terinfeksi Diagnosis yang mungkin adalah: langsung dibunuh oleh CTL dan virus A. Sindrom Stevens Jhonson’s itu sendiri serta penyebab yang lain? B. NekrolisisEpidermolisisToksik A. Meningkatnya kerentanan sel C. EritemaMultiforme Minor CD4 untuk apoptosis D. Psoriasis Artropatika B. Sel CD4 cenderung berubah E. SindromHenochPurpura menjadi sel virus baru C. Sel CD4 tidak terdeteksi karena 45. Yang bukan merupakan factor resiko intinya sudah berubah untuk timbulnya erupsi obat alergik D. Sel CD4 berubah fungsi menjadi adalah? sel CTL A. Polifarmasi E. Sel CD4 diikat oleh sel memori B. Asma bronkiale sehingga tidak terdeteksi C. Riwayat hipersensitivitas 48. Lamanya masa Window Period D. Overdosis Human Immunodefisiency Virus E. Faktor atopik adalah: A. 2 – 8 bulan 46. Seorang laki-laki berusia 37 tahun B. 3 – 6 bulan datang ke dokter dengan keluhan C. 4 – 8 bulan gatal diwajah dan badan, pada D. 3 – 10 bulan pemeriksaan fisis tampak papul polimorfi. Di kedua lengan dan E. 4 – 10 bulan tungkai terdapat tattoo. Keluhan lain 49. Mekanisme immunomodulator berat badan menurun drastic dalam sebagai berikut: 1 bulan terakhir. Penderita sudah A. imunorestorasi, imunostimulasi, berobat kepuskesmas tapi tidak ada dan desensitasi perubahan hasil pemeriksaan dokter ada TB (Tuberkulosis Paru). B. imunorestorasi, imunostimulasi, Apapenyebab yang paling mungkin dan imunisasi untuk kasus di atas? C. imunorestorasi, imunostimulasi, A. Human immunodeficiency virus dan imunosupresi B. Human papilloma virus D. imunorestorasi, imunostimulasi, C. Varicella zoster virus dan imunoterapi D. Hepatitis virus E. imunorestorasi, imunostimulasi, E. Herpes simpleks virus dan transplantasi 50. Obat yang tidak termasuk 54. “Graft versus host disease” kadang imunosupresi dibawah ini adalah: ditemukan pada proses transplantasi A. Kortikosteroid A. Ginjal B. Takrolimus B. Hati C. siklosporin C. Kornea D. Metotreksat D. Sumsum Tulang E. Levamisol E. Kulit
51. Efek kortikosteroid diantaranya 55. Yang paling berperan pada
adalah: hyperacute rejection pasca A. anti alergi, antimitosis, dan transplantasi organ adalah antiinflamasi A. Pre existing antibody B. anti alergi, antimitosis, dan anti B. CD 4 T lymphocyte histamine C. CD8 T lymphosite C. anti alergi, antimitosis, dan D. Sel APC antimetbolik E. Sel Plasma D. anti alergi, antimitosis, dan Anti 56. Yang paling berperan pada cronic TNF-α rejection pasca transplantasi organ E. anti alergi, antimitosis, dan Anti adalah pruritus A. CD 4 T lymphocyte B. CD8 T lymphosite 52. Pada metode “direct” C. Sel APC immunohistokimia, yang dilabel D. Sel Plasma dengan kromogen atau enzym adalah E. Pre existing antibody A. Primary antibody B. Secondary antibody 57. Yang dikenali khusus sebagai allogenic molekul pada proses direct C. Avidin biotin complex dan indirect recognition pada D. Bridging antibody transplantasi sel atau jaringan adalah E. Tertiary complex antibody A. peptide self B. peptide asing 53. Antigen retrieval pada pemeriksaan C. MHC donor immunohistokimia yang biasa dilakukan adalah D. MHC recipient A. Metode pemanasan E. APC donor B. Dengan enzym protease C. Fiksasi dengan formalin buffer 58. Yang termasuk Congenital Immunodeficiency tipe innate D. A dan B benar immunity adalah KECUALI E. A, B dan C benar A. Paghocytic Disfuction B. Complement deficiencies C. Leucocyte adhesion deficiency D. Defect in Lymphocyte maturation E. Defective lytic enzyme 59. Severe Combined Imunodeficiency 63. Sel-sel tumor bisa memproduksi (SCID) bisa disebabkan oleh. molekul cytokine yang berperan KECUALI: sebagai anti tumor response. Molekul A. Common gamma Chain tersebut adalah Receptor deficiency A. MHC kls I B. Adenosine Deaminase (ADA) B. IL-2 Deficiency C. TGF beta C. RAG 1 Deficiency D. TGF alpha D. RAG 2 Deficiency E. TNF E. T Cell Deficiency 64. Fungsi dari antigen tumor selain 60. Karakteristik dari X Linkage Hyper IgM memicu respon imun adalah untuk Syndrome adalah, KECUALI kepentingan A. Mutasi pada gen yang A. Diagnosis mengkode protein CD 40 B. Therapy B. Tidak ada aktifasi help factor dari C. Targeted Therapy sel T ke sel B D. A dan B benar C. RAG dan ADA deficiency E. A, B dan C benar D. Tidak ada switch IgM ke IgA atau Ig G 65. Cross reaction antara antigen E. Terjadi peningggian kadar IgM streptokokkus dan antigen pada epitol sel otot jantung, yang bisa menyebabkan Rheumatic Heart 61. Contoh Antigen tumor yang dikode dari Disease, menunjukkan mekanisme genome Virus onkogenik yang autoimun dengan proses: menyisip masuk pada DNA sel tumor A. Molecular Mimicry adalah B. Polyclonal B Cell activation A. EBNA C. Polyclonal T cell activation B. AFP D. Exposeure of Hidden self C. CEA antigen D. MUC1 E. Genetic Susseptibility E. Ca 125 66. Antigen yang bisa tidak memicu respon 62. Sel Tumor bisa mempunyai imun dengan memicu aktivasi sel B kemampuan untuk menghindar dari dan sel T, malah memicu clonal anergy serangan sel imun melalui disebut: mekasnisme A. Clonal expantion A. Menekan ekspresi MHC kls I B. Clonal deletion B. Menekan ekspresi MHC kls II C. Clonal anergy C. Menekan ekspresi Kostimulator D. Imunogen D. A dan B benar E. Tolerogen E. A, B dan C benar 67. Proses maturasi sel B terjadi di Sum 71. Yang termasuk tes imunologi yang sum tulang dan jaringan limfoid perifer. menggunakan label adalah: Pada proses Central Tolerance Cell B A. ELISA terjadi proses selection berupa: B. Metode presipitasi A. Receptor editing C. Metode aglutinasi B. Clonal Deletion D. Complement Fixation Test C. Clonal anergy E. Bukan salah satu di atas D. A dan B benar E. A, B dan C benar 72. Anak laki-laki masuk dbawa ke poliklinik dengan keluhan sakit perut, 68. Pada proses central Tolerance Cell T, malas makan, dan sakit kepala/pusing. bisa terjadi proses selection berupa Hasil pemeriksaan menunjukkan A. Receptor editing peningkatan jumlah sel eosinofil yang B. Clonal Deletion/ apoptosis signifikan. Diagnosis yang paling C. Clonal anergy mungkin untuk peningkatan jenis sel D. A dan B benar tersebut adalah: A. infeksi virus E. A, B dan C benar B. infeksi bakteri C. infestasi cacing 69. Pada proses peripheral Tolerance Cell T dan Cell B , bisa terjadi proses D. semua jawaban di atas benar selection berupa E. semua jawaban di atas salah A. Clonal Deletion/ apoptosis B. Clonal anergy 73. Seorang anak laki-laki, 1 tahun, BB 8,2 C. Receptor editing kg dibawa ke poli anak dengan keluhan D. A dan B benar pucat sejak 2 minggu lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ikterik, E. A, B dan C benar splenomegali. Hasil lab menunjukkan Hb 7,2%, leukosit 6.900/mm3, PLT 70. Seorang wanita pekerja seksual, 26 194.000/mm3, Fe serum dan TIBC tahun, datang ke RS dan mengeluh normal, Coombs tes menunjukkan berat badan menurun dan diare sudah hasil positif. Diagnosis yang paling berlangsung lebih kurang sebulan. memungkinkan pada pasien ini adalah Gejala dan tanda menunjang diagnosis A. Anemia Hemolitik Autoimun HIV. B. Anemia Defisiensi Besi Diagnosis pasti ditegakkan dengan mendeteksi antibodi terhadap C. Anemia Aplastik komponen protein virus HIV melalui D. Anemia Megaloblastik tes: E. Bukan salah satu diatas A. ELISA B. FACS C. Imunohistokimia D. Western Blot E. Jawaban A, B dan C benar 74. Tujuan pemeriksaan tes Coombs pada 78. Metode Fluorescent Activated Cell pasien ini adalah: Sorter (FACS) adalah salah satu tes A. Untuk mengetahui adanya laboratorium imunologi yang dilakukan antigen pada permukaan sel untuk menilai: darah merah A. Fungsi respon imun humoral B. Untuk mengetahui adanya B. Fungsi respon imun seluler antibodi terhadap antigen di C. Fungsi respon imun innate permukaan eritrosit D. Semua jawaban di atas benar C. Untuk mengetahui adanya E. Semua jawaban di atas salah eritrosit yang lisis D. Untuk mengetahui adanya 79. Seorang anak umur 2 tahun dengan kelainan struktur membran gatal-gatal dan bentol-bentol di kulit eritrosit setelah mengkonsumsi makanan E. Untuk mengetahui adanya tertentu. anemia karena penyakit kronik Pernyataan yang benar untuk kasus tersebut: 75. Seorang wanita melakukan A. Diagnosa pasti penyakit ini pemeriksaan laboratorium untuk dengan pemeriksaan memastikan kehamilannya setelah laboratorium terlamabat haid selama 1 minggu. B. Kemungkinan besar penyakit ini Pemeriksaan yang dokter anjurkan akan menetap sampai dewasa adalah pemeriksaan beta HCG rapid C. Biasanya disebabkan oleh ikan test. Prinsip tes tersebut adalah: D. ASI eksklusif dapat menurunkan A. Aglutinasi resiko penyakit ini B. Presipitasi E. Pemberian obat kortikosteroid C. Imunoturbidimetri merupakan penanganan utama D. Imunokromatografi E. Bukan salah satu diatas 80. Seorang laki-laki mengalami diare kronik yang kadang disertai darah. 76. Tujuan dilakukan tes CD4 metode Akibat penyakit ini pasien mengalami Fluorescent Activated Cell Sorter penurunan BB sampai 10 Kg. Hal ini (FACS) pada pasien HIV/AIDS adalah: dialami jika dia mengkonsumsi roti A. Sebagai tes saring yang terbuat dari gandum. B. Untuk konfirmasi hasil rapid test Pernyataan yang benar untuk kasus C. Untuk menegakkan diagnosis ini: pasti A. Penyakit ini didasari oleh D. Untuk penentuan pemberian hipersensitivitas tipe 3 terapi anti retrovirus B. Antibodi terbentuk terhadap E. Semua jawaban di atas benar polisakarida dari gandum C. Fatique merupakan salah satu 77. Coomb Test dapat diinterpretasi gejala yang menonjol dengan melihat adanya: D. Selain gandum pasien ini juga A. Terbentuknya cincin presipitasi harus menghindari beras dan B. Terbentuknya aglutinasi jagung C. Terjadinya lisis eritrosit E. Penyakit ini banyak di temukan D. Perobahan warna pada Ras Asia E. Bukan salah satu di atas 81. Seorang laki-laki umur 30 tahun C. Urtikaria setelah mengkonsumsi mengalami gejala muka dan badan soft drink atau kentang yang memerah dan jantung berdebar mengandung pengawet asam setelah mengkonsumsi ikan. benzoat Sebelumnya dia tidak pernah D. Urtikaria setelah mengkonsumsi mengalami hal ini. Dia dan udang disertai kadar plasma IgE keluarganya tidak ada riwayat alergi. yang tinggi Sudah sebulan dia mendapatkan E. Migren setelah mengkonsumsi pengobatan TBC paru ikan tuna kaleng yang Pernyataan yang salah: mengandung tinggi histamine A. Kemungkinan besar dia mengalami alergi ikan 84. Pernyataan yang salah: B. Pada ikan tersebut mungkin A. Pada obesitas terjadi inflamasi mengandung histamin yang kronik derajat rendah dengan tinggi peningkatan TNFa dan IL-6 C. Monoamine oxidase (MAO) B. Inflamasi pada obesitas normalnya dapat menonaktifkan menyebabkan gangguan efek histamin insulin (resistensi insulin) D. MAO pada pasien ini dapat C. Pada malnutrisi terjadi dihambat oleh obat TBC INH penurunan jumlah CD4 dan CD8 E. Mikroba pada ikan tidak segar dan respon imun humoral dapat mensintesa histamin dari D. Defisiensi vitamin A dapat asam amino histidine menyebabkan gangguan fungsi imunitas alamiah karena 82. Pernyataan yang benar untuk Alergi gangguan integritas epitel dan Telur: penurunan sekresi mukosa A. Komponen protein allergen E. Defisiensi vitamin A tidak hanya terdapat pada putih telur mempengaruhi jumlah sel lekosit B. Kuning telur banyak dan fungsi sel T mengandung kolesterol dan tidak mengandung protein allergen 85. Pernyataan yang salah mengenai C. Allergen pada telur stabil dengan imunisasi: pemanasan A. Transfer IgG dari ibu ke janin D. Alergi telur pada anak biasanya melalui plasenta merupakan menetap sampai dewasa imunisasi pasif natural E. Perlu menghindari semua jenis B. Imunisasi pasif natural juga dapat makanan sumber protein karena melalui ASI dapat terjadi cross reaction C. Imunisasi turis yang akan segera ke daerah tropis merupakan 83. Yang manakah berikut ini yang tidak contoh imunisasi aktif termasuk reaksi intoleransi makanan D. Imunisasi pasif heterolog lebih A. Phenylketonuria akibat defisiensi beresiko dari pada homolog enzim untuk metabolisme E. Imunisasi pasif heterolog dapat Phenylalanin menyebabkan reaksi B. Reaksi urtikaria setelah hipersensitivitas tipe 1 dan 3 mengkonsumsi makanan yang mengandung pewarna buatan 86. Vaksin yang berasal dari toksin kuman: 91. Penyakit vaskulitis yang mengenai A. Hepatitis B pembuluh darah besar adalah: B. Difteri A. Penyakit Kawasaki C. BCG B. Poliarteritis nodosa D. Polio C. Penyakit takayasu E. Pertussis D. Wegener granulomatosis E. Purpura Henoch-Schonlein 87. Respon imun primer terhadap antigen memiliki ciri sebagai berikut: 92. Penyakit vaskulitis yang biasanya A. Lebih banyak IgG daripada IgM menyerang pembuluh darah saluran B. Pembentukan antibodinya sangat napas dan paru-paru adalah: cepat A. Penyakit Kawasaki C. IgG dan IgM sama banyak B. Poliarteritis nodosa D. Membentuk sel memori C. Penyakit takayasu E. Lebih banyak IgA D. Wegener granulomatosis E. Purpura Henoch-Schonlein 88. Perbedaan imunisasi aktif dan pasif: A. Imunisasi aktif tidak bertahan 93. Gejala Obstruksi nasi yang timbul pada lama rinitis alergi disebabkan oleh karena B. Imunisasi aktif tidak memiliki sel A. Vasodilatasi pembuluh darah memori mukosa hidung C. Imunisasi aktif tidak untuk B. Vasodilatasi dan permeabilitas pengobatan pembuluh darah mukosa hidung D. Imunisasi pasif dapat untuk meningkat pencegahan C. Vasodilatasi dan permeabilitas E. Imunisasi pasif relative lebih pembuluh darah mukosa hidung murah menurun D. Hipersekresi kelenjar pada 89. Syarat vaksin yang baik: mukosa hidung A. Patogenitasnya tinggi E. Hiposekresi kelenjar pada B. Imunogenitasnya rendah mukosa hidung C. Penyimpanan pada suhu kamar D. Toksisitasnya rendah 94. Contoh reaksi hipersensitifitas tipe I E. Harganya tidak murah dari Gell dan Coombs dibawah ini adalah 90. Kelainan organ tubuh yang sering A. Reaksi transfusi terlibat atau terkena pada penyakit B. Rinitis alergi Purpura Henoch-Schonlein adalah: C. Reaksi tuberculin A. Kulit D. Reaksi arthus B. Ginjal E. Reaksi Mantoux C. Sendi D. Mata E. Abdomen 95. Yang termasuk mediator sekunder 99. Yang termasuk obat pereda asma pada Hipersesnsirtifitas tipe I adalah dalam keadaan serangan ( Reliever ) A. Prostaglandin dibawah ini adalah B. Bradikinin A. Antihistamin C. Histamin B. Antilekotrien D. Antihistamin C. Immunoterapi E. Interferon gamma D. SABA (Short Acting Beta 2 Agonis) 96. Reaksi Tipe III dari Gell dan Coombs E. Kromon disebut juga A. Reaksi kompleks –Imune 100. Salah satu tanda asma berat pada B. Delayed hipersesisitivity orang dewasa adalah C. Sitotoksik A. Pulsus paradoksus D. Sitolisis B. Stridor inspiratoar E. Early reaction C. Nadi 100-120/menit 97. Reaksi anafilaktoid terjadi oleh karena: D. Otot bantu pernapasan tidak A. Sering disertai adanya riwayat bekerja atopi E. Mungkin agak gelisah B. Diperantarai oleh Ig G C. Perlu sensitisasi D. Mekanismenya melalui jalur efektor non imun E. Diperantarai oleh Ig E
98. Pernyataan yang sesuai dengan reaksi
arthus adalah A. Merupakan reaksi yang bersifat lokal B. Terdapat riwayat atopi dalam keluarga C. Tidak melibatkan antibodi D. Melibatkan hanya sel saja E. Disebut juga reaksi sitotoksik