Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEBANGSENTRALAN

PERAN BANK INDONESIA


DALAM MENJAGA DAN MEMELIHARA STABILITAS MONETER
DAN SISTEM KEUANGAN DI INDONESIA

Nama : Milawati

NIM : 12.05.52.0141

Dosen Pengampu : Bp. Wanuri, DRS, M.M

FAKULTAS EKONOMI UNISBANK

SEMARANG 2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Inflasi pada hakikatnya merupakan masalah umum dalam sebuah perekonomian
Negara. Kendati demikian, inflasi tidak dapat dipandang sebelah mata. Sebab terjadinya
inflasi merupakan cerminan bahwa telah terjadi gangguan pada stabilitas nilai mata uang
domestik. Lebih dari itu, inflasi juga merupakan permasalahan yang sangat sensitif bagi
sebuah Negara, sebab terjadinya inflasi akan mempengaruhi ekspektasi perekonomian ke
depan.
Mengingat begitu gawatnya dampak yang dapat ditimbulkan oleh inflasi maka perlu
adanya langkah - langkah tepat dalam pengendalian inflasi. Pengendalian inflasi pada
hakikatnya merupakan bagian dari sebuah kebijakan moneter yang dipegang oleh sebuah
otoritas moneter yang bernama bank sentral. Bank Sentral memiliki peran yang signifikan
dalam pengendalian inflasi. Langkah yang ditempuh oleh Bank Sentral dalam upaya tersebut
adalah dengan melakukan stabilisasi terhadap sistem keuangan dan stabilitas moneter.
Sistem keuangan dan stabilitas moneter ibarat sebuah rantai yang saling terkait satu
sama lain. Artinya, gangguan sedikit saja pada sistem keuangan akan berdampak pada
stabilitas moneter. Maka dengan demikian, keberhasilan dalam menjaga stabilitas moneter
tanpa diikuti dengan stabilitas sistem keuangan tidak akan banyak artinya dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Padahal pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan merupakan suatu hal yang amat penting dalam pembangunan ekonomi. Tanpa
adanya pertumbuhan ekonomi berkelanjutan maka suatu Negara akan menempuh waktu yang
lebih lama menuju kemakmuran.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ingin diajukan untuk kemudian menjadi bahan dalam
bagian pembahasan antara lain sebagai berikut:
1. Mengapa stabilitas moneter dan sistem keuangan begitu penting bagi perekonomian
Indonesia?
2. Bagaimana upaya Bank Indonesia dalam upaya menjaga stabilitas moneter dan sistem
Keuangan sehingga tercapai perkembangan laju inflasi yang stabil?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya gangguan pada Stabilitas
moneter dan sistem keuangan.
2. Untuk mengetahui langkah – langkah konkrit yang ditempuh oleh Bank Indonesia dalam
upaya menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan.
3. Untuk menganalisis dampak stabilitas moneter dan sistem keuangan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat menambah literatur dan
kepustakaan yang berkaitan dengan Bank Sentral khususnya mengenai peranan Bank Sentral
dalam upaya menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan.
E. Landasan Teori
Dalam mendukung penjabaran pada judul makalah, maka makalah ini diperkuat oleh 2
landasan teori sebagai berikut:
1. Bank Indonesia memiliki tujuan tunggal yakni: Mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. (Pasal 7 ayat 1 UU.No.3 Tahun 2004 Tentang Bank Indonesia).
2. Dalam upaya mencapai tujuannya, Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang
merupakan bidang tugasnya antara lain: Menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter, Menjaga kelancaran sistem pembayaran, dan Mengawasi kegiatan perbankan.
BAB II
HAKIKAT BANK INDONESIA

Dengan luas wilayah yang begitu besar, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat
peredaran uang yang amat besar. Setiap hari lebih dari 1800 Triliun rupiah uang beredar di
Indonesia dengan begitu cepat. Peredaran uang tentu harus dikoordinasi dengan baik guna
menjaga stablitas perekonomian secara keseluruhan. Guna menjalankan fungsi koordinasi
terhadap peredaran uang, maka diperlukan adanya sebuah lembaga Negara yang berperan
sebagai otoritas moneter. Di Indonesia otoritas moneter dipegang oleh Bank Indonesia.
Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah, memiliki tugas dan tujuan yang berbeda dari
waktu ke waktu seiring dengan berkembangnya perekonomian Indonesia. Kendati berbeda,
bukan berarti berbeda secara keseluruhan, terdapat pula satu persamaan tujuan yang dimiliki
oleh Bank Indonesia sejak awal berdirinya hingga saat ini yaitu Mencapai dan memelihara
stabilitas nilai rupiah.
Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia bertanggung jawab penuh atas peredaran
uang di Indonesia. Lebih dari itu kestabilan nilai rupiah juga merupakan tanggung jawabnya
sebagaimana yang tertulis dalam Pasal 7 ayat 1 UU.No.3 Tahun 2004 yang menyatakan:
“Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah”.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia memiliki badan pelaksana
kebijakan yang bertugas membuat dan merumuskan serta melaksanakan kebijakan moneter
yang disebut Dewan Gubernur. Dewan Gubernur memiliki independensi personal. Sehingga
dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Gubernur dapat menolak intervensi dari pihak di luar
Bank Indonesia termasuk pemerintah sekalipun.
Independensi merupakan hal yang amat melekat pada Bank Indonesia. Berdasarkan
UU.No.3 Tahun 2004 Bank Indonesia memiiki 5 tingat independensi yang terdiri atas:
1. Independensi Kelembagaan
2. Independensi Instrumen
3. Independensi Sasaran Akhir
4. Independensi Personal
5. Independensi Keuangan
Kelima aspek tersebut melekat pada Bank Indonesia. Hal ini penting karena upaya
mencapai tujuannya, Bank Indonesia perlu mandiri dalam melaksanakan kerjanya.
Pengalaman tahun lalu dimana intervensi pemerintah terhadap Bank Indonesia yang
berlebihan telah mengakibatkan terjadinya inflasi yang tidak terkendali yang berakibat
terganggunya stabilitas moneter dan sistem keuangan secara keseluruhan.
Di samping independensi, Bank Indonesia memiliki 4 instrumen yang merupakan
bagian dari kerangka pelaksanaan kebijakan moneter yang terdiri atas :
1. Fasilitas diskonto :
Merupakan suatu tingkat suku bunga yang mencerminkan perkembangan laju inflasi
di Indonesia. Dalam transmisi kebijakan moneter, Fasilitas diskonto merupakan instrument
utama karena memiliki dampak dan pengaruh yang bersifat sistemik terhadap
perekonomia.
2. Giro Wajib Minimum
Merupakan instrument kebijakan moneter yang bertujuan mengendalikan
kemampuan pinjaman perbankan terhadap masyarakat. Bila Giro Wajib Minimum
dinaikan maka yang akan terjadi adalah kemampuan perbankan dalam memberikan
pinjaman kepada masyarakat dan dunia usaha akan melemah. Begitu juga sebaliknya.
3. Operasi Pasar Terbuka
Merupakan instrument kebijakan moneter yang berfungsi sebagai pengendali inflasi
melalui penjualan dan pembelian surat – surat berharga. Dengan penjualan terhadap surat
– surat berharga maka uang yang berlebih akan masuk ke dalam otoritas moneter dengan
demikian inflasi dapat dikendalikan.
4. Imbauan Moral
Imbauan moral merupakan kebijakan moneter yang bersifat kualitatif, dimana dalam
pelaksanaanya kebijakan moneter ini merupakan peringatan atau saran dari dewan
gubernur Bank Indonesia mengenai tindakan – tindakan yang semestinya dilakukan oleh
pasar agar stabilitas perekonomian tidak terganggu.

Efektfitas kebijakan moneter dapat dilihat dari perkembangan sasaran operasional yang
menggambarkan perkembangan uang primer dari waktu ke waktu. Sasaran operasional
merupakan indikator yang bertujuan untuk melihat sasaran-antara kebijakan moneter yang
tercermin dalam perkembangan M1 dan M2. Semua indikator – indikator tersebut akan
dijadikan bahan evaluasi bagi Bank Indonesia untuk mengambil langkah – langkah kebijakan
moneter selanjutnya dalam upaya mencapai sasaran akhir.
BAB III
PERAN BANK INDONESIA
DALAM MENJAGA DAN MEMELIHARA STABILITAS MONETER
DAN SISTEM KEUANGAN DI INDONESIA

A. Pentingnya Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan


Pada bagian pendahuluan telah dijelaskan bahwa stabilitas moneter dan sistem
keuangan merupakan memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Sehingga dalam eksekusi
upaya – upaya guna mensinergikan keduanya merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh
Bank Indonesia. Oleh karena itu amat penting bagi Bank Indonesia untuk menetapkan
besaran moneter sehingga sinergi antara stabilitas moneter dan sistem keuangan akan
tercapai.
Stabilitas moneter amat penting untuk dijaga kestabilannya. Mengapa demikian?
Karena dengan stabilitas moneterlah inflasi dapat dikendalikan. Inflasi merupakan suatu
permasalahan yang berdampak sistemik apabila dalam keadaan yang tidak terkendali. Inflasi
bisa mengacaukan kegiatan investasi, memukul daya beli masyarakat, melemahkan sektor
produksi, menghancurkan infrastruktur keuangan seperti perbankan, mengganggu kinerja
ekspor dan impor, yang mana dampak dari itu semua adalah melambatnya pertumbuhan
ekonomi. Bahkan bukan tidak mungkin akan menyebabkan kehancuran ekonomi suatu
Negara.
Untuk mendukung stabilitas moneter, maka Bank Indonesia dapat menempuh kebijakan
– kebijakan moneter melalui 4 instrumen sebagaimana yang telah disebutkan pada bab II
tentang Hakikat Bank Sentral yang meliputi: fasilitas diskonto, giro wajib minimum, operasi
pasar terbuka, dan imbauan moral. Stabilitas moneter yang terjaga akan diikuti dengan
terkendalinya inflasi. Inflasi yang terkendali amat baik bagi ekspektasi perekonomian
Indonesia, sehingga akan muncul gairah dalam berinvestasi sehingga dengan demikian
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merata dapat diwujudkan.
Sementara stabilitas sistem keuangan juga tidak kalah pentingya. Sistem keuangan
yang stabil akan menstimulus aktivitas ekonomi seperti: investasi, penyaluran kredit,
pengembangan dunia usaha, prospek bisnis dan perekonomian, dan sebagainya. Bisa kita
bayangkan apa yang terjadi manakala sistem keuangan mengalami gangguan stabilitas? Maka
yang pertama kali terjadi adalah kemampuan pemberian pinjaman perbankan akan melemah.
Pelemahan ini akan mengakibatkan aliran uang tersendat, sehingga aktivitas perekonomian
masyarakat akan terganggu terutama pada sektor – sektor dunia usaha yang memerlukan
bantuan perbankan seperti UMKM. Terhambatnya sektor dunia usaha, tentu akan
mengakibatkan prospek bisnis dan perekonomian menjadi kurang mendukung. Muara dari
semua itu adalah pertumbuhan ekonomi yang lamban.
Kunci dari upaya mencapai stabilitas sistem keuangan adalah dengan mencapai stabilitas
moneter yang baik dan handal. Karena dengan stabilitas moneter yang handal akan turut
diikuti dengan stabilnya sistem keuangan. Tetapi dengan catatan tatkala sektor moneter
bergerak menuju kestabilan harus diikuti oleh upaya menstabilkan sistem keuangan.
B. Peranan Bank Indonesia
Dalam upaya menjaga kestabilan moneter dan stabilitas sistem keuangan, maka
setidaknya ada 3 langkah strategis yang dapat ditempuh oleh Bank Indonesia. Ketiga langkah
tersebut meliputi:
1. Pengendalian inflasi melalui fasilitas diskonto yang ditransmisikan melalui kebijakan
moneter melalui jalur – jalur transmisi.
2. Mengefektifkan pengawasan dan kinerja perbankan
3. Menjaga kelancaran sistem pembayaran.
C. Pengendalian Inflasi
Pengendalian inflasi melalui fasilitas diskonto merupakan suatu langkah yang utama
dalam pengendalian inflasi. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa pengendalian
inflasi melalui fasilitas diskonto merupakan suatu langkah yang bersifat sistemik bagi
perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Fasilitas diskonto dikatakan berdampak sistemik karena dapat mempengaruhi
konsumsi, investasi, ekspor – impor, PDB, dan selanjutnya adalah pertumbuhan ekonomi.
Fasilitas diskonto yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yang biasa disebut BI rate, akan
mempengaruhi perekonomian melalui 5 jalur transmisi diantaranya: jalur suku bunga
deposito, jalur kredit, jalur harga asset, jalur nilai tukar,dan jalur ekspektasi inflasi.
Melalui jalur suku bunga deposito dan kredit , Bank Indonesia ingin mengendalikan
jumlah uang yang beredar di masyarakat. Apabila jumlah uang beredar dirasa terlalu banyak
beredar, maka Bank Indonesia akan menempuh kebijakan moneter kontraktif yang bertujuan
mengerem peredaran uang beredar. Kebijakan moneter kontraktif diimplementasikan dengan
jalan meningkatkan tingkat suku bunga. Dengan meningkatnya suku bunga, maka hasrat
masyarakat untuk melakukan konsumsi akan menurun, Sebab dalam keadaan ini, masyarakat
lebih memilih menabung karena dirasa menguntungkan. Sementara bagi perbankan, akan
mengalami pelemahan kemampuan memberikan pinjaman. Dampak – dampak tersebut akan
menyebabkan peredaran uang melambat karena peredaran uang umumnya masuk ke dalam
deposito. Dalam jangka waktu kurang dari satu tahun umumnya kondisi ini akan menjinakan
inflasi.
Melalui jalur nilai tukar, Bank Indonesia ingin mengembalikan nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing ke posisi yang stabil. Langkah ini dilakukan guna menjaga agar
kinerja eskpor dan impor tetap membaik dan pertumbuhan ekonomi tetap tumbuh. Kembali
menggunakan kasus apabila Bank Indonesia menaikan suku bunganya. Kenaikan suku bunga
dengan asumsi tidak diikuti oleh kenaikan suku bunga di Negara lain khususnya Amerika
Serikat, akan menyebabkan terjadinya kenaikan selisih tingkat suku bunga. Keadaan ini akan
membuat investor asing akan menanamkan modalnya pada instrument – instrument di pasar
uang seperti: SBI. Kondisi ini akan memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi bagi
investor. Sementara dari sisi kinerja ekspor dan impor dengan banyaknya investor yang
meminta rupiah, atau dengan kata lain meningkatnya permintaan terhadap rupiah, akan
membuat rupiah terapresiasi. Kondisi ini akan mendorong pertumbuhan impor. Pertumbuhan
impor yang kemudian diikuti dengan melemahnya ekspor akan membuat pertumbuhan
ekonomi melambat. Kondisi ini merupakan cerminan bahwa tingkat inflasi mulai dapat
dikendalikan.
Melalui jalur harga asset, kenaikan suku bunga akan menurunkan harga aset seperti
saham dan obligasi sehingga mengurangi kekayaan individu dan perusahaan yang pada
gilirannya mengurangi kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti
konsumsi dan investasi.
Dan melalui jalur ekspektasi inflasi, Bank Indonesia ingin memberikan prospek yang
baik bagi para pelaku ekonomi bahwa perekonomian masih akan tetap tumbuh dan
berkembang. Caranya adalah dengan menunjukan bahwa trend perekonomian cenderung
meningkat. Melalui trend tersebutlah, maka inflasi dapat dikendalikan.
Fasilitas diskoton, merupakan upaya untuk menjaga stabilitas kebijakan moneter,
sementara untuk menjaga stabilitas keuangan, Bank Indonesia perlu melakukan dan
mengefektifkan pengawasan dan kinerja terhadap perbankan dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran.
D. Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
Melalui sistem pembayaran, Bank Indonesia berupaya menjaga kelancaran aktivitas
perekonomian. Kita semua tentu tahu bahwa dalam perekonomian yang modern, tidak ada
satupun yang dapat terlepas dari uang dan alat pembayaran sejenis lainnya. Guna menjaga
kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesia dapat memusnahkan peredaran uang dari
masyarakat guna mengerem inflasi yang terjadi. Lebih dari itu Bank Indonesia perlu
menjamin keamanan dalam penggunaan alat pembayaran. Langkah tersebut dapat tercapai
apabila adanya monitoring yang baik pada Bank Indonesia.
E. Menefektifkan Pengawasan dan Kinerja Perbankan
Sementara pengawasan terhadap sistem perbankan ditujukan dalam rangka mendukung
upaya Bank Indonesia untuk menjaga kelancaran sistem pembayaran. Lebih dari itu
pengawasan terhadap perbankan juga ditujukan sebagai upaya untuk meningkatkan efektifitas
kebijakan moneter dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
Dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap perbankan, maka Bank Indonesia
dapat melakukan langkah – langkah yang meliputi:
1. Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari Bank.
2. Menetapkan peraturan di bidang perbankan
3. Melakukan pengawasan secara langsung dan tidak langsung
4. Menetapkan sanksi terhadap bank.
Keempat hal tersebut merupakan satu kesatuan dalam mendukung terciptanya sistem
perbankan yang sehat, kuat, dan efisien. Guna mendukung hal tersebut, maka langkah utama
yang diperlukan adalah integritas dari pengelola Bank dalam mematuhi rambu – rambu lalu
lintas moneter yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Disisi lain yang menjadi kunci dari
itu semua adalah pengawasan perbankan. Pengawasan perbankan diperlukan guna
menghindari munculnya praktek – praktek yang dapat mengganggu stabilitas sistem
keuangan. Di sisi lain pengawasan perbankan adalah bertujuan guna memastikan kelayakan
sebuah bank dalam beroperasi. Apabila dinilai tidak memenuhi kelayakan maka Bank
Indonesia dengan kewenangannya dapat mencabut izin dari perbankan tersebut.
BAB IV
PENUTUP

Dengan melihat upaya – upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia, maka dapat kita
menyatakan bahwa Bank Indonesia merupakan ujung tombak dari tercapainya stabilitas
moneter dan sistem keuangan. Dengan efektivitas yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam
menggunakan instrumen – instrument yang dimilikinya, maka kestabilan moneter dan sistem
keuangan sejatinya akan dapat dicapai. Dengan pencapaian tersebut, maka yang diharapkan
adalah inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang bergerak tumbuh dan pesat.
Dengan itulah maka perekonomian Indonesia akan semakin tumbuh dan berkembang dan
yang lebih penting adalah tercapainya stabilitas atas sektor moneter dan keuangan.
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari semua uraian – uraian diatas adalah:
1. Stabilitas moneter dan sistem keuangan bertujuan untuk menjaga agar tingkat inflasi
berada pada level yang terkendali sehingga pertumbuhan ekonomi yang tumbuh pesat
dapat dicapai.
2. Dalam upaya mencapai kestabilan moneter dan sistem keuangan, Bank Indonesia
melakukan tiga langkah yang meliputi: Pengendalia inflasi melalui transmisi kebijakan
moneter, mengefektifkan pengawasan perbankan, dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran.
B. Saran
Melalui makalah ini, penulis ingin memberikan saran dan masukan antara lain:
1. Makalah ini dapat dijadikan sebagai rujukan bagi para siswa dan siswi yang mengikuti
kegiatan – kegiatan olimpiade bidang ekonomi.
2. Makalah ini dapt dijadikan sebagai bahan terutama dalam pembuatan presentasi dan
pengetahuan mengenai kebanksentralan.

Anda mungkin juga menyukai