Anda di halaman 1dari 21

PERAN LEMBAGA SOSIAL DALAM

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
(Studi Kasus Pada Pada Yayasan Badan Wakaf Nusantara)

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk


mata kuliah Akuntansi Sektor Publik
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro

Disusun oleh :
Sergio Fernandes Sarmento (12030117410024)
Selvy Widya Puspita (12030117410036)
Siti Kiftiyah (12030117410001)
Stivan Harry Uniberua (12030117410005)
Yoko Stepanus Arjowo (12030117410003)

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia, rahmat dan nikmat yang telah diberikan, sehingga dapat menyelesaikan
penelitian kami dengan judul “PERAN LEMBAGA SOSIAL DALAM
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus Pada Pada
Yayasan Badan Wakaf Nusantara Tahun 2017)”. Penulisan penelitian ini dimaksudkan
untuk memenuhi persyaratan dalam mata kuliah Akuntansi Sektor Publik di Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.
Proses penyusunan penelitian ini sangat menguras waktu, tenaga, pikiran dan biaya.
Banyak sekali kendala dan tantangan yang penulis hadapi selama penulis menyelesaikan
penelitian ini. Namun berkat doa, dukungan, dan motivasi dari berbagai pihak, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena
itu, melalui penelitian ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang masih memberikan kesempatan serta kebesaran-
Nya untuk penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
2. Bapak Dr. Warsito Kawedar, M.Si, AK, CA. selaku dosen mata kuliah Akuntansi
Sektor Publik yang telah memberikan Tugas ini, sehingga kami dapat mengerti,
memahami dan mempelajari tentang lembaga sosial terutama tentang wakaf.
3. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan untuk penulis.
4. Seluruh karywan dan karyawati Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro.
Penulis, menyadari kekurangan dan keterbatasan penulis dalam penyusunan
penelitian ini. Oleh karenanya, saran dan kritik diharapkan untuk perbaikan dalam
penelitian selanjutnya. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.

Semarang, 7 Januari 2018


Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Lembaga masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat
Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan visi, misi, profesi, fungsi
dan kegiatan untuk berperanserta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan
nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila,
yang terdiri dari organisasi keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi,
organisasi swasta, organisasi sosial, organisasi politik, media massa, dan bentuk
organisasi lainnya. Lembaga masyarakat ini sangat penting keberadaannya di dalam
masyarakat, karena dengan adanya lembaga ini secara langsung maupun tidak langsung
dapat meningkatkan kesejahteraan di masyarakat setempat.
Di Indonesia terdapat banyak sekali lembaga masyarakat. Pada penelitian ini, kami
selaku peneliti akan meneliti lembaga masyarakat tentang wakaf. Di dalam perekonomian
Islam, Wakaf merupakan salah satu jenis kegiatan yang bertujuan untuk kemanusian.
Namun pada umumnya masyarakat mengenal wakaf sebagai merelakan tanah yang
dimiliki untuk tujuan umum seperti pembangunan masjid dan sekolah, Sehingga
lembaga ini kurang diminati dimasyarakat.
Kata wakaf berasal dari bahasa Arab yang berarti terus atau berhenti. Kahf (2003)
dalam Ihsan dan Shahul (2011) mendefinisikan wakaf sebagai memindahkan harta dari
upaya konsumtif menuju reproduksi dan investasi dalam bentuk modal produksi yang
dapat memproduksi dan menghasilkan sesuatu yang dapat di konsumsi pada masa-masa
mendatang, baik oleh pribadi maupun kelompok. Peran wakaf di masa lalu sangat luas
untuk mendorong kesejahteraan bagi masyarakat. Namun, wakaf menjadi kurang
popular diantara masyarakat muslim, hal ini dikarenakan terkikisnya oleh perkembangan
jaman. Ali (2002) melakukan penelitian mengenai wakaf di negara Muslim. Dia
mempertanyakan peran wakaf dalam melayani masyarakat dan menunjukkan bahwa
meskipun banyak aset wakaf telah ditetapkan tapi justru wakaf tidak dimanfaatkan dalam
memberikan pelayanan sosial bagi masyarakat Muslim. Selain itu, di beberapa negara
Muslim, hal ini mengartikan bahwa sifat wakaf telah diabaikan. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika beberapa barang wakaf tidak terpelihara dan terawat bahkan telah
hilang.

1
Namun, pada dekade terakhir kesadaran revitalisasi lembaga wakaf baru muncul di
antara negara-negara Muslim. Misalnya, pemerintah Sri Lanka (Marsoof, 2004), Sudan
(Mohsin 2005), dan Indonesia (Masyita dkk 2005; Prihatini dkk. 2005) yang menyadari
kebutuhan akan perkembangan wakaf dapat menciptakan masyarakat yang lebih baik,
dalam artian menjadikan masyarakat menjadi lebih sejahtera. Di antara negara-negara
Muslim, pemerintah Indonesia telah membuat reformasi besar dalam revitalisasi
lembaga wakaf melalui penerapan tindakan wakaf untuk mengatur lembaga wakaf di
Indonesia, hal ini tertuang dalam UU No.41 tahun 2004 mengenai Wakaf. Sejak
dilakukan reformasi tersebut, maka semakin besar pula lembaga wakaf yang ada
dimasyarakat Indonesia dan semakin luaslah dampak dari lembaga wakaf tersebut bagi
masyarakat.
Karena semakin berkembangnya dan semakin besarnya manfaat akan lembaga
wakaf, maka peneliti melakukan penelitain tentang lembaga wakaf tersebut. Sehingga
kami selaku peneliti melakukan penelitian dengan judul “PERAN LEMBAGA SOSIAL
DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus Pada
Pada Yayasan Badan Wakaf Nusantara)”.
1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan Penelitian ini untuk menjawab permasalahan mengenai lembaga wakaf
yang terdapat di Indonesia. Jadi penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan sumbangan referensi dalam khazanah ilmu Akuntansi dan khusunya
dapat bermanfaat dalam ranah Akuntansi Syariah.
2. Memberikan masukan bagi kegiatan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
lain mengenai akuntansi wakaf dan peran lembaga wakaf bagi masyarakat di
Indonesia.
3. Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk membuka wacana penelitian
lebih lanjut terutama kajian tentang lembaga wakaf di Indonesia.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dari yayasan


Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat
sosial, keagamaan, dan kemanusiaan yang didirikan dengan memperhatikan persyaratan
formal yang ditentukan dalam undang-undang.
Di Indonesia, yayasan diatur dalam UU Nomor 28 Tahun 2004 tentang perubahan
atas UU Nomor 16 Tahun 2001 tentang pelaksanaan Yayasan. Rapat paripurna DPR pada
tanggal 7 September 2004 menyetujui UU ini, dan Presiden RI Megawati Soekarno Putri
mengesahkannya pada tanggal 6 Oktober 2004.
2.2. Ruang lingkup dari yayasan.
Yayasan berbeda dengan perkumpulan, perkumpulan memiliki pengertian lebih
luas, meliputi: suatu persekutuan, koperasi, dan perkumpulan saling menanggung.
Yayasan merupakan bagian dari perkumpulan yang berbentuk badan hukum.
Perbedaan antara perkumpulan dan yayasan adalah sebagai berikut:
 Bersifat dan Bertujuan sosial
 Tidak mengutamakan keuntungan
 Tidak memiliki anggota
Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas pembina, pengurus, dan
pengawas. Pengelolaan kekayaan dan pelaksanaan kegiatan yayasan dilakukan
sepenuhnya oleh pengurus. Pengurus wajib membuat laporan tahunan yang disampaikan
kepada pembina mengenai keadaan keuangan dan perkembangan kegiatan yayasan.
Pengawas bertugas melakukan pengawasan dan memberi nasihat kepada pengurus dalam
menjalankan kegiatan yayasan.
Sifat dan karakteristik dari yayasan
Sifat dan karakteristik ayasan meliputi beberapa hal sebagai berikut, yaitu:
 Visi
a. Merupakan pandangan ke depan
b. Dengan mempunyai visi yayasan dapat berkarya secara konstiten dan
tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif

3
 Tujuan Yayasan
a. Tujuan organisasi dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
b. Tujuan adalah suatu akhir, atau segala sesuatu yang akan dicapai
c. Tujuan yayasan adalah melakukan aktivitas yang bersifat sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan.
 Misi
a. Adalah suatu pernyataan umum tentang maksud yayasan
b. Adalah sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh suatu yayasan,
sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan
c. Misi harus jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
 Sumber Pembiayaan/Kekayaan
Sumber kekayaan sebuah yayasan dari :
a. Waqaf
b. Hibah
c. Hibah wasiat
d. Perolehan lain

 Karakteristik Anggaran
a. Rencana anggaran yayasan harus dipublikasikan kepada masyarakat secara
terbuka untuk dikritisi dan didiskusikan
b. Anggaran merupakan artikulasi hasil perumusan strategi dan perencanaan
strategik yang telah dibuat.
 Pola pertanggungjawaban
a. Pola pertanggungjawaban diyayasan bersifat vertikal dan horizontal
b. Pertanggungjawaban manajemen merupakan bagian terpenting untuk
menciptakan kreditabilitas manajemen di yayasan
 Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi merupakan prinsip akuntansi yang menentukan kapan
transaksi keuangan harus diakui untuk tujuan pelaporan keuanganStruktur
Organisasi Yayasan
a. Struktur organisasi sangat erat hubungannya dengan fungsi, strategi, dan
tujuan organisasi

4
b. Yayasan mempunyai organ yang terdiri dari pembina, pengurus, dan
pengawas
c. Pengurus adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan
d. Yang dapat diangkat menjadi pengawas adalah individu yang mampu
melakukan perbuatan hukum
2.3. Kedudukan hukum yayasan di mata hukum.
Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan memiliki status badan
hukum setelah akta pendirian memperoleh pengesahan dari menteri kehakiman dan ham
atau pejabat yang ditunjuk. Permohonan pendirian yayasan dapat diajukan kepada kepala
kantor wilayah departemen kehakiman dan ham yang wilayah kerjanya meliputi tempat
kedudukan yayasan. Yayasan yang telah memperoleh pengesahan diumumkan dalam
berita negara RI.
Perbuatan hukum penggabungan yayasan dapat dilakukan dengan
menggabungkan satu atau lebih yayasan dengan yayasan lain, dan mengakibatkan
yayasan yang menggabungkan diri menjadi bubar. Yayasan dapat bubar karena jangka
waktu yang ditetapkan anggaran dapat berakhir, tujuan yang ditetapkan tercapai atau
tidak tercapai, putusan pengadilan yang tidak memperoleh kekuatan hukum.
2.4. Akuntantabilitas dari yayasan.
Yayasan yang kekayaannya berasal dari negara, bantuan luar negeri, pihak lain,
atau memiliki kekayaan dalam jumlah yang ditentukan dalam UU, wajib di audit oleh
akuntan publik dan laporan tahunannya wajib diumumkan dalam surat kabar berbahasa
indonesia. Rencana anggaran yayasan bersifat terbuka, yaitu harus dipublikasikan
kepada masyarakat agar dapat dikritisi dan didiskusikan. Seperti organisasi nirlaba yang
lain, yayasan menyusun laporan sesuai PSAK 45, pihak pemakai laporan keuangan
yayasan memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai:
a. Jasa yang diberikan oleh yayasan dan kemampuannya untuk terus
memberikan jasa tersebut.
b. Cara pengelola melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain dari kinerja
yayasan.
Secara rinci, tujuan laporan keuangan yang disusun oleh yayasan adalah
untuk menyajikan informasi mengenai:
a. Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, serta aktiva bersih suatu yayasan.

5
b. Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai serta
sifat aktiva bersih.
c. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya selama 1 periode dan
hubungan diantara keduannya.
d. Cara suatu yayasan mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman
dan melunasi pinjaman, serta faktor lain yang berpengaruh terhadap
likuiditasnya.
2.5. Standar akuntansi yang berlaku untuk yayasan.
Laporan Keuangan Organisasi Nonprofit menggunakan PSAK 45. Laporan
keuangan organisasi nonprofit seperti yayasan meliputi: laporan posisi keuangan pada
akhir periode pelaporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode
pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan.
 Laporan Posisi Keuangan
Klasifikasi aktiva dan kewajiban
Informasi mengenai likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut:
a. Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas dan kewajiban
b. berdasarkan tanggal jatuh tempo
c. Mengelompokkan aktiva ke dalam bagian lancer dan tidak lancar,
d. serta kewajiban ke dalam bagian jangka pendek dan jangka panjang
e. Mengungkapkan informasi mengenai likuidasi aktiva atau saat jatuh tempo
kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva pada catatan atas
laporan keuangan
Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat atau Tidak Terikat
 Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah setiap kelompok aktiva bersih
berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat
secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikatInformasi mengenai
sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer akan diungkapkan
dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau
catatan atas laporan keuangan.
 Laporan Aktivitas
Tujuan dan Laporan aktivitas difokuskan pada yayasan secara keseluruhan
dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode.

6
Perubahan aktiva dalam laporan aktivitas akam tercermin pada aktiva
bersih dalam laporan posisi keuangan.
 Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas
disajikan sesuai dengan PSAK 2 tentang laporan arus kas dengan tambahan
berikut ini:
a. Aktivitas pembiayaan
1) Penerimaan kas dari penyumbang yang pengggunaannya dibatasi untuk
jangka panjang
2) Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaanya dibatasi untuk perolehan, pembangunan, dan pemeliharaan
aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi.
3) Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang
b. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas
seperti sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.
2.6. Sistem pengendalian keuangan di yayasan.
Langkah pertama dalam sistem pengendalian akuntansi yang efektif adalah
mengidentifikasi bidang dimana penyalahgunaan atau kesalahankesalahan mungkin
terjadi. Beberapa akuntan dapat memberikan checklist (daftar pengecekan) atas bidang
dan pertanyaan tentang waktu perencanaan sistem. “Price Waterhouse’s Booklet,
Effective Internal Accounting Control for Nonprofit Organizations: A Guide for
Directors and Management”, memasukkan bidang dan tujuan pengembangan sistem
pengendalian akuntansi yang efektif seperti:
 Penerimaan Kas
Untuk memastikan bahwa seluruh kas telah diterima, didepositokan secara cepat,
dicatat dengan sesuai, direkonsiliasi, dan dipertahankan menurut prosedur
keamanan yang memadai.
 Pengeluaran Kas
Untuk memastikan bahwa semua pembayaran kas hanya dilakukan atas
kewenangan pengelola yang tepat, untuk tujuan aktivitas yang valid, dan
dicatat secara tepat.
 Kas Kecil (petty cash)

7
Untuk memastikan bahwa kas kecil dan dana kerja lainnya dibayar hanya
untuk tujuan yang tepat, disimpan secara aman, dan dicatat secara tepat.
 Gaji
Untuk memastikan bahwa pembayaran gaji hanya dibuat atas kewenangan
yang tepat untuk karyawan yang berhak serta dicatat secara tepat dan
berhubungan dengan persyaratan yang sah (seperti setoran pajak gaji).
 Hibah, Sumbangan, dan Warisan
Untuk memastikan bahwa semua hiba, sumbangan, dan warisan diterima serta
dicatat secara tepat dan memenuhi syarat-syarat yang berlaku.
 Aktiva Tetap
Untuk mamastikan bahwa aktiva tetap diperoleh dan diatur oleh otorisasi yang
tepat, dijaga dengan aman, dan dicatat secara tepat.
Sistem pengendalian akuntansi juga diperlukan untuk memastikan pencatatan
yang tepat atas barang yang didermakan, sumbangan dan penerimaan lainnya. Laporan
keuangan dan pengembalian informasi harus dicatat secara akurat dan tepat waktu, dan
memenuhi peraturan pemerintah lainnya.

8
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dapat memanfaatkan berbagai metode alamiah
(Moleong, 2006).
Penelitian kualitatif mencakup penggunaan subjek yang dikaji dan dikumpulkan
sebagai data empiris seperti studi kasus, pengalaman pribadi, intropeksi, perjalanan
hidup, wawancara, teks teks hasil pengamatan historis, interkasional dan visual yang
menggambarkan saat-saat dan masa keseharian dan problematis dalam kehidupan
seseorang.

3.2. Subyek Penelitian


Penelitian ini berlokasi di Yayasan Badan Wakaf Nusantara yang memiliki kantor
sekretariat pusat bertempat di Jl. H. Abdul Rosyid Banjardoeo RT 2 RW 6 Genuk
Semarang. Badan Wakaf Nusantara merupakan lembaga sosial yang berbentuk yayasan
yang memiliki program-program di bidang pendidikan, bidang kesejahteraan dan
pemberdayaan umat, serta di bidang kesehatan dan sosial kemasyarakatan. Subyek
penelitian ini adalah pengurus BWN yang berkaitan dengan kegiatan dan penyaluran
dana yang dilakukan setiap tahunnya.

3.3. Jenis dan Sumber Data


Data dalam penelitian digolongkan menjadi data primer dan data sekunder yang
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil wawancara.
Pihak yang diwawancarai merupakan informan yang dapat dipercaya atau
sekurang-kurangnya memperoleh pendapat yang didasarkan pada informasi yang
objektif.

9
2. Data Sekunder
Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan adalah analisis dokumen.
Selain untuk meningkatkan kredibilitas penelitian, pemerolehan data sekunder
dimaksudkan untuk mendukung pernyataan hasil wawancara yang dilakukan
kepada pihak informan.

3.4. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh data, keterangan dan
informasi penting dalam penelitian. Menurut Basrowi dan Suwandi (2008) terdapat
beberapa metode pengumpulan data yang umum digunakan dalam penelitian kualitatif,
yaitu wawancara, analisis dokumen dan observasi atau pengamatan. Penelitian ini
menggunakan ketiga metode tersebut.
a) Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan
informasi secara langsung kepada responden. Wawancara mendalam dilakukan
secara bebas terkontrol artinya wawancara dilakukan secara bebas sehingga data
yang diperoleh adalah data yang luas dan mendalam, tetapi masih memperhatikan
unsur terpimpin yang memungkinkan masih terpenuhinya prinsip-prinsip
komparabilitas dan reliabilitas secara langsung dapat diarahkan dan memihak
pada persoalan-persoalan yang diteliti.
b) Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengamati langsung tentang kondisi lapangan,
baik yang berupa keadan fisik maupun perilaku yang terjadi selama penelitian
berlangsung. Adapun maksud dari pengamatan ini adalah dalam pengamatan
melibatkan interaksi sosial antara peneliti dengan subjek penelitian maupun
informan dalam suatu setting selama pengumpulan data harus dilakukan secara
sistematis tanpa menampakkan diri sebagai peneliti.
c) Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan
pada subyek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen yang digunakan
dapat berupa laporan keuangan, profil, struktur organisasi Dompet Dhuafa.
Sedangkan keuntungan menggunakan teknik dokumentasi adalah biaya relatif

10
murah, waktu dan tenaga lebih efisien. Data yang dikumpulkan dengan teknik
dokumentasi cenderung merupakan data sekunder (Usman dkk, 2004: 42).
d) Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data yang hasilnya
digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan penelitian
(Indriantoro dan Supomo, 2002:11). Analisis data dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif, dimana analisis datanya dilakukan dengan cara non
statistik, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan data yang
diperoleh dengan kata-kata atau kalimat yang dipisahkan dalam kategori-kategori
untuk memperoleh kesimpulan. Jadi, analisis data kualitatif yaitu setelah data
diperoleh data diproses, dianalisis, dan dibandingkan dengan teori-teori dan
kemudian dievaluasi. Hasil evaluasi tersebut yang akan ditarik kesimpulan untuk
menjawab permasalahan yang muncul. Analisis data dalam penelitian kualitatif,
dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu.

11
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Objek Penelitian


Era pendidikan yang semakin jauh dari tujuannya, yaitu menciptakan moralitas
yang unggul ternyata terhimpit dengan kepentingan ekonomi dan sistem pendidikan.
Mengakibatkan sistem pendidikan yang berorientasi ekonomi, sehingga yang terjadi pada
anak negeri ini adalah kebobrokan moral. Hal itu disebabkan dari bebasnya informasi
ataupun sistem sekolah yang mahal dan tanpa mengedepankan budi mulia untuk
mengartikan sebuah kesuksesan hidup.
Yayasan Badan Wakaf Nusantara ini didirikan dengan tujuan untuk menghimpun
seluruh kalangan untuk saling menciptakan rasa kesejahteraan sosial dari berbagai segi
kehidupan di masyarakat. Perlu perbaikan dalam segi ekonomis pendidikan dalam wujud
mewakafkan diri dan harta yang berprinsip pada “infaq fi sabilillah”.
Yayasan ini awalnya bermula dari sekelompok komunitas yang peduli akan
pendidikan yang semakin mahal dan realitas sosial di masyarakat sekitar. Komunitas ini
sudah berjalan beberapa tahun dan baru mendapatkan legalitas yayasannya pada tahun
2015.

Yayasan ini didirikan oleh:


1. Agus Munif
2. Moh. Sri Handoko
3. Sarkowi

Susunan kepengurusan yayasan Badan Wakaf Nusantara:


1. Dewan Pembina
a. Sarkowi
b. Hananto widodo
c. Ummy daniati
2. Dewan Pengawas
a. Sri wahyuni
b. Tri tanama budi

12
3. Dewan Pengurus
a. Ketuan umum : Agus munif
b. Sekertaris : Widaryanti
c. Bendahara : Khulalul mubaroq

4.2. Ruang lingkup yayasan


Yayasan Badan Wakaf Nusantara ini lebih mengfokuskan pada kegiatan-kegiatan
sosial masyarakat terutama di daerah Semarang dan Demak, contoh kegiatan yang sudah
dijalankan dalam yayasan ini:
 Anjangsana sosial nusantara
Kegiatan ini berupa kunjungan sosial ke beberapa panti baik itu panti asuhan
maupun panti jompo, dengan memberikan bantuan berupa sembako dan uang
santunan.
 Sedekah blusukan
Merupakan kegiatan yang turun kelapangan langsung untuk mensurvei
masyarakat yang benar-benar kurang mampu dan layak untuk mendapatkan
bantuan. Setelah sebelumnya telah melakukan survei terlebih dahulu mereka
kemudian memberikan bantuan atau santunan berupa sembako dan uang santunan
kepada masyarakat, khususnya anak jalanan, pengemis, dan tunawisma.
 Layanan jemput zakat, infaq dan shodaqoh
Merupakan kegiatan pengumpulan zakat, infaq, dan sodaqoh di daerah sekitar
semarang dan demak. Merekan menjemput, menampung dan mendistribusikan
zakat, infaq, shodaqoh yang berupa uang dan sembako dari orang-orang yang
peduli terhadap masyarakat yang lebih membutuhkan.
 Pendistribusian daging kurban
Kegiatan ini dilakukan setiap idul adha, dan yayasan Badan Wakaf Nasional ini
merupakan pendistribusi daging quban kepada masyarakat sekitar.
 Pesantren ramadhan
Merupakan kegiatan yang dilaksanakan di bulan ramadhan, kegiatan itu berupa
pesantren kilat, seperti mengaji dan tausiah.
Dari semua kegiatan-kegiatan sosial Badan Wakaf Nusantara diatas, pihak
yayasan sama sekali tidak memungut biaya dalam bentuk apapun. Hal ini menunjukkan

13
bahwa pihak yayasan tidak mengutamakan keuntungan. Yayasan lebih melibatkan
relawan untuk ikut berpartisipasi.

4.3. Visi, Misi dan Tujuan


VISI :
Terciptanya masyarakat yang saling percaya, solid, bersaudara, menciptakan
status sosial yang sama, adil dan sejahtera dunia akhirat dengan berwakaf

MISI :
1. Sebagai lembaga sosial yang menciptakan kesejahteraan umat
2. Mencerdaskan kehidupan bangsa dengan pendirian lembaga pendidikan dan
pondok pesantren.
3. Memberikan jaminan kesehatan dengan mendirikan rumah sakit.
4. Pendataan dan pemanfaatan tanah dan bangunan wakaf untuk kepentingan
social kemasyarakatan

Untuk merealisasikan visi dan misi Badan Wakaf Nusantara (BWN), mempunyai
divisi-divisi yang dapat menopang kesuksesan aktivitas dalam gerakan wakaf
diantaranya: divisi kenaziran, divisi kehumasan, divisi riset, divisi pengembangan, dan
pembinaan wakaf.
Kinerja-kinerja dari program tersebut adalah sebagai berikut:
1. Divisi kenaziran, berfungsi sebgai penggerak wakaf melalui penggalangan dana
wakaf baik benda bergerak maupun tidak bergerak serta penyelenggaraan tentang
pendidikan provesi nazir keseluruh instansi-instansi nasional maupun
internasional.
2. Divisi pengembangan dan pembinaan wakaf, bekerja pada tahap pengelolaan,
pengembangan dan pembinaan harta wakaf yang telah terkumpul. Untuk
kemudian diinisiasikan kepada kebutuhan masyarakat dalam jangka pendek dan
mengutamakan pada investasi usaha produktif. Dalam langkah prakteknya
melakukan usaha pemetaan tanah, pengelolaan wakaf uang yang telah terkumpul,
serta pendataan calon pewakif baru untuk jangaka waktu setiap bulan serta
pelaksanaan pembangunan gedung wakaf senter ditempat strategis dan pos-pos
wakaf yang dibutuhkan.

14
3. Divisi humas, melakukan sosialisasi kepada masyarakat terutama instansi
pemerintah maupun suasta tentang program yang akan berjalan dan yang telah
dijalankan dalam pemberian info sekaligus motivasi untuk mengajak masyarakat
semangat berwakaf. Dalam wujud kerja konferensi pers, seminar, talk show,
sarasehan, info wakaf tiap jumat kemasjid-masjid dan website internet.
4. Divisi riset, menggerakkan gerakan wakaf dengan melaksankan kajian insentif
tentang wakaf tiap 2 munggu sekali, pendataan karya ilmiah wakaf universitas-
universitas atau lembaga wakaf lain, penerbitan pamflet, buku, jurnal ilmiah
tentang wakaf dan aktivitas ekonomi masyarakat miskin kelas menengan
kebawah. Serta memberikan informasi kepada dermawan untuk berwakaf.

4.4. Sumber pembiayaan yayasan BWN


Sumber kekayaan yayasan BWN ini berasal dari:
a. Wakaf
Wakaf adalah sedekah jariah, yakni menyedahkan harta kita untuk kepentingan
ummat. Harta wakaf tidak boleh berkurang nilainya, tidak boleh dijual dan tidak
boleh diwariskan. Karena wakaf pada hakekatnya adalah menyerahkan kepemilikan
harta manusia menjadi milik Allah atas nama ummat. Wakaf pada BWN ini berupa
tanah seluas 150 m2 yang terletak di Jl. H. Abdul Rosyid Banjardowo RT 2 RW 6
Genuk Semarang yang kemudian didirikan bangunan mushola yang digunakan oleh
warga sekitar.
b. Hibah
Hibah adalah pemberian yang dilakukan seseorang kepada pihak lain yang dilaukan
ketika masih hidup dan pelaksanaan pembagiannya biasanya dilakukan pada waktu
penghibah masih hidup. Hibah sebagai pemindahan hak atas harta milik itu sendiri
oleh seseorang kepada orang lain tanpa pemberian balasan apapun. Di dalam hukum
islam diperbolehkan untuk seseorang memberikan atau menghadiahkan sebagian atau
seluruhnya harta kekayaan ketika masih hidup kepada orang lain tersebut
”intervivos”. Di dalam hukum islam jumlah harta seseorang yang dapat dihibahkan
itu tidak dibatasi.
c. Hibah wasiat
Hibah wasiat merupakan pemberian barang atau barang-barang tertentu oleh pewaris
(orang yang memiliki harta) kepada orang tertentu yang telah disebutkan atau

15
ditetapkan oleh pewaris dalam surat wasiat yang dibuatnya. Sedangkan dalam pasal
957 KUHPerdata menyatakan, hibah wasiat adalah suatu penetapan wasiat yang
khusus, dengan nama si yang menawarkan (pewaris) kepada seseorang atau lebih,
memberikan beberapa barang-barangnya dari suatu jenis tertentu. Namun untuk saat
ini BWN belum pernah menerima dan mengelola hibah wasiat.
d. Perolehan lain
Dalam pengembangan ekonomi ummat, diantara problem yang mengedepan adalah
persoalan sumber modal. Salah satu tujuan utama yayasan BWN ini adalah
mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar, maka berkaitan
dengan sumber dana yayasan itu sendiri yayasan menjual majalah-majalah dengan
biaya produksi sebesar Rp. 15.000,- namun dari pihak yayasan tidak mematok harga
kepada jamaah atau masyarakat, mereka lebih menggunakan unsur keihlasan (suka
rela) dalam penetapan harga penjualan majalahnya.
Dengan demikian kegiatan-kegiatan yang sudah menjadi agenda dan rutinitas
yayasan BWN dapat terlaksana karena adanya sumber dana yang mencukupi. Untuk
besarnya jbevapa jumlah pengeluaran dan pemasukan BWN selama setahun tidak dapat
dipastikan, karena jumlahnya yang fluktuatif dan tidak sama setiap tahunnya, tergantung
dengan kebutuhan dan kondisi ekonomi saat itu.

4.5. Pola Pertanggungjawaban


Pertanggungjawaban di yayasan BWN dilakukan atas dasar prinsip saling percaya
(trust). Untuk setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan dilaporkan kepada pihak-pihak
yang telah berdonasi dalam bentuk laporan pertanggungjawaban. Hal ini dilakukan
sebagai bentuk transparansi atas kepercayaan pendonasi kepada BWN yang ditunjuk
sebagai lembaga yang mendistribusikan zakat, infaq dan shodaqoh.
Dalam laporan tersebut menjelaskan berapa jumlah dana yang mereka dapakan /
dana pemasukan dan rincian jumlah pengeluaran untuk setiap kegiatan. BWN lebih
berfokus pada pengelolaaan dana yang telah mereka dapatkan untuk didistribusikan ke
masyarakat yang membutuhkan.

16
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN
DONASI KEGIATAN AMALAN RAMADHAN 2014
Sciena Madani - Lazis Nusantara

Total Pemasukan Rp. 7.121.000,-


Total Pengeluaran Rp. 6.750.500,-
Saldo akhir Rp. 370.500,-

LAPORAN PENGELUARAN
JUMLAH
NO TANGGAL NAMA
DONASI
1. 19/06/2014 Print Surat 6.000
2. 20/06/2014 Print Surat dan Map 16.500
3. 24/06/2014 MMT dan X-Baner 85.000
4. 24/06/2014 Amplop 16.000
5. 01/07/2014 Kartu Perdana dan Pulsa 21.000
6. 15/07/2014 Sekretariatan 100.000
Binkisan anak yatim (5 Macam) 15 x Rp.
7. 18/07/2014 630.000
42.000
Buka bersama warga dan anak yatim 50 x Rp.
8. 18/07/2014 750.000
15.000
9. 18/07/2014 Uang santunan anak yatim 15 x Rp. 100.000 1.500.000
10. 22/07/2014 Parcel Mustad'afin (6 Macam) 15 x Rp. 70.000 1.050.000
Uang bingkisan Parcel Mustad'afin 15 x Rp.
11. 23/06/2014 750.000
50.000
12. 24/06/2014 MMT ucapan lebaran dan takbir keliling 70.000
13. 24/07/2014 Sedekah Blusukan 10 x Rp. 100.000 1.000.000
14. 24/07/2014 Stiker 20.000
15. 24/07/2014 Dokumentasi dan property kegiatan 100.000
16. 25/07/2014 Trasnportasi blusukan 100.000
17. 26/07/2014 Penyaluran Zakat Fitrah 336.000
18. 29/07/2014 Laporan Pertanggung Jawaban 200.000
TOTAL PENGELUARAN 6.750.500

Sedangkan Zakat Fitrah yang didapat Lazis Nusantara, Sciena Madani dan Masjid
"Iktikaf' Ar-Rasyid yang datang dari masyarakat Rt 2 Rw 6 Genuk Semarang, langsung
disalurkan oleh Ikatan Remaja Telaga Muda (IRTAMA) Banjardowo Genuk Semarang.

17
4.6. Lembaga – lembaga yang dikelola BWN
1. Madrasah Diniyyah, Taman Pendidikan Al-Qur’an dan Pondok Pesantren
Haibara
Pengasuh : Agus Munif
Alamat : Surodadi Sayung Kab. Demak
2. Taman Baca dan Perkumpulan
a. Cagar Wacana
Pengasuh : MH. Rahmat
Alamat : Ds. Kendal Karangawen Kab. Demak
b. Pondok banjar
Pengasuh : Ninik Ambarwati
Alamat : Banjardowo Genuk Kota Semarang
c. Asthabil
Pengasuh : Lukni Maulana
Alamat : Banjardowo Genuk Kota Semarang
d. Grup Musik dan Shalawat
1. Suluk Banjar
2. Laskar Haibara

4.7. Operasional yayasan BWN


4.7.1. Program jangka panjang dan program jangka pendek
Program jangka panjang BWN berencana untuk membuka sekolah atau
pesantren, BWN sudah memiliki tanah yang rencananya akan digunakan sebagai
tempat berdirinya bangunan sekolah atau pesantren seluas 200m, namun luas
tanah masih dianggap kurang mencukupi. Serta sudah ada inventaris berupa meja,
kursi dan komputer. Namun sampai sekarang pihak yayasan tidak ingin ada
keterlibatan atau campur tangan pemerintah. Karena menurut pihak BWN jika ada
campur tanagan pemerintah mereka khawatir jika ada unsur politik, pemerintah
akan selalu ikut campur atau mengatur segala kegiatan, kebijakan dan ketentuan
dari yayasan BWN itu sendiri.

18
Program jangka pendek BWN adalah program-program yang selama ini sudah
berjalan dan ada juga program BIMBEL gratis. Program bimbel gratis ini ..
(ceritakan secara singkat tentang program kegiatannya)
4.7.2. Sasaran / obyek kegiatan BWN

4.7.3. Jenis kegiatan BWN yang dilakukan dalam satu setahun

4.8. Aset BWN


Tanah 300m, kursi meja kurang lebih 10, alat-alat musik seperti rebana sejumlah 20, dan
angklung 20.

4.9. Sistem akuntansi BWN

19

Anda mungkin juga menyukai