Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN

Dosen Pengampu Boediarsih, S.Kp.

Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Sistem Perkemihan

Tahun Pelajaran 2015/2016

Disusun Oleh:
Nur Afifatur Rohmah (1303041)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN A


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan
homeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerja sama
untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan oksigen dan variabel lainnya.
Mengingat bahwa organisme hidup harus mengambil nutrisi dan air, satu fungsi
homeostatis penting adalah eliminasi, atau kemampuan untuk mengeluarkan bahan kimia
dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal. Sistem kemih memainkan
peran ekskretoris dan homeostatik penting.
Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada
pemeliharaan kosentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal.
Kelangsungan hiduop sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus menerus zat-zat
sisa metabolism toksik dan dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi semi
kelangsungan hidupnya.
Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ-organ dan struktur-
struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. Ginjal berperan penting
mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma,
terutama elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi semua zat sisa metabolisme.
Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama bertanggung
jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu seperti kalium dan natrium,
membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan produk limbah yang disebut urea.
Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah, sedangkan ureter, yang
bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih yang menyimpan urin, dan
saluran kencing, urin keluar melalui tubuh.
Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah bahwa
ekskresi; melalui air seni, manusia membebaskan diri dari air tambahan dan bahan kimia
dari aliran darah. Aspek penting lain dari sistem urin adalah kemampuannya untuk
membedakan antara senyawa dalam darah yang bermanfaat untuk tubuh dan harus dijaga,
seperti gula, dan senyawa dalam darah yang beracun dan harus dihilangkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian sistem perkemihan ?
2. Apa saja susunan system perkemihan ?
3. Bagaimana proses miksi ( rangsangan berkemih ) ?
4. Apa yang dimaksud tentang urine ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang sistem perkemihan.
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang susunan system perkemihan.
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang proses miksi.
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang urine.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Perkemihan


Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu system
kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal
atau Homeostatis. Fungsi lainnya adalah untuk membuang produk-produk yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh dan bayak fungsi lainnya yang akan dijelaskan kemudian.

B. Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan


Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan
urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c)
satu vesika urinaria tempat urin dikumpulkan, dan d) satu uretra urin dikeluarkan dari
vesika urinaria (Panahi, 2010).

Gambar 1.1 Anatomi Saluran Kemih


1. Ginjal
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium, di depan
dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar transversus abdominalis, kuadratus
lumborum dan psoas mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan
lemak yang tebal. Disebelah posterior dilindungi oleh kosta dan otot-otot yang
meliputi kosta, sedangkan dianterior dilindungi oleh bantaan usus yang tebal. Pada
orang dewasa ginjal panjangnya 12-13 cm, lebarnya 6 cm dan beratnya antara 120-
150 gram. Ukurannya tidak berbeda menurut bentuk dan ukuran tubuh. 95 % orang
dewasa memiliki jarak antara katup ginjal antara 11-15 cm.
Perbedaan panjang dari kedua ginjal lebih dari 1,5 cm atau perubahan bentuk
merupakan tanda yang penting karena kebanyakan penyakit ginjal dimanifestasikan
dengan perubahan struktur. Permukaan anterior dan posterior katup atas dan bawah
serta pinggir lateral ginjal berbentuk konveks sedangkan pinggir medialnya berbentuk
konkaf karena adanya hilus.
Ada berapa struktur yang masuk atau keluar dari ginjal melalui hilus antara lain
arteri dan vena renalis, saraf dan pembuluh getah bening. Ginjal diliputi oleh suatu
kapsula tribosa tipis mengkilat, yang beriktan longgar dengan jaringan dibawahnya
dan dapat dilepaskan dengan mudah dari permukaan ginjal.
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari
tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga
ginjal (pelvis renalis). Bagian-bagian tersebut antara lain adalah:
a. Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan
darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak
mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut
glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan
antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi.
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus
dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam
simpai bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh
yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum
ginjal.
b. Sumsum Ginjal (Medulla)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut
piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks
atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan
korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak
bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus
koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan
kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut
urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah
mengalami berbagai proses.
c. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk
corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang
dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk
beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks
minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor,
urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam
kandung kemih (vesikula urinaria).
d. Fungsi Ginjal
Ginjal berfungsi sebagai berikut:
a) Mengatur volume air ( cairan ) dalam tubuh .Kelebihan air dalam tubuh
akan dieksresikan oleh ginjal sebagai urine ( kemih ) yang encer dalam
jumlah besar, kekurangan air ( kelebihan keringat ) menyebabkan urine
yang di eksresi berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga
susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relative normal.
b) Mengatur keseimbangan osmotic dan mempertahankan keseimbangan ion
yang optimal dalam plasma ( keseimbangan elektrolit ). Bila terjadi
pemasukan / pengeluaran yang abnormal ion –ion akibat pemasukan
garam yang berlebihan / penyakit perdarahan ( diare , muntah ) ginjal
akan meningkatkan eksresi ion – ion yangpenting ( mis. Na , K , Cl , Ca
dan fosfat )
c) Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh bergantung pada apa
yang dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak
asam , pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolisme protein .
Apabila banyak makan sayur – sayuran , urine akan bersifat basa. pH
urine bervariasi antara 4 , 8 – 8,2 . Ginjal menyekreksi urine sesuai
dengan perubahan pH darah.
d) Eksresi sisa hasil metabolisme ( ureum , asam urat , kreatinin ) zat – zat
toksik , obat – obatan , hasil metabolisme hemoglobin dan bahan kimia
asing (pestisida ).
e) Fungsi hormonal dan metabolisme . Ginjal menyekresi hormone renin
yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (system renin
angiotensin aldesteron ) membentuk eritropoiesis mempunyai peranan
penting untuk memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis ).

2. Nefron
Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,5
juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Dapat dibedakan dua jenis nefron:
1. Nefron kortikalis yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar dari
korteks dengan lingkungan henle yang pendek dan tetap berada pada korteks atau
mengadakan penetrasi hanya sampai ke zona luar dari medula.
2. Nefron juxtamedullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian
dalam dari korteks dekat dengan cortex-medulla dengan lengkung henle yang
panjang dan turun jauh ke dalam zona dalam dari medula, sebelum berbalik dan
kembali ke cortex.
Bagian-bagian dari nefron antar lain adalah:
a. Glomerolus
Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent yang
kemudian bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi
sebagian air dan zat yang terlarut dari darah yang melewatinya.
b. Kapsula Bowman
Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan cairan
yang difiltrasi oleh kapiler glomerolus.
c. Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Tubulus proksimal
Tubulus proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan dari
cairan tubuli dan mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan tubuli.
2. Lengkung Henle
Lengkung henle membentuk lengkungan tajam berbentuk U. Terdiri dari
pars descendens yaitu bagian yang menurun terbenam dari korteks ke
medula, dan pars ascendens yaitu bagian yang naik kembali ke korteks.
Bagian bawah dari lengkung henle mempunyai dinding yang sangat tipis
sehingga disebut segmen tipis, sedangkan bagian atas yang lebih tebal
disebut segmen tebal.
Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus
dan sekresi bahan-bahan ke dalam cairan tubulus. Selain itu, berperan
penting dalam mekanisme konsentrasi dan dilusi urin.
3. Tubulus distal, berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu.
d. Duktus pengumpul (duktus kolektifus)
Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari delapan nefron yang
berlainan. Setiap duktus pengumpul terbenam ke dalam medula untuk
mengosongkan cairan isinya (urin) ke dalam pelvis ginjal.
Ada 3 hormon utama yang diproduksi oleh ginjal, yaitu :

1. Renin yaitu hormon yang terkait dengan tekanan darah.


2. Erythropoetin yaitu hormon yang membantu pembuatan sel darah merah.
Penderita gagal ginjal biasanya kekurangan sel darah merah (anemia) yang
menyebabkan keletihan serta dapat merusak hati, sehingga penderita biasanya
membutuhkan injeksi erythropoetin.
3. Calcitriol yaitu hormon yang membantu tubuh menyerap kalsium pada makanan.
Tanpa bantuan hormon tersebut, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang yang
mana untuk jangka panjang hal tersebut dapat menyebabkan penyakit tulang.

3. Ureter
Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung
kemih. Ureter merupakan lanjutan pelvis renis, menuju distal & bermuara pada vesica
urinaria. Panjangnya 25 – 30 cm.
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga
pelvis. Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa).
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit
sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika
urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh
ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke
dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada
tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh
sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
a. Ureter pada laki-laki
Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus
deferens dan dikelilingi oleh leksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique
sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinarai pada sudut lateral dari trigonum
vesika. Sewaktu menembus vesika urineria, dinding atas dan dinding bawah
ureter akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh akan membentuk katup
(valvula) dan mencegah pengambilan urine dan vesika urinaria.
b. Ureter pada wanita
Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika dan berjalan ke bagian
medial ddan ke dapan bagian lateral serviks uteri bagian atas , vagina untuk
mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh
arteri iterina sepanjang 2,5 cm dan sellanjutnya arteri ini menyilang ureter dan
mmenuju ke atas di antara lapisan ligamentum. Ureter mempuunyai 2 cm dari sisi.
c. Pembuluh darah pada ureter antara lain adalah:
 Arteri renalis
 Arteri spermatika interna
 Arteri hipogastrika
 Arteri vesikalis inferior

4. Urethra
Merupakan saluran keluar dari urin yang diekskresikan oleh tubuh melalui ginjal,
ureter, vesica urinaria. Uretra adalah saluran sempit yang berpangkal pada kandung
kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
a. Uretrha pad laki-laki
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis
panjangnya ± 20 cm. Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan
paling dalam), dan lapisan submukosa.
Uretra pada laki – laki terdiri dari :
1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
b. Uretra pada wanita
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit
kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika
muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena,
dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di
sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) da n uretra di sini hanya sebagai
saluran ekskresi.

5. Vesika Urinaria
Vesika Urinaria disebut juga bladder/ kandung kemih. Vesica urinaria merupakan
kantung berongga yang dapat diregangkan dasn volumenya dapat disesuaikan dengan
mengubah status kontraktil otot polos di dindingnya. Secara berkala urin
dikososngkan dari kandung kemih ke luar tubuh melalui ureter. Organ ini mempunyai
fungsi sebagai reservoir urine (200 - 400 cc). Dindingnya mempunyai lapisan otot
yang kuat. Letaknya di belakang os pubis. Bentuk bila penuh seperti telur ( ovoid ).
Apabila kosong seperti limas. Apex ( puncak ) vesica urinaria terletak di belakang
symphysis pubis.
a. Bagian- bagian vesikan urinaria
 Apex: Dihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa kantong allantois ) sampai
ke umbilicus membentuk ligamentum vesico umbilicale mediale. Bagian ini
tertutup peritoneum dan berbatasan dengan ileum & colon sigmoideum
 Corpus
 Fundus
b. Vesica urinaria dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior
yaitu:
 Serabut-serabut post ganglioner simpatis glandula para vertebralis L1-2.
 Serabut-serabut preganglioner parasimpatis N. S2,3,4 melalui N. splancnicus
& plexus hypogastricus inferior mencapai dinding vesica urinaria. Disini
terjadi sinapsis dengan serabut-serabut post ganglioner.
 Serabut-serabut sensoris visceral afferent: N. splancnicus menuju SSP
 Serabut-serabut afferen mengikuti serabut simpatis pada plexus hypogastricus
menuju medulla spinalis L1-2.
c. Fungsi vasika urinaria
 Sebagai tempat penyimpanan urine
 Sebagai mendorong urine keluar dari tubuh.
C. Proses Miksi (Rangsangan Berkemih)
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang
terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk
merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding
kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh
relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter
interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus
secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini
hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula
spinalis dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia
urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan
kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan
otot dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk
kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus
apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal
dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih.
Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.
Jadi,reflex mikturisi merupakan sebuah sikus yang lengkap yang terdiri dari:
1. Kenaikan tekanan secara cepat dan progresif
2. Periode tekanan menetap
3. Kembalinya tekanan kandung kemih ke nilai tonus basal.

D. Pengertian Urine (Air Kemih)


Mikturisi ( berkemih ) merupakan refleks yang dapat dikendalikan dan dapat
ditahan oleh pusat persarafan yang lebih tinggi dari manusia. Gerakannya oleh kontraksi
otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga dan berbagai organ yang
menekan kandung kemih membantu mengosongkannya. Rata-rata dalam satu hari 1-2
liter, tetapi berbeda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye,
pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH
rata-rata 6.
1. Sifat – sifat air kemih
 Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan
serta faktor lainnya.
 Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
 Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
 Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
 Berat jenis 1.015 – 1.020.
 Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

2. Komposisi air kemih


Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga
beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin
disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya
dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea),
garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari
darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi
ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam
tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar
yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan
dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui
urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik
untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos.
Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang
penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin
orang yang sehat.
Komposisi air kemih :
 Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air
 Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan
kreatinin
 Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
 Pigmen (bilirubin, urobilin)
 Toksin
 Hormon
3. Mekanisme Pembentukan Urine
Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 –
125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk
150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya
keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.
4. Tahap – tahap Pembentukan Urine
a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar
dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian
yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang
tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air,
sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginjal.
b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida,
fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal
dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus
ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat,
bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah,
penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan
sisanya dialirkan pada pupila renalis.
c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-,
dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke
ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih)
yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih
sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
5. Ciri-Ciri Urin Normal
a. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah
cairan yang masuk.
b. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.
c. Baunya tajam.
d. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem urinal (urinary tract) adalah sistem saluran dalam tubuh manusia,
meliputi ginjal dan saluran keluarnya yang berfungsi untuk membersihkan tubuh dari zat-
zatyang tidak diperlukan. Zat yang diolah oleh sistem ini selalu berupa sesuatu yang larut
dalam air.
Sistem ini terdiri dari sepasang ginjal (ren,kidney) dengan saluran keluar urine
berupa ureter dari setiap ginjal. Ureter itu bermuara pada sebuah kandung kemih (urinary
bladder, vesica urinaria) di perut bagian bawah di belakang tulang kemaluan (pubic
bone). Urine selanjutnya dialihkan keluar melalui sebuah urethra.

B. Saran
Kepada yang membaca makalah sederhana ini, harapan saya semoga dapat
memahami betul sehingga penyakit – penyakit yang berhubungan dengan system
perkemihan ini dapat di hindari.
DAFTAR PUSTAKA

Scanlon,Valerie C dan Sanders Tina. 2006. “BUKU AJAR ANATOMI & FISIOLOGI”. Jakarta
:EGC

Wadjiji, Muhammad. 2005. ”Pengantar Ajar Anatomi”. Semarang.


http://donnymataputun.blogspot.com/2013/05/makalah-anatomi-fisiologi-sistem.html. Diunduh
Minggu, 14 Juni 2015

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39905/4/Chapter%20II.pdf. Diunduh Minggu,


14 Juni 2015

http://irfanahb.blogspot.com/2013/03/anatomi-fisiologi-sistem-perkemihan.html. Diunduh
Minggu, 14 Juni 2015

Anda mungkin juga menyukai