Anda di halaman 1dari 10

Nama : Viona Destalia

NPM : 1510075612170
Kelas : Moneter Malam
Judul : Pengaruh Likuiditas terhadap Profitabilitas Perusahaan di Industri
Konstruksi Periode 2013 - 2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas


menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan, baik yang berhubungan dengan penjualan maupun yang
berhubungan dengan aktiva yang menghasilkan keuntungan tersebut atau yang berhubungan
dengan modal sendiri. Besarnya profitabilitas dapat digunakan untuk menilai hasil kinerja
perusahaan, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin baik kinerja
perusahaan tersebut. Suatu perusahaan dapat dikatakan likuid apabila mampu membayar
hutang jangka pendek menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.

Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum
terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal
dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan kedalam hutang jangka
pendek dan hutang jangka panjang. Hutang jangka pendek adalah kewajiban perusahaan yang
pelunasannya dilakukan jangka waktu satu tahun sejak tanggal neraca dengan menggunakan
aktiva lancer (Munawir :2004). Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang
jangka waktu pembayarannya jatuh tempo lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca
(Munawir : 2004).

Aktiva atau aset lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat ditukarkan
menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya (Munawir : 2004).
Sedangkan yang dimaksud dengan aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur
kegunaan relative permanen atau jangka panjang (Munawir : 2004).
Kinerja keuangan sebuah perusahaan dapat diukur menggunakan enam indikator,
diantaranya yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas atau
leverage, growth (pertumbuhan) dan coorporate value (nilai perusahaan). Analisis rasio
keuangan memungkinkan manajer keuangan dapat melakukan evaluasi secara menyeluruh
terhadap kondisi keuangan perusahaan, sehingga dapat diketahui sehat atau tidaknya kondisi
keuangan perusahaan. Hasil evaluasi kinerja keuangan perusahaan tersebut dapat digunakan
oleh manajer keuangan untuk membuat suatu kebijakan, menganalisis serta memproyeksikan
laba perusahaan di masa depan.

Likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban


jangka pendek (hutang lancar) pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar
yang tersedia. Kewajiban jangka pendek yang harus dibayar oleh perusahaan dengan segera
antara lain: gaji karyawan, hutang wesel, hutang pajak, hutang dagang, dan hutang jangka
pendek lainnya. Likuiditas dapat diukur melalui beberapa rasio, antara lain: current ratio
(rasio lancar), quick ratio (rasio cepat), cash ratio (rasio kas) dan net working capital to assets
ratio.Adapun current ratio (rasio lancar) adalah salah satu rasio yang sering digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Rasio lancar (CR) merupakan perbandingan antara
aktiva lancar dengan hutang jangka pendek.Semakin tinggi tingkat likuiditas maka semakin
likuid kondisi keuangan perusahaan dan semakin baik posisi perusahaan dimata pemberi
modal dari pihak ke tiga. Pemberi modal disini sangat penting bagi perusahaan, karena
mereka yang memberikan pinjaman modal jangka pendek yang dibutuhkan bagi perusahaan
untuk membiayai kebutuhan operasional perusahaan. Apabila tingkat likuiditas perusahaan
tinggi, maka kebutuhan jangka pendek perusahaan pun akan terpenuhi, dan akan memacu
hasil produktivitas serta penjualan yang akan berpengaruh terhadap perolehan fluktuitas laba
nantinya.

Konstruksi adalah suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana yang meliputi
pembangunan gedung (building construction). Sektor konstruksi merupakan sektor ekonomi
yang memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Konstruksi
merupakan suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu
dengan lahan tempat kedudukannya. Hasil kegiatan konstruksi diantaranya gedung, jalan,
jembatan, rel, terowongan, bangunan air, bangunan sanitasi, bandara, dan lain sebagainya.
Beberapa tahun terakhir, sektor konstruksi terus menjadi salah satu primadona perekonomian
Indonesia. Berikut merupakan daftar Perusahaan Jasa sub Sektor Konstruksi dan Bangunan di
Indonesia :
Tabel 1. Daftar Perusahaan Jasa Sub Sektor Konstruksi dan Bangunan

No Kode Saham Nama Emiten Tangal IPO


1 ACST Acset Indonusa Tbk 24-Jun-2013
2 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk 18-Mar-2004
3 CSIS Cahayasakti Investindo Sukses Tbk 10-May-2017
4 DGIK Duta Graha Indah Tbk 19-Dec-2007
5 IDPR Indonesia Pondasi Raya Tbk 10-Dec-2015
6 MTRA Mitra Pemuda Tbk 10-Feb-2016
7 NRCA Nusa Raya Cipta Tbk 27-Jun-2013
8 PBSA Paramita Bangun Saran Tbk 28-Sep-2016
9 PSSI Pelita Samudera Shipping Tbk 5-Dec-2017
10 PTPP Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 9-Feb-2010
11 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk 27-Mar-1997
12 TOPS Totalindo Eka Persada Tbk 16-Jun-2017
13 TOTL Total Bangun Persada Tbk 25-Jul-2006
14 WEGE Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk 30-Nov-2017
15 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk 29-Oct-2007
16 WSKT Waskita Raya (Persero) Tbk 19-Dec-2012
Sumber : www.sahamok.com tahun 2018
Untuk melihat adanya pengaruh hutang dan asset terhadap Current Ratio pada Industri
Konstruksi, berikut ini telah disajikan tabel perkembangan kinerja keuangan Industri
Konstruksi tahun 2013 – 2017 pada 5 Perusahaan Konstruksi :
Tabel 1.1
KONDISI AKTIVA LANCAR INDUSTRI SUB SEKTOR KONSTRUKSI BANGUNAN
DI BEI PERIODE 2013 - 2017

NAMA TAHUN
No
PERUSAHAAN 2013 2014 2015 2016 2017
1 Acset Indonusa Tbk 1.061.422.848.144 1.214.765.049.180 1.590.910 2.092.380 4.717.565
2 Nusa Raya Cipta Tbk 1.304.943.958.867 1.329.023.312.893 1.502.011.245.658 1.624.970.715.624 1.973.798.989.779
3 Surya Semesta Internusa Tbk 3.718.548.164.425 2.900.936.450.645 2.899.771.134.371 3.380.678.959.089 5.085.335.030.413
4 Total Bangun Persada 1.936.126.460 2.022.836.893 2.236.105.051 2.284.941.431 2.513.966.565
5 Waskita Karya (Persero) Tbk 7.781.413.114.034 10.524.167.905.318 18.074.850.942.748 36.882.457.492.758 52.427.017.359.620
TOTAL 13.868.264.211.930 15.970.915.554.929 22.478.871.018.738 41.890.394.201.282 59.488.670.063.942
RATA - RATA 2.773.652.842.386 3.194.183.110.986 4.495.774.203.748 8.378.078.840.256 11.897.734.012.788

PERKEMBANGAN PER - TAHUN Total


NAMA
No Perkembangan
PERUSAHAAN 2014-2013 2015-2014 2016-2015 2017-2016 (%)
1 Acset Indonusa Tbk 14 (100) 32 125 71,43
2 Nusa Raya Cipta Tbk 2 13 8 21 44,51
3 Surya Semesta Internusa Tbk (22) (0) 17 50 44,98
4 Total Bangun Persada 4 11 2 10 27,23
5 Waskita Karya (Persero) Tbk 35 72 104 42 253,19
TOTAL 34 (5) 163 250 441
RATA - RATA 7 (1) 33 50 88
Sumber : Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) Tanggal 19 April 2018

Pada tabel 1.1 dapat diketahui bahwa secara individu perusahaan konstruksi dari
tahun 2013 - 2017 aktiva lancar setiap perusahaan mengalami peningkatan yang berfluktuatif.
Untuk Perusahaan Acset Indonusa Tbk aktiva lancar nya mengalami peningkatan sebesar
71,43 % sedangkan Perusahaan Nusa Raya Cipta Tbk aktiva lancar nya mengalami
peningkatan sebesar 44,51 % sementara Perusahaan Surya Semesta Internusa Tbk aktiva
lancar nya mengalami peningkatan sebesar 44,98 % sedangkan untuk Perusahaan Total
Bangun Persada aktiva lancar hanya mengalami kenaikan sebesar 27,23 % dan Perusahaan
Waskita Raya (Persero) Tbk aktiva lancar mengalami kenaikan sebesar 253,19 %. Secara
keseluruhan untuk Industri Konstruksi dari tahun 2013 - 2017 mengalami kenaikan aktiva
lancar sebesar 88 %
Tabel 1.2
KONDISI UTANG LANCAR INDUSTRI SUB SEKTOR KONSTRUKSI BANGUNAN
DI BEI PERIODE 2013 - 2017

TAHUN
No NAMA PERUSAHAAN
2013 2014 2015 2016 2017
1 Acset Indonusa Tbk 715.313.548.255 772.839.655.721 1.199.387 1.165.334 3.706.890
2 Nusa Raya Cipta Tbk 793.347.481.386 789.829.144.460 813.409.554.884 875.549.581.773 1.013.940.915.004
3 Surya Semesta Internusa Tbk 1.853.743.955.441 1.727.093.674.726 1.856.796.353.308 1.896.353.464.038 2.640.028.081.531
4 Total Bangun Persada 1.225.647.395 1.557.919.993 1.777.039.950 1.784.172.230 1.994.003.155
5 Waskita Karya (Persero) Tbk 5.427.139.408.859 7.728.153.555.876 13.664.811.609.274 31.461.535.721.603 52.309.197.858.063
TOTAL 8.790.770.041.336 11.019.473.950.776 16.336.795.756.803 34.235.224.104.978 55.965.164.564.643
RATA - RATA 1.758.154.008.267 2.203.894.790.155 3.267.359.151.361 6.847.044.820.996 11.193.032.912.929

PERKEMBANGAN PER - TAHUN Total


No NAMA PERUSAHAAN Perkembangan
2014-2013 2015-2014 2016-2015 2017-2016 (%)
1 Acset Indonusa Tbk 8 (100) (3) 218 123,30
2 Nusa Raya Cipta Tbk (0) 3 8 16 25,99
3 Surya Semesta Internusa Tbk (7) 8 2 39 42,02
4 Total Bangun Persada 27 14 0 12 53,34
5 Waskita Karya (Persero) Tbk 42 77 130 66 315,72
TOTAL 70 1 138 351 560
RATA - RATA 14 0 28 70 112
Sumber : Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) Tanggal 19 April 2018

Pada tabel 1.2 dapat diketahui perusahaan konstruksi dari tahun 2013 - 2017 bahwa
hutang lancar setiap perusahaan mengalami kenaikan yang dapat digunakan untuk
mendukung / menyediakan dana dalam meningkatkan aktiva lancar. Untuk Perusahaan Acset
Indonusa Tbk hutang lancar nya mengalami peningkatan sebesar 123,30 % sedangkan
Perusahaan Nusa Raya Cipta Tbk hutang lancar nya mengalami peningkatan sebesar 25,99 %
sementara Perusahaan Surya Semesta Internusa Tbk hutang lancar nya mengalami
peningkatan sebesar 42,02 % sedangkan untuk Perusahaan Total Bangun Persada hutang
lancar hanya mengalami kenaikan sebesar 53,34 % dan Perusahaan Waskita Raya (Persero)
Tbk hutang lancar mengalami kenaikan sebesar 315,72 %. Secara keseluruhan untuk Industri
Konstruksi dari tahun 2013 – 2017 mengalami kenaikan hutang lancar setiap tahun sebesar
112 %.
Tabel 1.3
KONDISI KAS & SETARA KAS INDUSTRI SUB SEKTOR KONSTRUKSI BANGUNAN
DI BEI PERIODE 2013 - 2017

TAHUN
No NAMA PERUSAHAAN
2013 2014 2015 2016 2017
1 Acset Indonusa Tbk 48.718.694.286 49.574.733.061 60.671 139.215 215.119

2 Nusa Raya Cipta Tbk 320.470.838.716 276.841.255.822 338.182.545.046 446.727.061.674 656.857.297.887

3 Surya Semesta Internusa Tbk 1.692.417.194.733 1.172.701.116.598 923.632.276.474 1.519.976.715.533 1.145.366.973.159

4 Total Bangun Persada 548.424.400 578.717.522 732.979.863 655.987.513 670.721.593

5 Waskita Karya (Persero) Tbk 1.119.694.010.726 1.675.283.272.031 5.511.188.078.778 10.653.780.768.186 6.088.962.586.747


TOTAL 3.181.849.162.861 3.174.979.095.034 6.773.735.940.832 12.621.140.672.121 7.891.857.794.505
RATA - RATA 636.369.832.572 634.995.819.007 1.354.747.188.166 2.524.228.134.424 1.578.371.558.901

PERKEMBANGAN PER - TAHUN Total


No NAMA PERUSAHAAN Perkembangan
2014-2013 2015-2014 2016-2015 2017-2016 (%)
1 Acset Indonusa Tbk 2 (100) 129 55 85,74
2 Nusa Raya Cipta Tbk (14) 22 32 47 87,68
3 Surya Semesta Internusa Tbk (31) (21) 65 (25) (12,03)
4 Total Bangun Persada 6 27 (11) 2 23,92
5 Waskita Karya (Persero) Tbk 50 229 93 (43) 329,06
TOTAL 13 157 309 36 514
RATA - RATA 3 31 62 7 103
Sumber : Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) Tanggal 19 April 2018

Dari Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa perusahaan konstruksi dari tahun 2013 - 2017
kondisi kas dan setara kas setiap perusahaan ada yang mengalami kenaikan dan penurunan.
Untuk Perusahaan Acset Indonusa Tbk hutang lancar nya mengalami peningkatan sebesar
85,74 % sedangkan Perusahaan Nusa Raya Cipta Tbk hutang lancar nya mengalami
peningkatan sebesar 87,68 % sementara Perusahaan Surya Semesta Internusa Tbk hutang
lancar nya mengalami penurunan sebesar -12,03 % sedangkan untuk Perusahaan Total
Bangun Persada hutang lancar hanya mengalami kenaikan sebesar 23,92 % dan Perusahaan
Waskita Raya (Persero) Tbk hutang lancar mengalami kenaikan sebesar 329,06 %. Secara
keseluruhan untuk Industri Konstruksi dari tahun 2013 – 2017 mengalami kenaikan kas dan
setara kas setiap tahun sebesar 103 %.
Tabel 1.4
KONDISI LIKUIDITAS (CURRENT RATIO) INDUSTRI SUB SEKTOR KONSTRUKSI BANGUNAN
DI BEI PERIODE 2013 - 2017

TAHUN
No NAMA PERUSAHAAN
2013 2014 2015 2016 2017
1 Acset Indonusa Tbk 148 157 133 180 127
2 Nusa Raya Cipta Tbk 164 168 185 186 195
3 Surya Semesta Internusa Tbk 201 168 156 178 193
4 Total Bangun Persada 158 130 126 128 126
5 Waskita Karya (Persero) Tbk 143 136 132 117 100
TOTAL 815 759 732 789 741
RATA - RATA 163 152 146 158 148

PERUBAHAN PER - TAHUN Total Perubahan


No NAMA PERUSAHAAN
2014-2013 2015-2014 2016-2015 2017-2016 (%)
1 Acset Indonusa Tbk 9 (25) 47 (52) (21,12)
2 Nusa Raya Cipta Tbk 4 16 1 9 30,18
3 Surya Semesta Internusa Tbk (33) (12) 22 14 (7,97)
4 Total Bangun Persada (28) (4) 2 (2) (31,89)
5 Waskita Karya (Persero) Tbk (7) (4) (15) (17) (43,15)
TOTAL (55) (28) 57 (48) (74)
RATA - RATA (11) (6) 11 (10) (15)
Sumber : Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) Tanggal 19 April 2018

Dari Tabel 1.4 dapat diketahui ukuran kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang
jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar nya mengalami penurunan dan hanya
beberapa yang mengalami kenaikan. Untuk Perusahaan Acset Indonusa Tbk CR nya
mengalami penurunan sebesar -21,12 % sementara Perusahaan Nusa Raya Cipta Tbk CR nya
mengalami peningkatan sebesar 30,18 % sementara Perusahaan Surya Semesta Internusa
Tbk CR nya mengalami penurunan sebesar -7,97 % sedangkan untuk Perusahaan Total
Bangun Persada CR nya mengalami penurunan sebesar -31,89 % dan Perusahaan Waskita
Raya (Persero) Tbk CR nya mengalami penurunan sebesar -43,15 %. Secara keseluruhan
untuk Industri Konstruksi dari tahun 2013 – 2017 mengalami penurunan Current Ratio setiap
tahunnya sebesar -15 %. Sehingga ini menunjukkan bahwa aktiva lancar dan hutang lancar
yang dimiliki perusahaan mengalami penurunan. CR yang terlalu rendah menunjukkan
kekurangan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang. Industri Kontruksi tidak layak dikarenakan rendahnya CR perusahaan sehingga
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut diragukan.
Tabel 1.5
KONDISI LIKUIDITAS (CASH RATIO) INDUSTRI SUB SEKTOR KONSTRUKSI BANGUNAN
DI BEI PERIODE 2013 - 2017

TAHUN
No NAMA PERUSAHAAN
2013 2014 2015 2016 2017
1 Acset Indonusa Tbk 7 6 5 12 6
2 Nusa Raya Cipta Tbk 40 35 42 51 65
3 Surya Semesta Internusa Tbk 91 68 50 80 43
4 Total Bangun Persada 45 37 41 37 34
5 Waskita Karya (Persero) Tbk 21 22 40 34 12
TOTAL 204 168 178 214 159
RATA - RATA 41 34 36 43 32

PERKEMBANGAN PER - TAHUN Total Perubahan


No NAMA PERUSAHAAN
2014-2013 2015-2014 2016-2015 2017-2016 (%)
1 Acset Indonusa Tbk (6) (21) 136 (51) 57,78
2 Nusa Raya Cipta Tbk (13) 19 23 27 55,08
3 Surya Semesta Internusa Tbk (26) (27) 61 (46) (37,11)
4 Total Bangun Persada (17) 11 (11) (9) (25,32)
5 Waskita Karya (Persero) Tbk 5 86 (16) (66) 9,46
TOTAL (57) 68 193 (144) 60
RATA - RATA (11) 14 39 (29) 12
Sumber : Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) Tanggal 19 April 2018

Dari Tabel 1.5 dapat diketahui kondisi cash ratio industri konstruksi. Untuk
Perusahaan Acset Indonusa Tbk Cash Ratio nya mengalami kenaikan sebesar 57,78 %
sementara Perusahaan Nusa Raya Cipta Tbk CR nya mengalami peningkatan sebesar 55,08
% sedangkan Perusahaan Surya Semesta Internusa Tbk CR nya mengalami penurunan
sebesar -37,11 % sedangkan untuk Perusahaan Total Bangun Persada CR nya mengalami
penurunan sebesar -25,32 % dan Perusahaan Waskita Raya (Persero) Tbk CR nya mengalami
kenaikan sebesar 9,46 %. Secara keseluruhan untuk Industri Konstruksi dari tahun 2013 –
2017 mengalami kenaikan cash Ratio setiap tahunnya sebesar 12 %.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, masalah ini sangat menarik bagi saya untuk
diteliti lebih lanjut sehingga saya tertarik untuk mengambil judul : “Analisis pengaruh
Likuiditas terhadap profitabilitas di Industri Konstruksi Periode 2013 - 2017“
1.2. RUMUSAN MASALAH
Bedasarkan uraian pada latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis dapat
menarik permasalahan yang muncul pada penelitian ini, antara lain:

1. Apa faktor penyebab rendahnya Current Ratio di Perusahaan Konstruksi Periode 2013
- 2017 ?
2. Apa pengaruh rendahnya Current Ratio di Perusahaan Konstruksi Periode 2013 -
2017 ?
3. Apa faktor penyebab naiknya Cash Ratio di Perusahaan Konstruksi Periode 2013 -
2017 ?
4. Apa pengaruh naiknya Cash Ratio di Perusahaan Konstruksi Periode 2013 - 2017 ?
5. Apa hubungan Current Ratio & Cash Ratio terhadap profitabilitas perusahaan di
Perusahaan Konstruksi Periode 2013 - 2017 ?

5.3. TUJUAN PENELITIAN


Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis faktor penyebab rendahnya Current Ratio di Perusahaan
Konstruksi
2. Untuk menganalisis pengaruh rendahnya Current Ratio di Perusahaan Konstruksi
3. Untuk menganalisis faktor penyebab naiknya Cash Ratio di Perusahaan Konstruksi
4. Untuk menganalisis pengaruh naiknya Current Ratio di Perusahaan Konstruksi
5. Untuk menganalisis hubungan Current Ratio & Cash Ratio terhadap profitabilitas
perusahaan
5.4. KEGUNAAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat,


sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Kegunaan penelitian ini bagi penulis merupakan sarana belajar untuk mengetahui sejauh
mana teori yang diperoleh dapat diterapkan dalam praktek juga menambah pengetahuan
penulis khususnya mengenai tingkat likuiditas perusahaan.
2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak perusahaan agar lebih dapat
memberikan tambahan pengetahuan untuk memprediksi dalam pengambilan keputusan.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan menjadi referensi
tambahan khusus mengenai Likuiditas Perusahaan

Anda mungkin juga menyukai