Anda di halaman 1dari 10

http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.

php/HijauCendekia p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372

PENGARUH DOSIS PUPUK HAYATI PETROBIO DAN PUPUK NPK MUTIARA TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays varietas saccharata
Sturt.) VARIETAS TALENTA

Triyono Bagus Prakoso, Tri Handayani

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Kadiri


Jl. Sersan Suharmaji No. 38 Kediri
email : cendekiahijau@gmail.com

ABSTRAK

Pemupukan pada tanaman merupakan hal paling penting untuk menunjang pertumbuhan
vegetatif maupun generatif. Baik menggunakan pupuk organik maupun pupuk anorganik.Tujuan
penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh interaksi pupuk hayati petrobio dan NPK
Mutiaraterhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) dan
menentukan dosis yang tepat untuk jagung varietas talenta. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan
maret sampai dengan mei 2016. Bertempat di desa Kemloko Legi, Kec. Baron, Kab. Nganjuk. Jenis
tanah aluvial dengan tekstur lempung berpasir, ketinggian tempat 150 m dpl, pH tanah 6,2. Penelitian
menggunakan rancangan acak kelompok dengan sembilan kombinasi perlakuan, masing-masing
perlakuan diulang tiga kali.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi pupuk hayati petrobio dan
NPK mutiara berpengaruh terhadap jagung manis yaitu pada kombinasi pupuk hayati petrobio 100
kg/Ha dengan NPK Mutiara 350 Kg/Ha dibanding kombinasi pupuk yang lainnya.

Kata Kunci: Kombinasi pemupukan, pupuk hayati, pupuk NPK, tanaman jagung

ABSTRACT

Fertilization in plants is the most important thing to support vegetative and generative
growth. Both using organic fertilizer and inorganic fertilizer. The purpose of this research is to know
the effect of bio-fertilizer interaction of petrobio and NPK Mutiara on the growth and production of
sweet corn (Zea mays saccharata Sturt.) And determine the right dose for varieties corn Talenta. This
research has been conducted in March to May 2016. Located in the village of Kemloko Legi, Baron
Sub district, Nganjuk Regency. Alluvial soil type with sandy loam texture, altitude 150 m asl, soil pH
6.2. The study used a randomized block design with nine treatment combinations, each of which was
repeated three times. The results showed that the combination of bio-fertilizer petrobio and pearl NPK
Mutiara have an effect on sweet corn that is in combination of biofuel petrobio 100 kg / Ha with NPK
Mutiara 350 Kg / Ha compared to combination of other fertilizer.

Keywords : Combination of fertilizer, biofertilizer, npk fertilizer, corn plant


.

Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia Volume 3 Nomor 1 Februari 2018 - 73 -


http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/HijauCendekia p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372

PENDAHULUAN yang baik, pemupukan dengan dosis dan


waktu yang tepat, pemberantasan hama dan
Jagung manis (Zea mays saccharata penyakit yang terpadu, pemilihan varietas
Sturt) termasuk tanaman hortikultura walaupun unggul, serta penentuan jumlah populasi yang
secara morfologi tidak berbeda dibandingkan tepat merupakan salah satu usaha untuk
dengan jagung pakan. Hal yang membedakan memperoleh kisaran hasil yang optimal.
antara jagung manis (Zea mays saccharata Menurut Adi Sarwantodan Yustina (2000),
Sturt) dengan jagung pakan adalah tanaman jagung manis (Zea mays
kandungan gulanya yang tinggi pada stadia saccharataSturt) memerlukan unsur nitrogen
masak susu dan permukaan karnel yang 90 kg/ha pada pengaturan kepadatan tanaman
menjadi transparan dan berkerut saat sekitar 50.000 tanaman per hektar.Untuk
mengering. Hal ini dikarenakan adanya meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung
perbedaan satu gen resesif saja, yang mana manis agar dapat berproduksi secara optimal,
gen ini berfungsi untuk mencegah perubahan diperlukan upaya intensifikasi.
gula menjadi pati (Syukur, 2013). Intensifikasi adalah upaya untuk
Karena rasanya yang manis dan juga meningkatkan dan mempertahankan
enak, jagung manis (Zea mays Saccharata produktivitas tanaman melalui pengelolaan
Sturt) sangat digemari oleh masyarakat secara intensif. Salah satu komponen dalam
sehingga dapat dikonsumsi dalam bentuk upaya intensifikasi adalah pemupukan. Pupuk
segar maupun olahan, biasanya dalam bentuk terbagi menjadi dua macam yaitu pupuk
jagung rebus, jagung bakar, pelengkap sub, organik dan pupuk anorganik (Nunuk,
jagung tumis, dan masih banyak lagi. Selain itu 2010).Pemupukan pada tanaman merupakan
jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) hal paling penting untuk menunjang
sangat bermanfaat bagi kesehatan karena pertumbuhan vegetatif maupun generatif.
kaya gizi juga mengandung karbohidrat, Pemupukan dengan menggunakan pupuk
lemak, protein, dan beberapa vitamin, serta yang banyak mengandung unsur nitrogen (N)
mineral (Larson, 2003). berpengaruh pada pertumbuhan vegetatif
Jagung manis (Zea mays saccharata tanaman. Sedangkan pupuk majemuk seperti
Sturt.) banyak mengandung vitamin A, B9, C, NPK Mutiara, merupakan pupuk yang lebih
Besi, Magnesium, dan Kalium yaitu pada lengkap kandungan haranya sehingga
setiap 100 g buah jagung manis mengandung berpengaruh pada semua aktivitas dan
10 g Vitamin A, 46 g Vitamin B9, 7 mg Vitamin metabolisme tanaman.
C, 0,5 mg Besi, 37 mg Magnesium, 270 mg Pupuk hayati adalah pupuk yang mengandung
Kalium. Dalam tubuh manusia buah jagung mikroorganisme tanah yang berfungsi untuk
manis dapat melancarkan saluran pencernaan menguraikan bahan kimia yang sulit diserap
karena mengandung serat yang cukup tinggi menjadi bentuk yang mudah diserap oleh
yaitu 18% dari kebutuhan serat makanan tanaman (Pranata, 2010).
manusia per harinya. Mikroorganisme mempunyai
Tanaman jagung manis dapat tumbuh kemampuan yang sangat tinggi untuk
di dataran rendah hingga dataran tinggi yaitu mengubah sesuatu, terutama dalam
0-1.500 meter di atas permukaan laut. menguraikan sampah menjadi kompos. Ada
Budidaya jagung manis (Zea mays saccharata juga bakteri Rhizobium yang bersimbiosis
Sturt) dapat memberikan keuntungan baik bagi dengan akar kacang-kacangan sehingga bisa
produsen maupun bagi konsumen. Di samping mengambil nitrogen di atmosfer (Isro’i, 2008 ).
itu umur panen jagung manis relatif pendek, Ada juga mikroba yang berperan menyediakan
yaitu 70-76 hari setelah tanam, dan hasilnya unsur hara fosfat dan kalium antara lain
memberikan keuntungan yang sangat Aspergillus sp, Penicillium sp, Pseudomonas
memadai. Sampai saat ini produksi tanaman sp dan Bacillus megatherium. Mikroba yang
hortikultura khususnya sayuran jagung manis berkemampuan tinggi dalam melarutkan fosfat,
belum mencukupi kebutuhan, karena laju umumnya juga berkemampuan tinggi dalam
pertumbuhan penduduk belum diimbangi oleh melarutkan kalium sehingga dapat mengurangi
laju peningkatan produksi (Dahlan, 2007). penggunaan pupuk kimia (Simanungkalit et.
Kurangnya produksi jagung manis di kalangan al). Pupuk hayati yang beredar dipasaran
petani Indonesia sering diakibatkan oleh amatlah banyak jenisnya seperti Petrobio,
adanya penanganan budidaya yang kurang Marolis Bio-N dan lain-lain. Untuk itu kita harus
baik. Untuk meningkatkan produksi perlu cermat dalam memilih pupuk hayati agar
adanya sistem penanganan budidaya yang pertumbuhan tanaman bisa maksimal.
baik dan intensif dengan memperhatikan
pengolahan lahan yang baik dan benar,
pemilihan jarak tanam yang tepat, pengairan
Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia Volume 3 Nomor 1 Februari 2018 - 74 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/HijauCendekia p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372

METODOLOGI PENELITIAN Penempatan satu-satuan percobaan


Penelitian dilakukan di desa Kemloko dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Legi, Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk yang terdiri dari tiga kelompok.
dengan ketinggian tempat ± 150 dpl. Penelitian
dilakukan selama empat bulan, yaitu mulai Pelaksanaan Penelitian
bulan Maret sampai Mei 2016. Alat yang Persiapan Lahan
digunakan dalam penelitian ini adalah hand Lahan sebelum dipergunakan,
traktor, pH meter, hand refractometer/ alat dibersihkan dahulu dari sisa-sisa tanaman dan
pengukur kadar gula, jangka sorong, cangkul, gulma dengan cara dicabut dan disemprot
sabit, tugal, meteran, tangki semprot, tangki menggunakan herbisida sesuai dosis anjuran.
kocor, ember, ballpoint, pensil, penghapus, Kegiatan persiapan lahan penelitian ini terbagi
kamera/ alat dokumentasi, timbangan, bambu dalam beberapa tahapan sebagai berikut :
ajir, penggaris, spidol marker, handsprayer, a) Pengolahan tanah
dan gunting. Bahan yang digunakan untuk Pengolahan tanah dilakukan dengan
penelitian ini adalah benihjagung cara dibajakmenggunakan hand traktor
manisvarietas Talenta, pupuk hayati petrobio, dengan tujuan untuk membalik tanah dan
pupuk NPK Mutiara, kapur pertanian dolomite, memperbaiki struktur tanah agar menjadi lebih
herbisida, insekti, Regent tabur, baik. Setelah itu tanah digaru dan dilarik,
fungisidaTopsin,dan kertas. kemudian dicangkul untuk menghaluskan
Paramaeter pengamatan terdiri dari tanah sedalam 30 cm.
Perlakuan yang dilakukan adalah perlakuan b) Pembuatan Plot
pupuk dasar dengan berbagai macam dosis. Pembuatan plot untuk lahan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan ini yaitu sebanyak 9 plot/kelompok dengan tiga
menggunakan rancangan acak kelompok kelompok sebagai ulangan, sehingga jumlah
(RAK) yang dilakukan secara faktorial, yang plot keseluruhan sebanyak 27 plot. Tiap-tiap
terdiri dari dua faktor dan dengan tiga ulangan: plotdibuat dengan ukuran panjang 200 cm,
Faktor I : dosis pupuk hayati petrobiodengan 3 lebar 200cm, tinggi plot 20 cm, dengan jarak
level yaitu : antar plot 50 cm, serta jarak antar kelompok
H1: Pemupukan hayati petrobio 50 Kg/Ha, 50 cm.
H2: Pemupukan hayati petrobio 75Kg/Ha, H3: c) Pengapuran
Pemupukan hayati petrobio100 Kg/Ha. Faktor Setelah tanah selesai diolah
dilakukan pengapuran pada lahan penelitian.
II : adalah dosis pupuk NPK Mutiara yang
Pengapuran ini bertujuan untuk meningkatkan
terdiri dari 3 level, yaitu: N1: Pemupukan NPK
pH tanah dari tanah masam untuk mencapai
Mutiara250 Kg/Ha, N2 : Pemupukan NPK pH yg netral. Kemasaman tanah yang
Mutiara 300 Kg/Ha, N3: Pemupukan NPK mendekati netral memudahkan unsur-unsur
Mutiara 350 Kg/Ha hara di dalam tanah untuk diserap oleh
Dengan demikian dari kedua faktor tanaman dan juga menambah unsur kalsium
tersebut maka didapatkan 9 kombinasi dalam tanah yang berguna bagi pertubuhan
perlakuan yaitu: tanaman. Selain itu penyakit-penyakit yang
H1 N1: Pemupukan hayati petrobio50 Kg/Ha terbawa tanah akan lebih terkendalikan.
dengan Pemupukan NPK Mutiara250 Kg/Ha Pengapuran menggunakan Dolomit (kapur
H1 N2: Pemupukan hayati petrobio 50 Kg/Ha pertanian) yang mengandung CaCO3 dan
MgCO3 dengan dosis 500 kg/aa. Sehingga dari
dengan Pemupukan NPK Mutiara300 Kg/Ha
pH tanah awal 6,2 maka didapatkan pH tanah
H1 N3: Pemupukan hayati petrobio 50 Kg/Ha
akhir 6,8
dengan Pemupukan NPK Mutiara350 Kg/Ha d) Pemupukan dasar Petrobio dan NPK
H2 N1: Pemupukan hayati petrobio 75 Kg/Ha Mutiara
dengan Pemupukan NPK Mutiara250 Kg/Ha Pupuk hayati petrobio diberikan
H2 N2: Pemupukan hayati petrobio 75 Kg/Ha sebagai pupuk dasar. Pemupukan pupuk
dengan Pemupukan NPK Mutiara300 Kg/Ha hayati petrobio diberikan pada saat bersamaan
H2 N3: Pemupukan hayati petrobio 75 Kg/Ha tanam, dengan cara menugal tempat
dengan Pemupukan NPK Mutiara350 Kg/Ha pemberian pupuk setiap di sebelah lubang
H3 N1: Pemupukan hayati petrobio100 Kg/Ha tanam dengan jarak 5 cm dari lubang tanam
dengan dosis sesuai dengan perlakuan.
dengan Pemupukan NPK Mutiara250 Kg/Ha Setelah pemupukan selesai, lubang pemberian
H3 N2: Pemupukan hayati petrobio100 Kg/Ha pupuk ditutup menggunakan tanah.
dengan Pemupukan NPK Mutiara300 Kg/Ha Sedangkan pupuk NPK Mutiara diberikan
H3 N3: Pemupukan hayati petrobio100 Kg/Ha sebagai pupuk dasar dan pupuk
dengan Pemupukan NPK Mutiara350 Kg/Ha susulan.Pemupukan NPK Mutiara diberikan
Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia Volume 3 Nomor 1 Februari 2018 - 75 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/HijauCendekia p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372

pada saat bersamaan tanam dan umur 14 hari membuang gulma jauh dari tempat
setelah tanam, dengan cara menugal tempat pertanaman agar penyakit /jamur yang ada di
pemberian pupuk setiap di sebelah lubang gulma tidak menyerang tanaman lain.
tanam dengan jarak 5 cm dari lubang tanam a. Pemupukan
dengan dosis sesuai perlakukan. Setelah Pemupukan pupuk hayati petrobio
diberikan pupuk NPK Mutiara, lubang pupuk diberikan pada saat bersamaan tanam,
ditutup menggunakan tanah bersamaan dengan cara menugal tempat pemberian
dengan pembumbunan. pupuk setiap di sebelah lubang tanam dengan
e) Pembuatan Lubang Tanam jarak 5 cm dari lubang tanam dengan dosis
Pembuatan lubang tanam dilakukan sesuai dengan perlakuan. Setelah
dengan cara menunggal tanah dengan pemupukan selesai, lubang pemberian pupuk
kedalaman lubang tanam ± 2 cm, dibuat ditutup menggunakan tanah.
sebanyak 4 baris lubang tanam per plot yang Sedangkan pupuk NPK Mutiara diberikan
dibuat dengan sistem berjajar. Jarak tanam sebagai pupuk dasar dan pupuk
yang digunakan adalah 50 cm × 30 cm. susulan.Pemupukan NPK Mutiara diberikan
Penanaman pada saat bersamaan tanam dan umur 14 hari
Sebelum di tanam ,benih di beri fungisida setelah tanam, dengan cara menugal tempat
Topsin dengan dosis 5 ml / 250 g pemberian pupuk setiap di sebelah lubang
benih.Penanaman benih jagung manis tanam dengan jarak 5 cm dari lubang tanam
dilakukan secara manual dengan dengan dosis sesuai perlakukan.Setelah
memasukkan benih ke dalam lubang tanam diberikan pupuk NPK Mutiara, lubang pupuk
dengan sistem penanaman satu lubang satu ditutup menggunakan tanah bersamaan
benih. Setelah benih dimasukkan ke lubang dengan pembumbunan.
tanam, kemudian ditutup dengan tanah, b. Pengairan
penanaman dilakukan pada sore hari. Setelah Pengairan dilakukan jika tidak turun
kegiatan penanaman selesai, dilakukan hujan selama empat hari berturut-turut. Selain
penandaan pada masing-masing plot sesuai melihat keadaan tanah dan hujan, pengairan
denah rancangan penelitian.Tanda perlakuan juga memperhatikan fase tanaman. Tanaman
terbuat dari mika plastik ukuran 20x20 cm yang menjelang berbunga memerlukan air
yang telah diberi tanda perlakuan dan yang lebih banyak.Pengairan dilakukan
ditempelkan pada bilah bambo sebagai tiang denggan system lep, yaitu mengalirkan air
agar tertancap di tanah dengan ketinggian pada parit yang ada di sekitar plot, sehingga
bambu 60 cm air dapat meresap ke seluruh plot.Pengairan
Pemeliharaan dilakukan secara teratur terutama saat
Pemeliharaan pada tanaman jagung manis ini pengisian biji. Lahan yang kekurangan air
terdiri dari beberapa macam kegiatan antara saat proses pengisian biji akan mengakibatkan
lain yaitu : ukuran tongkol kecil sehingga menurunkan
Penyulaman produktivitas tanaman.
Benih jagung manis akan tumbuh c. Pengendalian hama dan penyakit
setelah 5 hst. Jika ada benih yang tidak Pengendalian hama dan penyakit dimulai
tumbuh maka perlu dilakukan penyulaman. sejak dari awal tanam yaitu dengan
Penyulaman bertujuan agar populasi tanaman menggunakan insektisida/ nematisida (Regent
per satuan luas tetap terjaga dan tabur).
seragam.Penyulaman dilakukan pada saat d. Pemanenan
umur tanaman sekitar 7 hari setelah tanam, Pemanenan jagung manis varietas talenta
yaitu dengan cara tugal pada lubang tanam dilakukan pada umur 70hari setelah
yang tanamannya tidak tumbuh, lalu tanam, dengan ciri-ciri rambut jagung
masukkan satu benih jagung manis dan beri berwarna coklat kehitaman, kering dan
perlakuan karbufurant tabur kemudian tutup lengket, ujung tongkol sudah terisi penuh,
kembali lubang dengan tanah. serta warna biji kuning mengkilat. Pemanenan
Penyiangan dilakukan dengan cara mengambil tongkol
Penyiangan dilakukan apabila gulma jagung beserta klobotnya.
telah tumbuh pada lubang tanam maupun Variabel Pengamatan
pada got antar plot. Penyiangan pada lubang Variabel yang diamati meliputi pengamatan
tanam dilakukan dengan cara mencabut gulma non destruktif dan destruktif.
dengan hati-hati, supaya akar tanaman tidak Pengamatan non destruktif
terputus dan menyebabkan tanaman layu. Pengamatan dilakukan pada setiap tanaman
Penyiangan pada got antar plot dilakukan sampel (5 tanaman/plot) mulai umur 21 hari
dengan membersihkan gulma dengan setelah tanam dengan interval 2 minggu
mencabut dengan tangan sampai bersih dan sekali, variabel yang diamati meliputi :
Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia Volume 3 Nomor 1 Februari 2018 - 76 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/HijauCendekia p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372

a) Tinggi tanaman (cm): dilakukan dengan - Jika F hitung< F tabel 5 % maka diterima
mengukur batang tanaman sampel secara H0 ditolak H1
vertikal pada fase vegetatif dengan Jika kombinasi perlakuan terjadi
meteran dari permukaan tanah sampai interaksi ( diterima H1 ), maka dilakukan uji
bagian tanaman yang tertinggi pada perbandingan degan uji DMRT (Duncan)
tanaman sampel, dilakukan pengamatan 5%membandingkan nilai rata-rata kombinasi
pada umur 21, 35, 49 hari setelah tanam. perlakuan untuk mengetahui nilai mana yang
b) Jumlah daun (helai) per tanaman : berbeda nyata maupun yang sama. Apabila
dilakukan dengan menghitung jumlah daun tidak terjadi interaksi dilakukan uji BNT 5%
yang telah membuka sempurna pada dilakukan pada hasil rata-rata perlakuan
tanaman sampel, dilakukan pengamatan tunggal yang mempunyai pengaruh terhadap
pada umur 21, 35, 49 hari setelah tanam. variabel pengamatan.
c) Luas daun (cm ) : dilakukan dengan
menghitung luas daun pada tanaman HASIL DAN PEMBAHASAN
sampel, dilakukan pengamatan pada umur Tinggi Tanaman
21, 35, 49hari setelah tanam, dengan luas, Hasil analisis sidik ragam menunjukan
i. L = P x 1 x k, dimana : bahwa kombinasi perlakuan dosis pupuk
ii. L = luas daun (cm²) hayati petrobio dan dosis pupuk NPK Mutiara
iii. P = panjang daun (cm) terjadi interaksi yang sangat nyata terhadap
iv. l = lembar daun (cm) tinggi tanaman pada umur 21 hari setelah
v. k = konstanta (faktor koreksi) tanam tetapi pada umur 35 dan 49 hari setelah
d) Diameter batang (cm): dilakukan dengan tanam kedua perlakuan tersebut tidak terjadi
menghitung diameter batang menggunakan interaksi antara perlakuan dosis pupuk hayati
alat jangka sorong dengan cara mengukur petrobio dan NPK Mutiara, sedangkan faktor
batang tanaman sampel jagung manis yang tunggal yang berpengaruh sangat nyata yaitu
terletak 10 cm dari permukaan tanah, dan perlakuan dosis pupuk hayati petrobio pada
dilakukan pengamatan pada umur 21, 35, umur 21 hst dan dosis pupuk NPK Mutiara
49 hari setelah tanam. pada umur 21 dan 49 hst, sedangkan faktor
tunggal yang berpengaruh nyata yaitu
Pengamatan destruktif perlakuan dosis pupuk NPK Mutiara pada
a. Berat tongkol segar berklobot per tanaman umur 35 hst.
(gram) :dilakukan dengan cara menimbang
berat tongkol berklobot jagung manis yang Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman (cm)
telah dipanen per tanaman pada tanaman pengaruh kombinasi dosis pupuk
sampel pada umur panen70hari setelah hayatipetrobio dan pupuk NPK
tanam. Mutiara pada umur 21 hari setelah
b. Berat tongkol segar tanpa klobot tanam
(gram):dilakukan dengan cara menimbang Rata-rata Tinggi
berat tongkol tanpa klobot jagung manis Kombinasi Tanaman
yang telah dipanen per tanaman pada Perlakuan
Umur 21 HST (cm)
tanaman sampel pada umur panen70 hari
setelah tanam H1N1 34.02 a
0
c. Kadar gula ( brix) : menghitung kadar gula H1N2 34.09 a
0
( brix) biji jagung manis yang sudah
H1N3 35.03 bc
dikupas klobotnya pada tanaman sampel
dengan menggunakan Hand H2N1 34.03 a
Refractometer. H2N2 34.08 b

Analisis Data H2N3 35.09 bc


Data yang didapat dari hasil H3N1 32.11 ab
pengamatan pada masing - masing variabel H3N2 34.20 c
dimasukkan ke dalam tabel untuk dilakukan uji
F dengan metode Sidik Ragam ( ANOVA ) H3N3 35.28 d
dengan kriteria uji : Keterangan : Angka - angka yang didampingi
- Jika F tabel 5% < F hitung< F tabel 1 % huruf sama pada kolom dan perlakuan yang
maka diterima H1 pada taraf nyata 5% atau sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada
terjadi pengaruh yang nyata Uji DMRT 5%
- Jika F hitung> F tabel 1 % maka diterima
H1 pada taraf nyata 1 % atau terjadi pengaruh Berdasarkan Uji DMRT 5%
yang sangat nyata (Tabel 4), perlakuan kombinasi H3N3 atau
dosis pupuk hayati petrobio 100 Kg/Ha dan
Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia Volume 3 Nomor 1 Februari 2018 - 77 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/HijauCendekia p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372

dosis pupuk NPK Mutiara 350 Kg/Ha Berdasarkan Uji BNT 5% (Tabel 5),
menghasilkan rata-rata tinggi tanaman yang bahwa untuk perlakuan dosis pupuk hayati
paling tinggi dari perlakuan kombinasi lainnya. petrobiopada umur 21 dan 35 hari setelah
Sedangkan rata-rata tinggi tanaman yang tanam tidak ada pengaruh yang nyata
paling rendah dihasilkan oleh perlakuan sehingga tidak terjadi perbedaan yang
kombinasi H1N1 atau dosis pupuk hayati signifikan terhadap variabel jumlah daun
petrobio 50 Kg/Ha dan dosis pupuk NPK tanaman,dan pada umur 49 hari setelah tanam
Mutiara 250 Kg/Ha, namun tidak berbeda perlakuan dosis H1 (Pupuk hayati petrobio
nyata dengan perlakuan kombinasi H2N1 atau dengan dosis 50 kg/ha) dengan perlakuan
dosis pupuk hayati petrobio 75 Kg/Ha dan dosis H2 (Pupuk hayati petrobio dengan dosis
dosis pupuk NPK Mutiara 250 Kg/Ha. 75 kg/ha) tidak berbeda nyata, akan tetapi
Hal ini menunjukkan bahwa dengan berbeda nyata terhadap perlakuan dosis H3
pemupukan dengan dosis yang sesuai akan (Pupuk hayati petrobio dengan dosis 100
menciptakan kondisi yang optimal untuk kg/ha). Pupuk hayati adalah larutan
pertumbuhan dan produksi tanaman dimana konsentrat campuran sel-sel beberapa jenis
unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk mikrorganisme tertentu yang aktif (hidup),
memacu pertumbuhan tanaman jagung manis diantaranya mikroorganisme pengikat nitrogen,
dalam kondisi yang cukup (Anonim, 2008). pelarut pospat dan pengurai senyawa organik,
Tinggi tanaman jagung dipengaruhi oleh yang dapat menyuplai nutrisi yang dibutuhkan
Tingkat Kandungan N, P, K yang terkandung oleh tanaman.Mikroorganisme tersebut
dalam jenis pupuknya serta kondisi lingkungan diperoleh dari perakaran tanaman atau dari
sekitar (Sutedjo, 2006). tanah disekitar zona perakaran (Rhizosphere).
Sedangkan perlakuan dosis pupuk
Jumlah Daun NPK Mutiara pada umur 21 hari setelah tanam
Hasil analisis sidik ragam perlakuan dosisN1 (Pupuk NPK Mutiara
menunjukkan bahwa jumlah daun pada umur dengan dosis 250 kg/ha) dengan perlakuan
21, 35, dan 49 hari setelah tanam tidak terjadi dosis N2 (Pupuk NPK Mutiara dengan dosis
interaksi antara perlakuan dosis pupuk hayati 300 kg/ha) tidak berbeda nyata, akan tetapi
petrobio dan NPK Mutiara, sedangkan faktor berbeda sangat nyata terhadap perlakuan
tunggal yang berpengaruh sangat nyata yaitu dosis N3 (Pupuk NPK Mutiara dengan dosis
perlakuan dosis pupuk NPK Mutiara pada 350 kg/ha), dan pada umur 35hari setelah
umur 21 hari setelah tanam, sedangkanfaktor tanam perlakuan dosis N1 (Pupuk NPK
tunggal yang berpengaruh nyata yaitu Mutiara dengan dosis 250 kg/ha) dengan
perlakuan dosis pupuk hayati petrobio pada perlakuan dosis N2 (Pupuk NPK Mutiara
umur 49 hst dan perlakuan dosis pupuk NPK dengan dosis 300 kg/ha) tidak berbeda nyata,
Mutiara pada umur 35 hari setelah tanam. akan tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan
dosis N3 (Pupuk NPK Mutiara dengan dosis
Tabel 2. Rata-rata jumlah daun (helai) 350 kg/ha). Sedangkan pada umur 49 hari
akibat pengaruh kombinasi dosis setelah tanam tidak ada pengaruh yang
pupuk hayatipetrobio dan pupuk nyatasehingga tidak terjadi perbedaan
NPK Mutiara pada umur 21, 35 dan pertumbuhan yang signifikan terhadap variabel
49 hari setelah tanam. jumlah daun tanaman. Menurut Ashari (1995),
untuk mencapai pertumbuhan yang optimal
Rata-rata Jumlah Daun Pada Umur dalam budidaya suatu tanaman faktor
Perlakuan (HST) lingkungan harus diperhatikan, salah satunya
21 35 49 adalah penyediaan nutrisi atau unsur hara
makro dan mikro ke dalam tanah.
H1 7.5 tn 10.4 tn 14.1 a
H2 7.4 tn 10.4 tn 14.3 ab Diameter Batang
H3 7.6 tn 10.5 tn 14.5 b Hasil analisis sidik ragam menunjukan
bahwa diameter batang pada umur 21, 35, dan
BNT 5% 0.55 0.48 0.49
49 hari setelah tanam tidak terjadi interaksi
N1 7.2 a 10.3 a 14.2 tn antara perlakuan dosis pupuk hayati petrobio
N2 7.5 ab 10.4 ab 14.2 tn dan NPK Mutiara, sedangkan faktor tunggal
dari masing-masing perlakuan juga tidak
N3 7.8 b 10.6 b 14.4 tn berpengaruh nyata.
Keterangan :Angka-angka yang diikuti huruf
yang sama pada kolom yang sama dan
masing-masing perlakuan menunjukkan tidak
berbeda nyata dengan uji BNT 5 %.

Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia Volume 3 Nomor 1 Februari 2018 - 78 -


http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/HijauCendekia p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372

Tabel 3. Rata-rata diameter batang (cm) Tabel 4. Rata-rata luas daun (cm) akibat
akibat pengaruh kombinasi dosis pengaruh kombinasi dosis pupuk
pupuk Hayati petrobio dan pupuk hayatipetrobio dan pupuk NPK
NPK Mutiara pada umur 21, 35 dan Mutiara pada umur 21, 35 dan 49
49 hari setelah tanam hari setelah tanam.
Rata-rata Jumlah Daun Pada Rata-rata Luas Daun Pada Umur
Perlakuan Umur (HST) Perlakuan (HST)
21 35 49 21 35 49
H1 1.718 tn 2.720 tn 3.716 tn H1 112.9 a 384.3 a 564.4 a
H2 1.713 tn 2.716 tn 3.718 tn H2 112.3 a 383.6 a 564.3 a
H3 1.724 tn 2.725 tn 3.727 tn H3 112.7 a 384.3 a 564.3 a
BNT 5% 0.05 0.03 0.03 BNT 5% 0.93 2.04 1.43
N1 1.702 tn 2.706 tn 3.707 tn N1 111.8 a 383.5 a 563.5 a
N2 1.724 tn 2.726 tn 3.725 tn N2 112.6 a 383.8 a 564.6 a
N3 1.730 tn 2.728 tn 3.729 tn N3 113.5 b 384.9 a 564.9 b
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf
yang sama pada kolom yang sama dan yang sama pada kolom yang sama dan
masing-masing perlakuan menunjukkan tidak masing-masing perlakuan menunjukkan tidak
berbeda nyata dengan uji BNT 5 %. berbeda nyata dengan uji BNT 5 %.

Berdasarkan Uji BNT 5% (Tabel 6), Berdasarkan Uji BNT 5% (Tabel 8),
bahwa untuk perlakuan dosis pupuk hayati bahwa untuk perlakuan dosis pupuk hayati
petrobio pada umur 21,35, dan 49 hari setelah petrobiopada umur 21, 35, dan 49 hari setelah
tanam tidak ada pengaruh yang nyata tanam tidak ada pengaruh yang nyata
sehingga tidak terjadi perbedaan yang sehingga tidak terjadi perbedaan yang
signifikan terhadap variabel diameter batang signifikan terhadap variabel luas daun
tanaman. Sedangkan untuk perlakuan dosis tanaman.Oleh sebab itu, pertumbuhan
pupuk NPK Mutiara pada umur 21, 35,dan 49 tanaman jagung kurang peka terhadap aplikasi
hari setelah tanam juga tidak ada pengaruh pupuk organik /hayati, karena selain bersifat
yang nyata sehingga tidak terjadi perbedaan memperbaiki sifat fisik tanah, pupuk
pertumbuhan yang signifikan terhadap variabel hayati/organik juga lama diserap langsung
diameter batang tanaman. Hal ini disebabkan oleh tanaman (Novizan, 2005).
karena pertumbuhan tanaman jagung kurang Sedangkan perlakuan dosis pupuk
peka terhadap aplikasi pupuk organik/ hayati, NPK Mutiara pada umur 21 dan 49 hari
karena selain bersifat memperbaiki sifat fisik setelah tanam, perlakuan dosisN1 (Pupuk
tanah, pupuk hayati juga lama diserap NPK Mutiara dengan dosis 250 kg/ha) dengan
langsung oleh tanaman (Novizan, 2005). perlakuan dosis N2 (Pupuk NPK Mutiara
dengan dosis 300 kg/ha) tidak berbeda nyata,
4.4. Luas Daun akan tetapi berbeda sangat nyata terhadap
Hasil analisis sidik ragammenunjukkan perlakuan dosis N3 (Pupuk NPK Mutiara
bahwa luas daun pada umur 21, 35, dan 49 dengan dosis 350 kg/ha). Sedangkan pada
hari setelah tanam tidak terjadi interaksi antara umur 35 hari setelah tanam tidak ada
perlakuan dosis pupuk hayati petrobio dan pengaruh yang nyata sehingga tidak terjadi
NPK Mutiara, sedangkan faktor tunggal yang perbedaan pertumbuhan yang signifikan
berpengaruh sangat nyata yaitu perlakuan terhadap variabel jumlah daun tanaman. Unsur
dosis pupuk NPK Mutiara pada umur 21 dan Nitrogen (N) dalam NPK Mutiara 16-16-16,
49 hari setelah tanam. berguna memacu pertumbuhan tanaman pada
fase vegetatif, berperan dalam pembentukan
klorofil, asam amino, lemak, enzim dan
pesenyawaan lain. Tanaman kekurangan
unsur (N) nitrogen mengakibatkan
pertumbuhan tanaman lambat/kerdil, daun
hijau kekuningan, daun sempit,pendekdan
tegak,daun-dauntua cepat menguning dan
mati(Anonim, 2012).
Menurut Sugito (1999), bila semakin
tinggi nilai luas daun suatu tanaman maka
proses penangkapan sinar matahari dan
Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia Volume 3 Nomor 1 Februari 2018 - 79 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/HijauCendekia p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372

fiksasi CO2 semakin tinggi sehingga proses berat tongkol dalam tanaman jagung dapat
fotosintesis berjalan dengan baik. Hal tersebut dioptimalkan dengan penerapan metode yang
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan tepat dalam pemberian pupuk dan pemilihian
perkembangan organ vegetatif secara optimal. kandungan pada jenis pupuknya (Mulyani,
2009).
Berat Tongkol Berklobot Pertanaman 4.6. Berat Tongkol Tanpa Klobot
Hasil analisis sidik ragammenunjukan Hasil analisis sidik ragammenunjukkan
bahwa kombinasi perlakuan dosis pupuk bahwa berat tongkol tanpa klobot pada umur
hayati petrobio dan dosis pupuk NPK Mutiara 70 hari setelah tanam tidak terjadi interaksi
terjadi interaksi yang nyata terhadap berat antara perlakuan dosis pupuk hayati petrobio
tongkol berklobot pertanaman pada umur 70 dan NPK Mutiara, sedangkanfaktor tunggal
hari setelah tanam, sedangkan faktor tunggal yang berpengaruh sangat nyata yaitu
yang berpengaruh sangat nyata yaitu perlakuan dosis pupuk NPK Mutiara.
perlakuan dosis pupuk hayati Petrobio dan
NPK Mutiara. Tabel 6. Rata -rata berat tongkol tanpa
klobot (gram) akibat pengaruh
Tabel 5. Rata-rata berat tongkol berklobot kombinasi dosis pupuk hayati
(gram) akibat pengaruh kombinasi petrobio dan pupuk NPK
dosis pupuk Hayati petrobio dan Mutiarapada umur 70 hari setelah
pupuk NPK Mutiara pada umur 70 tanam
hari setelah tanam Rata-rata Berat Tongkol Tanpa
Rata-rata berat tongkol Perlakuan
Klobot (gr)
Kombinasi Perlakuan berklobot pertanaman
(kg) H1 339.4 a
H1N1 450.53 a H2 339.2 a
H1N2 450.93 a H3 341 a
H1N3 462.93 c BNT 5% 2.97
H2N1 463.93 c N1 336.9 a
H2N2 450.80 a N2 338.4 a
H2N3 463.07 c N3 344.3 b
Keterangan : Angka - angka yang didampingi
H3N1 453.07 bc
huruf sama pada kolom dan perlakuan yang
H3N2 453.80 bc sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada
Uji DMRT 5%
H3N3 463.47 d
Keterangan : Angka - angka yang didampingi Berdasarkan Uji BNT 5% (Tabel 9),
huruf sama pada kolom dan perlakuan yang bahwa untuk perlakuan dosis pupuk hayati
sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada petrobiotidak ada pengaruh yang nyata
Uji DMRT 5% sehingga tidak terjadi perbedaan yang
signifikan terhadap variabel berat tongkol
Berdasarkan Uji DMRT 5% (Tabel 8), tanpa klobot. Hal itu dikarenakan
perlakuan kombinasi H3N3 atau dosis pupuk pertumbuhan dan produktivitas tanaman
hayati petrobio 100 Kg/Ha dan dosis pupuk jagung kurang peka terhadap aplikasi pupuk
NPK Mutiara 350 Kg/Ha menghasilkan berat hayati, karena selain bersifat memperbaiki sifat
tongkol berklobot pertanaman yang paling fisik tanah, pupuk hayati juga lama diserap
tinggi dari perlakuan kombinasi lainnya dengan langsung oleh tanaman (Novizan, 2005).
hasil 463,47 gram pertanamannya. Sedangkan Sedangkan perlakuan dosis pupuk
rata-rata berat tongkol berklobot pertanaman NPK Mutiara, perlakuan dosis N3 (Pupuk NPK
yang paling rendah dihasilkan oleh perlakuan Mutiara dengan dosis 350 kg/ha) menunjukan
kombinasi H1N1 atau dosis pupuk hayati rata-rata berat tongkol tanpa klobot tertinggi
petrobio 50 Kg/Ha dan dosis pupuk NPK dari perlakuan lainya. Karena NPK Mutiara
Mutiara 250 Kg/Ha dengan hasil 450,53 gram sangat berguna untuk mempercepat
pertanamannya, namun tidak berbeda nyata pertumbuhan dan perkembangan ujung-ujung
dengan perlakuan kombinasi H1N2, H2N1, akar dan titik tumbuh, serta merangsang
H2N2 atau dosis pupuk hayati petrobio 75 pertumbuhan baik vegetatif maupun generatif
Kg/Ha dan dosis pupuk NPK Mutiara 300 (akar, pembentukan biji, pembungaan dan
Kg/Ha dengan hasil 450,53 gram pembuahan). Sehingga dengan kondisi tanah
pertanamannya. Variasi bentuk dan kualitas yang baik dan didukung kandungan unsur hara
Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia Volume 3 Nomor 1 Februari 2018 - 80 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/HijauCendekia p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372

tercukupi maka pemberian pupuk dapat pertumbuhan dan produksi tanaman jagung
diserap dengan baik oleh tanaman sehingga manis dalam kondisi yang cukup (Anonim,
memacu pertumbuhan generatif tanaman 2008).
(Anonim, 2012).
KESIMPULAN
0
Kadar gula ( brix)
Hasil analisis sidik ragam menunjukan Dari hasil penelitian pengaruh dosis
bahwa kombinasi perlakuan dosis pupuk pupuk hayati petrobio dan NPK Mutiara
hayati petrobio dan dosis pupuk NPK Mutiara terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
terjadi interaksi yang nyata terhadap kadar jagung manis (Zea
0
gula ( brix), sedangkan faktor tunggal yang mayssaccharataSturt)varietas talenta, dapat
berpengaruh sangat nyata yaitu perlakuan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
dosis Pupuk hayati petrobio dan perlakuan 1. Terjadi interaksi yang sangat nyata
dosis Pupuk NPK Mutiara. pada kombinasi perlakuan dosis pupuk hayati
petrobio dan NPK Mutiara pada umur 21 hst
0
Tabel 7. Rata-rata kadar gula ( brix) akibat yaitu kombinasi H3N3 memiliki nilai tinggi
pengaruh kombinasi dosis pupuk tanaman yang paling tinggi dibandingkan
hayatipetrobio dan pupuk NPK dengan kombinasi lainnya, dan terjadi interaksi
Mutiara yang nyata pada variabel berat tongkol
berklobot pertanaman dan nilai kadar gula
Kombinasi 0 0
Rata -rata kadar gula ( brix) ( brix) yang mana kombinasi H3N3 memiliki
Perlakuan
nilai berat tongkol berklobot pertanaman dan
0
H1N1 12,20 a kadar gula ( brix) yang paling tinggi
dibandinngkan dengan kombinasi lainnya,
H1N2 12.27 a akan tetapi kombinasi dosis pupuk hayati
H1N3 12.60 b petrobio dan NPK Mutiara tidak mempunyai
H2N1 12.20 a pengaruh pada variabel jumlah daun, diameter
batang, luas daun, dan berat tongkol tanpa
H2N2 12.47 ab klobot.
H2N3 12.47 ab 2. Perlakuan dosis pupuk hayati
petrobio berpengaruh sangat nyata terhadap
H3N1 12.27 a
variabel pengamatan non distruktif tinggi
H3N2 12.60 b tanaman umur 21 hst dan pengamatan
0
H3N3 12.73 c distruktif pada nilai kadar gula ( brix), dan
Keterangan: Angka - angka yang didampingi berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah
huruf sama pada kolom dan perlakuan yang daun pada umur 49 hst, akan tetapi untuk
sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada variabel pengamatan diameter batang, luas
Uji DMRT 5% daun, berat tongkol berklobot, dan berat
tongkol tanpa klobot dari ketiga perlakuan
Berdasarkan Uji DMRT 5% ( Tabel 10 dosis pupuk hayati petrobio tidak ada
), perlakuan kombinasi H3N3 atau dosis pupuk perbedaan yang signifikan.
hayati petrobio 100 Kg/Ha dan dosis pupuk 3. Perlakuan dosis pupuk NPK
NPK Mutiara 350 Kg/Ha menghasilkan kadar Mutiara 350 kg/Ha lebih baik dilakukan pada
0 tanaman jagung manis(Zea mays var.
gula 12.73( brix). Sedangkan rata-rata kadar
0 saccharata S.) yang dapat meningkatkan
gula ( brix) tanaman yang paling rendah
dihasilkan oleh perlakuan kombinasi H1N1 produksi tanaman jagung manis.
atau dosis pupuk hayati petrobio 50 Kg/Ha dan
dosis pupuk NPK Mutiara 250 Kg/Ha dengan DAFTAR PUSTAKA
0
hasil 12.20 brix, namun tidak berbeda nyata Adisarwanto,T. danYustina. 2000.
dengan perlakuan kombinasi MeningkatkanProduksiJagung.
H2N1,H1N2,H2N1 dan H3N1 atau dosis pupuk PenebarSwadaya. Jakarta.
hayati petrobio 75 Kg/Ha dan dosis pupuk
NPK Mutiara 250 Kg/Ha dengan hasil 12.20 Anonim. 2008. Tanaman Jugung Manis
0
brix. Hal ini menunjukkan bahwa pemupukan (Sweet Corn). www.usaha
dengan dosis yang sesuai akan berpengaruh wantani.com//Tanaman Jagung Manis
terhadap tingkat kemanisan pada tanaman Sweet Corn. (diakses pada
jagung dan juga mampu dalam menciptakan tanggal 4 oktober 2016)
kondisi yang optimal untuk pertumbuhan dan _______2010. Pupuk hayati petrobio
produksi tanaman dimana unsur hara yang .Gresik:PT Petrokimia Kayaku.
dibutuhkan tanaman untukmemacu (diakses tanggal 20 oktober 2016)
Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia Volume 3 Nomor 1 Februari 2018 - 81 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/HijauCendekia p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372

_______.2012. http://www.benih Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan Yang


pertiwi.co.id?product.php?kategori=2. Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta
(diakses tanggal 4 oktober 2016) H Nunuk. 2010. Nutrisi Tanaman. Fakultas
_______.2012. http://www.tanindo Pertanian Universitas Islam
.com/index.php?option=com_content& Kadiri.Kediri
view=section & layout=blog & Pranata, S. 2010. Meningkatkan Hasil Panen
id=53&Itemid=57. (diakses tanggal 20 Dengan Pupuk Organik. AgroMedia
oktober 2016) Pustaka, Jakarta
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Purwono dan Hartono. 2008. Bertanam
UI-Press. Jakarta. P.87. Jagung Unggul. Penebar Swadaya.
Badan Penelitian dan Balai Besar Litbang Jakarta.
Sumberdaya Lahan Pertanian. 2010. Redaksi AgroMedia. 2010. Budidaya Jagung
Peranan Unsur Hara NPK dalam Hibrida. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Proses Metabolisme Tanaman Padi. Simanungkalit RDM, DA Suriadikarta, R
Badan Penelitian dan Pengembangan Saraswati, dan W Hartatik. 2006.
Pertanian. Bogor. 22 hal. Pupukorganik dan pupuk hayati.
Balai Penelitian Tanaman Sereal. 2012. Lalat Balai Besar Penelitian dan
Bibit. http://balitsereal Pengembangan Sumber Daya Lahan
.litbang.deptan.go.id/ind. (diakses Pertanian, Bogor.
pada tanggal 4 oktober 2015). Sugito, Y. 1999. Ekologi Tanaman. Fakultas
. 2012. Ulat Grayak. Pertanian Universitas Brawijaya.
http://balitsereal.litbang.deptan.go.id/in Malang. p. 89-91.
d. (diakses pada tanggal 4 oktober Surtikanti. 2011. Hama dan Penyakit Penting
2015). Tanaman Jagung dan
. 2012. Penggerek Batang Jagung. Pengendaliannya. Penebar Swadaya.
http://balitsereal.litbang.deptan.go.id/in Jakarta.
d. (diakses pada tanggal 4 oktober Sutedjo M. M. dan Kartasapotra. 2006. Pupuk
2017). dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta.
. 2012. Penggerek Tongkol Jagung. Jakarta
http://balitsereal.litbang.deptan.go.id/in Syukur, M., Rifianto. 2013. Jagung Manis.
d. (diakses pada tanggal 4 oktober Penebar Swadaya. Jakarta.
2017). Widodo. 2010. Hama dan Penyakit Jagung.
Dahlan.2007. Budi Bogor: Pelatihan Pemuliaan Jagung,
DayaJagungdanDiseminasiTeknologi. Departemen Agronomi dan
Maros: Hortikultura IPB
BalaiPenelitianTanamanSerealia.
Dewi. 2011.
NilaiIndeksGlikemikBeberapaJenisPen
golahanJagungManis (Zea mays
saccharataSturt).
JurnalGizidanPangan 6(1): 36 - 41.
DirektoratPerbenihandanSaranaProduksi.2010
.DaftarVarietasHortikultura yang
Dilepas.PenebarSwadaya. Jakarta.
Isroi, 2008. Pupuk Hayati dan Kimia (Online).
(http://www.mpg.de.
news01/new0103.htlm), diakses
tanggal 03 Maret 2017.
Koesworo, J. 2010. Budidaya Jagung Manis
(Zea mays saccharata strut), Bahan
Kursus Budidaya Jagung Manis dan
Jagung Merang. Faperta IPB Bogor.
Koswara. 2009. Pupuk dan cara pemupukan.
PT. Bina Aksara. Jakarta
Larson, D. B. 2003. Supersweet Sweet
Corn.Penebar Swadaya. Jakarta.
Mulyani dan Kartasapoetra. 1988. Pupuk dan
cara pemupukan. PT. Bina Aksara.
Jakarta.

Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia Volume 3 Nomor 1 Februari 2018 - 82 -

Anda mungkin juga menyukai