LANDASAN TEORI
1
Rosnani Ginting. 2010. Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal. 1.
2
Ibid., hal. 19-21
f. Perhitungan waktu penyelesaian proyek
Langkah-langkah pada proses perancangan produk adalah sebagai berikut:
1. Fase Informasi
Fase ini bertujuan untuk memahami seluruh aspek yang berkaitan dengan
produk yang hendak dikembangkan dengan cara mengumpulkan informasi-
informasi yang dibutuhkan secara akurat. Informasi-informasi yang
dibutuhkan anatara lain:
a. Gambar produk awal dan spesifikasi
b. Kreteria keinginan konsumen terhadap produk
c. Kreteria kepentingan relatif konsumen
d. Kreteria manufaktur yang mencakup diagram mekanisme pembuatan dan
struktur fungsi
e. Kreteria buying
f. Kreteria finance produk awal
2. Fase Kreatif
Fase ini bertujuan untuk menampilkan alternatif yang dapat memenuhi fungsi
yang dibutuhkan. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
a. Penentuan kreteria atribut produk dengan menggunakan diagram pohon
b. Penentuan prioritas perancangan dengan menggunakan matriks Quality
Function Deployment (QFD)
c. Pembuatan alternatif model produk
d. Perhitungan biaya alternatif model
3. Fase analisa
Fase ini bertujuan untuk menganalisa alternatif-alternatif yang dihasilan pada
fase kreatif dan memberikan rekomendasi terhadap alternatif-alternatif terbaik.
Analisa yang dilakukan antara lain:
a. Analisa kreteria atribut yang akan dikembangkan.
b. Penilaian kreteria atribut antar model dengan matrix zero one
c. Pembobotan kreteria atribut produk
d. Matrix combinex
e. Value analysis
4. Fase pengembangan
Fase ini bertujuan memilih salah satu alternatif tunggal dari beberapa alternatif
yang ada yang merupakan alternatif terbaik dan merupakan output dari fase
analisa. Data-data tentang alternatif yang terpilih:
a. Alternatif terpilih
b. Gambar produk terpilih dan spesifikasinya
5. Fase presentasi
Fase ini bertujuan untuk mengkomunikasikan secara baik dan menarik
terhadap hasil pengembangan produk.
Eksplorasi
Generasi
Evaluasi
Komunikasi
3
Nigel Cross. 1942. Engineering Design Methods Strategies for Product Design. Hal 29
Sumber: Nigel Cross. 1942. Engineering Design Methods Strategies for Product Design
Gambar 2.1. Empat Tahap Sederhana Model Disain Proses
Need
Analisis
Masalah
Pernyataan
Masalah
Desain
Konseptual
Rencana
Terpilih
Perwujudan
Rencana
Perincian
Pengerjaan,
gambar, dll
Sumber: Nigel Cross. 1942. Engineering Design Methods Strategies for Product Design
Gambar 2.2. Model Prancis dari Proses Desain
Troning
Pengumpulan Data
Analisis
Sinektik
Pengembangan
Solusi Komunikasi
Sumber: Nigel Cross. 1942. Engineering Design Methods Strategies for Product Design
Gambar 2.3. Model Proses Desain Archer
4
Ibid. Hal 45
seperti materi dan perangkat baru (misalnya elektronik) yang tersedia dan masalah
baru yang dihadapi.
Dipresentasikan kepada desainer, banyak produk dan mesin yang akan
dirancang hari ini tidak pernah ada sebelumnya, sehingga pengalaman terdahulu
desainer mungkin tidak relevan dan tidak memadai untuk tugas ini. Oleh karena itu
dibutuhkan pendekatan baru dan lebih sistematis, hal tersebut diperdebatkan.
Bagian yang terkait dengan kompleksitas desain modem adalah kebutuhan untuk
mengembangkan kerja tim, dengan banyak spesialis berkolaborasi dalam dan
Berkontribusi pada disain. Untuk membantu mengkoordinasikan tim,
perlu adanya pendekatan yang jelas dan terorganisir untuk disain, sehingga
kontribusi spesialis dibuat pada titik yang tepat dalam prosesnya. Membagi
keseluruhan masalah menjadi sub-masalah dalam prosedur sysematic juga berarti
bahwa karya desain itu sendiri dapat dibagi dan dialokasikan ke anggota tim yang
tepat.
2.4.1.1.1.Brainstorming
Peran pemimpin kelompok dalam sesi brainstorming adalah memastikan
bahwa format metode diikuti, dan hal itu tidak hanya merosot menjadi diskusi meja
bundar. Tugas awal yang penting bagi pemimpin adalah merumuskan pernyataan
masalah yang digunakan sebagai titik awal. Jika masalahnya dinyatakan terlalu
sempit, maka rentang gagasan dari sesi mungkin agak terbatas.
Gagasan harus diungkapkan secara ringkas, dan ditulis satu per sau pada
kartu. Bagian berikutnya, dan utama, bagian dari sesi ini adalah untuk setiap
anggota kelompok, pada gilirannya, untuk membacakan satu gagasan dari
kelompoknya. Aturan yang paling penting di sini adalah bahwa tidak ada kritik
yang diperbolehkan dari anggota kelompok lainnya.
Aturan penting dari brainstorming adalah Sebagai berikut.
1. Tidak ada kritik yang diizinkan selama sesi berlangsung.
2. Sejumlah besar gagasan diinginkan.
3. Gagasan yang hampir gila cukup disambut baik.
4. Pertahankan semua gagasan singkat dan tajam.
5. Cobalah untuk menggabungkan dan memperbaiki gagasan orang lain.
2.4.1.1.2. Sinetik
Pemikiran kreatif sering mengacu pada pemikiran analogis, pada
kemampuan untuk melihat kesejajaran atau hubungan antara topik yang tampaknya
berbeda. peran humor lagi relevan, karena kebanyakan lelucon bergantung pada
pengaruhnya terhadap transfer tak terduga atau penjajaran konsep dari satu konteks
ke konteks lainnya.
5
Ibid. Hal 61
Saat klien, sponsor atau manajer perusahaan pertama kali mendekati sebuah
perancang dengan kebutuhan produk, tidak mungkin kebutuhan akan diungkapkan
dengan sangat jelas. Klien mungkin hanya tahu jenisnya produk yang diinginkan,
dan hanya memiliki sedikit gagasan tentang rincian, atau dari varian yang mungkin
bisa dilakukan. Atau kebutuhannya mungkin jauh lebih membutuhkan solusi.
pemotongan
otomatis pada
kelebihan beban
Sumber: Nigel Cross. 1942. Engineering Design Methods Strategies for Product Design
Gambar 2.4. Diagram Hierarkis tentang Hubungan antara Tujuan
Keausan rendah
bagian yang
bergerak
Sedikit faktor
Operasi yang andal yang
mengganggu
Toleransi
overloading
Keamanan mekanik
tinggi
Keamanan tinggi
Sedikit
kemungkinan
kesalahan operator
perangkat pengujian
yang andal dan
sederhana
Sejumlah kecil
komponen
Rendahnya
Produksi komponen
kompleksitas
sederhana
komponen
Banyak bagian
Produksi sederhana standar dan
yang dibeli
Perakitan sedrhana
Perawatan mudah
Penanganan mudah
Aksebilitas yang
baik dari sistem
pengukuran
Sumber: Nigel Cross. 1942. Engineering Design Methods Strategies for Product Design
Gambar 2.5. Diagram Pohon untuk Uji Pemuatan Impuls Rig
2.6. Definisi QFD6
QFD bukan merupakan tool. QFD merupakan proses perencanaan. QFD
dapat membantu perencanaan perusahaan untuk mendukung dan menggabungkan
tools lain secara efektif untuk mengatasi permasalahan utama. QFD dapat
membantu memfokuskan permasalahan konsumen dengan keterlibatan tim dan
kegunaan tools khusus lain yang sesuai. Melalui fokus ini, perusahaan dapat
memahami apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kepuasa konsumen. Kunci
utama dari konsep QFD yaitu:
1. QFD merupakan sebuah proses perencanaan bukan sebuah tool, untuk analisis
dan problem solving.
2. Keinginan dan kebutuhan konsumen merupakan input pada matriks. Proses
tidak akan dapat dimulai tanpa inouts ini. QFD menghubungkan perusahaan
dengan konsumen yang menggunakan produk mereka.
3. Kumpulan informasi pada matriks memudahkan pengujian, cross-checking dan
analisis. Informasi membantu perusahaan menyusun target kompetitif dan
menentukan tindakan prioritas.
4. Output dari analisis matriks QFD terdiri dari:
a. Terget kompetitif yang dibuat untuk kunci tindakan yang berkaitan dengan
costumer voice.
b. Prioritas permasalahan yang mendapat perhatian khusus.
Respon efektif target dan pemilihan prioritas permasalahan akan meningkatkan
kepuasa konsumen.
6
G. Day, Ronald. Quality Function Deployment, Linking a Company with Its Customers
2.8. Tujuan dari QFD
QFD sebaiknya ditinjau dari perspektif global sebagai metodologi yang
akan menghubungkan perusahaan dengan konsumen dan membantu organisasi
dalam proses perencanaan. Tujuan utama bukan untuk membangun matriks, tetapi
untuk berkomunikasi dengan konsumen dan menggunakan pengetahuan ini untuk
mengembangkan produk yang memuaskan konsumen.
7
Iftikar Z., Sutalaksana, Teknik Tata Cara Kerja, (Bandung: Penerbit ITB) hlm. 15-19
Tabel 2.1. Lambang-lambang Peta Kerja (Lanjutan)
No. Simbol Nama Simbol Keterangan
Proses penyimpanan terjadi apabila
benda kerja disimpan untuk jangka waktu
yang cukup lama. Jika benda kerja
5. Penyimpanan
tersebut akan diambil kembali, biasanya
memerlukan suatu prosedur perizinan
tertentu.
Aktivitas Kegiatan ini terjadi apabila antara
Ganda aktivitas operasi dan pemeriksaan
6.
dilakukan bersamaan atau dilakukan pada
suatu tempat kerja.
Sumber: Iftikar Z. Sutalaksana, Teknik Tata Cara Kerja, hlm.15
8
Ibid. hlm. 30
perpindahan biasanya dinyatakan dalam meter, walaupun hal ini tidak terlampau
mengikat. Contoh Flow Process Chart dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Batu Kerikil Semen Pasir Air Cetakan Batu ALam
S-5 Diambil dari S-4 Diambil dari S-3 Diambil dari S-2 Diambil dari S-1 Diambil dari
tempat tempat tempat tempat tempat
penyimpanan penyimpanan penyimpanan penyimpanan penyimpanan
Cetakan
Pasir,
disusun
O-2 Semen dan O-1
sebanyak 100
air dicampur
15 Menit 30 Menit
rangkaian
Dibawa
T-5 ketempat
5 Menit pencetakan
Ratakan
campuran
semen,pasir
OP-1
dan air serta
taburkan batu
90 Menit kerikil
Tunggu
D-1 hingga
kering
1440 Menit
Lumuri
dengan
O-3
pelumas
60 Menit
(pernis)
Tunggu
hingga
D-2
pernis
mengering
2880 Menit
S-7 Simpan di
gudang