Anda di halaman 1dari 6

BAB III

LAPORAN KASUS

1. Identitas
Nama : Nn.C
Umur : 19 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat :Jln. BTN. Lagarutu
Agama : Kristen
Tanggal Pemeriksaan : senin 20 November 2017
Ruangan : Flamboyan

2. Anamnesis
Keluhan Utama :Demam
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien perempuan masuk rumah sakit
dengan keluhan demam yang dirasakan sejak 5 hari sebelum masuk rumah
sakit. Demam yang dirasakan naik turun, demam turun dengan pemberian obat
penurun demam (paracetamol) setelah itu demam naik lagi. Pasien juga
merasa berkeringat dingin.keluar darah dari hidung 1 kali, pendarahan gusi (+)
Sakit kepala (+), pusing (+), batuk (-), flu (-), nyeri menelan (-), nyeri ulu hati
(+) disertai mual (+) dan muntah (+) 2 kali,Nyeri pada otot (+), nyeri
supraorbita (+), lemas (+) , nafsu makan menurun (+), BAB dan BAK lancar

Riwayat Penyakit Terdahulu :


Pasien belum pernah mengalami hal yang serupa sebelumnya.

Riwayat Penyakit dalam Keluarga :


Tidak ada keluarga yang menderita hal yang serupa dengan pasien.
3. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
SP: SS / CM TB: 167 cm
BB: 62 kg IMT: 22,22kg/m2
Tanda Vital
TD : 100 / 70 mmHg Pernapasan : 20 kali/menit
Nadi : 110 kali/menit Suhu :38oC
Kepala
Deformitas : Tidak ada deformitas
Bentuk :Normocephal
Mata
Konjungtiva :Anemis (-/-)
Sklera :Ikterik (-/-)
Pupil : Isokor, diamater + 2,5 mm/+ 2,5 mm, refleks
cahaya +/+
Mulut: Lidah kotor (+) pada seluruh bagian lidah, bibir pucat (-),
sianosis (-),
Hidung:Deviasi septum nasi (-), secret (-)
Telinga:Othorrea (-)
Tonsil: T1/T1, hiperemis (-)

Leher
Kelenjar Getah Bening: Tidak membesar
Tiroid :Tidak membesar
JVP : Tidak meningkat
Dada
Inspeksi :Simetris bilateral
Palpasi :Vocal Fremitus kiri sama dengan kanan
Perkusi : Sonor pada kedu lapang paru
Auskultasi :Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/

1
Jantung
Inspeksi:Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi: Bunyi jantung 1 dan 2 murni regular, Bising (-)

Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi :Peristaltic (+) kesan normal
Perkusi : Tympani (+)
Palpasi :Hepatomegali (-) dan Spleenomegali (-), nyeri
tekan epigastrium (+)

Ekstremitas : Akral hangat dan tidak ada edema


Ekimosis pada lengan kiri dan kanan ± 4cm
Rampe lede test : Positif

4. Pemeriksaan penunjang
 Darah rutin
Range normal
RBC 5,06 x 106/mm3 4,6 - 6,2x 106/mm3
HGB 14,1 gr/dl 14 – 18gr/dl
HCT 43,4 % 40 – 48 %
PLT 69 x 103/mm3 150 – 400 x 103/mm3
WBC 1,1 x 103/mm3 4 – 10 x 103/mm3

 Serologi : Ig M Anti Salmonella : Negatif


 Malaria/DDR : negatif

2
5. Resume
Pasien perempuan masuk rumah sakit dengan keluhan demam yang
dirasakan sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan secara
terus menerus, demam turun dengan pemberian obat penurun demam
(parasetamol), setelah itu demam naik lagi, keringat dingin (+),nyeri kepala
(+), nyeri epigastrium (+),nausea (+), vomitus (+) 2 kali,mialgia (+), nyeri
supraorbita (+), Badan lemas (+), nafsu makan menurun (+), epitaksis
(+),pendarahan gusi (+), BAB dan BAK lancar.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umu pasien sakit sedang,
kesadran compos mentis,tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 110 kali permenit
regular, frekuensi nafas 20 kali permenit, suhu 38 C,tampak lidah kotor (+),
myeri tekan epigastrium (+), rampelede test (+), terdapat ekimosis pada lengan
kanan dan kiri ±4 cm,
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan pemeriksaan darah rutin WBC
:1,1 x 103/mm3 , PLT ; 69 x 103/mm3, HGB : 14,1 gr/dl.pemeriksaan serologi
Ig M anti salmonella (-),pemeriksaan DDR (-).

6. Diagnosis
Demam berdarah dengue derajat II

7. Penatalaksanaan
Non-medikamentosa
a. Istirahat tirah baring selama 2 minggu, menjaga posisi agar tidak
terjadi dekubitus
b. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
c. Diet makan yang lunak-lunak
Medikamentosa
a. IVFD RL 20 tpm
b. Paracetamol tablet 500 mg 3x1
c. Inj. Ranitidin 1 ampul/12 jam/IV

3
BAB IV
PEMBAHASAN

Pasien didagnosis dengan Demam berdarah dengue derajat II berdasarkan


anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Berdasarkan anamnesis yaitu pada pasien ditemukan adanya gejala demam
yang dirasakan sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam yang dialami
pasien naik turun, demam turun dengan pemberian obat penurun panas.Demam
umumnya terjadi akibat adanya rangsangan untuk meningkatkan suhu tubuh atau
adanya gangguan pada pusat pengatur suhu, yaitu hipotalamus. Pada pasien,
demam terjadi akibat adanya rangsangan terhadap metabolisme asam arachidonat
oleh pirogen endogen (IL-1) yang dirangsang oleh pirogen eksogen yang ada pada
toksin bakteri atau agen infeksius lainnya. Sifat demam terjadi akibat siklus agen
infeksius, dalam hal ini bakter dan ritme aktivitas host.
Pasien juga merasakan gejala seperti sakit kepala, nyeri ulu hati disertai
mual dan muntah, perasaan tidak enak pada perut dan kembung, nafsu makan
menurun dan badan terasa lemas,nyeri pada otot gerak, nyeri supraorbita, Hal ini
disebabkan oleh proses perjalanan penyakit yang disebabkan infeksi agent virus.
Lidah kotor pada demam dengue tidak dapat djelaskan penyebabnya yang
lebih spesifik, namun mekanisme tersebut membuktikan sebuah tanda patologis.
Biasanya terjadi beberapa hari setelah panas meningkat dengan tanda-tanda
antara lain, lidah tampak kering, dilapisi selaput tebal berwarna putih pada bagian
seluruh bagian lidah,
Pada pemeriksaan fisik didapatkan ruam pada kulit dan rampe lede test
positif dikarenakan oleh kompleks antigen antibody yang memyebabkan agregasi
trombosit dan mengaktivasi system koagulasi melalui kerusakan endotel
pembuluh darah,hal ini juga bdapat menjelaskan terjadinya epitaksis dan
pendarahan gusi pada pasien ini.

4
Pada pemeriksaan penunjang darah rutin didapatkan WBC : 1,1 x 103/mm3
terjadinya leukopenia yang disebabkan oleh destruksi leukosit oleh toksin dalam
peredaran darah sehingga leukositnya menurun, karena sifatnya dari leukosit itu
sendiri sebagai sistem pertahanan tubuh, ketika sistem pertahanan tubuh tidak
mampu melawan kuman maka sistem pertahanan tubuh akan menurun.1,5,6
Pada pemeriksaan penunjang darah rutin didapatkan PLT : 69 x 103/mm3
terjadinya trombositopenia melalui mekanisme supresi sum sum tulang bbelakang
dan destruksi serta pemendekan masa hidup trombosit yang disebabkan oleh
kompleks antigen dan antibody dari virus .

Setelah diagnosis ditegakkan maka diperlukan pengobatan non-


medikamentosa seperti tirah baring selama 2 minggu dengan mengatur posisi agar
tidak terjadi dekubitus, diet makanan yang lunak-lunak agar tidak terjadi
komplikasi perdarahan pada usus dan menjaga kebersihan diri serta
lingkungannya agar tetap bersih.1,3
Pemberian cairan ringer laktat 20 tpm Karena tujuan terapi cairan adalah
untuk mengganti kehilangan cairan di ruang intravaskular, pada dasarnya baik kristaloid
(ringer laktat, ringer asetat, cairan salin) maupun koloid dapat diberikan. WHO
menganjurkan terapi kristaloid sebagai cairan standar pada terapi DBD karena
dibandingkan dengan koloid, kristaloid lebih mudah didapat dan lebih murah. Jenis cairan
yang ideal yang sebenarnya dibutuhkan dalam penatalaksanaan antara lain memiliki sifat
bertahan lama di intravaskular, aman dan relatif mudah diekskresi, tidak mengganggu
sistem koagulasi tubuh, dan memiliki efek alergi yang minimal.

Pemberian Paracetamol tablet 500 mg 3 x 1 sebagai analgesic dan


antipiretik.sedangkan pemberian ranitidine digunakan sebagai penurun produksi asam
labung yang berlebihan .

Anda mungkin juga menyukai