Anda di halaman 1dari 3

TATA NASKAH KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

I. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan UUD 1945. Untuk itu, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJP-N) 2005 – 2025, dinyatakan bahwa dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas dan berdaya saing, maka kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan
peningkatan daya beli keluarga/masyarakat adalah tiga pilar utama untuk meningkatkan
kualitas SDM dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia. Dengan tercapainya
kualitas SDM dan IPM yang baik, diharapkan visi Kementerian Kesehatan yaitu “Masyarakat
Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan” dapat tercapai.
Mempertimbangkan kondisi saat ini, permasalahan di lapangan, tantangan yang
dihadapi dan hasil Monev, maka diperlukan pemikiran tentang langkah-langkah strategis yang
perlu diambil. Data-data tentang penanganan dalam hal gizi dan KIA, pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan, SDM Kesehatan, ketersediaan dan mutu obat, pembiayaan
Jaminan Kesehatan, pemberdayaan masyarakat, pelayanan kesehatan dan manajemen
kesehatan dapat memberikan gambaran tentang angka kesakitan dan angka Kematian (UHH,
AKI, AKB, GIZI) sehingga peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat terwujud.
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, Kota kepahiang sebagai salah satu willayah
administrasi di Propinsi Sulawesi bengkulu yang baru terbentuk (berdasarkan Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari 2007), dipandang penting untuk
mendorong peningkatan pelayanan kepada masyarakat khususnya bidang kesehatan.
Masyarakat (penduduk Talang Babatan) yang harus dilayani berdasarkan hasil registrasi pada
tahun 2012, yaitu sebesar 108.794 yang terdiri dari penduduk laki-laki 55.415 dan penduduk
perempuan 53.379. Mempertimbangkan aspek kemiskinan, keadilan, pembangunan, bantuan
sektor kesehatan, privatisasi dalam sektor kesehatan maka pemerintah daerah Kota bengkulu
bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakatnya, Pertimbangan itu hanya dapat
dilaksanakan dengan menyediakan sistem kesehatan dan sistem sosial yang tepat.
Harapan masyarakat Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional semakin besar
dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 24 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
dan UU. No. 40 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang mulai bekerja
tahun 2014. Manfaat undang-undang kesehatan ini sangat besar dalam memberikan jaminan
kesehatan kepada seluruh masyarakat Indonesia termasuk masyarakat Kabupaten Kepahiang
Berdasarkan maksud tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan formula
perencanaan yang cermat dan terintegrasi di bidang kesehatan di Kabupaten Kepahiang. Hal
ini dilakukan, untuk menindak lanjuti tuntutan pengembangan kesehatan sumber daya
manusia di Kabupaten Kepahiang yang sejalan dengan upaya pemantapan dan percepatan
Otonomi Daerah. Formula perencanaan di Bidang Kesehatan dibuat dengan menyusun suatu
rencana Induk Pengembangan Kesehatan (RIPK). Dengan hal ini, arah pengembangan dan
implementasi program kegiatan bidang kesehatan di Kabupaten Kepahiang akan lebih
terencana, terarah, terukur dan berkelanjutan, sehingga dapat menunjang pengembangan dan
pembangnunan Kabupaten Kepahing yang berkelanjutan, sehingga peningkatan kesejahteraan
masyarakat dapat tercapai sesuai harapan.

II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Master Plan atau penjabaran RPJM bidang kesehatan dapat berfungsi sebagai
pedoman sektor kesehatan di Kota kabupaten kepahiang . Maksud dari penyusunan Master
Plan kesehatan ini adalah adanya suatu pedoman perencanaan penanganan kesehatan sehingga
pelaksanaan kegiatan bidang kesehatan dapat dilakukan secara terstruktur, menyeluruh dan
tuntas melalui penyusunan
b. Tujuan Khusus Penyusunan Master Plan ini adalah sebagai pedoman peningkatan
pembangunan kualitas kesehatan masyarakat untuk mencapai Visi dan pelaksanaan Misi
Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Kepahiang 2014 ‐ 2026 serta Pembangunan
Jangka Menengah Kabupaten Kepahiang 2014 – 2019. Selain itu Master Plan ini bertujuan
sebagai acuan pelaksanaan penanganan situasi bidang kesehatan.

III. SASARAN
Seluruh tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas,Pustu Dan Poskesdes sewilayah kerja
Puskesmas Talang Babatan.

IV. RUANG LINGKUP


Memepersiapkan Seluruh data tenaga kesehatan yang meliputi Puskesmas, Pustu,
Poskesdes

V. KELUARAN (OUTPUT)
Sasaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen Rencana Induk Pengembangan
Kesehatan (RIPK). Keluaran yang diharapkan adalah tersusunnyanya master plan
kesehatan yang berisi perencanaan dan pengembangan kesehatan di Kota kabupaten
kepahiang, sehingga terwujudnya pembangunan bidang Kesehatan menuju masyarakat
Kota kabupaten kepahiang yang Sehat Sejahtera Lahir dan Batin

VI. METODE KEGIATAN


Lingkup kegiatan master plan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk
peningkatan status kesehatan di Kabupaten Kepahiang antara lain:
1. Pembiayaan: mengoptimalkan pendanaan pemerintah daerah, untuk pelayanan
kesehatan masyarakat. Kebijakannya adalah memberikan perlindungan bagi
masyarakat miskin dan yang tidak mampu. Disamping itu bagi masyarakat yang
mampu disediakan kesempatan untuk membiayai kebutuhan kesehatan.
2. Koordinasi antara Pemerintah daerah dan instansi terkait
3. Meningkatkan insentif bagi petugas kesehatan dan lingkungan dan petugas terkait
lainnya.
4. Promosi : Pemerintah Kota diharapkan meningkatkan kegiatan promosi terutama
kegiatan yang terkait dengan peningkatan status kesehatan keluarga dan kesehatan
lingkungan.
5. Memperbaiki sistem rujukan; untuk Puskesmas dan meningkatkan koordinasi dengan
pemerintah daerah.

VII. PELAKSANA KEGIATAN


Kepala Sub. Bagian Tata Usaha Puskesmas Talang Babatan

VIII. PESERTA
Seluruh tenaga kesehatan yang ada Di Puskesmas Talang Babatan

IX. WAKTU PELAKSANAAN


Waktu pelaksanaan pekerjaan penyusunan Master Plan Kesehatan Kabupaten kepahiang
ini adalah selama 4 (empat) bulan.

X. TEMPAT PELAKSANAAN
Aula Puskesmas Talang Babatan

XI. PEMBIAYAAN
Sumber dana kegiatan ini didanai dari Anggaran Dana Puskesmas Tahun 2018.
XII. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun. Diharapkan Konsultan Perencana
mempelajari dengan seksama Kerangka Acuan Kerja ini serta mencari bahan masukan
yang diperlukan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan tujuan dan jangka waktu
kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai