Anda di halaman 1dari 4

1.

Periodontitis Apikalis Kronis


Definisi. periodontitis apikalis kronis (PAK) merupakan penyakit gigi yang
berkembang setelah terjadinya nekrosis pulpa dan infeksi akibat karies,
trauma, atau prosedur iatrogenik. Periodontitis apikalis kronis tidak
menunjukkan gejala atau hanya ketidaknyaman yang ringan dan dapa
diklasifikasikan sebagai periodontitis apikalis asimtomatik. Gigi dengan
periodontitis apikalis kronis tidak memberi respon terhadap rangsangan
elektrik ataupun termal.
Etiologi. Pulpa dan penyakit periapikal berkembang secara alami dan
karenanya tanda dan gejala, beserta temuan klinis dan radiografi akan
bervariasi berdasarkan keparahan pada waktu pemeriksaan. Saluran akar
terinfeksi menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan memicu
respons inflamasi pada apikal. Reaksi inflamasi apikal yang terjadi ditujukan
untuk menghilangkan bakteri, dan untuk mencegah invasi bakteri ke jaringan
periapikal. Jika tidak ada intervensi perawatan yang dilakukan, penyakit
periapikal dapat berkembang menjadi periodontitis apikalis akut atau kronis,
abses apikalis akut atau kronis, kista bahkan bisa terjadi selulitis.
Gejala. Pada pemeriksaan perkusi terdapat sedikit nyeri atau tidak sama
sekali.
Gambaran Klinis. Pada periodontitis apikalis kronis terdapat pelebaran
ruang periodontal, lamina dura massih utuh (intact). Pada saat di perkusi
adalah positif dan pada saat dipalpasi adalah negatif. Gigi terasa panjang dan
sakit saat mengunyah.
Radiografi. Secara radiografis, periodontitis apikalis kronis menunjukkan
perubahan gambaran dasar radiolusen periapikal. Perubahan berawal dari
penebalan ligamentum periodontal dan resopsi lamina dura kemudian terjadi
destruksi tulang periapikal.
Gambar. Gambaran radiografi dari periodontitis periapikal kronis
Sumber : Ingle J.I. Endodontics 5th ed. 2002.p.180.

2. Kista Radikuler
Definisi. Suatu kista adalah suatu kavitas tertutup atau kantung yang
bagian dalam dilapisi oleh epithelium, dan pusatnya terisi cairan atau bahan
semisolid. Kista rahang dibagi dalam odontogenik, nonodontogenik, dan
nonepitelial. Kista nonodontogenik timbul dari epithelium odontogenik
dan diklasifikasikan sebagai folikuler, timbul dari organ email atau
folikel; dab radikuler, timbul dari sisa sel Malassez. Kista
nonodontogenik diklasifikasikan sebagai fisural, timbul dari bekas
epithelial terjebak dalam peleburan prosesus fasial, atau nasopalatin. Kista
semu atau kista nonepitelial adalah kavitas bertulang yang tidak dilapisi
epithelium dan karenanya bukan kista sebenarnya. Suatu kista radikuler
atau alveolar adalah suatu kantung epithelial yang pertumbuhannya lambat
pada apeks gigi yang melapisi suatu kavitas patologik pada tulang alveolar.
Etiologi. Suatu kista radikular mensyaratkan injuri fisis, kimiawi, atau
bacterial yang menyebabkan matinya pulpa, diikuti oleh stimulasi sisa
epithelial Malassez, yang biasanya dijumpai pada ligament periodontal.
Gejala-gejala. Tidak ada gejala yang dihubungkan dengan perkembangan
suatu kista, kecuali yang kebetulan diikuti nekrosis pulpa. Suatu kista dapat
menjadi cukup besar untuk secara nyata menjadi pembengkakan. Tekanan
kista cukup menggerakkan gigi yang bersangkutan, yang disebabkan oleh
timbulnya cairan kista. Pada kasus semacam itu, apeks-apeks gigi yang
bersangkutan menjadi renggang, sehingga mahkota gigi dipaksa keluar
jajaran. Gigi dapat juga menjadi goyah. Bila dibiarkan tidak terawatt,
suatu kista dapat terus tumbuh dan merugikan rahang atas atau rahang
bawah.

Gambaran Klinis. Pulpa gigi dengan kista radikular tidak bereaksi


terhadap stimuli listrik atau termal, dan hasil tes klinis lainnya adalah negatif,
kecuali radiograf. Pasien mungkin melaporkan suatu riwayat rasa sakit
sebelumnya.
Radiografi. Biasanya pada pemeriksaan radiografik, terlihat tidak adanya
kontinuitas lamina dura, dengan suatu daerah rarefaksi. Daerah radiolusen
biasanya bulat dalam garis bentuknya, kecuali bila mendekati gigi
sebelahnya, yang dalam kasus ini dapat mendatar atau mempunyai bentuk
oval. Daerah radiolusen lebih besar daripada suatu granuloma dan dapat
meliputi lebih dari satu gigi. Baik ukuran maupun bentuk daerah
rarefaksi bukan indikasi definitif suatu kista

3. Granuloma
Definisi. Suatu granuloma gigi adalah suatu pertumbuhan jaringan
granulomatus yang bersambung dengan ligament periodontal disebabkan
oleh matinya pulpa dan difusi bakteri dan toksin bakteri dari saluran
akar ke dalam jaringan periradikular di sekitarnya melalui foramin apikal dan
lateral. Suatu granuloma dapat dianggap sebagai reaksi defensif kronis tingkat
rendah terhadap iritasi dari saluran akar. Suatu kondisi bagi perkembangan
suatu granuloma adalah iritasi ringan yang terus-menerus. Sebagai abses
kronis, granuloma adalah sekuel lanjutan infeksi dari suatu pulpa
nekrotik; jaringan granulasi dapat bervariasi dalam diameter dari pecahan
millimeter sampai sentimeter atau bahkan lebih besar.
Etiologi. Sebab perkembangan suatu granuloma adalah matinya pulpa,
diikuti oleh suatu infeksi ringan atau iritasi jaringan periapikal yang
merangsang suatu reaksi seluler produktif. Suatu granuloma hanya
berkembang beberapa saat setelah pulpa mati.
Gejala-gejala. Suatu granuloma tidak menghasilkan reaksi subjektif,
kecuali pada kasus langka bila runtuh dan mengalami supurasi. Biasanya
granuloma adalah asimptomatik.
Gambaran Kiinis. Adanya granuloma, yang tanpa gejala, biasanya
ditemukan pada pemeriksaan radiografik rutin. Daerah rarefaksi nampak
nyata, dengan tidak adanya kontinuitas lamina dura. Diagnosis tepat
hanya dapat dibuat dengan pemeriksaan mikroskop. Gigi yang terlibat
biasanya tidak peka terhadap perkusi, dan tidak goyah. Mukosa di atas apeks
akar mungkin peka atau mungkin tidak peka terhadap palpasi. Dapat
dijumpai suatu fistula. Gigi tidak bereaksi terhadap tes termal atau tes
pulpa listrik. Pasien memberikan suatu penyakit pulpagia yang telah reda.
Radiografi. Radiolusensi berbatas jelas dengan bentuk membulat berdiameter
<5mm, berbatas granuloma menyambung dengan lamina dura. Ada reaksi
melokalisir dan di tengahnya ada jaringan granulasi yang tampak seperti
trabekulasi.

Sumber:
Grossman, I Louis. 1995. Ilmu Endodontik dalam praktek Ed. 11. Penerbit EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover Jurnal Prosto
    Cover Jurnal Prosto
    Dokumen1 halaman
    Cover Jurnal Prosto
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus OM
    Cover Lapsus OM
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapsus OM
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus OM
    Cover Lapsus OM
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapsus OM
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus OM
    Cover Lapsus OM
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapsus OM
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus OM
    Cover Lapsus OM
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapsus OM
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus OM
    Cover Lapsus OM
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapsus OM
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurnal Prosto
    Cover Jurnal Prosto
    Dokumen1 halaman
    Cover Jurnal Prosto
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Makalah Bedah Mulut (Cover Tugas)
    Makalah Bedah Mulut (Cover Tugas)
    Dokumen1 halaman
    Makalah Bedah Mulut (Cover Tugas)
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurnal Prosto
    Cover Jurnal Prosto
    Dokumen1 halaman
    Cover Jurnal Prosto
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurnal OM
    Cover Jurnal OM
    Dokumen1 halaman
    Cover Jurnal OM
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen2 halaman
    Abs Trak
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Profesional
    Profesional
    Dokumen13 halaman
    Profesional
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Cover
    Laporan Kasus Cover
    Dokumen1 halaman
    Laporan Kasus Cover
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Wrap Up Profesionalisme
    Wrap Up Profesionalisme
    Dokumen10 halaman
    Wrap Up Profesionalisme
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Langkah 3
    Langkah 3
    Dokumen9 halaman
    Langkah 3
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • 61 PDF
    61 PDF
    Dokumen28 halaman
    61 PDF
    Diana Suharti
    Belum ada peringkat
  • Macam Upaya Lembaga
    Macam Upaya Lembaga
    Dokumen3 halaman
    Macam Upaya Lembaga
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Macam Upaya Lembaga
    Macam Upaya Lembaga
    Dokumen3 halaman
    Macam Upaya Lembaga
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Dafus
    Dafus
    Dokumen1 halaman
    Dafus
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Dafus
    Dafus
    Dokumen1 halaman
    Dafus
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Mandiri
    Mandiri
    Dokumen4 halaman
    Mandiri
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Mandir I
    Mandir I
    Dokumen2 halaman
    Mandir I
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Case Selulitis Indo
    Case Selulitis Indo
    Dokumen7 halaman
    Case Selulitis Indo
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Macam Upaya Lembaga
    Macam Upaya Lembaga
    Dokumen3 halaman
    Macam Upaya Lembaga
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Dafus
    Dafus
    Dokumen1 halaman
    Dafus
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Mandiri
    Mandiri
    Dokumen4 halaman
    Mandiri
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Tujuan Neutral Zone
    Tujuan Neutral Zone
    Dokumen1 halaman
    Tujuan Neutral Zone
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen1 halaman
    Jurnal
    DinahRafika
    Belum ada peringkat