Anda di halaman 1dari 9

A.

Sistem kesehatan nasional


1. Definisi
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia
dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.
2. Pasal
5 dasar hukum asuransi yang berlaku di Indonesia, yaitu:
a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
Berikut hal-hal yang diatur dalam UU No.2 Tahun 1992, yaitu:
 Ketentuan umum dan ruang lingkup asuransi.
 Bidang usaha perasuransian.
 Jenis usaha perasuransian.
 Ruang lingkup usaha perusahaan perasuransian.
 Penutupan objek asuransi.
 Bentuk hukum usaha asuransi.
 Kepemilikan perusahaan asuransi.
 Perizinan usaha.
 Pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan perasuransian.
 Kepailitan dan likuidasi.
 Ketentuan pidana.
b. KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) Pasal 1320 dan Pasal 1774
c. KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) Bab 9
d. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992
e. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999
3. Tujuan landasan
Tersusunnya SKN ini mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka
pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan
kesehatan sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 (RPJP-K), memantapkan kemitraan dan
kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan pemerataan upaya kesehatan
yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan investasi kesehatan untuk
keberhasilan pembangunan nasional.
4. Landasan kesehatan
Landasan SKN meliputi:
a. landasan idiil;
b. landasan konstitusional; dan
c. landasan operasional.
a. Landasan idiil yaitu Pancasila.
b. Landasan konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, khususnya Pasal 28A ”Setiap orang berhak untuk
hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”, Pasal 28B
ayat (2) ”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.”, Pasal 28C ayat (1) ”Setiap orang berhak mengembangkan
diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan
dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
umat manusia”, Pasal 28H ayat (1) ”Setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”, Pasal
28H ayat (3) ”Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat”, Pasal 34 ayat (2) ”Negara mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah
dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”, dan Pasal 34 ayat
(3) ”Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”.
c. Landasan Operasional meliputi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan dan ketentuan peraturan perundangundangan lainnya
yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan
kesehatan.
5. Macam Pelayanan
1. Upaya kesehatan Primer
Upaya Kesehatan Primer terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan primer
dan pelayanan kesehatan masyarakat primer.
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer (PKPP)
Pelayanan kesehatan perorangan primer adalah pelayanan kesehatan
dimana terjadi kontak pertama secara perorangan sebagai proses awal
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan perorangan primer memberikan
penekanan pada pelayanan pengobatan, pemulihan tanpa mengabaikan
upaya peningkatan dan pencegahan, termasuk di dalamnya pelayanan
kebugaran dan gaya hidup sehat (healthy life style).
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP)
Pelayanan kesehatan masyarakat primer adalah pelayanan peningkatan dan
pencegahan tanpa mengabaikan pengobatan dan pemulihan dengan sasaran
keluarga, kelompok, dan masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan masyarakat primer menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang pelaksanaan operasionalnya dapat didelegasikan
kepada Puskesmas, dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan primer lainnya
yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau
masyarakat.
2. Upaya Kesehatan Skunder
Upaya kesehatan sekunder adalah upaya kesehatan rujukan lanjutan, yang
terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan sekunder dan pelayanan kesehatan
masyarakat sekunder.
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan Sekunder (PKPS)
Pelayanan kesehatan perorangan sekunder adalah pelayanan kesehatan
spesialistik yang menerima rujukan dari pelayanan kesehatan perorangan
primer, yang meliputi rujukan kasus, spesimen, dan ilmu pengetahuan
serta dapat merujuk kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
merujuk. Pelayanan kesehatan perorangan sekunder dilaksanakan oleh
dokter spesialis atau dokter yang sudah mendapatkan pendidikan khusus
dan mempunyai izin praktik serta didukung tenaga kesehatan lainnya yang
diperlukan. Pelayanan kesehatan perorangan sekunder dilaksanakan di
tempat kerja maupun fasilitas pelayanan kesehatan perorangan sekunder
baik rumah sakit setara kelas C serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, masyarakat, maupun swasta.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekunder (PKMS)
Pelayanan kesehatan masyarakat sekunder menerima rujukan kesehatan
dari pelayanan kesehatan masyarakat primer dan memberikan fasilitasi
dalam bentuk sarana, teknologi, dan sumber daya manusia kesehatan serta
didukung oleh pelayanan kesehatan masyarakat tersier. Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan masyarakat sekunder menjadi tanggung jawab Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau Provinsi sebagai fungsi teknisnya,
yakni melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat yang tidak sanggup
atau tidak memadai dilakukan pada pelayanan kesehatan masyarakat
primer. Dalam penanggulangan penyakit menular yang tidak terbatas pada
suatu batas wilayah administrasi pemerintahan (lintas kabupaten/ kota),
maka tingkat yang lebih tinggi (provinsi) yang harus menanganinya.
3. Upaya Kesehatan Tersier
Upaya kesehatan tersier adalah upaya kesehatan rujukan unggulan yang terdiri
dari pelayanan kesehatan perorangan tersier dan pelayanan kesehatan
masyarakat tersier.
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier (PKPT)
Pelayanan kesehatan perorangan tersier menerima rujukan subspesialistik
dari pelayanan kesehatan di bawahnya, dan dapat merujuk kembali ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang merujuk. Pelaksana pelayanan
kesehatan perorangan tersier adalah dokter subspesialis atau dokter
spesialis yang telah mendapatkan pendidikan khusus atau pelatihan dan
mempunyai izin praktik dan didukung oleh tenaga kesehatan lainnya yang
diperlukan. Pelayanan kesehatan perorangan tersier dilaksanakan di rumah
sakit umum, rumah sakit khusus setara kelas A dan B, baik milik
Pemerintah, Pemerintah Daerah maupun swasta yang mampu memberikan
pelayanan kesehatan subspesialistik dan juga termasuk klinik khusus,
seperti pusat radioterapi.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier (PKMT)
Pelayanan kesehatan masyarakat tersier menerima rujukan kesehatan dari
pelayanan kesehatan masyarakat sekunder dan memberikan fasilitasi
dalam bentuk sarana, teknologi, sumber daya manusia kesehatan, dan
rujukan operasional, serta melakukan penelitian dan pengembangan bidang
kesehatan masyarakat dan penapisan teknologi dan produk teknologi yang
terkait. Pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tersier adalah Dinas
Kesehatan Provinsi, unit kerja terkait di tingkat provinsi, Kementerian
Kesehatan, dan unit kerja terkait di tingkat nasional. Pelaksanaan
pelayanan kesehatan masyarakat tersier menjadi tanggung jawab Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kementerian Kesehatan yang didukung dengan
kerja sama lintas sektor.

B. Sistem Pelayanan Kesehatan


1. Lembaga
Lembaga merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan pada masyakarat
dalam rangka meningkatkan status kesehatan. Tempat bervariasi berdasarkan
tujuan pemberian pelayanan kesehatan . tempat tersebut diantaranya :
1. Rawat jalan
Lembaga pelayanan ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan pada
tingkat pelaksanaan diagnosa dan pengobatan pada penyakit yang akut atau
mendadak serta kronis yang gdimungkinkan tidak rawat inap. Lembaga ini
misalnya : klinik kesehatan, klinik dokter spesialis.
2. Institusi
Merupakan lembaga yang difasilitasinya cukup dalam memberikan pelayanan
kesehatan seperti : rumah sakit, pusat rehabilitasi dll.
3. Hospice
Lembaga ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan yang berfokus pada
klien yang sakit terminal agar lebih terang. Biasanya di lakukan home care.
4. Community base agency
Merupakan bagian dari lembaga yang dilalukan pada klien dan keluarga,
misalnya : praktek perawat keluarga.
2. Faktor
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
1. Ilmu pengetahuan dan tehnologi baru
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi akan diikuti oleh
perkembangan pelayanan kesehatan, misal : untuk mengatasi masalah
penyakit yang sulit dapat dilakukan dengan penggunaan alat seperti laser,
terapi perubahan gen karena hal tersebut pelayanan kesehatan membutuhkan
biaya yang cukup mahal dan pelayanan lebih profesional dan membutuhkan
tenaga ahli dalam bidangnya.
2. Pergeseran nilai masyarakat
Beragamnya nilai yang ada di masyarakat sebagai pengguna jasa, dapat
menimbulkan pemanfaatannya yang berbeda, misalnya : masyarakat yang
sudah maju dengan pengetahuan tinggi akan memiliki kesadaran yang lenih
dalam menggunakan pelayanan kesehatan demikian juga sebaliknya.
3. Aspek legal dan etik
Tingginya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan pelayanan kesehatan
akan semakin tinggi pula tuntutan hukum dan etik dalam pelayanan kesehatan
sehingga pelaku/pemberi pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan
pelayanan esehatan secara profesional dengan memperhatikan nilai hukum dan
etik yang ada di masyarakat.
4. Ekonomi
Semakin tinggi tingkat ekonomi di masyarakat/seseorang pelayanan akan
mudah dijangkau dengan tingakat pelayanan kesehatan yang diinginkan begitu
juga sebaliknya.
5. Politik
Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada sangat berpengaruh
dalam sisetm pemberian pelayanan kesehatan. Kebijakan yang ada dapat
memberikan pola dalam sistem pelayanan.
3. Stratifikasi
Tingkat pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Melalui tingkat pelayanan
kesehatan akan dapat diketahui kebutuhan dasar manusia tentang kesehatan.
Tingkat pelayanan kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan adalah :
1. Promosi kesehatan / health promotion.
Pelayanan diberikan melalui peningkatan kesehatan dengan tujuan
peningkatan status kesehatan. Sasarannya adalah agar tidak terjadi
gangguan kesehatan. Tingkat pelayanan ini meliputi : kebersihan
perseorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, pemeriksaan kesehatan
berkala, pelayanan status gizi, kebiasaan hidup sehat, pelayanan prenatal,
pelayanan lansia, dan semua kegiatan yang berhubungan dengan
peningkatan status kesehatan.
2. Perlindungan khusus (specific protection).
Di lakukan dengan melindungi masyarakat dari bahaya yang akan
menyebabkan penurunan status kesehatan atau bentuk perlindungan
terhadap penyakit penyakit tertentu dan ancaman kesehata yang termasuk
dalam tingkat ini adalah : imunisasi, pelayanan dan perlindungan
keselamatan kerja.
3. Diagnosa dini dan pengobatan segera/early diagnosis and prompt
treatment.
Diberikan mulai timbulnya gejala. Dilaksanakan untuk mencegah
meluasnya penyakit lebih lanjut serta dampak dari timbulnya penyakit
sehingga tidak terjadi penyebaran. Misalnya : survei pencarian kasus baik
secara individu maupun masyarakat, survei penyaringan kasus serta
pencegahan terhadap meluasnya kasus.
4. Pembatasan kecacatan/disability limitation.
Dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak mengalami
dampak kecacatan akibat penyakit tertentu. Dilakukan pda kasus yang
memiliki potensi kecacatan. Misal : perawatan untuk menghentikan
penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut, pemberian segala fasilitas
untuk mengatasi kecacatan, menncegah kematian.
5. Rehabilitasi/rehabilitation.
Dilakukan setelah pasien sembuh. Sangat diperlukan pada fase pemulihan
terhadap kecacatan, misal : program latihan, konsultasi dan diskusi
psikologis untuk meningkatkan koping individu positif sehingga gairah
hidup meningkat.
4. Sistem Rujukan
5. Hambatan
Faktor yang paling berpengaruh terhadap masalah pelayanan kesehatan adalah
perkembangan ilmu dan tehnologi. Semakin tinggi ilmu pengetahuan dan
tehnologi, semakin tinggi pelayanan kesehatan yang diberikan. Hasil yang diraih
juga semakin baik dimanan angka kesakitan, cacat dan kematian menurun serta
meningkatkan umur harapan hidup rata.
Perubahaan ini juga mendatangkan masalah sebagai berikut :
1. Terkotak-kotaknya pelayanan kesehatan/fragmented health services
Berhubungan dengan munculnya spesialis dan sub spesialis yang berdampak
negatif dengan timbulnya keselitan masyarakat memperoleh pelayanan
kesehatan yang akan menimbulkan tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan bila hal ini berkelanjutan.
2. Berubahnya sifat pelayanan kesehatan
Muncul sebagai akibat lebih lanjut dari pelayanan kesehatan yang terkotak-
kotak, terutama ditemukan pada hubungan dokter dan pasien. Munculnya sub
spesialis dan spesialis menyebabkan perhatian penyelenggara pelayanan
kesehatan tidak menyeluruh, perhatian tertuju pada keluhan dan organ tubuh
yang sakit saja. Perubahan bertanbah nyata dengan adanya peralatan yang
canggih yang mendukung proses pelayanan yang diberikan. Hal tersebut
menimbulkan berbagai dampak negatif, sebagai berikut :
a. Regangnya hubungan dokter dengan pasien yang timubul karena peralatan
yang digunakan tersebut.
b. Mahalnya biaya kesehatan.
6. Syarat pokok Pelayanan Kesehatan
1. Tersedia dan berkesinambungan
Semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tersulit
ditemukan serta keberadaannya di masyarakat setiap kali dibutuhkan.
2. Dapat diterima dan wajar
Diartikan bahwa pwlayanan kesehatan tersebut tidak bebrtentangan dengan
keyakinan, kepercayaan masyarakat, pelayanan kesehatan yang bertentangan
dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat
bukan pelayanan kesehatan yang baik.
3. Mudah dicapai/accesible
Ketercapaian yang dimaksudkan diutamakan dari sudut lokasi. Dengan kata
lain pelayanan kesehatan dan distribusi sarana kesehatan merata di seluruh
wilayah, tidak terkonsentrasi di perkotaan.
4. Mudah dijangkau/affortable
Terutama dari sudut biaya, disesuaikan dengan kemampuan ekonomi
masyarakat.
5. Bermutu/quality
Mutu yang dimaksudkan adalah yang menunjukkan pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, dapat memuaskan
para pemakai jasa pelayanan dan tata cara penyelenggaraannya disesuaikan
kode etik serta yang telah ditetapkan.

C. Pembiayaan
1. Sumber
Sumber dana biaya kesehatan berbeda pada beberapa negara, namun secara garis
besar berasal dari :
1. Bersumber dari anggaran pemerintah
Pada sistem ini, biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sepenuhnya
ditanggung oleh pemerintah. Pelayanannya diberikan secara cuma-cuma oleh
pemerintah sehingga sangat jarang penyelenggaraan pelayanan kesehatan
disediakan oleh pihak swasta. Untuk negara yang kondisikeuangannya belum
baik, sistem ini sulit dilaksanakan karena memerlukan dana yang sangat besar.
2. Bersumber dari anggaran masyarakat
Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini mengharapkan
agar masyarakat(swasta) berperan aktif secara mandiri dalam penyelenggaraan
maupun pemanfaatannya. Hal inimemberikan dampak adanya pelayanan-
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak swasta,dengan fasilitas dan
penggunaan alat-alat berteknologi tinggi disertai peningkatan biaya
pemanfaatan atau penggunaannya oleh pihak pemakai jasa layanan kesehatan
tersebut.
3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri
Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk penatalaksanaan penyakit –
penyakit tertentucukup sering diperoleh dari bantuan biaya pihak lain,
misalnya oleh organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain. Misalnya
bantuan dana dari luar negeri untuk penanganan HIV dan virusH5N1.
4. Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat
Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena dapat
mengakomodasi kelemahan – kelemahan yang timbul pada sumber
pembiayaan kesehatan sebelumnya. Tingginya biayakesehatan yang
dibutuhkan ditanggung sebagian oleh pemerintah dengan menyediakan
layanankesehatan bersubsidi. Sistem ini juga menuntut peran serta masyarakat
dalam memenuhi biayakesehatan yang dibutuhkan dengan mengeluarkan
biaya tambahan.
2. Jenis Biaya kesehatan
Dilihat dari pembagian pelayanan kesehatan, biaya kesehatan dibedakan atas :
a. Biaya pelayanan kedokteran yaitu biaya untuk menyelenggarakan dan
ataumemanfaatkan pelayanan kedokteran, tujuan utamanya lebih ke
arahpengobatan dan pemulihan dengan sumber dana dari sektor
pemerintahmaupun swasta.
b. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat yaitu biaya untukmenyelenggarakan
dan/atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat,tujuan utamanya
lebih ke arah peningkatan kesehatan dan pencegahan dengansumber dana
terutama dari sektor pemerintah.
3. Mekanisme pembiayaan

D. Asuransi kesehatan
1. Bentuk pokok asuransi

2. Macam asuransi kesehatan


Secara umum ada beberapa jenis asuransi kesehatan di Indonesia yaitu :
1. Asuransi kesehatan sosial, kesehatan adalah sebuah pelayanan sosial, pelayanan
kesehatan yang tidak boleh semata – mata diberikan berdasarkan status sosial
masyarakat sehingga semua lapisan berhak untuk memperoleh jaminan pelayanan
kesehatan.
Prinsip asuransi kesehatan sosial :
 Keikursertaannya bersifat wajib
 Menyertakan tenaga kerja dan keluarganya
 Iuran/premi berdasarkan persentasi gaji.
 Jamsostek 6-8% (sudah keluarga) dan 3% (single) Askes PNS 2%
 Premi untuk tenaga kerja ditanggung bersama (50%) oleh pemberi kerja dan
tenaga kerja
 Premi tidak ditentukan oleh risiko perorangan tetapi didasarkan padarisiko
kelompok
 Tidak diperlukan pemeriksaan kesehatan awal
 Jaminan pemeliharaan kesehatan yang diperoleh bersifat menyeluruh
 Pean pemerintah sangat besar untuk mendorong berkembangnya asuransi
kesehatan sosial di Indonesia.
 SepertiAskes, Jamsostek, Jasa Raharja
2. Asuransi Kesehatan Komersial Perorangan
Prinsipnya :
 Kepersertaannya bersifat perorangan dan sukarela
 Iuran/premi berdasarkan angka yang ditetapkan menurut jenis tanggungan
yang dipilih
 Premi didasarkan atas risiko perorangan dan ditentukan oleh faktor usia,
jenis kelamin dan jenis pekerjaan
 Dilakukan pemeriksaan kesehatan awal
 Santunan diberikan sesuai dengan kontrak
 Peranan pemerintah relatif kecil
 Seperti Prudential, Lipo life, Bumi putra, BNI life,axa life
3. Asuransi Kesehatan Komersial Kelompok
Prinsipnya :
 Keikutsertaannya bersifat sukarela tetapi berkelompok
 Iuran/premi dibayar berdasarkan jenis tanggungan
 Santunan diberikan sesuai dengan kontrak
 Tidak diperlukan pemeriksaan awal
 Peran pemerintah dengan membuat peraturan undang-undang
 Seperti Inhealth (Askes Sukarela)

3. Manfaat asuransi kesehatan


Manfaat dari Asuransi Kesehatan yaitu :
1. Membebaskan peserta dari kesulitan menyediakan dana tunai
2. Biaya kesehatan dapat diawasi
3. Mutu pelayanan dapat diatasi
4. Tersedianya data kesehatan

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover Lapsus OM
    Cover Lapsus OM
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapsus OM
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus OM
    Cover Lapsus OM
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapsus OM
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurnal Prosto
    Cover Jurnal Prosto
    Dokumen1 halaman
    Cover Jurnal Prosto
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus OM
    Cover Lapsus OM
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapsus OM
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurnal Prosto
    Cover Jurnal Prosto
    Dokumen1 halaman
    Cover Jurnal Prosto
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus OM
    Cover Lapsus OM
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapsus OM
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurnal Prosto
    Cover Jurnal Prosto
    Dokumen1 halaman
    Cover Jurnal Prosto
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus OM
    Cover Lapsus OM
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapsus OM
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Cover
    Laporan Kasus Cover
    Dokumen1 halaman
    Laporan Kasus Cover
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Makalah Bedah Mulut (Cover Tugas)
    Makalah Bedah Mulut (Cover Tugas)
    Dokumen1 halaman
    Makalah Bedah Mulut (Cover Tugas)
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurnal OM
    Cover Jurnal OM
    Dokumen1 halaman
    Cover Jurnal OM
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Dafus
    Dafus
    Dokumen1 halaman
    Dafus
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen2 halaman
    Abs Trak
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Wrap Up Profesionalisme
    Wrap Up Profesionalisme
    Dokumen10 halaman
    Wrap Up Profesionalisme
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Profesional
    Profesional
    Dokumen13 halaman
    Profesional
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Macam Upaya Lembaga
    Macam Upaya Lembaga
    Dokumen3 halaman
    Macam Upaya Lembaga
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Mandir I
    Mandir I
    Dokumen4 halaman
    Mandir I
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Mandiri
    Mandiri
    Dokumen4 halaman
    Mandiri
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Dafus
    Dafus
    Dokumen1 halaman
    Dafus
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Dafus
    Dafus
    Dokumen1 halaman
    Dafus
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Macam Upaya Lembaga
    Macam Upaya Lembaga
    Dokumen3 halaman
    Macam Upaya Lembaga
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • 61 PDF
    61 PDF
    Dokumen28 halaman
    61 PDF
    Diana Suharti
    Belum ada peringkat
  • Mandir I
    Mandir I
    Dokumen2 halaman
    Mandir I
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen1 halaman
    Jurnal
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Tujuan Neutral Zone
    Tujuan Neutral Zone
    Dokumen1 halaman
    Tujuan Neutral Zone
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Macam Upaya Lembaga
    Macam Upaya Lembaga
    Dokumen3 halaman
    Macam Upaya Lembaga
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Case Selulitis Indo
    Case Selulitis Indo
    Dokumen7 halaman
    Case Selulitis Indo
    DinahRafika
    Belum ada peringkat
  • Mandiri
    Mandiri
    Dokumen4 halaman
    Mandiri
    DinahRafika
    Belum ada peringkat