Anda di halaman 1dari 5

1.

2Identifikasi Masalah

Dengan demikian identifikasi permasalahan dalam penelitian ini akan menganalisis

tentang :

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan pinjaman konsumtif pada Bank

Syariah di Indonesia?

2. Diantara faktor-faktor tersebut, faktor mana yang lebih berpengaruh terhadap permintaan

pinjaman konsumtif pada Bank Syariah di Indonesia?

1.3Tujuan penelitian

Berdasarkan hal-hal diatas maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pinjaman konsumtif

pada Bank Syariah di Indonesia.

2. Untuk mengetahui tentang faktor mana yang lebih berpengaruh terhadap permintaan

pinjaman konsumtif pada Bank Syariah di Indonesia.

1.4Kerangka Pemikiran

1.4.1 Definisi bank syariah

Bank syariah adalah suatu lembaga keuangan yang berlandaskan etika dan

mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

1.4.2 Bank syariah yang terdapat di Indonesia,

• Bank IFI (membuka cabang syariah pada 28 Juni 1999),

• Bank Niaga (akan membuka cabang syariah),

• Bank BNI’46 (telah membuka 5 cabang syariah),

4. Bank BTN (akan membuka cabang syariah),

5. Bank Mega (akan mengkonversikan satu bank konvensional anak perusahaannya

menjadi bank syariah),

• Bank BRI (akan membuka cabang syariah),

• Bank Bukopin (tengah melakukan konversi untuk cabang Aceh),

• BPD JABAR (telah membuka cabang syariah di Bandung),

• BPD Aceh (tengan menyiapkan SDM untuk konvensi cabang).


Catatan : Data per November 2000

1.4.3 Pinjaman Konsumtif

Pinjaman konsumtif diperlukan oleh pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan

konsumsi. Kebutuhan konsumsi dibedakan atas kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.

Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok atau dasar baik berupa barang, seperti

makanan , minuman, pakaian dan tempat tinggal maupun berupa jasa seperti pendidikan

dasar dan pengobatan. Adapun kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan, yang

secara kuantitatif dan kualitatif lebih tinggi ataupun lebih mewah dari kebutuhan primer,

baik berupa barang seperti makan dan minuman, pakaian/perhiasan, bangunan rumah dan

kendaraan dan sebagainya, maupun berupa jasa seperti pendidikan dan pelayanan

kesehatan, pariwisata dan hiburan.(M, Syafi’i Antonio, 2001,hal 168)

Sedangkan untuk Syariah yang dikatakan dengan konsumsi adalah permintaan dan

produksi adalah penyediaan kebutuhan konsumen yang kini dan yang sebelumnya,

merupakan insentif pokok bagi kegiatan-kegiatan ekonominya sendiri. Mereka mungkin

tidak hanya menyerap pendapatannya tetapi juga memberi insentif untuk

meningkatkannya. Hal ini mengandung arti bahwa pembicaraan mengenai konsumsi adalah

primer. (M. A Mannan,1992 hal 44)

Perbedaan antara ilmu ekonomi modern dan ilmu ekonomi Islam adalah dalam hal

konsumsi yaitu terletak pada cara pendekatannya dalam memenuhi kebutuhan seseorang.

Islam tidak mengakui kegemaran materialistis semata-mata dari pola konsumsi modern.

Aturan pertama mengenai konsumsi terdapat dalam ayat suci Al-Quran :

“ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi

............” (Q.S, Al-Baqarah,2:169)

Pada tabel 1.2 dibawah ini memperlihatkan pembiayaan tanpa bunga yang diberikan

oleh bank syariah di Indonesia yang memperlihatkan peningkatan, apalagi dengan

pengalamannya dengan sangat minim untuk ukuran bank di Indonesia,

Tabel 1.2
Pinjaman yang diberikan Perbankan Syariah
( Juta Rupiah)
Bulan – tahun Jumlah

September 2001 1.939.087


Desember 2001 2.049.793

Maret 2002 2.153.084


Sumber:Bank Indonesia, Biro Perbankan Syariah

1.4.4 Teori Permintaan Uang Keynes

Menurut Keynes teori permintaan uang didorong oleh 3 (tiga) hal yaitu :

1. Motif transaksi (Transaction Motive)

Keynes berpendapat bahwa orang-orang yang memegang uang guna memenuhi dan

melancarkan transaksi-transaksi yang dilakukan, dan permintaan akan uang dari

masyarakat untuk tujuan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional dan tingkat

bunga. Semakin tinggi pendapatan nasional semakin besar volume transaksi dan semakin

besar pula kebutuhan akan uang untuk memenuhi kebutuhan transaksi. Selain itu, Keynes

berpendapat bahwa permintaan akan uang untuk tujuan transaksi ini pun tidak merupakan

suatu proporsi yang konstan, tetapi dipengaruhi pula oleh tinggi rendahnya tingkat bunga.

Tapi, Keynes tidak terlalu menekankan faktor bunga untuk motif ini.

2. Motif berjaga-jaga (Precautionary motive)

Selain untuk keperluan transaksi, permintaan akan uang bertujuan untuk memenuhi

kemungkinan yang tidak terduga atau untuk melakukan pembayaran-pembayaran yang

diluar transaksi normal. Menurut keynes, permintaan akan uang untuk tujuan berjaga-jaga

ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan akan uang untuk

transaksi, yaitu terutama dipengaruhi oleh tingkat penghasilan orang tersebut dan mungkin

dipengaruhi pula oleh tingkat suku bunga.

3. Motif spekulasi (Speculative motive)

Motif dari pemegang yang ini bertujuan untuk memperoleh “keuntungan” yang bisa

diperoleh seandainya si pemegang uang mampu meramal apa yang akan terjadi dengan

benar. Keynes tidak membicarakan faktor “uncertainty” dan “expectation” secara umum,

tetapi ia membatasi “uncertainty” dan “expectation” pada suatu variabel, yaitu tingkat suku

bunga sebagai opportunity cost ditekankan oleh keynes, dimana semakin tinggi tingkat

bunga maka semakin rendah permintaan uang untuk spekulasi, begitu juga sebaliknya.

Hal yang berbeda dinyatakan oleh Keynes sehubungan dengan kesimpulan dari

Irving fisher di atas. Keynes berpendapat bahwa perubahan tingkat bunga dapat
mempengaruhi tingkat harga, meskipun kuantitas uang M masih tetap sebagai variabel

kunci. Dengan kata lain, Keynes menyatakan bahwa selain kuantitas M, tingkat bunga bisa

mempengaruhi tingkat harga.

Persamaan permintaan akan uang versi Keynes merupakan permintaan akan saldo
riil, dimana permintaan seseorang untuk saldo riil tidak berubah apabila harga berubah.
Permintaan uang untuk saldo riil/real balances (Md/P) ditentukan dari besarnya pendapatan
riil (Y) serta opportunity cost (i). Secara matematis formula Keynes untuk permintaan uang
dapat dituliskan sebagai berikut:

Selanjutnya, dengan menarik fungsi preferensi likuiditas untuk velocity PY/M, kita

dapat melihat bahwa teori permintaan uang Keynes berdampak bahwa velocity of money

tidaklah konstan tetapi sebaliknya berfluktuasi dengan pergerakan tingkat bunga.

Persamaan preferensi likuiditas dapat ditulis kembali sebagai berikut:

Dengan mengalikan kedua sisi persamaan di atas dengan Y dan menganggap bahwa
Md dapat diganti dengan M karena pada saat pasar uang dalam kondisi ekulibrium jumlah
uang M yang dipegang oleh masyarakat sama dengan jumlah permintaan uang M d, maka
persamaan untuk velocity of money menjadi

Dari persamaan di atas diketahui bahwa permintaan uang berhubungan secara


negatif dengan tingkat bunga; ketika i naik, f(i, Y) turun, oleh karena itu velocity of money
juga naik. Dalam perkataan yang lain, kenaikan tingkat bunga mendorong masyarakat
untuk memegang real money balances lebih sedikit pada tingkat pendapatan yang tetap.
Sehingga tingkat perputaran uang menjadi lebih tinggi. Hal ini secara tidak langsung
menyatakan bahwa tingkat bunga memainkan peranan yang penting untuk mempengaruhi
tingkat perputaran uang.
Lebih lanjut, model permintaan uang untuk spekulasi Keynes juga dapat
menjelaskan kenapa perputaran uang berfluktuasi. Apa yang akan terjadi terhadap
permintaan uang apabila tingkat bunga normal berubah? Misalnya, apa yang akan terjadi
jika di masa yang akan datang masyarakat mengharapkan tingkat bunga normal lebih tinggi
daripada tingkat bunga normal sekarang? Karena tingkat bunga diharapkan lebih tinggi di
masa yang akan datang, maka masyarakat mengharapkan di masa mendatang harga
obligasi turun sehingga para pemegang obligasi akan mengalami capital loss. Dengan
demikian, memegang uang akan menjadi lebih menarik daripada memegang obligasi.
Akibatnya, jumlah permintaan uang naik. Hal ini berarti bahwa f (i, Y) akan naik dan
akibatnya velocity of money turun. Jadi, velocity of money akan berubah apabila ekspektasi
tentang tingkat bunga normal di masa yang akan datang berubah, dan ketidakstabilan
ekspektasi tentang pergerakan tingkat bunga normal di masa yang akan datang akan
menyebabkan velocity of money menjadi tidak stabil pula. (Gujarati, 2003)
1.5Metode Penelitian
1.5.1 Metode yang digunakan
Dalam penulisan skripsi ini metode penelitian yang dilakukan adalah melalui
pendekatan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data sekunder, yaitu dengan
menggambarkan atau melukiskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara variabel yang diteliti.
Untuk analisa kuantitatif, penulis menggunakan alat bantu ekonometrika. Teknik
ekonometrika yang bersifat time series digunakan dalam menguji masing-masing variabel
independent terhadap variabel dependent dan bersifat korelasional dengan menggunakan
metode regresi sederhana yaitu OLS (Oldinary Least Square).
1.5.2 Sumber data
Dalam hal ini perlu pula dijelaskan bahwa data pendukung untuk analisis dalam
skripsi ini adalah data triwulan (tiga bulanan) dari periode1998.2 – Juni 2003.1
Semua data yang digunakan adalah data sekunder yang diterbitkan oleh :
1. Bank Indonesia
2. Biro Pusat Statistik
3. Referensi studi kepustakaan melalui jurnal, artikel, makalah, litelatur dan bahan-bahan lain,
perpustakaan UNPAD, koleksi buku kajian ekonomi Islam, Perpustakaan Bank Indonesia,
Internet, serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
1.5.3 Model ekonometrik
Pada penelitian ini model yang digunakan adalah model dari penelitian Ahmad
Kaleem dan Khan ,1990 yaitu tentang penelitian stabilisasi keuangan dan kredit bank
syariah (studi kasus di Malaysia).
P)t = a+ b1lnYRt + b2lnPt + b3ln(credit (isl)/P)t-1 + b4Dummy+mt
Keterangan :

 Kredit (Isl ) = Kredit Islam (kredit syariah)

 Kredit/P = Kredit riil

 Y = Pendapatan riil

 R = Tingkat suku bunga

 P = Tingkat inflasi

 a, b1, b2, b3, b4 = Parameter

 t = waktu

 m = Unsur gangguan

 Dummy = Akibat krisis yang dtimbulkan

Sedangkan untuk penelitian ini model adopsi dari penelitian Ahmad Kaleem dan

Khan dengan menghilangkan variabel Dummy dan formulasinya menjadi :

ln(Credit(isl)/P)t= a+ b1lnYt + b2lnPt + b3ln(credit (isl)/P)t-1+ µ


Keterangan :

 Credit (Isl ) = Pinjaman Konsumtif

 Credit (isl)/P = Pinjaman Konsumtif Riil

 Y = GDP Riil

 P = Indeks Harga Konsumen

 a, b1, b2, b3, b4 = Parameter

 t = waktu

 µ = Unsur gangguan

Anda mungkin juga menyukai