Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hampir semua lembaga dalam pendekatannya banyak menggunakan kajian SWOT.
Hal tersebut di lakukan oleh semua lembaga untuk mengkaji kekuatan dan kelemahannya
pada lembaga tersebut, sebelum menentukan tujuan dan menggariskan tindakan
pencapaian tujuan, yang merupakan konsekuensi logis yang perlu ditempuh perusahaan
agar supaya lancar didalam operasionalnya.
Perubahan masyarakat industri ke masyarakat informasi dan dari ekonomi yang
berorientasi manufaktur ke arah orientasi jasa, telah menimbulkan dampak yang
signifikan terhadap permintaan atas program baru pendidikan kejuruan yang ditawarkan
(Martin, 1989).
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opprtunities, and Threats) telah menjadi
salah satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan dalam
pengenalan program-program baru di lembaga pendidikan.
Proses penggunaan manajemen analisis SWOT menghendaki adanya suatu survei
internal tentang Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (klemahan) program, serta survei
eksternal atas Opportunities (ancaman) dan Thterats (peluang/kesempatan).
Meskipun sebenarnya analisa SWOT banyak di tujukan untuk penerapan dalam
bisnis, ide penggunaan perangkat ini dalam bidang pendidikan bukanlah hal yang sama
sekali baru. Sebagai contoh, Gorski (1991) menyatakan pendekatan ini untuk
meningkatkan minat dalam masyarakat untuk memasuki sekolah dan lembaga-lembaga
pendidikan. Perangkat manajemen yang sedianya ditujukan untuk bidang industri sering
kali bisa diolah untuk diterapkan dalam bidang pendidikan, karena adanya kemiripan
yang fundamental dalam tugas-tugas administraitf .
SWOT adalah teknik yang sudah sederhana, mudah dipahami, dan juga bisa
digunakan dalam merumuskan strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan untuk
pengelolaan administrasi (administrator). Sehingga, SWOT di sini tidak mempunyai
akhir, artinya akan selalu berubah sesuai dengan tuntutan jaman.
Sehubungan dengan penjelasan tersebut di atas penulis akan menyoroti tentang
permasalahan yang berkaitan dengan Kajian SWOT dalam surat kabar.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksu Dengan Analisis Swot?
2. Bagaimana Cara Melakukan Strategi Swot?
3. Bagaimana Cara Menganilisi Swot Tentang Analisi Internal Dan Eksternal?
4. Apa Saja Amacam-Macam Pendekatan Nalisis Swot?
5. Bagaimana Cara Melakukan Pengkajian Terhadap Masalah Lingkungan Dan
Eksternal Dari Rumah Sakit?
6. Bagimana Cara Melakukan Penilaian Terhadap Strenght, Weakness, Opportunity,
Therats Dalam Suatu Rumah Sakit?

1.3 Tujuan
Maksud dan tujuan penulisan makalah Analisis SWOT dalam Manajemen surat kabar ini
sebagai berikut ::
1. Untuk mengetahui Proses Perencanaan Strategi Mutu.
2. Untuk mengetahui lebih dalam masalah lingkungan eksternal dan internal
3. Untuk mengetahiu sejauh mana ancaman yang dihadapi oleh suatu lembaga pers
baik ancaman dari lembaga itu sendiri maupun dari luar lembaga
4. Untuk mengetahui secara detail tentang Analisis SWOT

1.4 Manfaat
Semoga makalah ini dapat, memperoleh gambaran dan pemahaman tentang Analisis
SWOT yang digunakan surat kabar atau media terutama media yang telah dikunjungi.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu
organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi
dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan
(Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor
peluang (Opportunity) dan tantangan (ThreathS).
Analisis SWOT adalah (Strength, Weakness, Opportunity, Treath) adalah
upaya untuk mengidentifikasi secara sistematik factor-faktor lingkungan eksternal
(peluang dan ancaman ) dan factor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang ada
pada suatu organisasi baik organisasi public, bisnis, maupun nir-laba (nonprofit) .
(Warsito Utomo, 2002)
Menurut Johnson (1989) dan Bartol (1991), SWOT adalah perangkat umum
yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan
dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan.

Penjelasan mengenai 4 (empat) komponen analisis SWOT, yaitu :

1. Strenght (S) yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan
kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang perlu di lakukan
di dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai
kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya. Misalnya
jika kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam teknologinya, maka keunggulan
itu dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat
teknologi dan juga kualitas yang lebih maju.
2. Weaknesses (W) yaitu analisi kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan
kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara
menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang
menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
3. Opportunity (O) yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan
peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang
berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang

3
ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa
berkembang di masa yang akan depan atau masa yang akan datang.
4. Threats (T) yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman yang
harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi
berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu
perusahaan atau organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di
atasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang
bersangkutan baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.

2.2 STRATEGI SWOT


1. STRATEGI SO adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran
organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2. STRATEGI WO adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
3. STRATEGI ST adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang
dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman.
4. STRATEGI WT adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kegiatan yang
bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.

Buatlah kemungkinan strategis dari berbagai alternatif pemecahan


masalah berdasarkan pertimbangan kombinasi empat sel faktor strategis tersebut

1. Dalam sel STRATEGI SO, ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang
2. Dalam sel STRATEGI ST, ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman
3. Dalam sel STRATEGI WO, ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan peluang
4. Dalam sel STRATEGI WT, ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman

4
Evaluasi pilihan alternatif dan pilih alternatif yang terbaik dengan
mempertimbangkan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki. Dalam analisis
SWOT , strategi terbaik untuk mencapai misi suatu organisasi adalah dengan :

1. Mengeksploitasi peluang dan kekuatan suatu organisasi, dan pada saat yang sama
2. Menetralisasikan ancamannya
3. Menghindari (memperbaiki) kelemahannya.

2.3 ANALISIS SWOT


Secara umum, analisis SWOT pada tiap media massa dapat dilakukan, seperti yang
diterangkan dibawah ini:
A. Strengths ( Kekuatan / Kelebihan)
 Tersedianya dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
 Tersedianya undang-undang pers.
 Tersedianya fasilitas sarana dan prasarana media massa.
 Adanya promosi yang dapat dilakukan.
B. Weaknesses (Kelemahan/Kekurangan)
 Pelayanan terhadap masyarakat.
 Mutu/ kualitas sebagian Sumber Daya Manusia (SDM).
 Belum optimalnya fungsi pers.
 Kurangnya kepedulian pihak swasta terhadap pers.
C. Opportunities (Peluang/Kesempatan)
 Adanya partisipasi dan dukungan masyarakat.
 Adanya dukungan pemerintah.
 Adanya dunia usaha/industri yang bersedia bekerjasama.
 Kebutuhan masyarakat terhadap informasi.
D. Threats ( Ancaman/Tantangan)
 Perilaku dan budaya masyarakat yang kurang mendukung kerja media.
 Masih adanya krisis ekonomi yang melemahkan kemampuan masyarakat
secara finanasial.
 Belum mempunyai dukungan dari pemerintahan yang otoriter\
 Image sebagian Masyarakat bahwa media tidak menjanjikan masa depan yang
lebih baik.

5
2.4 MACAM – MACAM PENDEKATAN ANALISIS SWOT
1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh
Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor
eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah
faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak
isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor
internal dan eksternal.

Matriks SWOT Kearns


EKSTERNAL
OPPORTUNITY TREATHS
INTERNAL
STRENGTH Comparative Advantages Mobilization
WEAKNESS Divestment/Investment Damage Control
Sumber: Hisyam, 1998

Keterangan:
Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan
kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.

Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan
upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk
memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu
menjadi sebuah peluang.

Sel C: Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi
seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia
sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak
cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang

6
yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang
itu (investasi).

Sel D: Damage Control


Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena merupakan
pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya
keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi
yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak
menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.

2. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT


Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif
melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan
Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya.
Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor setta jumlah
total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T;
Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling
bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau
mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang
besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim
digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang
paling rendah dan 10 berarti skor yang peling tinggi. Perhitungan bobot (b)
masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan.
Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan
membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya.
Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang
nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya
jumlah point factor

2. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan


faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai
atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya
menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;
7
3. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.
NO STRENGHT SKOR BOBOT TOTAL
1
2 Dst
Total Kekuatan

No WEAKNESS SKOR BOBOT TOTAL


1
2
Total Kelemahan
Selisih Total Kekuatan – Total Kelemahan =S-W=X

No OPPORTUNITY SKOR BOBOT TOTAL


1
2 Dst
Total peluang

No TREATH SKOR BOBOT TOTAL


1
2 Dst
Total Tantangan
Selisih Total Peluang – Total Tantangan = O – T =Y

8
Opportunity

( - , + ) ubah strategi ( +, + ) progresif

Kuadran 3 Kuadran 1

Weakness Strenght

Kuadran 4 Kuadran 2

( - , -) Strategi bertahan ( +,- ) Diversifikasi strategi

Threath

Kuadran I (positif, positif)


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi
yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga
sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan
meraih kemajuan secara maksimal.

Kuadran II (positif, negatif)


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam
kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda
organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi
sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi
taktisnya.

9
Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan
untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk
dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

Kuadran IV (negatif, negatif)


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal
organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk
meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin
terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.

10
BAB III
PEMBAHASAN SWOT

3.1 Kajian Situasi Di Ruang Keperawatan Anak


1. Karakteristik unit
a. Visi :
Menjadi rumah sakit terpercaya dengan pelayanan kesehatan profesional
b. Misi :
 Menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas
 Mewujudkan sarana dan prasarana yang memadai
 Menanamkan budaya kerja sebagai bagian dari ibadah dan
profesionalisme
 Mewujudkan wahana pembelajaran dan penelitian dalam upaya
membentuk profesional yang handal
 Meningkatkan kualitas hidup sesuai harapan pelanggan
2. Sumber Daya atau Kekuatan Kerja
a. M1 ( Man )
Tenaga dan pasien (M1/MAN)
Analisa ketenagaan jumlah tenaga keperawatan, latar belakang pendidikan,
masa kerja jenis pelatihan yang diikuti, struktur organisasi, kebutuhan tenaga
perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien dan alur masuk pasien.
Keunggulan dari Ruang Anak Kelas RS Kamar Medika Mojokerto adalah
memiliki SOP (Standar Operasional Prosedur) dan SAK (Standar Asuhan
Keperawatan) yang menjadi acuan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
1. Tenaga perawat di Ruang Anak RS Kamar Medika

No Uraian Frekuensi Prosentase (%)


Tingkat Pendidikan
1
* DIII Keperawatan 5
* S1 Keperawatan 2
* SMA ( Admin) 0
Pelatihan2
* BTCLS 7

11
* BCLS / PPGD 5
* Rawat Luka 1
* Management 1
Lama Kerja
3
1,5 tahun 2
2 tahun 3
4 tahun 1
5 tahun 1

Di Ruang Kelas RS Kamar Medika Mojokerto tingkat pendidikan


pegawai adalah ahli madya, yaitu sebanyak 5 orang dan sebagian kecil
tingkat pendidikan adalah Sarjana sebanyak 2 orang.

2. Tenaga Medis di RSI Sakinah Mojokerto


a. Dokter Spesialis
1) Bedah Umum :2
2) Penyakit Dalam :1
3) Kandungan dan Kebidanan :2
4) Bedah Tulang :2
5) Bedah Syaraf :1
6) Bedah Urologi :2
7) Jantung :2
8) Radiologi :1
9) Anak :1
10) Paru :2
b. Dokter Umum :7
c. Dokter Gigi :3
3. Pembagian Tugas ( Job Disk )
Dari hasil wawancara dengan KARU dan observasi di Ruangan Anak (
Anggrek, Alamanda, Lavender, Mawar ) pada tanggal 29 juni - 04 Juli 2015
didapatkan hasil bahwa dalam pembagian tugas dalam struktur ruangan
sudah tersusun dengan baik, namun dalam pelaksanaanya belum optimal,
dimana Katim dan PP melaksanakan tugas yang sama dalam memberikan

12
asuhan keperawatan , sehingga Katim sulit untuk melaksanakan tugasnya
secara utuh atau tugas Katim yang sebenarnya dikarenakan kurangnya tenaga
perawat.
4. Program Pendididkan dan Pelatihan yang Dikuti oleh Perawat
Ruang Kelas RS Kamar Medika Mojokerto
No Jenis Pelatihan Jumlah Prosentase (%)
Perawat

1 BTCLS 7

2 BCLS / PPGD 5

3 Rawat Luka 1

4 Management 1

JUMLAH 14

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan KARU pada hari


selasa tanggal 30 juni 2015, di dapatkan data pelatihan yang pernah diikuti
pegawai adalah BTCLS sebanyak 7 orang (), BCLS / PPGD sebanyak 5
orang (), Rawat Luka sebanyak 1 orang (), management sebanyak 1 orang ().
5. Masa kerja tenaga keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan KARU pada hari
selasa tanggal 30 juni 2015, di dapatkan data sebagian besar perawat
memiliki masa kerja 2 tahun sebanyak 3 orang.

b. M2 / Material ( bangun, sarana prasarana )

Praktik manajemen keperawatan pada mahasiswa Prodi S1 Keperawatan


STIKES Bina Sehat Sehat PPNI Mojokerto mengambil tempat di Ruang Anak
Rumah Sakit Kamar Medika Mojokerto. Pengkajian data awal dilakukan pada
tanggal 29 juni – 04 Juli 2015. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi data-
data yang diperoleh antara lain:

13
1. Lokasi dan Denah Ruangan
Ruang Anak RS Kamar Medika Mojokerto, dengan batas-batas ruangan
sebagai berikut:
Sebelah utara : Ruang Mawar ( kelas 3 )
Sebelah selatan : Ruangan Alamanda
Sebelah timur : Ruang O2
Sebelah barat : Ruang kebidanan, ruang Farmasi

Denah Ruang

Ruang Ruang Ruang Ruang


Dahlia 2 paramedis alamanda 2 kebidanan

Ruang

O2 Nurse station
Instalasi
farmasi
Anggrek 7 Anggrek 4 ( RR )

Anggrek 6 Anggrek 5 anggrek 3

Mawar 1 Ruang
neonatus

Mawar 2 Musholla

2. Peralatan dan Fasilitas


a) Tempat Tidur Pasien
Dari hasil wawancara dan observasi data hasil pengkajian mulai tanggal
29 juni -04 juli 2015 didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur di
Ruang Anak RS. Kamar Medika adalah sebanyak 14 tempat tidur
dengan perincian sebagai berikut:

14
Ruangan Jumlah tempat tidur
Anggrek 3 1 TT
Anggrek 4 1 TT
Anggrek 5 1 TT
Anggrek 6 1 TT
Anggrek 7 1 TT
Alamanda 2 1 TT
Mawar 2 4 TT
Lavender 1 2 TT
Lavender 2 2 TT
Jumlah 14 TT

b) Fasilitas Untuk Pasien


Ruang Anggrek ( kelas 1 )
Nama Nama barang Jumlah Kondisi
Ruangan
Anggrek - Tempat tidur 1 Baik
3 - Sofa 1 Baik
- AC 1 Baik
- TV 1 Baik
- Kamar mandi 1 Baik
Anggrek - Tempat tidur 1 Baik
4 - Sofa 1 Baik
- AC 1 Baik
- TV 1 Baik
- Kamar mandi 1 Baik
Anggrek - Tempat tidur 1 Baik
5 - Sofa 1 Baik
- TV 1 Baik
- AC 1 Baik
- Kamarmandi 1 Baik
Anggrek - Tempat tidur 1 Baik

15
6 - Sofa 1 Baik
- TV 1 Baik
- AC 1 Baik
- Kamarmandi 1 Baik
Anggrek - Tempat tidur 1 Baik
7 - Sofa 1 Baik
- TV 1 Baik
- AC 1 Baik
- Kamarmandi 1 Baik

Ruang Alamanda ( Kelas 1 )


Nama Nama Barang Jumlah Kondisi
Ruangan
Alamanda - Tempat tidur 1 Baik
2 - Sofa 1 Baik
- TV 1 Baik
- AC 1 Baik
- Kamarmandi 1 Baik

Ruang Mawar ( kelas 3 )


Nama Nama Barang Jumlah Kondisi
Ruangan
Mawar 2 ( - Tempat tidur 4 Baik
kelas 3) - Kursi tunggu 4 Baik
- TV 1 Baik
- AC 1 Baik
- Kamar mandi 1 Baik

Ruang Lavender ( VIP )


Nama Nama barang Jumlah Kondisi

16
Ruangan
Lavender 1 - Tempat tidur 1 Baik
pasien
- Tempat tidur 1 Baik
penunggu
- AC 1 Baik
- TV 1 Baik
- Almari pakain 1 Baik
- kulkas 1 Baik
- Kamar mandi 1 Baik
Lavender 2 - Tempat tidur 1 Baik
pasien
- Tempat tidur 1 Baik
penunggu
- AC 1 Baik
- TV 1 Baik
- Almari 1 Baik
pakain 1 Baik
- kulkas 1 Baik
- Kamar
mandi

c. Fasilitas Untuk Petugas


1). Ruang para medis
2). Nurse Station dengan rincian :
Nama Nama Barang Jumlah Kondisi
Ruangan
Nurse Station - Kulkas 1 Baik
- Meja 1 Baik
- Kursi 3 Baik
- Kipas angin 1 Baik
- Lemari 1 Baik
perlengkapa

17
n 1 Baik
- Wastafel 1 Baik
- Dapur

Ruang - Kursi 3 Baik


Perawatan - Meja 1 Baik
- Loker 20 Baik
sentralisasi
injeksi obat
pasien

15 Daftar Fasilitas dan alat kesehatan di Ruang Anak RS. Kamar Medika
Mojokerto

ALAT KESEHATAN

NO. ALAT KESEHATAN JUMLAH


1. Torniquet 1
2. Gunting anatomi 2
3. Sprai alcohol 1
4. Bak instrument kecil 1
5. Tons spatel 1
6. Senter 1
7. Tensimeter child 1
8. nebulezer 1
9. syringpump 1
10. loker obat injeksi 6
11. loker obat oral 3
12. stetoskop 2
13. bengkok 1
14. bak injeksi 1
15. toples kapas alcohol 1
16. tempat obat oral (cucing) 4

18
17. surflo no 22 1
18. spuit 5 cc 1
19. D5 ¼ NS 1
20. D10 % 1
21. RL 1
22. D5 % 1
23. Spuit 3cc 1
24. Spuit 50cc 1
25. Venflon no.22 2
26. Venflon no.24 1
27. Spuit 1cc 1
28. Nasal dewasa (canul) 1
29. Nasal anak-anak(canul) 2
30. Bag mask neo 1

Fasilitas penunjang ruangan


1. Ruang perawat
2. Buku laporan
3. Buku injeksi
4. Buku vital sign
5. Buku inventaris
6. Buku registrasi rawat inap
7. Kulkas
8. Telepon
9. Kipas angin
10. Loker obat injeksi +P/O
11. Tempat laken
12. Kursi roda
13. Timbangan
14. Jam dinding

19
c. M3 ( Method )
1. Struktur Organisasi Ruang keperawatan anak
Berdasarkan pengkajian pada hari senin tanggal 29 Juni 2015 didapatkan data
sebagai berikut:

Febrina S.Kep.Ners

Koordinator

Dwi Andan S.Kep.Ners

KATIM

Adiva Vidianti S.Kep.Ners Nanda Rena Amd.Kep

PJ Shif 1 PJ Shif 2

Nina W Amd.Kep Diana. R Amd.Kep Tri Pebri Amd.Kep Novia Amd.Kep

PP pp PP pp

2. Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan (MAKP)


Penerapan model pelaksanaan manajemen MAKP juga dapat
dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan perawat ruangan, di Ruang
Keperawatan anak terdapat Kepala Ruanagan dimana Kepala Ruanagan adalah
seseorang S1 Keperawatan. Dan perawat lulusan S1 Keperawatan ada 2 orang
dan perawat lulusan D3 Keperawatan ada 5 orang. Dari hasil wawancara
tanggal 29 Juni 2015 Pj.Shif 1 (Koordinator ruang “sementara”) di Ruang
Keperawatan anak, yaitu Mbak Adiva diketahui bahwa untuk MAKP Ruang
Keperawatan anak menggunakan model keperawatan Metode Tim, dimana
pimpinan dipegang oleh Kepala Ruangan (Koordinator) dan pelaksana asuhan
keperawatan dilakukan oleh perawat pelaksana yang dikoordinasi oleh ketua
tim/pj shift, di Ruang Keperawatan anak memiliki satu tim, begitu juga dengan

20
perawat associatenya, dari jumlah perawat yang ada dalam satu hari dibagi
menjadi 3 shift yaitu, pagi, sore dan malam. Dari hasil observasi tanggal 29
Juni - 01 Juli 2015 diketahui bahwa di Ruang Keperawatan memang telah
menggunakan metode tim, tetapi belum berjalan secara maksimal. Hal ini
dapat dilihat dari peran dan tanggung jawab masing – masing perawat masih
belum sesuai dengan standar MAKP Tim.

3. Timbang Terima
Berdasarkan hasil observasi tanggal 29 Juni - 01 Juli 2015 perawat di
Ruangan Keperawatan anak sudah melakukan timbang terima, hal ini dibuktikan
dengan dilaksanakannya timbang terima di Ruang Keperawatan anak setiap hari.
Timbang terima dilakukan setiap pergantian shift d Ruang Keperawatan yang
dipimpin oleh pj shift dan diikuti oleh perawat sebelumnya dan yang akan jaga.
Isi timbang terima sudah terfokus pada masalah keperawatan pasien, tindakan
yang sudah dan belum dilakukan serta klarifikasi dan tindak lanjut untuk masalah
keperawatan tersebut. Untuk di Ruangan Keperawatan anak sudah ada validasi
masalah langsung ke pasien setiat pergantian shift (pagi, sore, malam)
Dari hasil wawancara dengan perawat pada tanggal 29 Juni – 01 Juli 2015
timbang terima dilakukan pada saat pergantian shift malam ke pagi oleh pj shift
dan perawat pelaksana, untuk shift pagi ke sore dan timbang terima saat
pergantian shift sore ke malam jarang dilakukan. Saat timbang terima perawat
menemui pasien satu persatu diruangan, Untuk dokumentasi timbang terima,
ruangan sudah memiliki format yang ditanda – tangani oleh katim atau anggota
tim saat pergantian shift.

4. Sentralisasi Obat Di Ruang Kelas


Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 29
Juni 2015 dengan kepala ruangan di RuangKelas, didapatkan bahwa sentralisasi
obat sudah dilaksanakan di Ruang Kelas sunan muria maupun sunan kudus.
Sebelumnya pasien dijelaskan tentang sentralisasi obat tetapi pasien tidak diberi
informed consent untuk ditanda tangani untuk persetujuan pelaksanaan
sentralisasi obat. Sistem yang dilakukan dalam proses sentralisasi obat yaitu resep
obat diberikan kepada keluarga pasien kemudian keluarga membeli obat sendiri
di apotik dan kemudian diserahkan kepada perawat di nurse station. Obat – obat
21
injeksi, obat oral dancairan IV diletakkan di box obat di nurse station, dan
diberikan oleh perawat kepada pasien ketika sudah saatnya minum obat kemudian
didata dalam buku ekspedisi obat dan di cek setiap hari oleh perawat. Selain itu,
untuk obat oral yang diletakkan di nurse station juga di cek setiap hari tetapi dan
dicatat pada buku catatan obat oral, sedangkan untuk obat sisa dan kekurangan
obat juga ditulis di buku catatan obat oral.
Untuk obat – obat injeksi atau cairan IV jika obat tersebut masih tersisa maka
obat – obat tersebut akan tetap di reture dan diletakkan kembali di box obat di
nurse station. Sedangkan untuk obat-obatan oral jika obat tersebut masih tersisa
dan pasien tidak membutuhkan obat tersebut maka obat tersebut akan di simpan
oleh perawat.

NO. NAMA OBAT JUMLAH


1. Methyl prednisolon 1
2. Duradryl 1
3. Ondancentron 8mg 1
ODR 8mg 1
Ondancentron 4mg 1
ODR 4mg 1
Invomit 4mg 1
4. Ranitidine 1
5. Diazepam 1
6. Vausanbe 1
7. Indexon 1
8. Antrain 1
9. Nomisin 1
10. Remapain 1
11. Epineprin 1
12. Neo.k 1
13 Pulmicort 1
14 Ventolin 1

5. Supervisi Di Ruang Keperawatan anak


Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 30 Juni
2015 didapatkan kesimpulan bahwa supervisor di Rumah Sakit Kamar Medika
Mojokerto di ruang keperawatan tidak pernah dilakukan.

d. M4 ( Money )
e. M5 ( Market )

22
3.2 Pengkajian Analisis Internal Dan Eksternal

Bagian Analisis Bobot Ratting Jumlah


M1 S (Strenght)
 Ruang anak RSKM mempunyai lulusan D3 Kep 0.3 2 0.6
5 orang, S1 Kep 2 orang
 Lama kerja : 0.2 1 0.2
2 tahun 3 orang, 1.5 tahun 2 orang, 4 dan 5
tahun 1 orang
 Dokter spesialis berjumlah 16 orang, dokter
0.5 3 1.5
umum 7 orang dan dokter gigi 3 orang
W (Weakness)
0.6 3 1.8
 Pelakaksanaa belum optimal
 Katim tidak bisa melakukan tugasnya karena
perawatnya kurang 0.4 2 0.8

O (Opportunity)
 Pegawai yang mengikuti pelatihan BTCLS 0.7 2 1.4
sebanyak 7 orang, rawat luka 1 orang dan
manajement 1 orang
 Banyak pasien yang langsung datang ke 0.3 1 0.3
dokterspesialis tersebut.
T (Threats)
 Dokter pada RS pesainglebih banyak yaitu 33
1 1 1
orang dokter spesialis dan dokter umum dan
dokter gigi jumlahnya 1 orang
M2 S (Strenght)
 Berada secara strategis ditengah antara ruang 0.5 3 1.5
mawar (U), alamanda (S), ruang O2 (T) dan
ruang bidan serta farmasi (B)
 Fasilitas ruang rawat inap lengkap mulai dari
0.5 2 2
kelas 3 sampai kelas 1 bahkan VIP dan VVIP
W (Weakness)
1 2 2
 Kurangnya alat medis pada ruang anak RSKM
O (Opportunity)
1 3 3
 Penambahan alat medis sangat dibutuhkan
T (Threats)

23
 Lengkapnya alat medis pada RS pesaing dan alat 1 2 2
yang canggih
M3 S (Strenght)
 Menggunakan metode TIM 0.4 3 1.2
 KARU sebagai ketua koordinator pada ruang 0.3 2 0.6
anak RSKM tersebut.
 Operan/timbang terima langsung dengan
0.3 1 0.3
validasi kepada pasien
W (Weakness)
0.4 4 0.8
 Belum sesuai dengan standart MAKP TIM
 Timbang terima/operan anatar perawat jaga sore
0.3 3 0.9
dan jaga malam jarang dilakukan
 Tidak adanya informt consent obat
0.3 2 0.6

O (Opportunity)
 Jarang dilakukan supervisi metode TIM 0.2 3 0.6
 Jarang dilakukan supervisi pada standart MAKP 0.4 4 0.8
TIM
 Supervisi jarang dilakukan saat pergantian shift 0.2 2 0.4
 Supervisi jarang dilakukan informt consent obat 0.2 1 0.2
pada keluarga pasien
T (Threats)
 Penggunaan metode MAKP TIM pada RS
1 3 3
pesaing lebih baik

Hasil penilaian M2 1
M1 : ( -0.3 , 0.4 ) M1
M2 : ( -0.5 , 1 )
0.4
M3 : ( 0.2 , -1)
0.2
X
−0.5 −0.3
M3

−1

24
Keterangan :
Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan
untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk
dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

25
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Kajian SWOT merupakan alat analisis yang cukup baik, efektif, dan efisien
sebagai alat yang cepat dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan yang
berkaitan dengan perusahaan baik itu kemungkinan hal terbaik maupun yang
terburuk.
Kajian SWOT sebagai alat bantu untuk memeperluas dan mengembangkan visi
dan misi suatu organisasi, juga dapat melihat kemungkinan perubahan masa depan
suatu perusahaan.
Kunci keberhasilan didukung oleh sumber daya manusia, dukungan manajemen
yang baik, kualitas media yang baik, pelayanan yang memuaskan, serta harga yang
cukup bersaing.
Analisis lingkungan internal dan eksternal merupakan faktor terpenting dalam
mempengaruhi suatu keberhasilan. Empat komponen utama yaitu efisiensi, inovasi,
kualitas serta respon terhadap pelanggan/ masyarakat yang menentukan keunggulan
kompetitif.

4.2 SARAN
Dengan kajian SWOT ini diharapkan dapat memberikan gambaran tahap-tahap
perumusan tujuan di mulai dari visi dan misi yang menghasilkan nilai-nilai. Visi dan
misi dan nilai-nilai tersebut secara bersamaan dianalisis dengan mempetimbangkan
faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi, baik lingkungan internal yaitu
lingkungan eksternal.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita
tentang kajian SWOT dalam membangun perusahaan agar lebih berkembang dan
maju.

26
DAFTAR PUSTAKA

Covey, 2006. Eight Habits of Highly Effective People (Diterjemahkan), Jakarta:


Binarupa Aksara.
Kasali, Renald, 2005, Change, Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi.
Marquis & Huston, 2006, Leadership Roles and Mangement Function in Nursing,
Lippincott Williams & Wilkins.
Nursalam, 2011, Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

27

Anda mungkin juga menyukai