Anda di halaman 1dari 13

Electro Surgery Unit (ESU) 1

Salah satu alat penunjang alat kesehatan adalah ESU (electro surgery unit), yang
digunakan pada saat tindakan pembedahan. Pada zaman dulu, pembedahan
dilakukan dengan cara biasa, yaitu dengan pisau bedah. Pembedahan konvensional
ini terkadang menyebabkan pasien banyak mengeluarkan darah. Dengan
menggunakan ESU, pendarahan yang terjadi pada saat tindakan pembedahan
dapat diminimalisir, karena pembuluh darah yang tebuka disekitar luka dapat
langsung menutup.

Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu dengan
memanaskan jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik
frekuensi tinggi pada jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda
sebagai medianya. Adapun jangkauan frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara
500 kHz sampai dengan 2,5 MHz.
Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan monopolar.
Mode bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi
(pembekuan). Sebuah elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan
yang tidak diinginkan, kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari ujung
elektroda melewati jaringan tadi kemudian menuju ujung elektroda yang lain. Pada
mode monopolar digunakan dua elektroda terpisah, yaitu elektroda aktif dan
elektroda pasif/ netral dengan permukaan yang lebih luas yang ditempatkan dekat
dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik akan terpusat pada elektroda aktif dan
elektroda netral didesain untuk mendistribusikan arus listrik dengan tujuan
mencegah kerusakan jaringan. Mode monopolar lazimnya digunakan pada bedah
mayor dengan metode pemotongan/ cutting. Oleh karena itu, mode bipolar lebih
banyak digunakan untuk melakukan pembedahan minor.

Pada umumnya, pesawat electrosurgery unit bisa menghasilkan berbagai bentuk


gelombang listrik. Perubahan dari bentuk gelombang tersebut akan menghasilkan
efek yang berbeda terhadap jaringan. Penggunaan suatu bentuk gelombang yang
kontinyu menyebabkan terjadinya penguapan atau pemotongan jaringan. Bentuk
gelombang kontinyu menyebabkan terjadinya pemanasan yang sangat cepat.
Dengan menggunakan suatu bentuk gelombang intermitten (terpotong-potong)
maka akan dihasilkan panas lebih sedikit. Karena hal tersebut maka pada jaringan
akan terjadi pengentalan atau koagulasi. Bentuk gelombang campuran (blend 1,2
dan 3) bukanlah pencampuran dari gelombang kontinyu dan intermitten, melainkan
modifikasi pada siklus tugas dari gelombang utama. Dari blend 1 sampai blend 3
siklus tugasnya semakin dikurangi. Semakin rendah siklus tugasnya maka panas
yang dihasilkan juga semakin berkurang. Pada blend 1 memiliki efek pemanasan
yang tinggi dengan efek hemostasis yang rendah. Sedangkan pada Blend 3 memiliki
efek pemanasan yang rendah dengan efek hemostasis tinggi.
Tubuh manusia mempunyai suatu tahanan atau resistansi dari elemen-elemen di
dalam tubuh yang berbeda-beda, namun besarnya relatif sama dengan kadar air
yang dikandung dari masing-masing elemen: otot berkadar air 72%, hingga 75%,
otak berkadar air sekitar 68%, lemak 14%, semakin banyak kadar air yang dimiliki
jaringan maka semakin baik daya hantar listriknya. Apabila tahanan ini dialirkan arus
listrik, maka akan ada energi listrik yang hilang dan berubah menjadi panas.
Semakin besar arus listrik yang dihasilkan maka semakin besar pula panas yang
dihasilkan, serta makin besar juga efek perusakan pada jaringan tubuh
Dalam penggunaan pesawat ESU terdapat beberapa efek yang dapat
mempengaruhi jaringan-jaringan biologis pada tubuh yang diakibatkan karena
frekuensi tinggi. Dampak yang ditimbulkan dari frekuensi tinggi itu antara lain :
1) Efek Thermal
Efek Thermal yaitu terjadinya panas pada jaringan tubuh yang disebabkan oleh
aliran frekuensi tinggi yang masuk ke dalam tubuh.
2) Efek Faradik
Efek Faradik ini dapat timbul karena bila suatu otot pada tubuh diberikan arus
dengan frekuensi tertentu maka secara refleks otot akan bergerak akibat
rangsangan yang diterimanya. Untuk menghindari terjadinya efek faradik itu maka
frekuensi yang digunakan sekurang-kurangnya 300KHz,
3) Efek Elektrolitik
Efek Elektrolitik adalah efek yang ditimbulkan karena mengalirnya arus listrik di
dalam jaringan biologis sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan ion-ion
dalam tubuh.

Pengertian Elektro Surgery Unit (ESU)

Elektrosurgery Unit (ESU) adalah suatu alat bedah dengan memanfaatkan arus listrik
frekwensi tinggi.Prinsip yang paling mendasar dari suatu ESU adalah mengalirkan arus listrik
melalui suatu jaringan.Pada penggunaan Elektrosurgery Unit,digunakan arus listrik yang
besar dengan frekwensi tinggi yang berguna untuk memaksimalkan efek panas (termal) dan
meredam terjadinya efek faradik dan efek ekrolitik, oleh karena itu dipergunakan frekwensi
diatas 300 KHz.Penggunaan arus listrik didalam pembedahan untuk mengurangi
pendarahan.Namun kerugiannya akan mengakibatkan terjadinya luka bakar , dan
memungkinkan sel-sel jaringan disekitarnya mati. Arus frekwensi tinggi yang dihasilkan oleh
rangkaian akan terjadi pada saat tombol elektroda aktif atau foot switch ditekan, sehingga
arus listrik frekwensi tinggi mengalir dari elektroda aktif kejaringan tubuh dan tersalur
menuju elektroda netral.
Salah satu alat penunjang alat kesehatan adalah ESU (electro surgery unit), yang
digunakan pada saat tindakan pembedahan. Pada zaman dulu, pembedahan dilakukan dengan
cara biasa, yaitu dengan pisau bedah. Pembedahan konvensional ini terkadang menyebabkan
pasien banyak mengeluarkan darah. Dengan menggunakan ESU, pendarahan yang terjadi
pada saat tindakan pembedahan dapat diminimalisir, karena pembuluh darah yang tebuka
disekitar luka dapat langsung menutup.
Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu dengan memanaskan
jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik frekuensi tinggi pada
jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda sebagai medianya. Adapun jangkauan
frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara 500 kHz sampai dengan 2,5 MHz.
Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan monopolar. Mode
bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi (pembekuan). Sebuah
elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan yang tidak diinginkan,
kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari ujung elektroda melewati jaringan tadi
kemudian menuju ujung elektroda yang lain. Pada mode monopolar digunakan dua elektroda
terpisah, yaitu elektroda aktif dan elektroda pasif/ netral dengan permukaan yang lebih luas
yang ditempatkan dekat dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik akan terpusat pada
elektroda aktif dan elektroda netral didesain untuk mendistribusikan arus listrik dengan
tujuan mencegah kerusakan jaringan. Mode monopolar lazimnya digunakan pada bedah
mayor dengan metode pemotongan/ cutting. Oleh karena itu, mode bipolar lebih banyak
digunakan untuk melakukan pembedahan minor.

Pada umumnya, pesawat electrosurgery unit bisa menghasilkan berbagai bentuk gelombang
listrik. Perubahan dari bentuk gelombang tersebut akan menghasilkan efek yang berbeda
terhadap jaringan. Penggunaan suatu bentuk gelombang yang kontinyu menyebabkan
terjadinya penguapan atau pemotongan jaringan. Bentuk gelombang kontinyu menyebabkan
terjadinya pemanasan yang sangat cepat.
Dengan menggunakan suatu bentuk gelombang intermitten (terpotong-potong) maka akan
dihasilkan panas lebih. Karena hal tersebut maka pada jaringan akan terjadi pengentalan atau
koagulasi. Bentuk gelombang campuran (blend 1,2 dan 3) bukanlah pencampuran dari
gelombang kontinyu dan intermitten, melainkan modifikasi pada siklus tugas dari gelombang
utama. Dari blend 1 sampai blend 3 siklus tugasnya semakin dikurangi. Semakin rendah
siklus tugasnya maka panas yang dihasilkan juga semakin berkurang. Pada blend 1 memiliki
efek pemanasan yang tinggi dengan efek hemostasis yang rendah. Sedangkan pada Blend 3
memiliki efek pemanasan yang rendah dengan efek hemostasis tinggi.
Tubuh manusia mempunyai suatu tahanan atau resistansi dari elemen-elemen di dalam
tubuh yang berbeda-beda, namun besarnya relatif sama dengan kadar air yang dikandung dari
masing-masing elemen: otot berkadar air 72%, hingga 75%, otak berkadar air sekitar 68%,
lemak 14%, semakin banyak kadar air yang dimiliki jaringan maka semakin baik daya hantar
listriknya. Apabila tahanan ini dialirkan arus listrik, maka akan ada energi listrik yang hilang
dan berubah menjadi panas. Semakin besar arus listrik yang dihasilkan maka semakin besar
pula panas yang dihasilkan, serta makin besar juga efek perusakan pada jaringan tubuh
Dalam penggunaan pesawat ESU terdapat beberapa efek yang dapat mempengaruhi
jaringan-jaringan biologis pada tubuh yang diakibatkan karena frekuensi tinggi. Dampak
yang ditimbulkan dari frekuensi tinggi itu antara lain :

1) Efek Thermal
Efek Thermal yaitu terjadinya panas pada jaringan tubuh yang disebabkan oleh aliran
frekuensi tinggi yang masuk ke dalam tubuh.
2) Efek Faradik
Efek Faradik ini dapat timbul karena bila suatu otot pada tubuh diberikan arus dengan
frekuensi tertentu maka secara refleks otot akan bergerak akibat rangsangan yang
diterimanya. Untuk menghindari terjadinya efek faradik itu maka frekuensi yang digunakan
sekurang-kurangnya 300KHz,
3) Efek Elektrolitik
Efek Elektrolitik adalah efek yang ditimbulkan karena mengalirnya arus listrik di dalam
jaringan biologis sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan ion-ion dalam tubuh.

Cara Kerja Block Diagram

Power supply mendapat inputan dari jala – jala PLN, kemudian power supply akan
memberikan tegangan kesemua rangkaian, pada rangkaian osilator sebagai pembangkit
frekwensi dan akan diatur penggunaannya oleh rangkaian kontrol yang kemudian akan masuk
ke rangkaian modulator untuk dimodulasikan dan akan dikuatkan oleh pre amp dan kemudian
dikuatkan lagi oleh rangkaian power amp yang akan menghasilkan frekwensi tinggi dan akan
dikeluarkan melalui patient plate (elektroda pasif). Sedangkan untuk arus dari supply yang
masuk ke HF

Cara Pengoperasian
1. Sebelum menghidupkan ESU bersihkan dari debu dan kotoran lainnya. Pastikan bahwa tidak
ada barang apapun diatas ESU terutama cairan.
2. Pastikan bahwa semua accessories dalam kondisi baik dan telah terpasang dengan baik.
3. Masukkan kabel power ESU ke stop kontak listrik di dinding.
Pastikan kabel power telah tertancap dengan mantap di stop kontak, apabila stop kontak tidak
ada ground, hubungkan ESU dengan ground tambahan.
3. Hidupkan ESU dengan menekan saklar power.
4. Atur dosis/daya yang diinginkan dengan menekan tombol up/down, baik untuk cutting
maupun coagulation. Lakukan juga pemilihan efek yang diinginkan untuk cutting dan mode
yang diinginkan untuk coagulating, bila memang dibutuhkan.
5. ESU siap untuk digunakan, setelah netral elektroda terpasang ke pasien dengan baik.
6. Rapikan kembali ESU beserta semua accecories.

Cara Perawatan

1. Cek Performa
- Test performa otomatis setelah switch power di on kan
- Cek output tegangan/arus HF
- Cek otomatis dari elektroda netral
2. Pengecekan Keselamatan
- Pengecekan inscripsi dan instruksi manual
- Pengecekan secara visual dari unit dan aksessoris dari kerusakan
- Pengecekan keselamatan listrik meliputi :
 Pemeriksaan grounding
 Pemeriksaan kebocoran
- Pengujian performa semua tombol dan lampu control pada unit
- Pengecekan bagian penampil
- Pengecekan mode automatic start
3. Pengecekan Keselamatan
- Pengukuran output saat mode operasi CUT
- Pengukuran output saat mode operasi COAGULATE
- Pengukuran kapasitas frekuensi tinggi pada berbagai mode operasi
- Elektro Surgery Unit harus melalui pemeriksaan paling tidak satu tahun sekali.
Troubleshooting
1. Ada tegangan HF pada sensor tegangan HF,
Kesalahan :
- kesalahan dalam generator HF ,
- mengganti aksesoris
2. Tegangan keluaran HF terlalu tinggi
Kesalahan:
- Kesalahan dalam generator HF
3. Modus unit power supply pasokan tegangan tidak beralih selama aktivasi,
Kesalahan :
- Kesalahan dalam beralih modus power supply
4. Modus unit power supply pasokan tegangan terlalu tinggi pada saat aktivasi ST Generator ,
Kesalahan :
- Kesalahan dalam beralih modus unit power supply
5. Kebocoran arus LF adalah >50 mA dan mengalir ke unit melalui elektroda netral
Kesalahan :
- Periksa posisi pasien ,apakah ada kontak dengan infus berdiri , atau sejenisnya
- Ada peralatan yang rusak yang terhubung ke pasien
- Ada pemerataan potensi dan grounding konduktor baik atau tidak
6. Selama fase aktivasi , penutup keluaran fitur keselamatan laporan ON
Kesalahan: servise teknis
7. Selama fase aktivasi , penutup keluaran fitur keselamatan laporan OFF
Kesalahan : servise teknis
8. Batas waktu kontinu maksimum terlampaui
Kesalahan :
- Hanya aktifkan unit yang diperlukan
- Batas waktu monitor fitur keamanan umumnya hanya akan meningkat dengan indikasi yang
ketat dengan menggunakan program pengujian di set up

6. Kesimpulan
ESU adalah (electro surgery unit), yang digunakan pada saat tindakan pembedahan.
Pada zaman dulu, pembedahan dilakukan dengan cara biasa, yaitu dengan pisau bedah.
Pembedahan konvensional ini terkadang menyebabkan pasien banyak mengeluarkan darah.
Dengan menggunakan ESU, pendarahan yang terjadi pada saat tindakan pembedahan dapat
diminimalisir, karena pembuluh darah yang tebuka disekitar luka dapat langsung menutup.

ELECTRO SURGERY UNIT (ESU)

I. GAMBAR ALAT

II. DATA SPESIFIKASI


Nama alat : Electrosurgical generator HV 300 A
Frekuensi kosumsi : 500KHz
Buatan : Beijing
Tegangan : 220 VAC , 50/60 HZ
Layar : Touchscreen
III. DASAR TEORI
Proses pembedahan sebelum adanya perkembangan teknologi dilakukan dengan cara
biasa, yaitu dengan pisau bedah. Pembedahan konvensional ini terkadang menyebabkan
pasien banyak mengeluarkan darah.Dengan menggunakan ESU, pendarahan yang terjadi
pada saat tindakan pembedahan dapat diminimalisir, karena pembuluh darah yang tebuka
disekitar luka dapat langsung menutup.
Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan monopolar. Mode
bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi (pembekuan). Sebuah
elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan yang tidak diinginkan,
kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari ujung elektroda melewati jaringan tadi
kemudian menuju ujung elektroda yang lain. Pada mode monopolar digunakan dua elektroda
terpisah, yaitu elektroda aktif dan elektroda pasif/ netral dengan permukaan yang lebih luas
yang ditempatkan dekat dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik akan terpusat pada
elektroda aktif dan elektroda netral didesain untuk mendistribusikan arus listrik dengan
tujuan mencegah kerusakan jaringan. Mode monopolar lazimnya digunakan pada bedah
mayor dengan metode pemotongan/ cutting.Oleh karena itu, mode bipolar lebih banyak
digunakan untuk melakukan pembedahan minor.
IV. FUNGSI ALAT
ESU berfungsi sebagai alat bedah dengan memanfaatkan arus listriK frekwensi
tinggi.Dimana arus listrik frekuensi tinggi digunakan untuk memotong, menggumpal,
mengeringkanatau jaringan berkilat.Saat pembedahan dilakukan, sering terjadi kehilangan
darah saat jaringan dan pembuluh darah dipotong dan mengakibatkan pendarahan.Untuk
menghindariatau mengurangi kehilangan darah.
Pada penggunaan Elektrosugery Unit, digunakan arus listrik yang besar dengan
frekwensi tinggi yang berguna untuk memaksimalkan efek panas (termal) dan meredam
terjadinya efek faradik dan efek ektrolitik, oleh karena itu dipergunakan frekwensi diatas 300
KHz.Penggunaan arus listrik didalam pembedahan untuk mengurangi pendarahan.Namun
kerugiannya akan mengakibatkan terjadinya luka bakar, dan memungkinkan sel-sel jaringan
disekitarnya mati.Arus frekwensi tinggi yang dihasilkan oleh rangkaian akan terjadi pada saat
tombol elektroda aktif atau foot switch ditekan, sehingga arus listrik frekwensi tinggi
mengalir dari elektroda aktif kejaringan tubuh dan tersalur menuju elektroda netral.
Arus listrik digunakan untuk memotong danmengentalkan jaringan. Ketika arus listrik
dilewatkan melalui jaringan, akan terjadi pemanasan mengakibatkan evaporasi yang pada
akhirnya akan menghancurkan sel-sel.Dengan demikian, proses pemotongan, pembekuan dan
dehidrasi sel-sel darah dan jaringandapat dilakukan dengan kehilangan darah yang minimal.
V. JENIS ELEKTRODA ESU
VI. BLOK DIAGRAM
Cara kerja :
Power supply mendapat inputan dari jala – jala PLN, kemudian power supply akan
memberikan tegangan kesemua rangkaian, pada rangkaian osilator sebagai pembangkit
frekwensi dan akan diatur penggunaannya oleh rangkaian kontrol yang kemudian akan masuk
ke rangkaian modulator untuk dimodulasikan dan akan dikuatkan oleh pre amp dan kemudian
dikuatkan lagi oleh rangkaian power amp yang akan menghasilkan frekwensi tinggi dan akan
dikeluarkan melalui patient plate (elektroda pasif). Sedangkan untuk arus dari supply yang
masuk ke HF generator akan diisolasikan, sehingga mengahasilkan frekwensi tinggi dengan
pulsa yang berbeda untuk cutting, berbentuk sinus yang terendam. Setelah itu rangkaian akan
mengendalikan dalam penggunaannya, bentuk dapat dipilih sesuai kebutuhan baik untuk
cutting maupun untuk coagulasi. Output dari HF generator akan dikeluarkan melalui
elektroda aktif.

VII. CARA PENGOPERASIAN ALAT


1. Hubungkan kabel power dengan jala-jala PLN
2. Hidupkan alat dengan menekan tombol power
3. Setelah lampu indikatorESU menyala, berarti ESU siap dioperasikan.
4. Setting ESU yang akan digunakan
5. Pasang electrode pasif/ground dan aktifnya
6. Lakukan operasi dengan menekan hand swich/ foot swich
7. Setelah penggunaan selesai, sterilkan cutternya dan semua badan alat.
8. Rapikan alat ke tempatnya semula.
VIII. PERAWATAN ALAT
a. Bersihkan alat dengan kain basah
b. Cek elektroda aktif maupun pasif
c. Kalibrasi alat 1minimal 1 tahun sekali oleh badan kalibrasi
d. Setting and adjustement .

IX. TROUBLE SHOOTING DAN PERBAIKAN


1. Alat tidak menyala
- cek kabel power pastikan sudah terhubung dengan jala-jala PLN
- cek fuse , jika putus ganti yang baru.
2. Elektroda tidak mengeluarkan HF
- cek elektrodanya, jika rusak ganti yang baru
- cek modul pembangkit HF, jika rusak ganti modul tersebut.
3. Arus bocor pada elektroda
- cek elektroda pada alat jika sudah tidak layak pakai segera diganti
- pastikkan elektroda pasif/ground terpasang

X. KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa alat ESU adalah alat penting dalam
proses pembedahan masa kini, karena mempunyai kemampuan lebih cepat membekukan
darah sehingga pasien di harapkan tidak kehilangan banyak darah, dan membuat kondisinya
tetap stabil. Namun demikian masih ada kekurangan dari ESU yaitu menyebababkan sedikit
luka bakar pada kulit.
http://djokosoeprijanto.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-elektro-surgery-unit-esu.html

http://mohamadsofie.blogspot.co.id/2014/08/electro-surgery-unit-esu.html

http://gonedash.blogspot.co.id/2012/02/electro-surgery-unit-esu-1.html

Electrosurgery
Electrosurgery digunakan dalam operasi elektro diantara alat
laboratorium banyak lainnya, dimana arus listrik frekuensi tinggi
digunakan untuk memotong, menggumpal, mengeringkan atau jaringan
berkilat. Saat pembedahan dilakukan, sering terjadi kehilangan darah
saat jaringan dan pembuluh darah dipotong dan mengakibatkan
pendarahan. Untuk menghindari atau mengurangi kehilangan darah maka
digunakan electrosurgery.
Electrosurgery menggunakan arus listrik frekuensi 500 kHz untuk memotong
dan mengentalkan jaringan. Ketika arus listrik dilewatkan melalui jaringan, akan
terjadi pemanasan mengakibatkan evaporasi yang pada akhirnya akan
menghancurkan sel-sel. Dengan demikian, proses pemotongan, pembekuan dan
dehidrasi sel-sel darah dan jaringan dapat dilakukan dengan kehilangan darah
yang minimal.
Electrosurgery dikembangkan oleh Dr William T. bovie, yang bekerja di Harvard
dan menghabiskan tiga belas tahun (1914-1927) mengembangkan perangkat
ini. Electrosurgery pertama kali digunakan pada tanggal 1 Oktober 1926 oleh Dr
Harvey Williams Cushing.
Electrosurgery digunakan ketika melakukan suatu operasi elektro dan beberapa
elektroda. Banyak bentuk seperti monopolar atau bipolar dapat digunakan
sebagai konfigurasi elektroda.

Electrosurgery terdiri dari sebuah unit utama, tempat pensil, elektroda pisau,
dan jarum elektroda halus, switch pensil dengan kontrol tangan, pedal kontrol
kaki, pasien non fleksibel, troli dan kabel 5 meter.
Electrosurgery harus disimpan pada suhu antara 0-5 derajat Celcius dengan
kelembaban 15-90%. Dan dapat terus menerus digunakan dalam suhu 10-14
derajat celcius. Untuk standar kualitas, pemasok unit harus bersertifikat ISO dan
CE.
Electrosurgery harus dipastikan bahwa jaringan yang dipotong dan dikeringkan
dengan cara yang terkontrol dan harus diperhatikan bahwa pembekuan
dilakukan pada tegangan rendah. Alat ini memungkinkan untuk digunakan oleh
dua ahli beda.

 Menggunakan electrode yg sama pd electrocauter tapi beda dalam


peralatan
 Untuk memotong jaringan dilakukan gerak cepat 5-10 cm/s, untuk
mengurangi destruktif jaringan sekitar.
 Biasa untuk operasi otak, limpa,kantong empedu, prostate dan
seviks
§ Pada electrosurgery :
§ Jaringan yang terpotong dengan electrosurgery cepat mengalami
gelembung. Untuk memotong jaringan dilakukan gerakan cepat 5-
10cm/detik dengan tujuan agar supaya mengurangi destruksi jaringan
sekitarnya. Electrosurgery biasanya digunakan pada operasi otak, limpa,
vesica felea (kantong empedu), prostat dan serviks.
http://aywhy.blogspot.co.id/2011/01/electrocauter-dan-electrosurgery.html

Anda mungkin juga menyukai