Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan masyarakat barat yang sangat pesat di era globalisasi ini
dipengaruhi oleh kemajuan berpikir mereka dan wawasan yang mereka miliki.
Terbukanya pandangan mereka terhadap dunia diperoleh dari budaya membaca
yang mereka terapkan. Menurut Tarigan (1987), membaca ialah suatu proses yang
dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis. Melalui pemahaman
dalam membaca, kita mampu menguraikannya kembali dalam bahasa tulis yang
kita tuangkan dalam bentuk sajian singkat agar lebih mudah dipahami. Sajian
singkat inilah yang kemudian disebut ringkasan.
Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan
perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proporsional tetap
dipertahankan dalam bentuknya yang singkat (Asmi, 2004). Menyajikan kembali
sebuah tulisan atau karangan yang panjang ke dalam bentuk yang pendek dan
singkat inilah yang disebut meringkas. Meringkas dapat dilakukan terhadap
berbagai jenis tulisan diantaranya ringkasan novel, ringkasan buku, ringkasan
berita dan ringkasan-ringkasan lainnya.
Saat ini, masyarakat khususnya pelajar biasa melakukan kegiatan meringkas,
mereka tahu bagaimana cara meringkas sesuatu. Namun, kebanyakan dari mereka
tidak memahami ringkasan yang mereka tulis sendiri. Bahkan, bagi pelajar yang
masih duduk di bangku sekolah dasar ketika ditugaskan membuat ringkasan,
mereka menulis seluruh isi bacaan atau tulisan yang mereka baca. Hal ini
menunjukkan bahwa beberapa dari pelajar belum memahami arti dan cara dalam
membuat sebuah ringkasan. Untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur serta
dapat dipahami perlu beberapa pegangan dalam meringkas suatu tulisan atau
karangan asli. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan membahas
mengenai pengertian dari meringkas, cara-cara yang dapat dilakukan agar

1
memperoleh ringkasan yang baik serta analisis dari contoh ringkasan yang dapat
dijadikan acuan dalam menulis ringkasan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa rumusan


masalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan meringkas ?


2. Bagaimana cara meringkas ?
3. Bagaimana analisis dari contoh meringkas?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan definisi meringkas.
2. Menjelaskan bagaimana cara meringkas.
3. Menjelaskan analisis contoh meringkas
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Bagi penulis dalam pembuatan makalah ini dapat memberi tambahan
wawasan dalam menulis sebuah makalah. Dalam menulis makalah ini, kami
perlu mengkaji beberapa sumber seperti buku dan jurnal ilmiah lalu
mengolahnya kembali sehingga kami memperoleh beragam pengetahuan.
Melalui kegiatan tersebut otomatis konsep serta pemahaman tentang
meringkas dapat kami pahami dengan baik.
2. Bagi Pembaca
Manfaat pembuatan makalah ini bagi pembaca adalah memberikan
pengetahuan serta wawasan tentang bahasa Indonesia khususnya pada materi
meringkas, sehingga kedepanya pembaca dapat terbantu dalam megerjakan
tugas yang berhubungan dengan meringkas serta dapat meringkas dengan baik
sesuai dengan tata cara meringkas yang benar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Meringkas


Meringkas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk
menghasilkan sebuah ringkasan. Dimana ringkasan itu sediri merupakan ekspresi
yang ketat dari isi utama suatu karangan atau teks. Oleh karena memang tujuan
utama dari suatu ringkasan adalah untuk memberitahu pembaca isi orisinal yang
diringkaskan, terutama mengenai suatu pikiran utama (central idea) dalam
karangan aslinya.
Menurut Asmi (2004), meringkas merupakan penyajian singkat dari suatu
karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara
proporsional tetap dipertahankan dalam bnetuknya yang singkat.
Ringkasan merupakan suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu
karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Karena suatu ringkasan
bertolak dari penyajian suatu karya asli secara singkat, maka ia merupakan suatu
ketrampilan untuk mengadakan reproduksi dan hasil karya yang telah ada. Kata
précis berarti memotong atau memangkas.

2.2 Cara Meringkas

Beberapa cara yang digunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan
teratur sebagai berikut :

a. Membaca Naskah Asli


Langkah pertama yang harus dilakukan oleh penulis ringkasan ialah
membaca naskah asli satu atau dua kali, kalau perlu diulang hingga beberapa
kali untuk mengetahui kesan umum tentang karangan itu secara menyeluruh.
Penulis juga perlu mengetahui maksud pengarang dan sudut pandang
pengarang.

3
Untuk membantu penulis mencapai hal tersebut, maka judul dan daftar
isi karangan itu dapat di jadikan pegangan. Perincian daftar isi karangan
mempunyai pertalian dengan judul karangan itu. Sebaliknya alinea – alinea
dalam karangan itu menunjang pokok- pokok yang tercantum dalam daftar isi.
Oleh karena itu, pada waktu membaca karangan asli, penulis hendaknya
memperhatikan daftar isi karangan itu (kalau ada) sehingga lebih mudah ia
mendapat kesan umum, maksud pengarang asli sudut pandang pengarang
yang tersirat dalam karangan itu.
b. Mencatat Gagasan Utama
Bila penulis telah menangkap maksud pengarang asli maka langkah
selanjutnya yaitu membaca kembali karangan itu bagian demi bagian, alinea
demi alinea sambil memcatat semua gagasan yang penting dalam bagian atau
alinea itu. Pencatatan itu dilakukan dengan dua tujuan. Pertama, untuk tujuan
pengamanan agar memudahkan penulis pada waktu meneliti kembali apakah
pokok – pokok yang dicatat itu penting atau tidak. Kedua, catatan ini juga
akan menjadi dasar bagi pengolahan selanjutnya. Tujuan penting dari
pencatatan ini adalah agar tanpa ikatan teks asli, penulis mulai menulis
kembali untuk menyusun sebuah ringkasan dengan menggunakan pokok –
pokok yang telal dicatat. Untuk mengadakan pencatatan gagasan utama judul
bab, judul subbab, dan alinea yang harus dijadikan saran pencatatan, kalau
perlu gagasan bahwa alinea yang betul – betul esensial untuk memperjelas
gagasan utama tadi juga dicatat. Dalam hal ini harus diperhatikan pula, ada
alinea yang dapat dihilangkan atau diabaikan sama sekali, karena sifatnya
hanya sebagia ilustrasi atau deskripsi untuk menjelaskan gagasan utama yang
terdapat dalam alinea sebelumnya.
c. Mengadakan Reproduksi
Dengan menggunakan catatan – catatan sebagai mana yang diperoleh
pada langkah kedua dan kesan umum yang diperoleh pada langkah pertama,
maka penulis telah siap untuk membuat ringkasan yang dimaksud. Hal yang
harus dilakukan yaitu dengan catatan tadi, ia harus menyuusn kalimat –

4
kalimat baru, merangkaikan semua gagasan tadi kedalam suatu wacana yang
jelas dan dapat diterima akal sehat, dan sekaligus menggambarkan kembali isi
dari karangan asli.
d. Ketentuan Tambahan
Dengan membuat reproduksi sebagain mana yang telah diuraikan pada
langkah ketiga, belum tentu pengarang telah mengerjakan segala sesuatu
dengan sebaik – baiknya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
ringkasan itu diterima sebagai tulisan yang baik :
- Sebaiknya dalam menyusun ringkasan digunakan kalimat tunggal
daripada kalimat majemuk. Kalimat majemuk menunjukkan bahwa ada
dua gagasan atau lebih yang bersifat paralel. Bila ada kalimat majemuk
telitilah kembali apakah mungkin dijadikan kalimat tunggal.
- Bila mungkin ringkaslah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Begitu
pula rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu
gagasan sentral saja.
- Jumlah alinea tergantung dari besarnya ringkasan dan jumlah topic utama
yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yang mengandung
ilustrasi, contoh, dan deskripsi dapat dihilangkan kecuali, yang dianggap
penting.
- Bila mungkin semua keterangan atau kata sifat dibuang. Kadang – kadang
sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan
gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian, keterangan, atau rangkaian
kata sifat yang terdapat dalam naskah.
2.3 Analisis dari Contoh Meringkas
Berikut ini merupakan contoh dari teks yang akan diringkas :
Puluhan ribu orang memperingati peristiwa pengeboman Hiroshima. Sekitar
30.000 hingga 50.000 orang yang berkumpul di kota Hiroshima, Jepang,
mengheningkan cipta selama 60 detik. Hal itu mereka lakukan untuk mengenang
peristiwa mengerikan ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota itu 6
Agustus 1945.

5
Dengan mengenakan ikat kepala, orang-orang yang hadir di “Peace
Memorial Park Hiroshima,” itu mengenang tewasnya 14.000 orang akibat
serangan bom atom itu. Juga sebagai tanda kekecewaan mereka terhadap dua
perang dunia yang pernah terjadi.
“Akhir perang abad ini tidak secara otomatis mengantar kita kea bad
perdamaian dan kemanusiaan.”
“Dunia kita masih gelap, tidak hanya karena perang sipil, tetapi juga bentuk
kekerasan lain yang tidak terkira banyaknya,” kata Walikota Hiroshima,
Tadatohsi Akida.
Ratusan burung dara putih dilepaskan di angkasa pada upacara peringatan
itu. Paduan suara anak-anak juga terdengar menyanyikan lagu perdamaian di kota
yang terletak sekitar 687 km barat daya Tokyo itu. Upacara akan dilanjutkan,
Kamis (9/8), di kota Nagasaki yang terletak agak ke selatan. Pada 9 Agustus
1945, sekitar 70.000 orang tewas akibat serangan bom Amerika Serikat.
Jepang akhirnya menyerah pada Perang Dunia II, 15 Agustus 1945 dan
mengakhiri perang itu. (Aleka-Ahmad, 2010)

Analisis contoh meringkas :

1. Sekitar 30.000 hingga 50.000 orang yang berkumpul di kota Hiroshima, Jepang,
mengheningkan cipta selama 60 detik. Hal itu mereka lakukan untuk
mengenang peristiwa mengerikan ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom
atom di kota itu 6 Agustus 1945.
2. Orang-orang yang hadir di Peace Memorial Park Hiroshima itu mengenakan
ikat kepala untuk mengenang tewasnya 14.000 orang akibat serangan bom.
3. Menurut Tadatoshi Akiba, Walikota Hiroshima, akhir Perang Dunia II tidak
secara otomatis mengantar kita kea bad perdamaian dan kemanusiaan. Masih
banyak bentuk-bentuk kekerasan lain.
4. Pelepasan ratusan burung dara putih dan paduan suara anak yang menyanyikan
lagu perdamaian turut menyemarakkan upacara peringatan itu

6
5. Jepang menyerah pada Perang Dunia II, 15 Agustus 1945.( (Aleka-Ahmad,
2010)

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Adapun simpulan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Meringkas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
untuk menghasilkan sebuah ringkasan. Dimana ringkasan itu sediri
merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli.
2. Cara meringkas yang baik yakni : membaca naskah asli, mencatat
gagasan utama, mengadakan reproduksi, dan memperhatikan beberapa
ketentuan tambahan.
3. Analisis contoh meringkas pada bacaan di Bab II :
a. Sekitar 30.000 hingga 50.000 orang yang berkumpul di kota
Hiroshima, Jepang, mengheningkan cipta selama 60 detik. Hal itu
mereka lakukan untuk mengenang peristiwa mengerikan ketika
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota itu 6 Agustus 1945.
b. Orang-orang yang hadir di Peace Memorial Park Hiroshima itu
mengenakan ikat kepala untuk mengenang tewasnya 14.000 orang
akibat serangan bom.
c. Menurut Tadatoshi Akiba, Walikota Hiroshima, akhir Perang Dunia
II tidak secara otomatis mengantar kita kea bad perdamaian dan
kemanusiaan. Masih banyak bentuk-bentuk kekerasan lain.
d. Pelepasan ratusan burung dara putih dan paduan suara anak yang
menyanyikan lagu perdamaian turut menyemarakkan upacara
peringatan itu.
e. Jepang menyerah pada Perang Dunia II, 15 Agustus 1945

8
3.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya makalah ini dijadikan sebagai informasi tambahan bagi pembaca
dalam menulis dan memahami pengertian, cara serta contoh dalam
meringkas.
2. Sebaiknya makalah ini lebih dikembangkan lagi, agar mencakup informasi
yang lebih detail lagi untuk generasi berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai