Anda di halaman 1dari 2

Cerpen Kimia : Catatan Harian Natrium ke-2

Awal Maret 2009

Langit hampir meremang , sejuk mengelabu. Di barat masih kelihatan goresan-goresan warna merah lembut
seperti lukisan hidup. Sisa pijaran matahari yang sudah begitu lelah .

Aku pandangi senja tuk kesekian kalinya, yang mulai di rangkul gelap.Aku jelajahi lautan lepas yang terhampar
di depan mataku. Dulu diantara batu karang itu, pasir putih itu, aku bertemu dengannya tanpa dugaan
sebelumnya.entah beberapa tahun kebelakang, aku bertemu dengan lelaki itu, lelaki yang pernah menumbuhkan
bunga-bunga di hatiku sampai sekarang.Ya….lautan di depanku inilah yang telah membuat hati kami merah
menyala dan tiba-tiba aku merasa kangen padanya …..kangen yang sangat menyiksa.Dan hatiku….hatiku bagai
teriris darahnya menetes satu-satu hangat terasa menjelajari seluruh peredaran urat nadiku.

Aku merasa selama ini telah berada dalam sandiwara cinta yng memuakkan dan ingat hal itu aku ingin
menangis…menangis selayaknya tangisan , tapi kali ini aku tak ingin menangis.Tidak!.rasanya itu harus
diletakkan jauh-jauh di belakang sana / telah kugunakan sebagai aksesori kehidupan yang menghiasi dada
kesabaranku selama ini.Tidak!.tangisan ini tak perlu lagi dan aku tak cukup mengerti , kenapa aku mesti
mencintainya, kalau pada akhirnya cinta ini akan sirna juga.

“Aku terlanjur cinta kepadamu

Dan tlah kuberikan seluruh hatiku

tapi mengapa baru kini kau pertanyakan cintaku

akupun tak mengerti yang terjadi

apa salah dan kurangku padamu

kini terlambat sudah untuk dipersalahkan…..”

lagu pasha tiba-tiba mengalun lembut membuyarkan semua lamunanku, akupun segera membalikan badan.
Disana kalium adikku berdiri mematung dengan mata sembab.

“Kenapa….? kenapa kau tak pernah cerita padaku kak…?”katanya tiba-tiba

“Maksudmu apa dhe..?” kataku pura-pura tak mengerti

“Kenapa kakak gak ngasih tahu kalau khlor itu pacar kakak..! kenapa juga gak ngasih tahu kalau dia sudah
menghianati kita..!kenapa semuanya mesti begini,seandainya aku tahu dari dulu, kalau dia kekasih kakak , aku
tidak akan mungkin jadi kekasihnya, maafkan aku…”katanya sambil menjatuhkan diri

“Sudahlah….aku gak ngasih tahu padamu, karena aku takut kamu kecewa dik, cukuplah aku yang merasakan
ini semua” kataku perlahan

“Tapi aku sudah melabraknya kak, aku dipertemukan manusia lab dengannya, aku langsung melabraknya tanpa
bertanya sebelumnya, sampai-sampai tempat kami dipertemukan langsung meledak”

“Apa yang kau lakukan..? khlor melakukan semua itu demi kita dhe..!”

“Aku tahu…!tapi aku merasa sebal padanya, dia sudah menyakiti kakak, aku, juga adik-adikku”

Aku menggelengkan kepala berusaha mengerti perasaannya, sebenarnya aku bukan gak mau menceritakan
semuanya padanya, tapi sifatnya itu, aku kenal baik sifat-sifat adikku mereka rata-rata tidak bisa mengendalikan
emosinya.

Akibat pertengkaranku dulu dengan air, juga peristiwa perkelahian kalium adikku, aku dan adikku dikenal oleh
manusia lab itu sebagai unsur yang paling reaktif. Dan karena semua itu keluargaku pun semuanya jadi tahu
dan membenci air sepanjang hayat hidupnya

Akhir Maret 2009


Ketika manusia-manusia lab itu tahu kalau kami klan alkali membenci air, mereka pun mencari solusi agar aku
tidak berpapasan dengan air atau dengan oksigen, melalui percobaannya mereka pun akhirnya bisa mengetahui
rahasiaku. Bahwa kemarahanku akan stabil jika mereka membuatkan kamarku khusus dari minyak tanah. Dan
ada satu lagi rahasia keluargaku yang mereka ketahui yaitu latar belakang hidup kami. Bahwa kami klan alkali
sebelum bermigrasi kekota SPU tinggal jauh dialam bebas. Aku yang paling dekat dengan kalium adikku
tinggalnya dikerak bumi di keluraga tanah, batu-batuan, atau dikeluarga alumino silikat. Pengaruh cuaca,
bencana alam membuat ionku dan ion adikku terlepas dari keluarga angkatku dan terbawa air kelaut. Tapi
dibalik kecelakaan itu terselip hikmah, bahwa aku akhirnya bisa ketemu dengan khlor dan saling jatuh cinta.

Pertengahan April 2009

Dear …

Meskipun aku sangat membenci air tapi dia, maksudku air. Sangat baik padaku. Misalnya pada peristiwa ketika
aku dan kekasihku khlor melakukan uji elektrolisis. Kebaikannya itu membuatku malu padanya ya…secara,
engkau juga kan berpikir dia lebih berhak mendapatkan khlor daripada aku, tapi aku, aku tidak bisa memaafkan
dia begitu saja. Setiap aku ingat kejadian itu rasanya aku ingin…menyakitinya, menjambak rambutnya atau
membunuhnya. Karena kebaikannya itu aku jadi jarang jalan berdua sama khlor, paling kalau musim salju tiba
aku pasti main ski dengannya untuk mencairkan salju, atau main ke industri sabun. Sekarang aku lebih
menyibukkan diri dengan bakti sosial terhadap manusia misalnya membantu mereka dalam membuat Tetra
Ethyl lead (TEL), mengisi lampu tabung untuk menerangi jalan atau kadang- kadang aku membantu
manusia lab memisahkan logam-logam yang bertengkar.

Anda mungkin juga menyukai