Mekanisme Obat
Mekanisme Obat
(baca: sefadroksil) termasuk antibiotik turunan cefalexin yang masih dalam golongan
cefalosporin generasi ke dua. Antibiotik ini memiliki mekanisme kerja menghambat
pembentukan protein penyusun dinding sel bakteri. Melalui mekanisme kerja tersebut cefadroxil
memiliki efek bakterisidal berpektrum luas yang dapat membunuh bakteri bakteri gram positif
maupun gram negatif. Setelah diminum secara oral, obat Cefadroxil akan dengan baik diabsorpsi
oleh tubuh. Absorpsi obat ini tidak dipengaruhi oleh makanan maupun asam lambung, dan
konsentrasi maksimal di dalam darah sudah dapat tercapai dalam waktu kisaran 1,5 jam setelah
pemberian dosis tunggal 500 mg dan dalam waktu kisaran 2 jam setelah pemberian dosis tunggal
1 gram
Sumber: Cefadroxil : Kegunaan, Dosis, Efek Samping - Mediskus
yang utama adalah menghambat sintesis prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan
menghambat 2 enzim cyclooksygenase yaitu cyclooksygenase-1 (COX-1) dan cyclooksygenase-
2 (COX-2). Namun efeknya lebih selektif terhadap COX-2 sehingga tidak menghambat
pembentukan tromboksan yang bertanggung jawab terhadap pembekuan darah.
Walaupun memiliki efek analgesik dan antipiretik seperti kebanyakan obat Anti Inflamasi Non-
Steroid (AINS), namun parasetamol tidak termasuk golongan obat AINS karena efek anti
radangnya yang sangat lemah. Selain itu, obat ini juga bekerja di sistem syaraf pusat dengan
mempengaruhi hipotalamus untuk menurunkan sensitifitas reseptor nyeri dan termostat yang
mengatur suhu tubuh. Di dalam tubuh parasetamol paling banyak dimetabolisme di dalam hati.
Sebagai agen mukolitik, acetylcysteine bekerja dengan cara memecah ikatan disulfida pada
protein mukus sehingga tingkat kekentalan mukus menurun, lebih encer, dan lebih mudah untuk
dikeluarkan.
Acetylcystein juga memiliki kandungan senyawa sulfihidril yang dapat menginaktivasi metabolit
paracetamol dengan cara mengkonjugasi metabolit tersebut sehingga tidak lagi bersifat toksik.
Mekanisme salbutamol
Mekanisme Kerja GG
GG memiliki aktivitas sebagai eskpektoran dengan meningkatkan volume dan mengurangi
kekentalan sputum yang terdapat di trakea dan bronki. Dapat meningkatkan reflek batuk dan
memudahkan untuk membuang sputum.
Merangsang sel erythroid dari sumsum tulang, memperpanjang waktu hidup eritrosit dan
trombosit, dan menghasilkan neutrophilia dan eosinopenia.
Meningkatkan glukoneogenesis, redistribusi lemak dari perifer ke daerah pusat tubuh, dan
katabolisme protein, yang menghasilkan keseimbangan nitrogen negatif
Mengurangi penyerapan usus dan meningkatkan ekskresi calcium oleh ginjal.
Menekan respon imun dengan mengurangi aktivitas dan volume dari sistem limfatik,
memproduksi lymphocytopenia.
Mengurangi imunoglobulin dan komplemen konsentrasi dan bagian dari kompleks imun melalui
ruang dibawah membranes.
Menekan reaktivitas jaringan untuk antigen-antibodi interactions.