Anda di halaman 1dari 9

A.

MENELAAH PERISTIWA KEMUDIAN


Auditor mempunyai tanggung jawab untuk menelaah transaksi dan peristiwa yang terjadi setelah tanggal
neraca untuk menentukan apakah terjadi sesuatu yang mempengaruhi penilaian atau pengungkapan atas laporan
keuangan yang sedang diaudit.
Tanggung jawab auditor untuk menelaah peristiwa kemudian biasanya dibatasi untuk periode dengan diawali
tanggal neraca dan diakhiri pada tanggal laporan audit. Karena tanggal laporan audit berhubungan dengan
penyelesaian prosedur auditing yang penting dikantor klien, penelaahan peristiwa kemudian seharusnya diselesaikan
mendekati akhir penugasan.
Gambar; periode yang dicakup oleh penelahaan peristiwa kemudian

Tanggal tanggal
neraca laporan audit

periode yang dicakup saat pelaksanaan


oleh penelaahan penelaahan
peristiwa
kemudian

1. JENIS-JENIS PERISTIWA KEMUDIAN


Dua jenis peristiwa kemudian yang memerlukan pertimbangan manajemen dan evaluasi oleh auditor:
A. Peristiwa yang mempunyai dampak langsung terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian,
peristiwa atau transaksi ini memberikan tambahan informasi kepada manajmen dalam menentukan penilaian
saldo akun saat tanggal neraca dan bagi auditor alam verifikasi saldo. Misalkan, kalau auditor mempunyai kesulitan
dalam menentukan penilaian yang benar atas persediaan akibat keusangan, penjualan persdiaan bahan baku sisa
dalam periode berikut akan dimasukkan dalam catatan akuntansi sebagai nilai terbawa persdiaan pada tanggal
neraca.
Contoh peristiwa kemudian berikut ini merupakan penyesuaian atas saldo akun dalam laporan keuangan
periode berjalan kalau jumlahnya material:
1. Pengumuman pailit suatu pelanggan dengan saldo piutang usaha yang mempengaruhi kondisi keuangan.
2. Penyelesaian perkara hukum dengan jumlah yang berbeda dari jumlah yang dicatat dalam buku.
3. Penjualan investasi pada harga di bawah harga perolehan yang dicatat.
Kalau peristiwa kemudian digunakan untuk mengevaluasi jumlah yang erdapat dalam laporan keuangan,
kecermatan harus diambil untuk membedakan antara kondisi yang sudah ada pada tanggal neraca dan yang terjadi
setelah akhir tahun. Informasi peristiwa kemudian seharusnya tidak langsung dimasukkan kedalam laporan
keuangan kalau kondisi yang menyebabkan perubahan penilaian tersebut tidk terjadi sampai setelah akhir tahun.
Misalkan, penjualan barang sisa dalam periode berikutnya tidak relevan dalam penilaian persediaan untuk
keusangan, kalau keusangan terjadi setlah akhir tahun.
B. Peristiwa yang tidak mempunyai dampak langsung terhadap laporan keuangan tetapi pengungkapan
dianjurkan,
Peristiwa kemudian jenis ini memberikan bahan bukti atas kondisi yang tidak terjadi pada tanggal neraca yang
dilaporakan tetapi sangat signifikan sehingga diperlukan pengungkapan meskipun tidk diperlukan penyesuaian.
Biasanya, peristiwa ini dapat secara cukup diungkapkan dengan menggunakan catatan kaki,tetapi kadang-kadang
sangat signifikan sehingga memerlukan pelengkap laporan keuangan historis berupa laporan yang
memperhitungkan dampak peristiwa tersebut seolah-olah telah terjadi pada tanggal neraca.
Berikut ini adalah contoh peristiwa atau transaksi yang terjadi dalam periode berikut yang memerlukan
pengungkapan dan bukan penyesuaian dalam laporan keuangan:
1. Penurunan dalam nilai pasar efek-efek yang disimpan sebagai investasi sementara atau penjualan kembali efek-
efek.
2. Penerbitan obligasi atau efek-efek ekuitas.
3. Penurunan nilai pasar persediaan sebagai konsekuensi tindakan pemerintah yang menghalangi penjualan barang.
4. Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran.

Ø PENGUJIAN AUDIT
Prosedur audit untuk penelaahan peristiwa kemudian dapat secara mudah dibagi menjadi dua kategori:
1. Prosedur yang biasanya dipadukan sebagai bagian verifikasi saldo akun akhir tahun, yaitu meliputi pengujian
pisah batas dan penilaian yang dilaukan sebagai bagian dari pengujian terinci atas saldo. Misalkan, penjualan dan

1
pembelian periode berikut diperiksa untuk menentukan apakah pisah batas sudah akurat. Demikian pula, banyak
pengujian penilaian yang mencakup peristiwakemudian dilaksanakan sebagai bagian dari verifikasi saldo akun.
Sebagai contoh adalah lazim untuk menguji kolektibilitas piutang usaha dengan menelaah penerimaan kas
periode berikut. Juga merupakan prosedur audit normal untuk membandingkan harga pembelian persediaan
periode berikut dengan harga perolehan yang dicatat sebagai pengujian atas penilaian mana yang lebih rendah
harga perolehan atau harga pasar.
2. Prosedur yang dilaksanakan secara khusus dengan tujuan menemukan transaksi atau peristiwa yang harus diakui
sebagai peristiwa kemudian, prosedur pengujian ini dilaksanakan secara khusus dengan tujuan mendapatkan
informasi yang harus dimasukkan kedalam saldo akun tahun berjalan. Pengujian tersebut adalah:
- Tanya jawab dengan manajemen
Tanya jawab akan bervariasi diantara satu klien dengan klien yang lain, tetapi biasanya mengenai keberadaan
potensi kewajiban bersyarat atau komitmen, perubahan yang signifikan dalam aktiva atau struktur modal
perusahaan, status unsur saat ini yang belum jelas pada tanggal neraca, dan keberadaan penyesuaian yang tidak
biasa yang dibuat setelah tanggal neraca.
Tanya jawab dengan manajemen mengenai peristiwa kemudian harus dilakukan dengan pegawai klien yang tepat
agar didapat jawaban yang bermanfaat. Misalkan, membahas masalah serikat pekerja atau perpajakan dengan
penyelia piutang usaha adalah tidak tepat. Kebanyakan tanya jawab seharusnya dilakukan dengan kontroler,
direktur, presdir, tergantung pada informasi yang diinginkan.
- Korespondensi dengan pengacara
Terjadi sebagai bagian penelitian untuk kewajiban bersyarat. Dalam mendapatkan surat konfirmasi dari
pengacara, auditor harus mengingat tanggung jawabnya untuk menguji peristiwa kemudian sampai tanggal laporan
audit. Pendekatan yang lazim adalah meminta pengacara untuk menggali dan mengirimkan surat sesuai dengan akun
tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan.
- Menelaah laporan intern yang disiapkan setelah tanggal neraca
Penekanan dalam penelaahan ini seharusnya pada perubahan dalam bisnis relatif terhadap hasil untuk periode
yang sama dalam tahun yang diaudit dan perubahan sepanjang akhir tahun. Auditor harus memberikan perhatian
khusus terhadap perubahan utama dalam bisnis atau lingkungan dimana klien beroperasi. Laporan seharusnya
dibicarakan dengan manajemen untuk mementukn apakah telah disiapkan denagn dasar yang sama denagn laporan
periode berjalan, dan seharusnya ditanyakan mengenai perubahan dalam hasil operasi.
- Menelaah catatan yang disiapkan setelah tanggal neraca
Jurnal dan buku besar harus ditelaah untuk menentukan keberadaan dan sifat setiap transaksi yng diberkaitan
dengan tahun berjalan. Kalau jurnal tidak dimutakhirkan, dokumen yang berkaitan dengan jurnal harus ditelaah.
- Memeriksa notulen yang dibuat setelah tanggal neraca
Notulen rapat direksi dan pemegang saham setelah tanggal neraca harus diperiksa untuk melihat adanya
peristiwa kemudian yang penting yang mungkin mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan.
- Mendapatkan surat pernyataan
Mengenai berbagai masalah yang berbeda dalam keseliruhan audit, termasuk diskusi mengenai peristiwa
kemudian.

SPAP versus ISA

Diketahui banyak perbedaan diantara ISA atau SA versi Indonesia dan GAAS di Amerika atau SPAP versi
Indonesia, menurut AICPA.org/FRC dan menurut Linberg & Seifert bahwa terdapat 5 perbedaan yang signifikan
antara lain :
(a) Dokumentasi prosedur audit.
Secara konseptual bahwa dokumentasi prosedur audit antara SPAP dengan ISA atau Standar Audit berbeda.
Pada ISA atau SA lebih menekankan kepada kearifan profesional (professional judgement). Secara spesifik pada
ISA 230 paragraf 14 mensyaratkan auditor untuk menyusun dokumentasi audit didalam suatu berkas audit dan
melengkapi proses administratif penyusunan berka audit final tepat waktu setelah tanggal laporan auditor, dan
penerapan yang terkait serta penjelasan materialitas yang mengindikasikan bahwa batas waktu penyelesaian
penyusunan berkas audit final biasanya tidak lebih dari 60 hari setelah tanggal laporan aduitor. Paragraf 15 pada
ISA 230 juga mensyaratkan setelah penyusunan audit final telah selesai, maka auditor tidak boleh memusnahkan
dokumentasi audit sebelum periode retensi berakhir. Periode retensi daripada kertas kerja juga berbeda pada SPAP
versus ISA.
Pada ISA 230 mengenai dokumentasi audit dinyatakan bahwa bagi kantor akuntan publik harus menetapkan
kebijakan dan prosedur untuk retensi dokumentasi penugasan. Biasanya periode retensi penugasan audit kurang dari

2
lima tahun sejak tanggal laporan auditan atau tanggal laporan auditan kelompok perusahaan, sedangkan pada SPAP
bahwa periode retensi paling sedikit tujuh tahun. Menurut SPM 1 paragraf 47 dan ISA 230 paragraf A23 menuntut
KAP untuk menetapkan suatu kebijakan dan prosedur yang mengatur masa penyimpanan dokumen penugasan atau
perikatan. Batas waktu penyimpanan pada umumnya tidak boleh dari lima tahun sejak tanggal yang lebih akhir dari
laporan auditor atas laporan keuangan entitas atau laporan auditor atas laporan keuangan konsolidasian entitas dan
perusahaan anak. Paragraf 17 ISA 230 mensyaratkan bahwa setelah tanggal penyelesaian dokumentasi. Auditor
tidak boleh memusnahkan dokumentasi audit sebelum akhir dari periode retensi yang bersangkutan.
(b) Pertimbangan kelangsungan usaha (going-concern).
Ketika mempertimbangkan apakah suatu entitas berkemampuan untuk melanjutkan kelangsungan usahanya
dimasa depan, ISA tidak membatasi paling sedikit 12 bulan, sedangkan SPAP membatasi hingga 12 bulan setelah
akhir periode pelaporan. Pada ISA 570 mengasumsikan bahwa manajemen mempunyai tanggung jawab untuk
menilai kemampuan entitas untuk melangsungkan usahanya sebagai “goimng concern” tanpa mempertimbangkan
apakah kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan oleh manajemen atau tidak. Salah satu dari tujuan ISA 570
yaitu untuk memperoleh bukti audit yang memadai terkait dengan penggunaan asumsi “going concern” oleh
manajemen. Pada SPAP juga mensyaratkan bahwa auditor harus mengevaluasi apakah ada keraguan yang
substansial mengenai kelangsungan usaha entitas untuk periode waktu yang memadai. Dengan demikian, ISA 570
menetapkan pertimbangan asumsi kelangsungan usaha seluruh penugasan atau perikatan.
(c) Penilaian dan pelaporan pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Menurut ISA bahwa penilaian dan pelaporan pengendalian internal tidak ada kaitannya dengan efektifitas
pengendalian internal klien yang diaudit akan tetapi lebih menekankan kepada relevansinya dimana hal tersebut
terlihat pada laporan auditornya...........
In making those risk assessment, auditor considers internal control relevant to the entity’s preparation dan
fair prsentation of the financial statements in order to design audit procedures, that are appropriate in the
circumstances , but not for the purpose of expressing an opinion on the effectiveness of the entity’s internal control”
.....
sedangkan SPAP mengkaitkan penilaian dan pelaporan pengendalian internal dengan efektifitasnya. Menurut
ISA juga mensyaratkan auditor harus menguji pengendalian internal entitas yang diauditnya guna memastikan
bahwa sistem yang diterapkan adalah mencukupi dan berfungsi sebagaimana yang ditetapkan.
(d) Penilaian dan respons terhadap risiko terhadap risiko yang dinilai.
ISA mensyaratkan prosedur penilaian risiko tertentu agar diperoleh suatu pemahaman yang lebih luas mengenai
suatu entitas dan lingkungannya, tentunya dengan tujuan untuk mengidentifikasi risiko salah saji material. Lebih
lanjut ISA mensyaratkan auditor harus memperoleh suatu pemahaman risiko bisnis entitas misalnya risiko operasi
dan risiko strategis. Auditor mengikuti ISA harus juga menetapkan bagaimana kliennya merespons terhdap risiko
semacam sebagaimana auditor merencanakan dan melakukan audit. Lebih lanjut, auditor diharuskan mengajukan
pertanyaan kepada auditor internal entitas yang diauditnya, dengan tujuan memperoleh pemahaman suatu
pemahaman yang lebih baik atas keahlian entitas dalam menilai risiko. Auditor juga harus memperoleh seluruh
informasi yang terkait dengan risiko sama halnya dengan respons klien dalam menilai risiko salah saji material,
termasuk pemahaman atas pengendalian internalnya, sedangkan SPAP tidak sekomprehensif ISA.
(e) Penggunaan auditor lain untuk bagian suatu audit.
Dalam penggunaan auditor pengganti atau auditor lain, ISA tidak mengijinkan auditor utama menggunakan
referensi hasil audit daripada auditor lain. Sedangkan SPAP membolehkan auditornya mempunyai opsi untuk
menerbitkan laporan audit yang dikatakan sebagai “division of responsibility”. Dengan kata lain merujuk kepada
laporan dan kertas kerja auditor lain atau sebelumnya dalam laporan auditor yang diterbitkan.

Kesimpulan
Oleh karena Indonesia telah melakukan konvergensi terhadap IFRS (International Financial Reporting
Standard) yang telah diterbitkan dengan nama SAK Juni 2013, dan dengan adanya penerbitan ISA (International
Standard on Audit) tahun 2013 di Indonesia dengan nama SA (Standar Audit), maka auditor harus
mempertimbangkan pengaruh diterbitkannya ISA atas SA yang diharapkan memperoleh akseptasi seluruh dunia atas
laporan audit yang diterbitkannya dan mengarah kepada transparansi.

3
PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari meteri keuangan untuk memberikan jasa
akuntan publik di Indonesia. Ketentuan mengenai akuntan publik di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Setiap akuntan publik wajib menjadi anggota
institute akuntan public Indonesia (IAPI), asosiasi profesi yang diakui oleh Pemerintah.
1. PERIZINAN Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. Akuntan yang mengajukan permohonan
untuk menjadi akuntan publik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: • Memiliki nomor Register Negara
untuk Akuntan.
• Memiliki Sertifikat Tanda Lulus USAP yang diselenggarakan oleh IAPI.
• Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka wajib menyerahkan bukti telah mengikuti
Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 tahun terakhir.
• Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit 1000 jam dalam 5 tahun
terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit
umum, yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP.
• Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti
lainnya.
• Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP)
• Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.
• Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Akuntan Publik, membuat surat pernyataan
tidak merangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup
yang menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar.
Ujian Sertifikasi Akuntan Publik
Untuk dapat menjalankan profesinya sebagai akuntan publik di Indonesia, seorang akuntan harus lulus
dalam ujian profesi yang dinamakan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) dan kepada lulusannya berhak
memperoleh sebutan "CPA Indonesia" (sebelum tahun 2007 disebut "Bersertifikat Akuntan Publik" atau BAP).
Sertifikat akan dikeluarkan oleh IAPI. Sertifikat akuntan publik tersebut merupakan salah satu persyaratan utama
untuk mendapatkan izin praktik sebagai akuntan publik dari Departemn Keuangan.
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Akuntan publik dalam memberikan jasanya wajib mempunyai kantor akuntan publik (KAP) paling lama 6
bulan sejak izin akuntan publik diterbitkan. Akuntan publik yang tidak mempunyai KAP dalam waktu lebih dari 6
bulan akan dicabut izin akuntan publiknya.
BIDANG JASA
Bidang jasa akuntan publik meliputi:
• Jasa atestasi, termasuk di dalamnya adalah Audit Umum atas laporan keuangan, pemeriksaan atas laporan
keuangan prospektif, pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma, review atas laporan keuangan,
dan jasa audit serta atestasi lainnya.
• Jasa non-atestasi, yang mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi,
perpajakan, dan konsultasi.
Dalam hal pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan, seorang akuntan publik hanya dapat
melakukan paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut
AKUNTAN PUBLIK DI NEGARA LAIN
Amerika Serikat
Profesi ini dilaksanakan dengan standar yang telah baku yang merujuk kepada praktek akuntansi di
Amerika Serikat sebagai negara maju tempat profesi ini berkembang. Rujukan utama adalah US GAAP (United
States Generally Accepted Accounting Principle's) dalam melaksanakan praktek akuntansi. Sedangkan untuk
praktek auditing digunakan US GAAS (United States Generally Accepted Auditing Standard), Berdasarkan prinsip-
prinsip ini para akuntan publik melaksanakan tugas mereka, antara lain mengaudit Laporan Keuangan para
pelanggan.
Kerangka standar dari USGAAP telah ditetapkan oleh SEC (Securities and Exchange Commission) sebuah
badan pemerintah quasijudisial independen di Amerika Serikat yang didirikan tahun 1934. Selain SEC, tcrdapat pula
AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) yang bcrdiri sejak tahun 1945. Sejak tahun 1973,
pengembangan standar diambil alih oleh FASB (Financial Accominting Standard Board) yang anggota-angotanya
terdiri dari wakil-wakil profesi akuntansi dan pengusaha.

4
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis
yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi Akuntan Publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan
Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI).
Tipe Standar Profesional
1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
4. Standar Jasa Konsultansi
5. Standar Pengendalian Mutu
Kelima standar profesional di atas merupakan standar teknis yang bertujuan untuk mengatur mutu jasa
yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik di Indonesia.
Profesi Akuntan Publik dan Pelaporannya
Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya
perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan-perusahaan di suatu
negara berkembang sedemikian rupa sehingga tidak hanya memerlukan modal dari pemiliknya, namun mulai
memerlukan modal dari kreditur, dan jika timbul berbagai perusahaan berbentuk badan hukum perseroan terbatas
yang modalnya berasal dari masyarakat, jasa akuntan publik mulai diperlukan dan berkembang. Dari profesi akuntan
publik inilah masyarakat kreditur dan investor mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan oleh manajemen perusahaan.
Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat, yaitu jasa assurance, jasa atestasi, dan
jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi
pengambil keputusan. Jasa atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang
disepakati (agreed upon procedure). Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang
independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang material, dengan kriteria
yang telah ditetapkan. Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak
memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Contoh jasa
nonassurance yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi.
Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai pernyataan tentang kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan. Ditinjau dari sudut auditor independen, auditing adalah pemeriksaan secara objektif atas laporan
keuangan suatu perusahaan atau organisasi yang lain dengan, tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan
tersebut menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.
Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan-
perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar untuk
memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.
Laporan Audit
Laporan audit merupakan alat yang digunakan oleh auditor untuk mengkomunikasikan hasil auditnya
kepada masyarakat. Oleh karena itu, makna setiap kalimat yang tercantum dalam laporan audit baku dapat
digunakan untuk mengenal secara umum profesi akuntan publik.
Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf, yaitu paragraf pengantar, paragraf lingkup, dan paragraf
pendapat. Paragraf pengantar berisi objek yang diaudit oleh auditor dan penjelasan tanggung jawab manajemen dan
tanggung jawab auditor. Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit yang dilaksanakan oleh
auditor, dan paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas mengenai pendapat auditor tentang kewajaran laporan
keuangan auditan.
Kalimat pertama paragraf pengantar yang berbunyi “Kami telah mengaudit neraca PT X tanggal 31
Desember 20X2 dan 20X1 serta laporan laba-rugi, laporan ekuitas, serta laporan arus kas untuk tahun yang terakhir
pada tanggal-tanggal tersebut” berisi tiga hal penting berikut ini; (1) Auditor memberikan pendapat atas laporan
keuangan setelah ia melakukan audit atas laporan keuangan tersebut, (2) Objek yang diaudit oleh auditor bukanlah
catatan akuntansi melainkan laporan keuangan kliennya, yang meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan ekuitas,
laporan arus kas.
Kalimat kedua dan ketiga, paragraf pengantar berbunyi “Laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan audit kami”. Tanggung jawab atas kewajaran laporan keuangan terletak di tangan manajemen, bukan di
tangan auditor.

5
Paragraf lingkup berisi pernyataan auditor bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan oleh organisasi profesi akuntan dan beberapa penjelasan tambahan tentang standar auditing tersebut. Di
samping itu, paragraf lingkup juga berisi suatu pernyataan keyakinan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan
standar auditing tersebut memberikan dasar yang memadai bagi auditor untuk memberikan pendapat atas laporan
keuangan auditan.
Kalimat pertama dalam paragraf lingkup laporan audit baku berbunyi, “Kami melaksanakan audit berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia”. Dalam kalimat ini auditor menyatakan bahwa audit
atas laporan keuangan yang telah dilaksanakan bukan sembarang audit, melainkan audit yang dilaksanakan
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi auditor, yaitu Ikatan Akuntan Indonesia. Di
samping itu, kalimat kedua dalam paragraf lingkup tersebut menyampaikan pesan bahwa:
1. dalam perikatan umum, auditor melaksanakan auditnya atas dasar pengujian, bukan atas -dasar perneriksaan
terhadap seluruh bukti;
2. pemahaman yang memadai atas pengendalian intern merupakan dasar untuk menentukan jenis dan lingkup
pengujian yang dilakukan dalam audit;
3. lingkup pengujian dan pemilihan prosedur audit ditentukan oleh pertimbangan auditor atas dasar pengalamannya;
4. dalam auditnya, auditor tidak hanya melakukan pengujian terbatas pada catatan akuntansi klien, namun juga
menempuh prosedur audit lainnya yang dipandang perlu oleh auditor.
Paragraf pendapat digunakan oleh auditor untuk menyatakan pendapatnya atas kewajaran laporan keuangan
auditan, berdasarkan kriteria prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia dan konsistensi penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam tahun yang diaudit dibanding dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam tahun
sebelumnya. Ada empat kemungkinan pernyataan pendapat auditor, yaitu:
1. auditor menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion);
2. auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion;
3. auditor menyatakan pendapat tidak wajar (adverse opinion);
4. auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion atau no opinion).
Standar umum mengatur persyaratan pribadi auditor. Kelompok standar ini mengatur keahlian dan
pelatihan teknis yang harus dipenuhi agar seseorang memenuhi syarat untuk melakukan auditing, sikap mental
independen yang harus dipertahankan oleh auditor dalam segala hal yang bersangkutan dengan pelaksanaan
perikatannya, dan keharusan auditor menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
Ada tiga tipe auditor menurut lingkungan pekerjaan auditing, yaitu auditor independen, auditor pemerintah,
dan auditor intern. Auditor independen adalah auditor profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum,
terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya. Auditor pemerintah adalah auditor
profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban
keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang
ditujukan kepada pemerintah. Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara
maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan
organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi
yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
Ada tiga tipe auditing, yaitu audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional.
Tipe Audit dan Auditor
Ada tiga tipe auditing, yaitu audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Audit laporan
keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh
kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Audit kepatuhan adalah audit
yang tujuannya untuk menentukan kepatuhan entitas yang diaudit terhadap kondisi atau peraturan tertentu. Audit
operasional merupakan review secara sistematik atas kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dengan tujuan
untuk; (1) mengevaluasi kinerja, (2) mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan, (3) membuat rekomendasi
untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut
Ada tiga tipe auditor menurut lingkungan pekerjaan auditing, yaitu auditor independen, auditor pemerintah,
dan auditor intern. Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat
umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya. Auditor pemerintah adalah
auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah, yang tugas pokoknya melakukan audit atas
pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau
pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam
perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta), yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya

6
penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, dan
menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
Etika Profesional Profesi Akuntan Publik
Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat
yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika
profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh
anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang
berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip
Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam konggresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan Indonesia, kemudian disempurnakan dalam
konggres IAI tahun 1981, 1986,1994, dan terakhir tahun 1998. Etika profesional yang dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan publik, yang menyediakan berbagai jenis jasa
yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik, yaitu auditing, atestasi, akuntansi dan review, dan jasa
konsultansi. Auditor independen adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan
historis yang menyediakan jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan
Publik. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan ke dalam Etika Kompartemen Akuntan Publik untuk
mengatur perilaku akuntan yang menjadi anggota IAI yang berpraktik dalam profesi akuntan publik. Kode Etik IAI
dibagi menjadi empat bagian berikut ini :
(1) Prinsip Etika,
(2) Aturan Etika,
(3) Interpretasi Aturan Etika, dan
(4) Tanya dan Jawab.

Analisis UU Akuntan Publik No. 5 Tahun 2011 dalam Menghadapi IFRS


Undang-Undang Akuntan Publik diketuk oleh DPR RI pada tanggal 5 April 2011 dan disahkan Presiden tanggal
3 Mei 2011. Undang-undang tentang Akuntan Publik antara lain mengatur tentang regulator profesi, asosiasi profesi,
perizinan, hak dan kewajiban, tanggung jawab, sanksi, dan lain-lain. Saat ini di Indonesia belum ada Undang-
Undang yang khusus mengatur mengenai Akuntan Publik. UU terakhir mengenai akuntan adalah UU No. 34 Tahun
1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan.
Akuntan publik merupakan akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan
jasanya di Indonesia. Ketentuan yang mengatur akuntan ini telah tercantum pada Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008
tentang jasa Akuntan Publik. Setiap Akuntan Publik diwajibkan untuk menjadi anggota dari Ikatan Akuntan Publik
Indonesia yang merupakan organisasi atau asosiasi profesi yang sudah diakui oleh Pemerintah Indonesia.
Untuk mengetahui bagaimana kompetensi seorang Akuntan Publik terpengaruh atau tidak oleh Implementasi
dari IFRS, maka perlu diketahui apa saja jasa yang ditawarkan oleh Akuntan Publik dalam mengaplikasikan
kompetensi yang dimiliki. Bidang jasa yang ditawarkan oleh Akuntan Publik adalah sebagai berikut :
 Jasa atestasi
Yang termasuk dalam jasa ini audit umuum atas laporan keuangan, pemeriksaan atas laporan keua angan prosfektif,
pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma, review atas laporan keuangan, jasa audit serta atestasi
lainnya.
 Jasa non-atestasi.
Yang termasuk didalamnya adalah terkait dengan akuntansi, keuangan manajemen, kompilasi, perpajakan dan
konsultasi.

Pengertian Akuntan Publik


Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan
publik di Indonesia. Ketentuan mengenai akuntan publik di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008
tentang Jasa Akuntan Publik. Setiap akuntan publik wajib menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI), asosiasi profesi yang diakui oleh Pemerintah.

Perizinan Akuntan Publik

7
Sesuai dengan UU Akuntan Publik No. 5 Tahun 2011, Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan
berlaku selama 5 tahun (dapat diperpanjang). Akuntan yang mengajukan permohonan untuk menjadi akuntan publik
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Memiliki Sertifikat Tanda Lulus USAP yang sah yang diterbitkan oleh IAPI atau perguruan tinggi terakreditasi
oleh IAPI untuk menyelenggarakan pendidikan profesi akuntan publik.
2. Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka wajib menyerahkan bukti telah mengikuti
Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 tahun
terakhir.
3. Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit 1000 jam dalam 5 tahun
terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit
umum, yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP.
4. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti
lainnya.
5. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
6. Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.
7. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
8. Menjadi anggota IAPI.
9. Tidak berada dalam pengampuan.
10. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Akuntan Publik, membuat surat
pernyataan tidak merangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, dan membuat surat pernyataan
bermeterai cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar.
IFRS (International Financial Reporting Standards) adalah standar pelaporan akuntansi yang memberikan
tekanan pada penilaian profesional dengan pengungkapan yang jelas dan transparansi mengenai substandi ekonomi
transaksi sampai mencapai kesimpulan tertentu. IFRS merupakan standar, interpretasi, dan kerangka yang diadopsi
oleh badan penyusun standar akuntasi international yang dikenal dengan International Accounting Standards Board
(IASB).
IFRS muncul akibat tuntuntan untuk ikut serta dalam bisnis lintas negara. Dengan adanay tuntuntan
tersebut maka diperluka suatu standar internasional yang berlaku sam disemua negara untuk mempermudah dalam
proses rekonsiliasi bisnis. Adapun perbedaan utama dari standar internasional ini dengan standar yang berlaku di
Indonesia terletak pada penerapan revaluation model, yaitu kemungkianan penilaian aktiva menggunakan nilai
wajar, sehingga laporan keuangan disajikan dengan basis “true and fair”. Dengan demikian, pengguna laporan
keuangan dapat dengan mudah membandingkan informasi keuangan entitas antarnegara diberbagai belahan dunia.
Bila dibandingkan dengan standar yang dikeluarkan oleh Amerika dari segi jumlah standar, maka IFRS
memilki jumlah standar yang jauh lebih sedikit. Hal ini disebabkan karena IFRS tidak mengacu pada perkembangan
bisnis dan kebutuhan akuntansi di Amerika saja melainkan pada sebagian besar negara sehingga standar ini dapat
diapdosi sebagian atau sepenuhnya. Semakin banyak negara yang menggunakan standara akuntansi internasional
berarti telah terjadi penyeragaman standar akuntansi meskipun belum sepenuhnya.
Manfaat dari IFRS diantaranya :
1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara
internasioanl.
2. Meningkatkan aruas investasi global melalui transparansi.
3. Menurunkan biata modal dengan membuka peluang “find raising” melalui pasar modal secara global.
4. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
5. Meninngkatkan kualitas laporan keuangan dengan mengurangi kesempatn untuk melakukan manajemen
laba (erning management).
Alasan diperlukannya IFRS antara lain :
1. Mengurangi peran dari badan otoritas dan panduan terbatas pada industri-industri spesifik.
2. Pendekatan terbatas pada sibstansi aras transaksi dan ebaluasi dimana merefleksikan realitas ekonomi yang
ada.
3. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal
internasional.
4. Menghilangkan hambatan arus midal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan
pelaporan keuangan.
5. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan
bagi para analisi.

8
6. Meningkatan kualitas pelaporan keuangan menuju “best pracitive"
Tujuan IFRS
Tujuan IFRS adalah : memastikan bahwa laporan keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang
dimaksukan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang :
1. transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang peiode yang disajikan
2. menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS
3. dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
Dalam UU no.5 dijelaskan bahwa profesi akuntan public merupakan suatu profesi yang jasa utamanya
adalah jasa asuransi dan hasil pekerjaannya digunakan oleh public sebagai salah satu alat pertimbangan dalam
pengambilan keputusan. Secara garis besar, undang-undang ini mendeskripsikan tentang tugas, hak, kewajiban,
tanggungjawab, sanksi dan lainnya dari seorang akuntan publik.
Lalu bagaimana hubungan antara akuntan public dan IFRS. Akuntan public merupakan profesi yang
muncul dari adanya tuntutan public akan adanya mekanisme komunikasi yang independen anatar entitas ekonomi
dengan para stakeholder terutama yang berkaitan dengan akuntabilitas dari suatu entitas yang bersangkutan.
Melihat pentingnya peran akuntan publik serta berlakunya IFRS di Indonesia baru-baru ini, maka akuntan
publik diharapkan dapat beradaptasi dengan peraturan baru tersebut. Akuntan publik harus mampu menyajikan
laporan keuangan dengan kualitas dan kredibilitas tinggi. Seperti yang kita tahu bahwa pengguna laporan keuangan
tidak hanya para calon investor dalam negeri tapi juga dunia internasional. Dengan demikian, akuntan publik
diharapkan untuk selalu meningkaykan kompetensi dan profesionalisme dalam menghadapi perenapan IFRS serta
dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam penggunaan jasa akuntan publik.

Anda mungkin juga menyukai