Anda di halaman 1dari 8

1.

Ruang Lingkup
1.1 Latar belakang
Sejarah Program Pendidikan Sarjana Kesehatan Masyarakat dimulai dari
Fakultas Kedokteran Unair, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat. Program Pendidikan
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S1) dibuka pada tahun 1984, berdasarkan SK Dirjen
Dikti Depdikbud RI No. 117/DIKTI/Kep/1984 tanggal 24 September 1984 dalam
bentuk Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unair. Ketua Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unair yang pertama adalah Prof. Dr. Sabdoadi, M.PH
(tahun 1984 s.d. 1994).
Pada awal berdirinya, pada tahun 1984, Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat (S1) hanya menerima mahasiswa dari lulusan D3 kesehatan (S0) yang
linier dan telah bekerja minimal 2 tahun. Lulusan D3 yang dapat diterima berasal dari
tiga akademi yang berada di bawah Departemen Kesehatan yaitu (1) Akademi Gizi, (2)
Akademi Perawat, dan (3) Akademi Penilik Kesehatan / Akademi Kesehatan
Lingkungan. Para mahasiswa tersebut dididik menjadi S.KM dalam jangka waktu 4
semester (2 tahun).
Pembukaan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S1) saat itu dapat
diizinkan dengan syarat harus menerima lulusan SMA. Pada tahun 1985, Program
Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S1) FK Unair mulai menerima mahasiswa yang
berasal dari SMA. Pada saat itu juga masih menerima mahasiswa lulusan D3 melalui
seleksi khusus, yang merupakan kerjasama 5 FKM di Indonesia, yaitu FKM
Universitas Sumatera Utara di Medan, FKM Universitas Indonesia di Jakarta, FKM
Universitas Diponegoro di Semarang, FKM Universitas Airlangga di Surabaya, dan
FKM Universitas Hasanuddin di Makasar.
Selanjutnya untuk meningkatkan daya tampung dan upaya peningkatan
pendidikan, maka Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat menerima juga lulusan
program D3 Higiene Perusahaan, Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja serta
akademi bidang kesehatan non linier (Akademi Anestesi, Akademi Kebidanana,
Akademi Refraksionis/Optisian, Radiologi, Teknik Kesehatan Gigi, Fisioterapi dan
Analisis Medis) dan memiliki sertifikat pra-program yang diselenggarakan FKM Unair
yang saat ini dikenal dengan nama sertifikat matrikulasi (bridging program).
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga secara resmi berdiri
setelah diterbitkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor : 0372/O/1993 jo. No. 70539/A6.1/U/1993 tentang pembukaan Fakultas
Kesehatan Masyarakat serta Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Pada tanggal 9
September 1995 gedung FKM diresmikan penggunaannya oleh Rektor Unair Prof. dr.
H. Bambang Rahino Setokoesoemo dengan luas tanah 18.947.930 m2 dan luas
bangunan 11.695.551 m2 (3 lantai) di Kampus C Mulyorejo Surabaya (sebelumnya
menggunakan gedung Basic Natural Science [BNS] di lingkungan FK Unair Kampus
A Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo) dengan dekan pertama adalah Prof. Dr. Rika
Subarniati Triyoga, S.KM., dr. Saat ini FKM mempunyai 7 Prodi yaitu Prodi D3
Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Prodi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM), Prodi
S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM), Prodi S2 Administrasi Kebijakan Kesehatan
(AKK), Prodi S2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Prodi S2 Kesehatan
Lingkungan (KL) dan Prodi S3 Ilmu Kesehatan dengan jumlah tenaga pengajar 79
orang dan tenaga kependidikan 74 orang. Prodi S3 Ilmu Kesehatan berada dalam
pengelolaan FKM berdasarkan SK Rektor Universitas Airlangga nomor
1947/H.3/KK/2011 tentang Penetapan Ruang Lingkup Program Studi dalam kategori
Monodisiplin, Interdisiplin, dan Multidisiplin untuk pengelolaan program Magister dan
Doktor terhitung mulai semester genap tahun ajaran 2011 atau sejak tanggal 24
Pebruari 2012.
Mengingat FKM Unair merupakan organisasi pendidikan dibawah Universitas
Airlangga sehingga perlu dicantumkan situasi Universitas Airlangga sebagai berikut:
pada tanggal 14 September 2006 Universitas Airlangga dinyatakan resmi berstatus
BHMN berdasarkan PP nomor 30 tahun 2006. Perubahan tersebut menuntut perubahan
tata pamong yang diarahkan pada model korporat yang meliputi sistem, struktur
organisasi dan mekanisme yang menjamin pengelolaan institusi secara transparan dan
akuntabel. Pengelolaan Universitas Airlangga Badan Hukum Milik Negara diarahkan
menuju good university governance dengan prinsip akuntabilitas, transparansi, dan
adanya chek dan balance.
Terbitnya PP no. 30/2006 tentang Unair BHMN memberikan konsekuensi
perubahan struktur organisasi di semua tingkat organisasi dibawahnya, termasuk
perubahan struktur organisasi di tingkat fakultas. Sejak tahun 2007, pimpinan fakultas
terdiri atas dekan yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tridharma perguruan
tinggi dan aktivitas yang mendukung maupun menunjang kegiatan tersebut. Dekan
dibantu oleh Wakil Dekan 1 yang bertanggung jawab terhadap bidang akademik dan
kemahasiswaan, Wakil Dekan 2 yang bertanggung jawab terhadap bidang sumber daya
dan keuangan, serta Wakil Dekan 3 yang bertanggung jawab pada bidang kerjasama
dan sistem informasi.
Setelah lebih dari seperempat abad berkiprah dalam pendidikan bangsa
khususnya pendidikan kesehatan masyarakat, sesuai dengan harapan dan tantangan
yang dihadapi, maka FKM Unair harus dikembangkan berdasarkan perencanaan
strategis yang lebih visioner dan berkelanjutan. Penyusunan Renstra FKM Unair, telah
dilakukan analisis secara jujur dan komprehensif berdasarkan laporan evaluasi diri
semua program studi, renstra Universitas Airlangga, roadmap internasionalisasi
Universitas Airlangga Tahun 2010 – 2015, renstra perguruan tinggi 2010 – 2014 dan
tantangan yang dihadapi. Analisis mencakup kekuatan, kelemahan, ancaman dan
tantangan yang dihadapi FKM Unair. Berdasarkan analisis tersebut diketahui posisi
FKM Unair di dalam peta penyenggaraan pendidikan tinggi kesehatan masyarakat di
Indonesia dan posisi keunggulan kompetitif yang dipilih oleh Universitas Airlangga
menuju excellent university yang berkemamampuan menjadi research
based enterpreneur university dengan keunggulan kelas dunia yang berlandaskan
moralitas.
Mengingat begitu pentingnya rencana strategis (Renstra) sebagai perangkat
manajemen, maka Renstra harus disusun untuk memenuhi kaidah formal dan material.
Kaidah formal mengandung makna bahwa Renstra harus disusun dan disahkan oleh
yang berwenang, sehingga merupakan dokumen yang mengikat para pelaku organisasi
FKM Unair. Sementara kaidah material mengandung makna bahwa Renstra harus
disusun dengan berdasarkan pendekatan dan materi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Renstra FKM Unair disusun untuk masa 7 (Tujuh) tahun, yaitu tahun 2011
sampai dengan tahun 2017 dan Renstra tersebut dinyatakan berlaku setelah ditanda
tangani oleh Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Implementasi Renstra dijabarkan
dalam Rencana Operasional (Renop). Renop memuat program kerja, indikator kinerja,
anggaran, dan waktu capaian.
1.2 VISI MISI
VISI
Menjadi FKM terkemuka ditingkat internasional dengan lulusan yang memiliki jiwa
proaktif, profesional, dan memiliki jiwa enterprenuership dalam menyelesaikan
masalah kesehatan masyarakat ditingkat lokal, nasional, dan internasional yang
berbasis perkembangan teknologi serta berdasarkan moral agama.
MISI
 Melaksanakan pengelolaan pendidikan dengan RAISE plus (Relevancy, Academic
Atmosphere, Internal Management and Organization, Sustainability, Efficiency and
Productivity) plus Leadership, Access and Equity.
 Menyelenggarakan pendidikan akademik, vokasional dan profesi yang berbasis
teknologi pembelajaran modern.
 Melakukan pendidikan yang berkualitas berdasarkan metode dan konsep evidence
based learning process dan student centered learning
 Melaksanakan penelitian dan mempublikasikannya dalam jurnal ilmiah baik
ditingkat lokal, nasional maupun internasional.
 Menggalakan program pengabdian kepada masyarakat bidang kesehatan masyarakat
untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat baik di tingkat lokal,
nasional dan internasional.
 Membangun kemitraan dan jejaring dengan industri, profesi, pemerintah dan
organisasi nasional dan internasional.
2. REFERENSI PUBLIKASI
 UU 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
 PP 50 tahun 2012 tentang SMK3
 Permenaker 4 tahun 1980 tentang APAR
 Keputusan menteri tenaga kerja KEP.186/MEN/1999 tentang unit
penanggulangan pemadaman kebakaran di tempat kerja.

3. ISTILAH DAN DEFINISI


Semua persyaratan dalam standar OHSAS ini dimaksudkan agar dapat digabungkan
dengan sistem manajemen K3 apapun, standar OHSAS ini ditujukan untuk mengelola
aspek kesehatan dan keselamatan kerja dan bukan ditujukan untuk mengelola area-area
kesehatan dan keselamatan lain di lingkungan FKM Unair.

4. PERENCANAAN
4.1 IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO
Potensi bahaya :
- Kabel listrik tidak 5R
- Arah jalur evakuasi kurang jelas
- Penerangan malam hari kurang
- Kondisi tempat parkir overload
- apar lebih dari tanggal expired
- kebocoran atap
- tidak ada hidaran
Penentuan pengendalian
- kabel listrik di tata sesuai dengan 5R
- arah evakuasi diperjelas, dan di sesuaikan dengan tata letak lokasi bangunan
- penambahan penerangan pada titik titik lokasi yang kurang terang(redup)
- di perluas, dapat di lakukan dengan lahan parkir bertingkat
- cek apar secara berkala, dan penggantian jika telah expired
4.2 Peraturan Perundangan
 UU 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
 PP 50 tahun 2012 tentang SMK3
 Permenaker 4 tahun 1980 tentang APAR
 Keputusan menteri tenaga kerja KEP.186/MEN/1999 tentang unit
penanggulangan pemadaman kebakaran di tempat kerja

4.3 Tujuan
 Menghasilkan lulusan di bidang akademik, vokasional, dan profesi dalam Ilmu
Kesehatan Masyarakat yang proaktif, inovatif, dan profesional.
 Menghasilkan penelitian yang mendukung pengembangan IPTEKKES oleh
dosen dan mahasiswa.
 Menerapkan pengetahuan dan teknologi bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat
dalam kegiatan pelayanan kepada masyarakat.
 Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif, efisien, berkelanjutan dan
memiliki daya saing dalam suasana akademik yang kondusif.
 Melaksanakan pendidikan yang pada kebutuhan pasar kerja dan memperhatikan
akses dan equity.
 Menyediakan sumber daya yang mampu mengikuti perkembangan pengetahuan
dan teknologi di bidang kesehatan masyarakat.
 Terwujudnya kemitraan dengan pemangku kepentingan yang saling mendukung
baik tingkat nasional maupun internasional.

5. PENERAPAN DAN OPERASIONAL


5.1 sumber daya peran tanggung jawab akuntabilitas dan wewenang
5.2 kompetensi pelatiahn dan kepedulian
- Dosen telah memenuhi kompetensi
- sering diadakan pelatihan berkala untuk seluruh civitas akademika.
- program donor darah
- PKL dan KKN
5.3 Komunikasi partisipasi dan konsultasi
Prosedur pengelolaan k3 kontraktor (pembangunan gedung, cleaning service)
Prosedur komunikasi (tersedianya video terkait alur evakuasi kebakaran, gempa,
dan lainnya).
5.4 Pengendalian Dokumen
Terdiri dari dokumen peraturan yang tercetak dan tertempel
Adanya ruang pengendalian dokumen
5.5 Pengendalian Operasional
Tersedianya rambu keluar masuk kendaraan
Tersedianya tanda naik turun tangga
Tersedianya tanda titik kumpul evakuasi
5.6 kesiapsiagaan dan tanggap darurat
Prosedur tanggap darurat
Prosedur evakuasi medis
Tindakan yang harus dilakukan apabila terjadi kebakaran
Tersedianya Mobil pemadam kebakaran

6. PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN


6.1 evaluasi, pemantauan dan pengukuran kinerja
Adanya inspeksi k3 di FKM Unair
Tidak adanya checklist tentang lingkungan yang ada di FKM Unair
6.2 Evaluasi kesesuaian
Audit internal dan eksternal secara berkala
6.3 penyelidikan insiden, ketidak sesuaian, tindakan perbaikan, dan pencegahan.
Tersedianya form untuk penyelidikan insiden, ketidak sesuaian, tindakan
perbaikan, dan pencegahan.
6.4 Pengendalian Catatan
6.5 Audit Internal
Dilakuakan satu tahun sekali

Anda mungkin juga menyukai