Anda di halaman 1dari 38

LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah Konsep Kebidanan

PERAN BIDAN SEBAGAI PELAKSANA

Telah disetujui untuk dilakukan pengambilan nilai UAS Praktikum Konsep


Kebidanan pada tanggal 27 Desember 2013

Disusun Oleh :

Rista Lutritantia (130024)

Erlinda Ayu Astitie (130025)

Sri Rahayu nengsih (130026)

Yhona Parat Marintya (130027)

Dinar Putri Cahyaning (130028)

Ni Putu Enny Arista W. (130029)

Efvina Goemawati (130030)

Istiani Nur Chasanah (130031)

Arvina Devi (130032)

Putri Dwi Hartati (130033)

Mengetahui

Dosen Pembimbing

Yuni Fitriana, SSiT.,MH.Kes

i
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah Konsep Kebidanan

PERAN BIDAN SEBAGAI PELAKSANA

TELAH DISYAHKAN DAN DIPRESENTASIKAN DIDEPAN PENGUJI


PADA TANGGAL 27 DESEMBER 2013

Disusun Oleh :

Rista Lutritantia (130024)

Erlinda Ayu Astitie (130025)

Sri Rahayu nengsih (130026)

Yhona Parat Marintya (130027)

Dinar Putri Cahyaning (130028)

Ni Putu Enny Arista W. (130029)

Efvina Goemawati (130030)

Istiani Nur Chasanah (130031)

Arvina Devi (130032)

Putri Dwi Hartati (130033)

Mengetahui

Dosen Pembimbing

Yuni Fitriana, SSiT.,MH.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wasyukurilah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah


memberikan nikmat jasmani dan rohani kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Konsep Kebidanan dengan tema Peran Bidan
Sebagai Pelaksana.
Penyusun Makalah ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan,bimbingan
dan pengarahan dari semua pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini Penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Drs.Henri Soekirdi,M.Kes selaku direktur utama Akademi Kebidanan


Yogyakarta.

2. Yuni Fitriana, SSiT.,MH.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep


Kebidanan di Akademi Kebidanan Yogyakarta.

3. Rekan-rekan Akademi Kebidanan Yogyakarta.

Dengan segala kerendahan hati, Penulis menyadari bahwa Makalah ini


masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik,
saran dan evaluasi demi peningkatan Makalah ini.

Yogyakarta, 13 Desember 2013

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iiii
DAFTAR ISI.........................................................................................................ivv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
A. Peran Bidan Sebagai Pelaksana.................................................................3
1. Tugas mandiri........................................................................................4
2. Tugas Kolaborasi...................................................................................9
3. Ketergantungan (merujuk)...................................................................13
B. Syarat Menjadi Seorang Bidan dan Mengenai Bidan Delima.................16
C. Hak dan Kewajiban Menjadi Seorang Bidan..........................................18
D. Wewenang Bidan.....................................................................................22
BAB III LAPORAN HASIL PRAKTIKUM.........................................................24
A. Peranan Seorang Bidan...........................................................................24
1. Peran seorang bidan fungsi mandiri....................................................24
2. Peran seorang bidan fungsi kolaborasi...............................................24
3. Peran seorang bidan fungsi rujukan.....................................................25
B. Syarat Menjadi Bidan dan Mengenai Bidan Delima...............................25
C. Hak dan Kewajiban Sebagai Seorang Bidan...........................................26
D. Kewenangan-kewenangan Bidan............................................................26
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................27
A. Peran Seorang Bidan...............................................................................27
B. Syarat Menjadi Seoranng Bidan dan Mengenai Bidan Delima...............27
C. Hak dan Kewajiban Menjadi Sorang Bidan............................................27

iv
D. Kewenangan-kewenangan Seorang Bidan..............................................27
BAB V PENUTUP.................................................................................................28
A. Kesimpulan..............................................................................................28
B. Saran........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................29

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI) pengertian Bidan adalah


Seorang perempuan yang telah lulus dari pendidikan bidan yang diakui
pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia
serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan
atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan .

Bidan bekerja berdasarkan pada pandangan filosofi yang dianut


keilmuan, metode kerja, standar praktik, pelayanan dan kode etik profesi
yang dimiliki. Suatu jabatan profesi yang disandang oleh anggota profesi
tentu mempunyai ciri- ciri yang mampu menunjukkan sebagai jabatan
yang professional. Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional
dan karir struktural. Pada saat ini pengembangan karir bidan secara
fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional bidan, serta melalui
pendidikan berkelanjutan, baik secara formal maupun non formal yang
hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam
melaksanakan fungsinya. Fungsi bidan meliputi peneliti, pelaksana,
pendidik dan kordinator.

Bidan sebagai pelaksana maksudnya merupakan profesi yang


tugasnya merupakan pengaplikasian ilmu secara langsung dalam bentuk
pelayanan kepada masyarakat. Bidan melaksanakannya sebagai tugas
mandiri, kolaborasi / kerjasama dan ketergantungan (rujukan). Bidan
sendiri diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab dan
akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberi
dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan
masa nifas, meminmpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi. Asuhan ini mencakup
upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi kepada
ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta

1
melaksanakan tindakan kegawat darurat.Bidan dapat praktik di berbagai
tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, rumah sakit, klinik
atau unit kesehatan lainnya.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang didapatkan :

1. Apa sajakah peranan seorang bidan secara mandiri, kolaborasi dan


fungsi rujukan itu ?
2. Apa sajakah syarat menjadi bidan sesuai Kepmenkes 1464/2010
dan mengenai bidan delima?

3. Apa saja hak dan kewajiban sebagai bidan?

4. Apa saja kewenangan dari bidan sesuai Kepmenkes nomor 1464


tahun 2010.

C. Tujuan

Makalah ini disusun guna :

1. Untuk mengetahui peran bidan secara mandiri, kolaborasi, dan


fungsi rujukan.
2. Untuk mengetahui syarat bidan sesuai Permenkes dan mengenai
bidan delima.

3. Untuk mengetahui hak dan kewajiban sebagai bidan.

4. Untuk mengetahui kewenangan bidan sesuai Permenkes nomor


1464 tahun 2010.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bidan adalah seseorang yang menjaga ibu dengan sabar dan penuh
cinta , meraba dan menyentuh dengan penuh sensitive dan sopan,
mendengarkan dengan penuh perhatian,dan memberikan waktu yang
memadai, mencium dengan penuh pengertian dan perhatian. Kemampuan
seorang bidan untuk menjadi pendamping perempuan dan keluarganya
merupakan perpaduan dari kepribadian, sifat-sifat intuitif, empati, dengan
pengetahuan, dengan teori dan dengan pemikiran tentang praktik kebidanan
(Bryar , 1995 : 6-7)
Bidan merupakan salah satu pemberi perlindungan dan perhatian
terhadap perempuan selama mereka hamil dan melahirkan. Bidan dan
perempuan menjalin hubungan sebagai mitra, dengan demikian bidan dapat
memberikan pelayanan yang tepat dengan meningkatkan kemampuan
komunikasi, pengetahuan, keikhlasan dan kepercayaan. Bidan
memberdayakan perempuan untuk percaya terhadap tubuhnya dan
mempelajarinya agar tau apa kebutuhannya. Untuk meningkatkan kualitas
pelayanan dibutuhkan seorang bidan yang terus mengembangkan dirinya
melalui pendidikan yang berkelanjutan, sehingga ia mampu memberdayakan
kolega dan pasiennya melalui dukungan konseling dan pendampingan pada
tiap tatanan pelayanan ( sally parman , 2006 : 73-74)

A. Peran Bidan Sebagai Pelaksana

Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dan dimiliki


oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat (Tim Media pena,2002 :
112 )

Fungsi Pelaksana

Fungsi bidan sebagai pelaksana mencakup:

3
a. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu,
keluarga, serta masyarakat (khususnya kaum remaja) pada
masa praperkawinan.
b. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan
normal, kehamilan dengan kasus patologis tertentu, dan
kehamilan dengan risiko tinggi.

c. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis


tertentu.

d. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan


risiko tinggi.

e. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.

f. Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui.

g. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan


prasekolah

h. Memberi pelayanan keluarga berencana sesuai dengan


wewenangnya.

i. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus


gangguan sistem reproduksi, termasuk wanita pada masa
klimakterium internal dan menopause sesuai dengan
wewenangnya.

1. Tugas mandiri

Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu:


1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan yang diberikan, mencakup:
a) Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi
kebutuhan asuhan klien.

4
b) Menentukan diagnosis.
c) Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah
yang dihadapi.
d) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana
yang telah disusun.
e) Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.
f) Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan.
g) Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan /
tindakan.
2) Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja
dan dengan melibatkan mereka sebagai klien,
mencakup:
a) Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak
remaja dan wanita dalam masa pranikah.
b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan
dasar.
c) Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai
prioritas mendasar bersama klien.
d) Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan
rencana.
e) Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah
diberikan bersama klien.
f) Membuat rencana tindak lanjut tindakan / layanan
bersama klien.
g) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan
kebidanan.
3) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama
kehamilan normal, mencakup:
a) Mengkaji status kesehatan klien yang dalam
keadaan hamil.
b) Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan
kesehatan klien.
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien
sesuai dengan prioritas masalah.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
rencana yang telah disusun.

5
e) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan
bersama klien.
f) Membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah
diberikan bersama klien.
g) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan
bersama klien,
h) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan
kebidanan yang telah diberikan.
4) Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa
persalinar dengan melibatkan klien/keluarga,
mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien
dalam masa persalinan.
b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan
kebidanan dalam masa persalinan.
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien
sesuai dengar prioritas masalah.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
rencana yang telah disusun.
e) Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan bersama
klien.
f) Membuat rencana tindakan pada ibu selama masa
persalinan sesuai dengan prioriras.
g) Membuat asuhan kebidanan.
5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir,
mencakup:
a) Mengkaji status keselhatan bayi baru lahir dengan
melibatkan keluarga.
b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir.
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai
prioritas.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
rencana yang telah dibuat.
e) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah
diberikan.
f) Membuat rencana tindak lanjut.

6
g) Membuat rencana pencatatan dan pelaporan asuhan
yang telah diberikan.
6) Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa
nifas dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu
dalam masa nifas.
b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan
kebidanan pada masa nifas.
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan
prioritas masalah.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
rencana.
e) Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan
yang telah diberikan.
f) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan
bersama klien.
7) Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur
yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana,
mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana
pada pus (pasangan usia subur)
b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan.
c) Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas
masalah bersama klien.
d) Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang
telah dibuat.
e) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah
diberikan.
f) Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama
klien.
g) Membuat pencatatan dan laporan.
8) Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan
gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa
klimakterium serta menopause, mencakup:
a) Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan
klien.

7
b) Menentukan diagnosis, prognosis, prioritas, dan
kebutuhan asuhan.
c) Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah
bersama klien.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
rencana.
e) Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan
kebidanan yang telah diberikan.
f) Membuat rencana tindak lanjut bersama klien.
g) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan
kebidanan.
9) Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita
dengan melibatkan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai
dengan tumbuh kembang bayi/balita.
b) Menentukan diagnosis dan prioritas masalah.
c) Menyusun rencana asuhan sesuai dengan rencana.
d) Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas
masalah.
e) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan.
f) Membuat rencana tindak lanjut.
g) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan.

2. Tugas Kolaborasi

Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:


1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan
klien dan keluarga. mencakup:
a) Mengkaji masalah yang berkaitan dengan
komplikasi dan kondisi kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
kegawat daruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
c) Merencanakan tindakan sesuai dengan prioriras
kegawatdaruratan dan hasil kolaborasi serta
berkerjasama dengan klien

8
d) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan
dengan melibatkan klien.
e) Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan.
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g) Membuat pencatatan dan pelaporan.
2) Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
risiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawat
daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi,
mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko
tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
b) Menentukam diagnosis, prognosis, dan prioritas
sesuai dengan faktor risiko serta keadaan
kegawatdaruratan pada kasus risiko tinggi.
c) Menyusun rencana asuhan dan tindakan
pertolongan pertama sesuai dengn prioritas
d) Melaksanalkan asuhan kebidanan pada kasus ibu
hamil dengan risiko tinggi dan memberi
pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan
pertolongan pertama.
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g) Membuat pencatatan dan pelaporan.
3) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
persalinan dengan resiko tinggi serta keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu
dalam masa persalinan dengan risiko tinggi dan
keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
sesuai dengan faktor risiko dan keadaan
kegawatdaruratan

9
c) Menyusun rrencana asuhan kebidanan pada i6tl
dalam masa persalinan dengan risiko tinggi dan
pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam
masa persalinan dengan risiko tinggi dan memberi
pertolongan pertama sesuai dengan priositas.
e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan
pertolongan pertama pada ibu hamil dengan risiko
tinggi
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g) Membuat pencatatan dan pelaporan.
4) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
nifas dengan risiko tinggi serta pertolongan pertama
dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga,
mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa
nifas dengan risiko tinggi dan keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
sesuai dengan faktor risiko serta keadaan kegawat
daruratan.
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu
dalam masa nifas dengan risiko tinggi dan
pertolongan pertarna sesuai dengan prioritas.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan dengan risiko
tinggi dan memberi pertolongan pertama sesuai
dengan rencana.
e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan
pertolongan pertama.
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g) Membuat pencatatan dan pelaporan.
5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir tinggi
dan pertolongan pertama dalam keadaan

10
kegawatdaruraran yang memerlukan tindakan
kolaborasi bersama klien dan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir dengan risiko tinggi dan keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
sesuai dengan Faktor risiko serta keadaan
kegawatdaruratan. Menyusun rencana asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi
dan memerlukan pertolongan pertama sesuai
dengan prioritas.
c) Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama
sesuai dengan prioritas.
d) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan
pertolongan pertama.
e) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
f) Membuat pencatatan dan pelaporan.
6) Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko
cinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi betsamut klien dan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan
risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang
nemerlukan tindakan kolaborasi.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioricas
sesuai dengan faktor risiko serta keadaan
kegawatdaruratan.
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita
dengan risiko tinggi dan memerlukan pertolongan
pertama sesuai dengan prioritas.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita
dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama
sesuai dengan prioritas.

11
e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidaman dan
pertolongan pertama.
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g) Membuat pencatatan dan pelaporaan.

3. Ketergantungan (merujuk)

Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu:


1) Menerapkan manajamen kebidanan ,pada setiap asuhan
kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan
keluarga, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebndanan yang
memerlukan tindakan di luar lingkup
kewenangan bidan dan memerlukan rujukan.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
serta sumbersumber dan fasilitas untuk
kebmuuhan intervensi lebih lanjut bersama
klien/keluarga.
c) Merujuk klien uncuk keperluan iintervensi lebih
lanjuc kepada petugas/inscitusi pelayanan
kesehaatan yang berwenang dengan
dokumentasi yang lengkap.
d) Membuat pencatatan dan pelaporan serta
mendokumentasikan seluruh kejadian dan
incervensi.
2) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan
rujukan pada kasus kehamilan dengan risiko tinggi
serta kegawatdaruratan, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui
konsultasi dan rujukan.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
c) Memberi pertolongan pertama pada kasus yang
memerlukan rujukan.
d) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi
dan rujukan.

12
e) Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih
lanjut pada petugas/institusi pelayanan
kesehatan yang berwenang.
f) Membuat pencatatan dan pelaporan serta
mendokumentasikan seluruh kejadian dan
intervensi.
3) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta
rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu
dengan melibatkan klien dan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji adanya penyulit dan kondisi
kegawatdaruratan pada ibu dalam persalinan
yang memerlukan konsultasi dan rujukan.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
c) Memberi pertolongan pertama pada kasus yang
memerlukan rujukan.
d) Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih
lanjut pada petugas/institusi pelayanan
kesehatan yang berwenang.
e) Membuat pencatatan dan pelaporan serta
mendokumentasikan seluruh kejadian dan
intervensi.
4) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan
rujukan pada ibu dalam masa nifas yang disertai
penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan
melibatkan klien dan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji adanya penyulit dan kondisi
kegawatdaruratan pada ibu dalam masa nifas
yang memerlukan konsultasi serta rujukan.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
c) Memberi pertolongan pertama pada kasus yang
memerlukan rujukan.
d) Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih
lanjut pada petugas/institusi pelayanan
kesehatan yang berwenang

13
e) Membuat pencatatan dan pelaporan serta
mendokumentasikan seluruh kejadian dan
intervensi.
5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultasi serta rujukan dengan
melibatkan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji adanya penyulit dan kondisi
kegawatdaruratan pada bayi baru lahir yang
memerlukan konsulrasi serta rujukan.
b) Menentatkan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
c) Memberi pertolongan pertama pada kasus yang
memerlukan rujukan
d) Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih
lanjut pada petugas/institusi pelayanan
kesehatan yang berwenang.
e) Membuat pencatatan dan pelaporan serta
dokumentasi.
6) Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan
kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultasi serta rujukan dengan
melibatkan klien/keluarga, mencakup:
a) Mengkaji adanya penyulit dan
kegawatdaruratan pada balita yang memerlukan
konsultasi serta rujukan.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
c) Memberi pertolongan pertama pada kasus yang
memerlukan rujukan
d) Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih
lanjut pada petugas/institusi pelayanan
kesehatan yang berwenang.
e) Membuat pencatatan dan pelaporan serta
dokumentasi.

B. Syarat Menjadi Seorang Bidan dan Mengenai Bidan Delima

14
SYARAT MENJADI BIDAN SESUAI KEPMENKES 1464/2010

KEPMENKES 1464/2010

Ketentuan Umum

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang
telah teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif. Preventif,
kuratif, maupun rehabilitatif, yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan
atau masyarakat.
3. Surat Tanda Registrasi, selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang diregistrasi
setelah memiliki sertifikat kompetensi.
4. Surat Izin Kerja Bidan, selanjutnya disingkat SIKB adalah bukti tertulis
yang diberikan kepada bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
5. Surat Izin Praktik Bidan, selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti tertulis
yang diberikan kepada bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk
menjalankan praktik bidan mandiri.
6. Standar adalah pedoman yang harus digunakan sebagai petunjuk dalam
menjalankan profesi yang meliputi standar pelayanan, standar profesi, dan
standar operasional prosedur.
7. Praktik mandiri adalah praktik bidan swasta perorangan.
8. Organisasi profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Bidan Delima

1. Pengertian Bidan Delima

15
Bidan Delima adalah sistem standarisasi kualitas pelayanan
bidan praktek swasta, dengan penekanan pada kegiatan monitoring
& evaluasi serta kegiatan pembinaan & pelatihan yang rutin dan
berkesinambungan.

Bidan Delima melambangkan Pelayanan berkualitas dalam


Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana yang
berlandaskan kasih sayang, sopan santun, ramah-tamah, sentuhan
yang manusiawi, terjangkau, dengan tindakan kebidanan sesuai
standar dan kode etik profesi.

2. Syarat Bidan Delima

1. Bidan Praktek Swasta yang memiliki izin (SIPB) yang masih


berlaku
2. Bersedia mengikuti ketentuan program
3. Bersedia mengikuti pembinaan kualitas dan profesi untuk
jaga mutu
4. Membayar biaya registrasi Rp. 50.000,-
5. Lulus pra kualifikasi
6. Melakukan kajian Mandiri
7. Lulus validasi
8. Membayar biaya keanggotaan selama 5 tahun

3. Standar

Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah


didokumentasikan yang di dalamnya terdiri antara lain mengenai
spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria-kriteria yang akurat
yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-
definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses,
atau jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan.

16
C. Hak dan Kewajiban Menjadi Seorang Bidan

Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan


sosial sehari-hari. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang
diterimanya. Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu pasien.
Sedangkan bidan mempunyai kewajiban/keharusan untuk pasien, jadi hak
adalah sesuatu yang diterima oleh pasien. Sedang kewajiban adalah suatu
yang diberikan oleh bidan. Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh
bidan dan kewajiban yang harus diberikan oleh pasien.
1. Hak Bidan
a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam
melakasanakan tugsa sesuai denga profesinya.
b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada
setiap tingkat/jenjang pelayanan kesehatan.
c. Bidan berhak menolak keinginan pasien/ kliendan keluarga yang
beertentangan dengan peraturan perundangan, dan kode etik
profesi.
d. Bidan berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila baiknya
dicemarkan oleh pasien, keluarga maupun profesi lain.
e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik
melalui pendidikan maupun pelatihan.
f. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir
dan jabatan yang sesuai.
g. Bidan berhak mendapatkan kompensasi dan kesejahteraan yang
sesuai.
2. Kewajiban Bidan
Kode Etik Bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun
1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional
Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedangkan petunjuk
pelaksanaannya disahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas)
IBI tahun 1991 sebagai pedoman dalam prilaku.

a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat


1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkansumpah jabatannya dalam
melaksanakan tugas pengabdiannya.

17
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya
menjunjung tinggiharkat dan martabat kemanusiaan yang
utuh dan memelihara citra bidan.
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya
senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga
dan masyarakat.
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya
mendahulukan kepentinganklien, menghormati hak klien
dan menghormati nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat.
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya
senantiasa mendahulukankepentingan klien, keluarga dan
masyarakat dengan identitas yang samasesuai dengan
kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang
serasi dalamhubungan pelaksanaan tugasnya, dengan
mendorong partisipasimasyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatannya secara optimal.

b.Kewajiban bidan terhadap tugasnya


1) klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan
profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien,
keluarga dan Setiap bidan senantiasa memberikan
pelayanan paripurna terhadap masyarakat.
2) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan
mempunyai kewenangandalam mengambil keputusan
dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakankonsultasi
dan atau rujukan.
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang
dapat danatau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta
oleh pengadilan ataudipedukan sehubungan kepentingan
klien.

c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan


lainnya

18
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman
sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga
kesehatan lainnya.
d. Kewajiban bidan terhadap profesinya
1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung
tinggi citra profesinyadengan menampilkan kepribadian
yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat.
2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan did dan
meningkatkankemampuan profesinya seuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan
penelitian dan kegiatansejenis yang dapat meningkatkan
mute dan citra profesinya.

e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri


1) Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat
melaksanakan tugas profesinya dengan baik.
2) Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi.

f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air


1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa
melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang
kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan
kesehatan keluarga dan masyarakat.
2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan
menyumbangkan pemikirannya kepada pemerintah untuk-
meningkatkan mutu jangakauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.

19
D. Wewenang Bidan

KEPMENKES 1464/2010

Penyelenggaraan Praktik

Pasal 9

Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan


pelayanan Yang meliputi:

a. Pelayanan Kesehatan Ibu


b. Pelayanan kesehatan anak dan
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

Pasal 10

1. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a


diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa
nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan

Pasal 11

1. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf


b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra
sekolah.

Pasal 12

Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan


Keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf c,
berwenang untuk :

a. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi


perempuan dan keluarga berencana, dan
b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

20
21
BAB III
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Responden dari kelompok 3 adalah ibu Retna Purwanti,S.SIT.


Responden memulai pendidikannya dari sekolah dasar negeri, sekolah
menengah pertama negeri, SPK negeri dan lulus pada tahun 1991. Setelah
lulus dari SPK, reponden langsung diangkat menjadi PNS karena jumlah
bidan saat itu masih sangat sedikit tapi banyak diperlukan di lapangan kerja.
Tidak hanya sampai SPK, responden melanjutkan pendidikannya di D3
Kebidanan di Poltekkes Depkes Yogyakarta dan lulus tahun 2000 dan
melanjutkan D4 Kebidanan di Fakultas Kedokteran UGM dan menamatkan
studinya pada tahun 2001.

Responden menjelaskan bahwa belum pernah bekerja di rumah sakit.


Pengalaman kerja responden adalah sebagai bidan di puskesmas, sebagai
bidan praktek swasta dan terkadang terjun langsung ke masyarakat untuk
memberikan penyuluhan-penyuluhan.

A. Peranan Seorang Bidan

1. Peran seorang bidan fungsi mandiri

Peran seorang bidan fungsi mandiri menurut responden adalah bidan


mempunyai kewenangan untuk melakukan asuhan kebidanan secara mandiri
tanpa ketergantungan denganp profesi kesehatan yang lain tapi dalam batas
kewenangan menjadi seorang bidan sesuai Kepmenkes 1464/2010.

2. Peran seorang bidan fungsi kolaborasi

Peran seorang bidan fungsi kolaborasi menurut penjelasan responden


adalah bidan berhak melakukan fungsi kolaborasi ketika dalam keadaan yang
memang diperlukan dan diluar dari kompetensi bidan dan kewenangan bidan.
Setelah melakukan kolaborasi dengan tenaga medis lainnya, hasil dari
pemeriksaan akan kembali ke bidan dan tugas bidan untuk menjelaskan

22
kepada pasiennya tentang apa yang terjadi. Tenaga medis yang biasanya
menjadi rekan kolaborasi bidan misalnya melakukan kerja sama dengan
dokter kandungan, ahli gizi, apoteker dan tenaga medis lainnya.

3. Peran seorang bidan fungsi rujukan

Menurut reponden peran bidan fungsi rujukan adalah bidan harus


merujuk pasien yang termasuk diluar kewenangan bidan seperti kehamilan
yang patologis. Ini bertujuan untuk menghindari keadaan pasien yang lebih
gawat lagi. Fungsi rujukan ini bisa dilanggar oleh seorang bidan jika bidan
tersebut berada diwilayah yang sangat terpencil dan tenaga medis yang lebih
ahli tidak ada di wilayah tersebut.

B. Syarat Menjadi Bidan dan Mengenai Bidan Delima

Data yang didapat dari responden adalah syarat menjadi seorang bidan
praktek swasta harus memiliki :

1. Pendidikan minimal D3 Kebidanan

2. Surat Tanda Registrasi

3. Lulus uji kompetensi

4. Surat Izin Bidan

5. Prasarana dan sarana yang memadai dan memenuhi syarat untuk


membuka sebuah tempat praktek bidan.

6. Ijazah

7. Surat Izin Praktek

8. Izin dari wilayah setempat.

Mengenai bidan delima, reponden tidak terlalu mengetahui mendalam


tentang bidan delima karena responden bukan seorang bidan delima. Yang
diketahui oleh responden syarat menjadi bidan delima berupa sudah

23
terkualifikasi sarana dan prasarana dari tempat praktek bidan, bukan hanya
sarana dan prasarana tetapi ilmu yang dimiliki oleh bidan dan skill atau
keterampilannya serta mengikuti organisasi profesi. Selain itu wajib
membayar iuran tiap bulannya.

C. Hak dan Kewajiban Sebagai Seorang Bidan

Hak menjadi seorang bidan menurut responden adalah mendapat


imbalan/intensif dari pasien atas jasa yang telah diberikan kepada pasien dan
berhak untuk mendapat pengakuan dari masyarakat setempat.

Pernyataan responden tentang kewajiban menjadi seorang bidan


adalah memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dan
beerkewajiban untuk mengikuti organisasi profesi.

D. Kewenangan-kewenangan Bidan

Hasil wawancara tentang kewenangan-kewenangan bidan menurut


responden adalah memberi asuhan kebidanan namun dalam konteks yang
masih normal (menurut kewenangan Kepmenkes 1464/2010), memberi
pelayanan sementara terhadap keadaan yang darurat, dan mewajibkan
kolaborasi atau bahkan rujukan jika diluar kewenangan bidan.

24
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Peran Seorang Bidan

Dengan landasan teori dari peran seorang bidan sebagai fungsi mandiri,
fungsi kolaborasi dan fungsi rujukan dengan penjelasan responden tidak ada
kesenjangan. Penjelasan responden dengan teori sesuai.

B. Syarat Menjadi Seoranng Bidan dan Mengenai Bidan Delima

Hasil yang didapatkan dari penjelasan responden dengan teori, tidak


ada kesenjangan. Penjelasan dari reponden sesuai dengan teori yang ada.
Disampin itu, reponden dapat menunjukan surat-surat sebagai syarat menjadi
seorang bidan. Sedangkan mengenai bidan delima, responden menyatakan
tidak mengetahui betul mengenai bidan delima tapi responden mengetahui
sedikit teori tentang syarat menjadi bidan delima.

C. Hak dan Kewajiban Menjadi Seorang Bidan

Data dari responden mengenai hak dan kewajiban menjadi seorang


bidan dengan landasan teori tidak menunjukan adanya kesenjangan namun
responden belum mengetahui betul bagaimana hak dan kewajibannya. Dapat
dilihat dari jawaban responden yang kurang lengkap.

D. Kewenangan-kewenangan Seorang Bidan

Data dari responden mengenai kewenangan-kewenangan menjadi


bidan dengan teori yang ada, tidak menunjukan kesenjangan. Berarti antara
penjelasan responden dan teori sesuai.

25
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuai dengan hasil pembahasan, bahwa antara data hasil wawancara


dengan landasan teori secara garis besar tidak menunjukkan adanya
kesenjangan. Namun demikian, responden belum mengetahui secara betul
bagaimana hak dan kewajibannya sebagai seeorang bidan.

B. Saran

1. Bidaan harus mengetahui hak dan kewajibannya dan dapat memenuhi


hak dan kewajibannya sesuai yang berlaku.

2. Mempertahankan atau meningkatkan kualitas kinerja dalam pelayanan


terhadap masyarakat kearah yang lebih baik lagi.

3. Pemerintah dapat dengan segera membuat undang-undang yang


mengenai profesi kebidanan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2001, Konsep Asuhan Kebidanan.

Prawirohardjo, S., 1997, Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP.

Depkes RI. 1992. UUD RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Jakarta.

Depkes RI Pusdiknakes. 1995. Konsep Kebidanan. Jakarta.

27
LAMPIRAN

A. Foto

Picture 1 Waktu wawancara

Picture 2 Foto bersama

28
Picture 3 Ruang periksa

Picture 4 Ruang tindakan

29
Picture 5 Surat perijinan

Picture 6 Surat rujukan

30
Picture 7 laporan KB

Picture 8 almari farmasi

31
Picture 9 Foto keluarga

Picture 10 Rumah bidan eny purwanti

32
Picture 11 langkah PN

Picture 12 Alat alat

33

Anda mungkin juga menyukai