Disusun Oleh :
Mengetahui
Dosen Pembimbing
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Mengetahui
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iiii
DAFTAR ISI.........................................................................................................ivv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
A. Peran Bidan Sebagai Pelaksana.................................................................3
1. Tugas mandiri........................................................................................4
2. Tugas Kolaborasi...................................................................................9
3. Ketergantungan (merujuk)...................................................................13
B. Syarat Menjadi Seorang Bidan dan Mengenai Bidan Delima.................16
C. Hak dan Kewajiban Menjadi Seorang Bidan..........................................18
D. Wewenang Bidan.....................................................................................22
BAB III LAPORAN HASIL PRAKTIKUM.........................................................24
A. Peranan Seorang Bidan...........................................................................24
1. Peran seorang bidan fungsi mandiri....................................................24
2. Peran seorang bidan fungsi kolaborasi...............................................24
3. Peran seorang bidan fungsi rujukan.....................................................25
B. Syarat Menjadi Bidan dan Mengenai Bidan Delima...............................25
C. Hak dan Kewajiban Sebagai Seorang Bidan...........................................26
D. Kewenangan-kewenangan Bidan............................................................26
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................27
A. Peran Seorang Bidan...............................................................................27
B. Syarat Menjadi Seoranng Bidan dan Mengenai Bidan Delima...............27
C. Hak dan Kewajiban Menjadi Sorang Bidan............................................27
iv
D. Kewenangan-kewenangan Seorang Bidan..............................................27
BAB V PENUTUP.................................................................................................28
A. Kesimpulan..............................................................................................28
B. Saran........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................29
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
melaksanakan tindakan kegawat darurat.Bidan dapat praktik di berbagai
tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, rumah sakit, klinik
atau unit kesehatan lainnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bidan adalah seseorang yang menjaga ibu dengan sabar dan penuh
cinta , meraba dan menyentuh dengan penuh sensitive dan sopan,
mendengarkan dengan penuh perhatian,dan memberikan waktu yang
memadai, mencium dengan penuh pengertian dan perhatian. Kemampuan
seorang bidan untuk menjadi pendamping perempuan dan keluarganya
merupakan perpaduan dari kepribadian, sifat-sifat intuitif, empati, dengan
pengetahuan, dengan teori dan dengan pemikiran tentang praktik kebidanan
(Bryar , 1995 : 6-7)
Bidan merupakan salah satu pemberi perlindungan dan perhatian
terhadap perempuan selama mereka hamil dan melahirkan. Bidan dan
perempuan menjalin hubungan sebagai mitra, dengan demikian bidan dapat
memberikan pelayanan yang tepat dengan meningkatkan kemampuan
komunikasi, pengetahuan, keikhlasan dan kepercayaan. Bidan
memberdayakan perempuan untuk percaya terhadap tubuhnya dan
mempelajarinya agar tau apa kebutuhannya. Untuk meningkatkan kualitas
pelayanan dibutuhkan seorang bidan yang terus mengembangkan dirinya
melalui pendidikan yang berkelanjutan, sehingga ia mampu memberdayakan
kolega dan pasiennya melalui dukungan konseling dan pendampingan pada
tiap tatanan pelayanan ( sally parman , 2006 : 73-74)
Fungsi Pelaksana
3
a. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu,
keluarga, serta masyarakat (khususnya kaum remaja) pada
masa praperkawinan.
b. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan
normal, kehamilan dengan kasus patologis tertentu, dan
kehamilan dengan risiko tinggi.
1. Tugas mandiri
4
b) Menentukan diagnosis.
c) Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah
yang dihadapi.
d) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana
yang telah disusun.
e) Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.
f) Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan.
g) Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan /
tindakan.
2) Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja
dan dengan melibatkan mereka sebagai klien,
mencakup:
a) Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak
remaja dan wanita dalam masa pranikah.
b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan
dasar.
c) Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai
prioritas mendasar bersama klien.
d) Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan
rencana.
e) Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah
diberikan bersama klien.
f) Membuat rencana tindak lanjut tindakan / layanan
bersama klien.
g) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan
kebidanan.
3) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama
kehamilan normal, mencakup:
a) Mengkaji status kesehatan klien yang dalam
keadaan hamil.
b) Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan
kesehatan klien.
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien
sesuai dengan prioritas masalah.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
rencana yang telah disusun.
5
e) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan
bersama klien.
f) Membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah
diberikan bersama klien.
g) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan
bersama klien,
h) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan
kebidanan yang telah diberikan.
4) Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa
persalinar dengan melibatkan klien/keluarga,
mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien
dalam masa persalinan.
b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan
kebidanan dalam masa persalinan.
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien
sesuai dengar prioritas masalah.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
rencana yang telah disusun.
e) Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan bersama
klien.
f) Membuat rencana tindakan pada ibu selama masa
persalinan sesuai dengan prioriras.
g) Membuat asuhan kebidanan.
5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir,
mencakup:
a) Mengkaji status keselhatan bayi baru lahir dengan
melibatkan keluarga.
b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir.
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai
prioritas.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
rencana yang telah dibuat.
e) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah
diberikan.
f) Membuat rencana tindak lanjut.
6
g) Membuat rencana pencatatan dan pelaporan asuhan
yang telah diberikan.
6) Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa
nifas dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu
dalam masa nifas.
b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan
kebidanan pada masa nifas.
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan
prioritas masalah.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
rencana.
e) Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan
yang telah diberikan.
f) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan
bersama klien.
7) Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur
yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana,
mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana
pada pus (pasangan usia subur)
b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan.
c) Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas
masalah bersama klien.
d) Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang
telah dibuat.
e) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah
diberikan.
f) Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama
klien.
g) Membuat pencatatan dan laporan.
8) Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan
gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa
klimakterium serta menopause, mencakup:
a) Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan
klien.
7
b) Menentukan diagnosis, prognosis, prioritas, dan
kebutuhan asuhan.
c) Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah
bersama klien.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
rencana.
e) Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan
kebidanan yang telah diberikan.
f) Membuat rencana tindak lanjut bersama klien.
g) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan
kebidanan.
9) Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita
dengan melibatkan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai
dengan tumbuh kembang bayi/balita.
b) Menentukan diagnosis dan prioritas masalah.
c) Menyusun rencana asuhan sesuai dengan rencana.
d) Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas
masalah.
e) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan.
f) Membuat rencana tindak lanjut.
g) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan.
2. Tugas Kolaborasi
8
d) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan
dengan melibatkan klien.
e) Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan.
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g) Membuat pencatatan dan pelaporan.
2) Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
risiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawat
daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi,
mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko
tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
b) Menentukam diagnosis, prognosis, dan prioritas
sesuai dengan faktor risiko serta keadaan
kegawatdaruratan pada kasus risiko tinggi.
c) Menyusun rencana asuhan dan tindakan
pertolongan pertama sesuai dengn prioritas
d) Melaksanalkan asuhan kebidanan pada kasus ibu
hamil dengan risiko tinggi dan memberi
pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan
pertolongan pertama.
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g) Membuat pencatatan dan pelaporan.
3) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
persalinan dengan resiko tinggi serta keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu
dalam masa persalinan dengan risiko tinggi dan
keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
sesuai dengan faktor risiko dan keadaan
kegawatdaruratan
9
c) Menyusun rrencana asuhan kebidanan pada i6tl
dalam masa persalinan dengan risiko tinggi dan
pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam
masa persalinan dengan risiko tinggi dan memberi
pertolongan pertama sesuai dengan priositas.
e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan
pertolongan pertama pada ibu hamil dengan risiko
tinggi
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g) Membuat pencatatan dan pelaporan.
4) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
nifas dengan risiko tinggi serta pertolongan pertama
dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga,
mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa
nifas dengan risiko tinggi dan keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
sesuai dengan faktor risiko serta keadaan kegawat
daruratan.
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu
dalam masa nifas dengan risiko tinggi dan
pertolongan pertarna sesuai dengan prioritas.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan dengan risiko
tinggi dan memberi pertolongan pertama sesuai
dengan rencana.
e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan
pertolongan pertama.
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g) Membuat pencatatan dan pelaporan.
5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir tinggi
dan pertolongan pertama dalam keadaan
10
kegawatdaruraran yang memerlukan tindakan
kolaborasi bersama klien dan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir dengan risiko tinggi dan keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
sesuai dengan Faktor risiko serta keadaan
kegawatdaruratan. Menyusun rencana asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi
dan memerlukan pertolongan pertama sesuai
dengan prioritas.
c) Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama
sesuai dengan prioritas.
d) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan
pertolongan pertama.
e) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
f) Membuat pencatatan dan pelaporan.
6) Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko
cinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi betsamut klien dan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan
risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang
nemerlukan tindakan kolaborasi.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioricas
sesuai dengan faktor risiko serta keadaan
kegawatdaruratan.
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita
dengan risiko tinggi dan memerlukan pertolongan
pertama sesuai dengan prioritas.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita
dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama
sesuai dengan prioritas.
11
e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidaman dan
pertolongan pertama.
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g) Membuat pencatatan dan pelaporaan.
3. Ketergantungan (merujuk)
12
e) Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih
lanjut pada petugas/institusi pelayanan
kesehatan yang berwenang.
f) Membuat pencatatan dan pelaporan serta
mendokumentasikan seluruh kejadian dan
intervensi.
3) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta
rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu
dengan melibatkan klien dan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji adanya penyulit dan kondisi
kegawatdaruratan pada ibu dalam persalinan
yang memerlukan konsultasi dan rujukan.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
c) Memberi pertolongan pertama pada kasus yang
memerlukan rujukan.
d) Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih
lanjut pada petugas/institusi pelayanan
kesehatan yang berwenang.
e) Membuat pencatatan dan pelaporan serta
mendokumentasikan seluruh kejadian dan
intervensi.
4) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan
rujukan pada ibu dalam masa nifas yang disertai
penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan
melibatkan klien dan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji adanya penyulit dan kondisi
kegawatdaruratan pada ibu dalam masa nifas
yang memerlukan konsultasi serta rujukan.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
c) Memberi pertolongan pertama pada kasus yang
memerlukan rujukan.
d) Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih
lanjut pada petugas/institusi pelayanan
kesehatan yang berwenang
13
e) Membuat pencatatan dan pelaporan serta
mendokumentasikan seluruh kejadian dan
intervensi.
5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultasi serta rujukan dengan
melibatkan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji adanya penyulit dan kondisi
kegawatdaruratan pada bayi baru lahir yang
memerlukan konsulrasi serta rujukan.
b) Menentatkan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
c) Memberi pertolongan pertama pada kasus yang
memerlukan rujukan
d) Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih
lanjut pada petugas/institusi pelayanan
kesehatan yang berwenang.
e) Membuat pencatatan dan pelaporan serta
dokumentasi.
6) Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan
kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultasi serta rujukan dengan
melibatkan klien/keluarga, mencakup:
a) Mengkaji adanya penyulit dan
kegawatdaruratan pada balita yang memerlukan
konsultasi serta rujukan.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
c) Memberi pertolongan pertama pada kasus yang
memerlukan rujukan
d) Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih
lanjut pada petugas/institusi pelayanan
kesehatan yang berwenang.
e) Membuat pencatatan dan pelaporan serta
dokumentasi.
14
SYARAT MENJADI BIDAN SESUAI KEPMENKES 1464/2010
KEPMENKES 1464/2010
Ketentuan Umum
Pasal 1
1. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang
telah teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif. Preventif,
kuratif, maupun rehabilitatif, yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan
atau masyarakat.
3. Surat Tanda Registrasi, selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang diregistrasi
setelah memiliki sertifikat kompetensi.
4. Surat Izin Kerja Bidan, selanjutnya disingkat SIKB adalah bukti tertulis
yang diberikan kepada bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
5. Surat Izin Praktik Bidan, selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti tertulis
yang diberikan kepada bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk
menjalankan praktik bidan mandiri.
6. Standar adalah pedoman yang harus digunakan sebagai petunjuk dalam
menjalankan profesi yang meliputi standar pelayanan, standar profesi, dan
standar operasional prosedur.
7. Praktik mandiri adalah praktik bidan swasta perorangan.
8. Organisasi profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Bidan Delima
15
Bidan Delima adalah sistem standarisasi kualitas pelayanan
bidan praktek swasta, dengan penekanan pada kegiatan monitoring
& evaluasi serta kegiatan pembinaan & pelatihan yang rutin dan
berkesinambungan.
3. Standar
16
C. Hak dan Kewajiban Menjadi Seorang Bidan
17
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya
menjunjung tinggiharkat dan martabat kemanusiaan yang
utuh dan memelihara citra bidan.
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya
senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga
dan masyarakat.
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya
mendahulukan kepentinganklien, menghormati hak klien
dan menghormati nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat.
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya
senantiasa mendahulukankepentingan klien, keluarga dan
masyarakat dengan identitas yang samasesuai dengan
kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang
serasi dalamhubungan pelaksanaan tugasnya, dengan
mendorong partisipasimasyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatannya secara optimal.
18
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman
sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga
kesehatan lainnya.
d. Kewajiban bidan terhadap profesinya
1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung
tinggi citra profesinyadengan menampilkan kepribadian
yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat.
2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan did dan
meningkatkankemampuan profesinya seuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan
penelitian dan kegiatansejenis yang dapat meningkatkan
mute dan citra profesinya.
19
D. Wewenang Bidan
KEPMENKES 1464/2010
Penyelenggaraan Praktik
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
20
21
BAB III
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
22
kepada pasiennya tentang apa yang terjadi. Tenaga medis yang biasanya
menjadi rekan kolaborasi bidan misalnya melakukan kerja sama dengan
dokter kandungan, ahli gizi, apoteker dan tenaga medis lainnya.
Data yang didapat dari responden adalah syarat menjadi seorang bidan
praktek swasta harus memiliki :
6. Ijazah
23
terkualifikasi sarana dan prasarana dari tempat praktek bidan, bukan hanya
sarana dan prasarana tetapi ilmu yang dimiliki oleh bidan dan skill atau
keterampilannya serta mengikuti organisasi profesi. Selain itu wajib
membayar iuran tiap bulannya.
D. Kewenangan-kewenangan Bidan
24
BAB IV
PEMBAHASAN
Dengan landasan teori dari peran seorang bidan sebagai fungsi mandiri,
fungsi kolaborasi dan fungsi rujukan dengan penjelasan responden tidak ada
kesenjangan. Penjelasan responden dengan teori sesuai.
25
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1992. UUD RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Jakarta.
27
LAMPIRAN
A. Foto
28
Picture 3 Ruang periksa
29
Picture 5 Surat perijinan
30
Picture 7 laporan KB
31
Picture 9 Foto keluarga
32
Picture 11 langkah PN
33