Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK KERJA LAPANGAN

TAHUN AJARAN 2023/2024

KLINIK PRATAMA RAWAT INAP MITRA

Disusun Oleh

Nama: Dina Rismami

Keahlian: Asisten Keperawatan

SMK GIRI HANDAYANI

Alamat : JL. Nusantara No. 12, Ledoksari,Kepek, Wonosari


LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK KERJA LAPANGAN

TAHUN AJARAN 2023/2024

KLINIK PRATAMA RAWAT INAP MITRA

Disusun Oleh

Nama: Dina Rismami

Keahlian: Asisten Keperawatan

SMK GIRI HANDAYANI

Alamat : JL. Nusantara No. 12, Ledoksari,Kepek, Wonosari

HALAMAN PENGESAHAN

i
Yang bertandatangan di bawah ini Siswa SMK Giri Handayani menyatakan bahwa

tanggal 14 Agustus 2023 s.d 10 November 2023 telah melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan Tahun ajaran 2023 /2024 di Klinik Pratama Rawat Inap Mitra telah

disetujui dan disahkan pada :

Hari : Senin

Tanggal :16 oktober 2023

Disetujui oleh :

Pembimbing Lapangan Praktikan

Yulia Nur Hidayati, A.Md.Kep. Dina Rismami

Pembimbing Sekolah

Sri Ruliyani, S.kep.,Ns.,M.Si.,Akpt.,CCHt.,CRM

KATA PENGANTAR

ii
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugrahnya yang

telah memberikan banyak kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan

PKL dengan baik.Laporan ini disusun guna melengkapi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan PKL(Praktik Kerja Lapangan) bagi siswa jurusan Asisten

Keperawatan. Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa

selesainya laporan PKL ini tidak terlepas dari dukungan,semangat,serta bimbingan

dari berbagai pihak dan dengan adanya buku paduan, oleh karenanya kami ingin

menyampaikan ucapan terima kasih antara lain kepada :

1. 1.Drs. Dani Triatmajaya Santosa, M.Pd. selaku kepala sekolah SMK Giri

Handayani.

2. 2.Sri Ruliyani, S.kep.,Ns.,M.Si.,Akpt.,CCHt.,CRM selaku pembimbing

pendidikan Asisten keperawatan SMK Giri Handayani.

3. 3.Yulia nur hidayati, A.Md.Kep selaku Pembimbing lapangan Klinik

Pratama Rawat Inap Mitra.

4. 4.Seluruh guru SMK Giri Handayani atas bantuan dan kerjasamanya.

5. 5.Seluruh karyawan staf petugas Klinik Pratama Rawat Inap Mitra atas

bantuan dan kerjasamanya.

6. 6.Teman teman seperjuangan selama PKL dan orangtua yang telah

memberikan dukungan dan doa.

Penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini disusun dengan sebaik-

baiknya, namun masih terdapat kekurangan didalam penyusunan laporan PKL ini,

iii
oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat

diharapkan,tidak lupa harapan kami semoga laporan Praktik Kerja Lapangan ini

dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan bagi

kami.

16 Oktober 2023

Dina Rismami

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii

KATA PENGANTAR......................................................................................... iii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG....................................................................................... 1

B. RUANG LINGKUP........................................................................................... 2

C. TUJUAN DAN MANFAAT.............................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5

A. TEORI KASUS.................................................................................................. 5

BAB III URAIAN KEGIATAN......................................................................... 11

A. IDENTITAS KLIEN........................................................................................ 11

B. PEMERIKSAAN FISIK................................................................................... 11

C. ANALISA DATA PENUNJANG.................................................................... 14

D. DIAGNOSA..................................................................................................... 15

E. RENCANA....................................................................................................... 16

F. IMPLEMENTASI............................................................................................. 17

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH.............................................................. 22

A. PEMBAHASAN.............................................................................................. 22

BAB V PENUTUP............................................................................................... 24

A. KESIMPULAN................................................................................................ 24

B. SARAN............................................................................................................ 24

v
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 27

LAMPIRAN......................................................................................................... 27

1) FOTO KEGIATAN.......................................................................................... 27

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vertigo asalnya dari bahasa latin vertere yang artinya adalah berputar, mengacu

pada sensasi atau rasa berputar-putar pada penderitanya sehingga keseimbangannya

terganggu (Sutarni et al., 2018). Vertigo didefinisikan sebagai sensasi gerak ilusi

diri atau lingkungan tanpa adanya gerakan yang sebenarnya (Bhattacharyya et al.,

2017). Vertigo adalah perasaan bahwa benda disekitar orang tersebut bergerak atau

berputar. Biasanya dirangsang oleh cedera kepala (Harding & Kwong, 2019).

vertigo adalah sensasi gerakan tubuh ataupun lingkungan disekitar dengan gejala

lainnya yang bisa timbul yang utama pada sistem otonom yang timbul karena ada

gangguan pada sisten keseimbangan tubuh oleh kondisi ataupun penyakit. Oleh

karena itu vertigo bukan sekedar gejala pusing saja. Tapi merupakan suatu sindrom

yang terdiri dari gejala somatik dan gejala psikiatrik (Sutarni et al., 2018).

Vertigo adalah keluhan yang umum ditemukan, berdasarkan data epidemologi

dunia, kejadian vertigo mencapai 30%. Angka kejadian vertigo pada wanita dua

sampai tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan laki laki (Neuhauser, 2016).

Vertigo ditemukan 15% dari seluruh populasi, hanya 4-7% yang diperiksa dokter.

Di Jerman, pravelensi vertigo antara usia 19 sampai 79 tahun adalah 30%, dimana

24% diantaranya diduga disebabkan oleh kelainan vestibular. Penelitian di Perancis

menemukan setelah 12 bulan, pravelansi vertigo meningkat 48%. Di Amerika

Serikat pravelensi disfungsi vestibular adalah 35% dari mereka usianya 45 tahun

1
keatas. Pasien yang menderita vertigo vestibular, 75% menderita vertigo perifer dan

25% menderita vertigo sentral (Nike Chusnul Dwi Indah Triyanti, Tri Nataliswati,

2018). Angka kejadian vertigo di Indonesia pada 2012, usia 40 sampai dengan 50

tahun adalah 50%, ini merupakan keluahan terbanyak ketiga dari pasien yang

datang berobat ke dokter umum setelah sakit kepala dan stroke (Putri et al., 2016).

B. Ruang lingkup

1.Ugd 24 jam

2.Rawat inap

3.Rawat jalan

4.Periksa umun

5.Periksa kebidanan

-Bersalin

-Imunisasi

-USG

-Pelayanan kb

6.Periksa gigi

7.Laboratorium

8.EKG

9.Akupuntur

C.Tujuan dan manfaat

Adapun manfaat dan tujuan dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

2
dari tanggal 14 Agustus 2023 s.d 10 November 2023

1.Tujuan

a.Tujuan Umum

Meningkatkan pengalaman,wawasan,ilmu dan keterampilan praktikan dalam

menghadapi dunia kerja. Dapat megetahui gambaran dunia kerja nyata dan

memberikan pengetahuan serta pegalaman yang kaitannya dengan asuhan

keperawatan khususnya pada pasien vertigo di Klinik Pratama Rawat Inap Mitra.

b.Tujuan Khusus

2. Tujuan Khusus

a. Dapat menjelaskan dan memahami konsep dasar medis vertigo

b. Mampu menjelaskan dan memahami konsep dasar keperawatan vertigo

c. Mampu menggambarkan asuhan keperawatan pada TN.A dengan vertigo,

meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa, intervensi, implementasi dan

evaluasi.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan

a) Manfaat bagi siswa

Memberikan siswa ,kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dan ilmu

yang baru untuk membuat siswa berkembang di bidangnya, Melatih skill

siswa,terutama dari segi tanggungjawab dan disiplin agar terbiasa

menghadapi dunia kerja.Melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) sesuai

bidang kejuruan yang telah dipelajari pada khususnya.

3
b) Manfaat bagi institusi pendidikan

Dapat digunakan sebagai masukan dalam menambah ilmu pengetahuan

sehingga dapat mempersiapkan perawat yang cakap dalam memberikan

asuhan keperawatan khususnya pada klien vertigo.

c) Manfaat Bagi Lahan Praktik

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penanganan vertigo

sehingga dapat meingkatkan pelayanan keperawatan.

d) Manfaat Bagi Masyarakat

Bisa memberikan tambahan pengetahuan dan informasi tentang asuhan

keperawatan khususnya kepada klien vertigo.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Kasus

1.Pengertian

Vertigo adalah salah satu jenis keluhan yang perlu perhatian ekstra. Vertigo bisa

merupakan tanda adanya masalah kesehatan lain yang lebih serius terkait dengan

kelainan otak, batang otak, otak kecil dan alat keseimbangan tubuh akibat gangguan

aliran darah, inflamasi atau infeksi. Bila tak mendapat penanganan yang tepat, dapat

menyebabkan ancaman jiwa, kecacatan atau menurunkan kualitas hidup

penderitanya.Vertigo adalah keluhan berupa sensasi pusing yakni perasaan seolah-

olah semua yang berada di sekitarnya berputar, atau dirinya yang dirasakan berputar

dalam bentuk yang lebih ringan, dirasakan sensasi berupa bergoyang-goyang

seperti mabuk laut. Saat orang mengalami vertigo, ia biasanya merasa kehilangan

keseimbangan dan sulit untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa

khawatir terjatuh. Gejala ini bisa datang dan pergi dengan cepat, dapat juga terasa

selama beberapa saat, tapi bisa juga bertahan lebih lama sampai berhari-hari.

Sensasi pusing dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi atau pergerakan kepala,

namun dapat juga dirasakan dalam semua posisi.Para pakar neurologi menjelaskan

bahwa vertigo dapat disebabkan oleh gangguan pada bagian telinga dalam pada alat

keseimbangan dikenal sebagai vertigo perifer atau pada pusat keseimbangan di otak

dikenal sebagai vertigo sentral. Perbedaannya terletak pada sumber masalah yang

memicu vertigo.

5
Vertigo periferal : terjadi karena masalah pada bagian dalam telinga yang

mengendalikan keseimbangan perifer. Bagian ini disebut labirin dengan kanal

semisirkularis dan saraf vestibularis.

Vertigo sentral : pemicunya adalah masalah pada otak, terutama pada bagian batang

otak atau otak kecil alias serebelum.

2.Gejala

Vertigo umumnya ditandai dengan sensasi pusing atau berputar, gejala penyerta

lainnya bergantung pada tempat kelainannya.Gejala vertigo periferal biasanya:

1.Keluhan pusing dipengaruhi perubahan posisi

2.Kehilangan keseimbangan

3.Telinga berdenging

4.Kehilangan pendengaran di satu atau kedua telinga

5.Mual dan muntah

6.Badan terasa lemas

7.Sulit memfokuskan penglihatan (lebih nyaman jika menutup mata)

Kehilangan orientasi arah Adapun jika mengalami vertigo sentral, gejala lain yang

mungkin muncul termasuk :

1.Penglihatan ganda

2.Masalah pergerakan mata

3.Kelumpuhan wajah

4.Bicara tidak jelas

5.Kesulitan menelan makanan dan minuman

6
6.Tubuh lemas se sisi

3.Komplikasi

Vertigo bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk

pekerjaan.Komplikasi inilah yang harus diwaspadai oleh penderita vertigo.

1.Cedera karena terjatuh

2.Kecelakaan di jalan atau saat mengoperasikan mesin/alat

3.Penurunan produktivitas kerja

4.Gangguan kecemasan/ depresi

5.Kerusakan otak Kelumpuhan

6.Kesulitan melakukan rutinitas sehari-hari

7.Infeksi yang meluas

8.Kehilangan kesadaran

4.Pencegahan

Terdapat setidaknya dua cara mencegah vertigo, yakni:

1. Melatih keseimbangan, misalnya lewat olahraga yang membutuhkan

keseimbangan dan aktivitas lain yang mengandalkan koordinasi mata,

kepala, dan tubuh seperti menari

2. Menerapkan prinsip dasar hidup sehat, seperti rutin berolahraga, makan

makanan sehat, minum cukup air putih, cukup istirahat, dan mengelola stres.

5.Etiologi

Menurut (Victorya et al., 2016) vertigo di bedakan menjadi 2 berdasarkan

7
penyebabnya, vertigo perifer berhubungan dengan gejala patologis pada telinga

sedangkan vertigo sentral disebabkan oleh gangguan vaskuler :

a. Vertigo sentral merupakan vertigo yang disebabkan karena kelainan sentral,

penyebab dari vertigo sentral adalah stroke, perdarahan cerebelum, trauma,

migren basilar, neoplasma (Jusuf & Wahidji, 2016).

b. Vertigo perifer merupakan yang disebabkan oleh kelainan pada labirin dan

N.Vestibular. Penyebab dari vertigo perifer adalah post trauma, toksik,

labirinitis, oklusi & fistula labirin (Jusuf & Wahidji, 2016).

1) Ada beberapa faktor risiko yang berpotensi vertigo menurut (Park et al.,

2019) yaitu:

1) Umur tua

2) Jenis Kelamin Jenis kelamin yang lebih berisiko terkena vertigo adalah

jeniskelamin perempuan

3) Indeks masa tubuh

4) Riwayat merokok Seorang perokok akan lebih berisiko terserang vertigo

6.Manifestasi klinis

Vertigo dibedakan menjadi 2, sistematik dan non sistematik, gejala vertigo

menurut (Jusuf & Wahidji, 2016) yaitu :

a. Vertigo sistematik

Pucat, Peluh dingin, Mual dan muntah

b. Vertigo nonsistematik

8
Rasa kepala ringan, seperti diayun, rasa seperti terapung dan rasa bergoyang yang

sulit di gambarkan oleh penderita vertigo.

7.Patofisiologis

Dalam kondisi perangkat keseimbangan pusat atau perifer tidak normal dan

terjadi gerakan yang aneh atau berlebihan, tidak akan ada pemrosesan input yang

normal dan vertigo akan terjadi. Selain itu ada juga masalah respon penyesuaian

otot-otot yang tidak adekuat. Yang menyebabkan pergerakan mata tidak normal

(nistagmus) ketidakstabilan saat berjalan dan berdiri dan gejala lainnya. Penyebab

pasti dari gejala gejala ini belum diketahui (Sutarni et al., 2018). ada beberapa teori

di antaranya:

a. Teori rangsangan berlebihan

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa stimulasi yang berlebih akan

mengakibatkan hiperemi kanalis semisirkularis sehingga fungsinya yang akan

mengalami gangguan (Sutarni et al., 2018).

b. Teori konflik sensoris

Didalam kondisi yang normal (fisiologis) impuls yang diterima antara sisi kiri dan

kanan akan dibandingkan, antara impuls yang berasal dari penglihatan dan

proprioseptik dan vestibular secara timbal balik. Pengolahan informasi berjalan

secara reflektoris melalui proses normal dan hasil akhirnya adalah penyesuaian

otototot yang menggerakkan tubuh atau menopang tubuh dan otot yang

menggerakkan bola mata (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 2016)

9
8. Pengobatan

a.kolaborasi pemberian obat dengan dokter :

-Betatistine 3x1

-Ibuprofen 3x1

-Dimen 3x1

b. Edukasi Pasien

Pasien dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan medis oleh dokter bila terjadi

vertigo baik serangan akut maupun kronis. Edukasi yang komprehensif mengenai

gejala dan penyebab dari vertigo perlu dilakukan.Pada kondisi vertigo kronis,

latihan rehabilitasi vestibular dapat dianjurkan untuk dilakukan pada kegiatan

sehari-hari. Pelaksanaan rehabilitasi vestibular ini merupakan latihan intensitas

rendah setiap hari selama 6-12 minggu.

10
BAB III

URAIAN KEGIATAN

A.Identitas klien

Identitas pasien Identitas penanggung jawab

Nama = Tn.A Nama = Ny.L

Umur = 54 thn Umur = 36 thn

Jenis kelamin = Laki - laki Jenis kelamin = Perempuan

Agama = Islam Agama = Islam

Pendidikan = SD Pekerjaan = Pedagang

Pekerjaan = Karyawan Swasta Alamat = Purwosari 4/5 , Baleharjo

Gol.Darah = B Hub.dengan klien = Anak

Alamat = Purwosari 4/5 , Baleharjo

Tabel 3.1 identitas pasien

B. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum

Compos mentis ( kesadaran penuh)

2. Pemeriksaan TTV :

T : 143/85 mmHg

S : 37.5°c

11
N : 88 x/m

R : 24x/m

SPO2 : 95%

3. Pemeriksaan wajah

a. Bentuk wajah simetris

b. Bentuk mata, telinga dan hidung simetris

c. Warna bibir agak pucat

4. Pemeriksaan pengelihatan

Kemampuan pengelihatan melihat benda seperti menjadi kabur, rekasi terhadap

cahaya sensitif, simetris kanan dan kiri

5. Pemeriksaan kepala dan leher

a. Bentuk kepala simetris dengan nyeri kepala

b. Bentuk leher simetris

6. Pemeriksaan thorak dan dada

a. Bentuk dada simetris

b. Bentuk pernafasan teratur

7. Pemeriksaan abdomen

Bentuk abdomen simetris, tidak adanya nyeri tekan, tidak ada pembesaran organ,

tidak ada bekas luka/operasi.

8. Pemeriksaan genetalia dan rectal

Tidak ada keluhan dalam genetalia dan rectal, tidak ada luka, bersih, tidak ada

tanda - tanda infeksi

9. Pemeriksaan punggung dan tulang belakang

12
a. Bentuk punggung simetris

b. Tidak ada nyeri gerak

10. Pemeriksaan ekstermitas dan muscoloskeltal

a. Bentuk ekstermitas simetris

b. Kekuatan otot baik.

c. Adanya keterbatasan bergerak karena perpindahan posisi dapat menyebabkan

pusing, dan tangan kiri terpasang infus tidak ada tanda infeksi

11. Pemeriksaan neurologis

Tidak ada keluhan penglihatan dan semua bagian tubuh masih terasa saat

disentuh

12. Pemeriksaan kulit/integument

Tidak ada kelainan sistem syaraf pusat, bersih, warna kulit sawo matang, tidak

ada luka

13. Pemeriksaan penunjang/diagnosis medis

- Leukosit = 7,95

- HB = 14,4

- GDS = 273

13
C. Analisa Data Penunjang

Nama : TN.A No.Register : 00058

Umur : 54 tahun Dx. Medis : Vertigo

Ruang rawat : Flamboyan 7. Alamat : Purwosari 4/5,

Baleharjo

Tanggal/jam Data Fokus Problem Etimologi

18 Agustus 2023 Ds = Pasien Nyeri akut Agen pencedera

22.00 mengatakan fisiologis

nyeri pada

bagian kepala

disebalah kanan,

pandangan

berbayang,

telinga

berdenging,

pusing terasa

berputar

Do = TD =

143/85 mmhg

S = 37,5 °c

14
RR =

24x/menit

N=

88x/menit

SPO2 =

90%

Tabel 3.2 Analisa data penunjang

D. Diagnosa

a. Keluhan utama saat MRS :

Pasien mengatakan nyeri pada bagian kepala disebelah kanan, pandangan

berbayang, telinga berdenging, pusing terasa berputar

b. Keluhan utama saat pengkajian :

Pasien tampak lemas, lelah, demam, warna bibir dan wajah pucat

Berdasarkan keluhan TN.A diatas dapat disimpulkan bahwa TN.A menderita

penyakit :

- Diagnosa Medis : Vertigo ( H81.4)

- Diagnosa keperawatan : Nyeri akut berhubugan dengan pencedera fisiologis

ditandani dengan menyatakan nyeri pada kepala

15
E. Rencana

Nama : TN.A No.Register : 00058

Umur : 54 tahun Dx. Medis : Vertigo

Ruang rawat : Flamboyan 7. Alamat : Purwosari 4/5,

Baleharjo

No Diagnosa Tujuan Intervensi Evaluasi

keperawatan

1 Nyeri akut - Setelah - Pantau Tanda S = Pasien

berhubugan dilakukan - tanda vital mengatakan nyeri

dengan tindakan - Anjurkan pada bagian kepala

pencedera asuhan pasien istirahat di sebelah kanan,

fisiologis keperawatan: di tempat tidur pandangan

ditandai • keluhan dan Anjurkan berbayang, telinga

dengan nyeri pasien untuk berdenging, pusing

menyatakan menurun istirahat yang terasa berputar

nyeri pada • gelisah cukup

kepala menurun - Pasang infus O:TD:143/85mmhg

• kesulitan RL 15 S:37,5°c

tidur tetes/menit RR: 24x/menit

menurun - Pemberian N :88x/menit

• frekuensi obat SPO2:90%

nadi kolaborasi

16
membaik dengan dokter A : TN.A 54 Tahun

• pola nafas : dengan pusing

membaik •Betatistine berputar

• tekanan •Ibuprofen

darah •Dimen P:Intervisi

membaik lanjutkan

-minum obat sesuai

anjuran dokter

Tabel 3.3 rencana keperawatan

F. Implementasi

Nama : TN.A No.Register : 00058

Umur : 54 tahun Dx. Medis : Vertigo

Ruang rawat : Flamboyan 7. Alamat : Purwosari 4/5,

Baleharjo

Diagnosa Hari / Jam Evaluasi

Tanggal Implementasi

Keperawatan

Nyeri akut Senin 22.45 - Memantau S : TN.A

berhubugan 18 tanda - tanda mengatakan pusing

dengan Agustus vital sign dikepala masih

17
pencedera 2023 - Mengkaji terasa nyeri

fisiologis keluhan

ditandai pasien dan O : Pasien tampak

dengan keadaan gelisah

menyatakan umum TD : 120/97mmhg

nyeri pada - Kolaborasi S : 36,5°c

kepala pemberian RR : 25x/menit

obat N :80x/menit

• Betatistine SPO2 : 92%

tablet

diberikan 1 A:Masalah belum

tablet teratasi

• Ibu profen

tablet P:Lanjutkan

diberikan 1 intervensi

tablet

• Dimen tablet

diberikan 1

tablet

Rabu 12.00 - Monitor S:Pasien

20 Vital Sign mengatakan masih

Agustus - Mengkaji merasa nyeri di

2023 keluhan belakang

18
pasien dan kepala,TN.A

keadaan mengatakan sudah

umum mulai nyaman saat

- Injeksi tidur

Ranitidin

ampul 50 mg O:TD:140/73mmhg

2x1 ampul S:36°c

- Kolaborasi RR : 21x/menit

pemberian N : 85x/menit

obat SPO2 : 98%

• Neurodex

tablet A: Masalah teratasi

diberikan 1 sebagian

tablet

• Dimen tablet P:Intervensi

diberikan 1 dilanjutkan

tablet - kaji kemampuan

• Betatistine mobilisasi pasien

tablet - kolaborasi obat

diberikan 1 dengan dokter

tablet

19
Kamis 10.30 - Memantau S:TN.A

21 Vital Sign mengatakan nyeri

Agustus - Mengkaji berkurang,

2023 keluhan mengatkan merasa

pasien dan lebih baik dari pada

keadaan yang sebelumnya

umum

- Injeksi O: Pasien sudah

Ranitidin mulai beraktivitas,

ampul 50 mg lemas berkurang

2x1 ampul TD: 135/88 mmhg

- Edukasi cara S :36,4°c

minum obat RR : 21x/menit

• Neurodex N : 97x/menit

tablet SPO2 : 95%

diberikan 1

tablet A :Masalah teratasi

• Dimen tablet

diberikan 1 P:Intervensi

tablet dihentikan

• Betatistine -Pasien

tablet diperbolehkan

diberikan 1 pulang

20
tablet -Anjurkan untuk

istirahat yang

cukup

-Ajakan pola hidup

sehat

- Anjurkan minum

obat secara rutin

kontrol ulang jika

perlu dan

kolaborasi dengan

dokter

21
BAB IV

PEMBAHASAN MASALAH

A. Pembahasan

Vertigo adalah kondisi yang membuat penderitanya mengalami pusing hingga

merasa dirinya atau sekelilingnya berputar. Meski sering kali dianggap sebagai

suatu penyakit, vertigo sebenarnya merupakan gejala dari penyakit atau kondisi

lain. Selama menjalankan praktik kerja lapangan di KLINIK PRATAMA RAWAT

INAP MITRA

terdapat 5-6 pasien dengan diagnosa Vertigo dalam waktu 3 bulan. Maka penulis

mengambil kasus Vertigo sebagai pembahasan laporan.hasil pengkajian yang

penulis lakukan pada TN. A mengatakan pusing berputar, kesadaran compos

mentis, tampak lemas, nyeri pada bagian kepala disebelah kanan, pandangan

berbayang, telinga berdenging, TD : 143/85mmHg S: 37,5 N : 88x/m R : 24x/m

SPO2 : 90%

B. Pengkajian

Pengkajian ini dilakukan menggunakan metode wawancara, observasi, dan

pemeriksaan fisik. Pengkajian TN.A diperoleh data pesien sebagai berikut : nyeri

pada bagian kepala disebelah kanan, pandangan berbayang, telinga berdenging,

pusing terasa berputar, mempunyai riwayat Vertigo sudah berhenti pengobatan 1,5

tahun yang lalu. a. Dari pengkajian TN.A diperoleh teori:

22
1. Pasien mengalami nyeri pada bagian kepala di sebelah kanan.

2. Pandangan berbayang.

3. Telinga berdenging.

4. Pusing terasa berputar.

5. Mempunyai Riwayat vertigo yang sudah berhenti pengobatan selama 1,5 tahun.

Selama menjalani praktik di Klinik Pratama Rawat Inap Mitra terdapat beberapa

pasien yang terdiagnosa Vertigo. Pasien TN.A yang mengalami Vertigo dengan

keluhan nyeri pada bagian kepala disebelah kanan, pandangan berbayang, telinga

berdenging, pusing terasa berputar, mempunyai Riwayat Vertigo sudah berhenti

pengobatan 1,5 tahun yang lalu. Sesuai dengan penatalaksanaan pasien yang

terdapat dibuku atau sumber lain menyatakan bahwa pengobatan Vertigo :

Betatistine, ibuprofen, Dimen.

Selain itu TN.A juga diberikan konseling atau anjuran, yaitu:

1.Melatih keseimbangan, misalnya lewat olahraga yang membutuhkan

keseimbangan dan aktivitas lain yang mengandalkan koordinasi mata, kepala, dan

tubuh seperti menari

2.Menerapkan prinsip dasar hidup sehat, seperti rutin berolahraga, makan makanan

sehat, minum cukup air putih, cukup istirahat, dan mengelola stres.Rutin

mengonsumsi obat. Maka diharapkan dengan adanya perawatan tersebut pasien

TN.A selama obat diminum dengan rutin dan menjalankan apa yang dianjurkan

oleh dokter masalah dapat teratasi.

23
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuai dengan tujuan penulis asuhan keperawatan ini dengan judul keperawatan

pada pasien TN.A dengan diagnosa Nyeri akut berhubugan dengan agen pencedera

fisiologis ditandani dengan menyatakan nyeri pada kepala yaitu Vertigo di Klinik

Pratama Rawat Inap Mitra penulis dapat pengalaman nyata dengan melaksanakan

asuhan keperawatan yaitu meliputi tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, dan

evaluasi keperawatan.Dalam pengkajian keperawatan ini penulis menggunakan

metode wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Disamping itu penulis juga

mendapat informasi dari tim kesehatan yang terkait pemeriksaan penunjang dan

wawancara dengan pasien dan keluarga dilakukan secara langsung dengan

memperhatikan tahap-tahap pengkajian, kerjasamapun sangat diperlukan antara tim

kesehatan dengan pasien beserta keluarga yang nantinya akan sangat menunjang

dalam proses penyembuhan.Semoga dengan adanya asuhan keperawatan ini,

pembaca dapat mengambil intisari dalam pembahasan kasus yang diambil dan

mengerti tentang hal-hal yang berhubungan dengan penyakit Vertigo.

B. Saran

Berdasarkan kasus yang diambil penulis yang berjudul Asuhan Keperawatan

pada TN.A Dengan Vertigo di Ruang Flamboyan 7 Klinik Pratama Rawat Inap

Mitra demi kebaikan selanjutnya maka penulis menyarankan kepada:

24
1. Bagi pasien dan keluarga

a. makan makanan yang sehat dan istirahat yang cukup

b. perhatikan pola makan dan jenis makanan yang dikomsumsi

c. menuruti anjuran dokter dan perawat demi kesembuhan

d. rutin berolahraga dan minum cukup air putih

e. mengelola stres

f. melatih keseimbangan, misalnya lewat olahraga yang membutuhkan

keseimbangan dan aktivitas lain yang mengandalkan koordinasi mata,

kepala, dan tubuh seperti menari

2. Bagi Klinik

a. Agar pihak klinik menambah dan melengkapi sarana dan prasarana fasilitas

kesehatan serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

b. Agar pihak klinik memberikan pelayanan dan perawatan pada pasien dengan

sebaik-baiknya

3.Bagi SMK Giri Handayani

a. Melengkapi sarana dan prasarana di sekolah

b. Menyediakan buku buku tentang kesehatan di perpustakaan ditambah akan

memperlancar proses pembelajaran

c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas akademik

25
DAFTAR PUSTAKA

Giri Handayani, SMK. 2023. Buku Panduan Praktek Kerja Lapangan. Wonosari,

SMK Giri Handayani.

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1435/vertigo

26
LAMPIRAN

Gambar 3.1 Mensterilkan alat.

Gambar 3.2 Mengganti pakaian bayi.

27
Gambar 3.3 Mencuci alat.

Gambar 3.4 di farmasi.

28
Gambar 3.5 oksigen.

Gambar 3.6 Mencari rekam medis.

29
Gambar 3.7 Membenahi infus macet.

30

Anda mungkin juga menyukai