Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN KEPERAWATAN

BANGSAL FLAMBOYAN DI RSUD


SOEHADI PRIJONEGORO KAB. SRAGEN

Disusun oleh :
Figran Nugraha
202014054

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala inayah dan
kenikmatan yang senantiasa dicurahkan-Nya pada penulis berupa kesehatan, kekuatan,
serta kesempatan sehingga Laporan Praktik Klinik Stase Manajemen ini dapat selesai dengan
semestinya. Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas
Profesi Ners.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas manajemen keperawatani ini dapat terselesaikan
dengan baik dan lancar berkat bantuan dan bimbangan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
2. Kedua orangtua dan keluarga tercinta yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan dan
doa terbaik secara moril maupun materil dalam pembuatan tugas ini.
3. Ibu Riyani Wulandari, S.Kep. Ns., M.Kep selaku Rektor Universitas Aisyiyah Surakarta
4. Ibu Ika Silvitasari, S.Kep. Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners Universitas
Aisyiyah Surakarta
5. Bapak Exda Hanung Lidiana S.Kep. Ns, MM selaku Dosen Pembimbing Managemen
Keperawatan Universitas Aisyiyah Surakarta
6. Karyawan beserta jajaran Universitas Aisyiyah Surakarta yang telah membantu dan
menyediakan sarana dan prasarana guna mendukung kelancaran tugas Manajemen
Keperawatan
7. Sahabat dan teman-teman lainnya yang selalu memberikan semangat serta dukungan dan
masukan sehingga tugas ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan pada pembaca umumnya.
Surakarta, 18 Desember 2020
Penulis

Figran Nugraha
202014054
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................
DAFTAR TABEL...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK/SKEMA...........................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................
B. Tujuan ................................................................................................
C. Manfaat...............................................................................................

BAB II RENCANA PENGEMBANGAN


A.............................................................................................................Perencanaan
............................................................................................................
B. Pengorganisasian ...............................................................................
C. Staffing ..............................................................................................
D. Pengarahan .........................................................................................
E. Pengawasan .......................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Manajemen keperawatan adalah suatu proses menyelesaikan suatu
pekerjaan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
dengan menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan rasional dalam
memberikan pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif pada individu,
keluarga, dan masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat melalui proses
keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asmuji, 2012).
Profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang
dirasakan, dinilai, dan diterima secara spontan oleh masyarakat. Keperawatan
Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan keperawatan
sebagai profesi. Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan
intelektual, interpersonal, kemampuan teknis, dan moral. Keperawatan sebagai
pelayanan/asuhan profesional bersifat humanistis, menggunakan pendekatan holistis,
dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi pada kebutuhan
objektif klien, mengacu pada standar profesional keperawatan dan menggunakan
etika keperawatan sebagai tuntutan utama. Perawat dituntut untuk selalu
melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar atau rasional dan baik atau etis
(Nursalam, 2014).
Peningkatan profesionalisme keperawatan di Indonesia dimulai sejak
diterima dan diakuinya keperawatan sebagai profesi pada Lokakarya Nasional
Keperawatan (1983). Sejak saat itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan dan organisasi profesi, diantaranya
adalah dengan membuka pendidikan pada tingkat sarjana, mengembangkan
Kurikulum Diploma III keperawatan, mengadakan pelatihan bagi tenaga
keperawatan, serta mengembangkan standar praktik keperawatan. Upaya tersebut
bertujuan untuk meningkatkan  profesionalisme keperawatan agar mutu asuhan
keperawatan dapat ditingkatkan.
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan
bagi organisasi pelayanan kesehatan. Proses registrasi dan legislasi keperawatan
mulai terjadi sejak diakuinya keperawatan sebagai profesi, sejak tumbuhnya
pendidikan tinggi keperawatan (S1 Keperawatan dan Ners), serta sejak berlakunya
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan Permenkes No.
1239/2001 tentang Registrasi dan Praktek Perawat. Namun pelaksanaan Permenkes
No. 1239/2001 tersebut masih perlu mendapatkan persiapan-persiapan yang optimal
oleh profesi keperawatan. Hal ini disebabkan adanya beberapa kendala yang
dihadapi, meliputi: belum ada pengalaman dalam memberikan pengakuan terhadap
praktik keperawatan; belum ada pemahaman tentang wujud dan batasan dari praktik
keperawatan sebagai praktik keperawatan profesional; dan jenis serta sifat praktik
keperawatan profesional yang harus dikembangkan. Menurut Grant dan Massey
(1997) dan Marquis dan Huston (1998), jenis metode pemberian asuhan keperawatan
yang profesional ada 4 metode, yaitu metode fungsional, metode kasus, metode tim,
dan metode primer. Keempat metode tersebut dikenal dengan Model Praktik
Keperawatan Profesional (Nursalam, 2014).
Pengembangan MPKP merupakan upaya banyak negara untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan lingkungan kerja perawat. Di berbagai
negara, pengembangan ini mendapat dukungan yang besar dari Departemen
Kesehatan dan dari organisasi profesi (Hoffart dan Woods, 1996; Pearson, 1997).
Pengembangan MPKP juga menjadi strategi berbagai rumah sakit untuk membuat
perawat betah bekerja di suatu rumah sakit yang sering dikenal dengan istilah
magnet hospital. (Scott, Sochalski, dan Aiken, 1999 dikutip oleh Sitorus, 2016).
Asuhan keperawatan merupakan titik sentral pelayanan keperawatan,
asuhan keperawatan yang bermutu hanya dapat dicapai dengan pengelolaan asuhan
keperawatan yang profesional. Model pemberian asuhan keperawatan merupakan
salah satu pendekatan dalam pengelolaan asuhan keperawatan profesional yang
menjamin terwujudnya kesinambungan dalam pemberihan asuhan keperawatan dan
akuntabilitas. (Nursalam, 2012)
Ruang Flamboyan di RSUD Soehadi Prijonegoro Kab. Sragen dalam
pengelolaan asuhan keperawatan profesionalnya menerapkan model pemberian
asuhan keperawatan dengan metode TIM, melalui kerja kelompok yang terkoordinasi
dan kooperatif dapat terwujud pemberian asuhan keperawatan yang menyeluruh
lengkap terhadap pasien.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk
memiliki kemampuan manajerial yang tangguh, sehingga pelayanan yang diberikan
mampu memuaskan kebutuhan klien. Dalam rangka meningkatkan keterampilan
manajerial peserta didik keperawatan selain mendapatkan materi kepemimpinan dan
manajemen keperawatan juga melakukan praktek langsung di lapangan. Mahasiswa
Program Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah melakukan praktek Stase Manajemen
Keperawatan di Ruang Falmboyan di RSUD Soehadi Prijonegoro Kab. Sragen
dengan arahan pembimbing klinik dan pembimbing akademik.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajeman keperawatan di Ruang Flamboyan
RSUD Soehadi Prijonegoro Kab. Sragen, mahasiswa mampu melakukan
pengelolaan pelayanan keperawatan profesional tingkat dasar secara bertanggung
jawab dan menunjukan sikap kepemimpinan yang profesional.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan pembelajaran stase manajemen keperawatan di
Ruang Flamboyan RSUD Soehadi Prijonegoro Kab. Sragen, mahasiswa secara
individu maupun kelompok mampu:
a. Melakukan analisa lingkungan, ruangan pelayanan keperawatan (perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan).
b. Menghitung kebutuhan tenaga keperawatan di suatu ruangan.
c. Melakukan analisis dengan metode Analisa SWOT.
d. Menetapkan prioritas dan masalah dalam manajemen keperawatan.
e. Menyusun POA (Planning Of Action) berdasarkan hasil kajian atau analisa.
f. Mengimplementasikan salah satu model praktik keperawatan profesional.
g. Melakukan pengolahan staf (kelompok dan pendukung) dibawah supervisi
penanggung jawab unit).
h. Melakukan pre dan post conference, timbang terima operan dan ronde
keperawatan di suatu ruang perawat.
i. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan.

C. MANFAAT
1. Institusi Rumah Sakit
Dapat memberikan masukan dalam pelayanan bagi pasien melalui menejemen
keperawatan khususnya di ruang Flamboyan RSUD Soehadi Prijonegoro Kab.
Sragen.
2. Mahasiswa
Dapat memahami, menerapkan dan meningkatkan keterampilan dalam
menejemen keperawatan.
3. Perawat Pelaksana
Sebagai masukan dalam menjalankan profesionalisme di lahan praktek guna
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
BAB II
RENCANA PENGEMBANGAN

E. CONTROLLING ( PENGAWASAN)
1. Metode Pengawasan
Kepala ruang bertugas mengawasi kinerja kepala tim dan selanjutnya kepala
tim menyampaikan dan medelegasikan tugas kepada perawat pelaksana hal ini
bertujuan untuk mengidentifikasi pencapaian kinerja para staf dan memberikan
reinforcement, mengevaluasi dan mengidentifikasi kinerja staf, membuat perencanan
waktudan membuat prioritas, melengkapi prioritas tertinggi dalam menyelesaikan
tugas sebelum memulai tugas baru, identifikasi ketrampilan dan tingkat pendidikan
untuk melaksanakan tugas, memilih perawat yang mampu melaksanakan tugas yang
didelegasikan antar perawat mengkomunikasikan dan melaksanakan tugas sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai.Kepala ruang dan kepala tim sebagai role model
memberikan solusi untuk meningkatkan kinerja menjadi lebih baik, menjelaskan
tindak lanjut supervisi yang akan dilaksanakan, kegiatan operan dan pre conference.
2. Indikator Mutu Rumah Sakit
Penilaian pengendalian mutu di Ruang Flamboyan, didapatkan penghitungan
BOR, LOS, TOI, BTO, GDR, NDR dan pencapaian pengendalian mutu untuk pasien
pulang, meninggal hingga pasien yang pindah ke ruangan lain.
Rekapitulasi Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Ruang Flamboyan bulan
Oktober sampai dengan Desember 2020.

No Uraian Ruang Flamboyan


Oktober Novem Desember
ber
1. Jumlah tempat tidur 40 35 35
2. Jumlah Pasien Masuk 170 165 185
Hidup + Mati
3. Pasien Keluar Hidup + 170 166 185
Mati
4. Pasien Mati <48 jam 3 2 4
5. Pasien Mati >48 Jam 5 6 4
6. Jumlah Hari Perawatan 780 865 945
7. Jumlah Lama dirawat 776 855 890

a. BOR (Bed Occupancy Rate)


BOR adalah presentasi pemakaian atau penggunaan tempat tidur pada satuan
waktu tertentu dengan nilai ideal antara lain 60%-85%.
1) BOR di Ruang Flamboyan bulan Oktober
Jumlah hari perawatan
Rumus BOR= x 100 %
jumlahTT x 1 periode
780

= × 100%
40 x 30
786
x 100 %
40 x 31
780

= × 100%
1.200
= 65 %
2) BOR di Ruang Flamboyan bulan November
Jumlah hari perawatan
Rumus BOR= x 100 %
jumlahTT x 1 periode
865

= × 100%
40 x 30
786
x 100 %
40 x 31
865

= × 100%
1.200
= 72,08%
3) BOR di Ruang Flamboyan bulan Desember
Jumlah hari perawatan
Rumus BOR= x 100 %
jumlah TT x 1 periode
942

= × 100%
40 x 30
786
x 100 %
40 x 31
945

= × 100%
1.200
= 78,75 %
Diagram 5.1 BOR di Ruang Flamboyan bulan Oktober – Desember 2020

Chart Title
90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Oktober November Desember

Series 2 Series 3

b. LOS
LOS adalah Rata – rata lamanya pasien dirawat dengan nilai ideal yaitu antara 6-9
hari
1) LOS di Ruang Flamboyan bulan Oktober
Jumlah lama dirawat
Rumus LOS =
jumlah pasien keluar( Hidup+ Mati )
776
=
170
= 4,56
1) LOS di Ruang Flamboyan bulan November

Jumlah lama dirawat


Rumus LOS=
jumlah pasien keluar( Hidup+ Mati )
855
=
166
= 5,15
2) LOS di Ruang Flamboyan bulan Desember

Jumlah lama dirawat


Rumus LOS =
jumlah pasien keluar( Hidup+ Mati )
890

=
185

= 4,81

Diagram 5.2 LOS di Ruang Flamboyan bulan Oktober – Desember 2020

Chart Title
5.2
5.1
5
4.9
4.8
4.7
4.6
4.5
4.4
4.3
4.2
Oktober November Desember

Series 3
c. TOI
TOI adalah tenggang perputaran tempat tiduratau rata – rata hari dimana tempat
tidur tidak ditempati dari telah diisi kesaat terisi berikutnya, dengan batas ideal
yaitu 1-3 hari.
1) TOI di Ruang Flamboyan bulan Oktober

(Jumlahtempat tidur x periode)−Hari perawatan


Rumus TOI =
jumlah pasienkeluar hidup+ mati

(40x30) - 780

= × 100%
170

1200-780

= × 100%
170

420

= × 100%
170

= 2,47 %

2) TOI di Ruang Flamboyan bulan November


(Jumlahtempat tidur x periode)−Hari perawatan
Rumus TOI =
jumlah pasienhidup +mati
(35x30) - 865

= × 100%
166

1050-865

= × 100%
166

185

= × 100%
166

= 1,11 %

3) TOI di Ruang Flamboyan bulan Desember

(Jumlahtempat tidur x periode)−Hari perawatan


Rumus TOI =
jumlah pasienhidup +mati
(35x30) - 945

= × 100%
185

1050-945

= × 100%
185

105
= × 100%
185

= 5,6 %

Diagram TOI di Ruang Flamboyan bulan Oktober – Desember 2020


5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Oktober November Desember

Series 2 Series 3

d. BTO
BTO adalah angka perputaran tempat tidur atau suatu frekuensi pemakaian
tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan
waktu tertentu dengan idealnya pemakaian tempat tidur rata – rata sebanyak 40 –
50 kali.
1) BTO di Ruang Flamboyan bulan Oktober
Jumlah pasiendirawat (Hidup+ Mati)
Rumus BTO =
jumlah tempat tidur
170

=
40

= 4,25
2) BTO di Ruang Flamboyan bulan November

Jumlah pasiendirawat (Hidup+ Mati)


Rumus BTO =
jumlah tempat tidur
165

=
35
= 4,71
3) BTO di Ruang Flamboyan bulan Desember

Jumlah pasiendirawat (Hidup+ Mati)


Rumus BTO =
jumlah tempat tidur
185

=
35

= 5,21

Diagram BTO di Ruang Flamboyan bulan Oktober – Desember 2020


6
5
4
3
2
1
0
Oktober November Desember

Series 2

e. GDR
GDR adalah angka kematian umum untuk tiap setiap 1000 penderita keluar.
1) GDR di Ruang Flamboyan bulan Oktober

Jumlah pasien mati


Rumus GDR = x 1000
jumlahpasien keluar hidup+mati
5

= × 1000
170
6
x 1000
192
= 2,94
2) GDR di Ruang Flamboyan bulan November

Jumlah pasien mati


Rumus GDR = x 1000
jumlahpasien keluar hidup+mati
6

= × 1000
166
5
x 1000
186
= 3,61
3) GDR di Ruang Flamboyan bulan Desember

Jumlah pasien mati


Rumus GDR = x 1000
jumlahpasien keluar hidup+mati
4

= × 1000
185

= 2,16

Diagram 5.5 GDR di Ruang Flamboyan bulan Oktober – Desember 2020


Chart Title
6
5
4
3
2
1
0
Oktober November Desember

Series 2 Series 3

f. NDR
NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap – tiap 1000
penderita keluar.
1) GDR di Ruang Flamboyan bulan Oktober

Jumlah pasien mati


Rumus GDR = x 1000
jumlahpasien keluar hidup+mati

= × 1000
170
6
x 1000
192
= 2,94
2) GDR di Ruang Flamboyan bulan November

Jumlah pasien mati


Rumus GDR = x 1000
jumlahpasien keluar hidup+mati
6

= × 1000
166
5
x 1000
186
= 3,61
3) GDR di Ruang Flamboyan bulan Desember

Jumlah pasien mati


Rumus GDR = x 1000
jumlahpasien keluar hidup+mati
4

= × 1000
185

= 2,16

Diagram 5.5 GDR di Ruang Flamboyan bulan Oktober – Desember 2020

Chart Title
6

0
Oktober November Desember

Series 2 Series 3

3. Indikator Mutu Keperawatan


a. Angka Phlebitis
Angka kejadian phlebitis di ruang Flamboyan pada bulan Oktober yaitu 4 pasien,
November sebanyak 3 pasien dan Desember sebanyak 3 pasien.
Diagram 5.7 angka phlebitis di Ruang Flamboyan bulan Oktober – Deseember
2020
Chart Title
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Oktober Npvember Desember

Series 3

a. Angka Dekubitus
Angka kejadian dekubitus di ruang Flamboyan pada bulan Oktober yaitu 4 pasien,
November sebanyak 3 pasien dan Desember sebanyak 2 pasien.
Diagram 5.8 angka dekubitus di Ruang Flamboyan bulan Oktober – Desember
2020.

Chart Title
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Oktober November Desember

Series 3
4. Sasaran Keselamatan Pasien
a. Identifikasi pasien
Semua pasien mengenakan gelang yang berisi identitas, antara lain: nama,
alamat, tanggal lahir, umur, dan nomor RM. Sebelum melakukan tindakan
perawat mengecek nama pasien melalui gelang, dan menanyakan nama pasien
secara langsung.
b. Komunikasi efektif
Perawat jika mendapat instruksi dokter via telephone, perawat menuliskan
pada form CPTT dan diisi SBAR (Situation, Background, Assesment,
Recommendation)sesuai dengan apa yang di instruksikan seperti obat maupun
tindakan yang diberikan kepada pasien, kemudian dokter menandatangani SBAR
yang sudah di stampel pada saat visite dokter keesokan harinya.
c. Kewaspadaan obat
Kewaspadaan pemberian obat dengan menerapkan 7 Benar obat, yaitu:
1) Benar pasien
Mengecek identitaspasien sebelum pemberian obat dengan menanyakan
nama, tanggal lahir, no rekam medik dan dengan mencocokkan dengan
gelang pasien.
2) Benar obat
Mengecek kesesuaian nama atau jenis obat pada resep/instruksi dokter.
3) Benar dosis
Mengecek kesesuaian dosis obat yang akan di berikan sesuai pada
resep/instruksi dokter.
4) Benar cara/rute
Mengecek rute atau cara pemberian obat.
5) Benar indikasi
Pemberian informasi obat yang benar dan melakukan konfirmasi atau
pengecekan apakah penjelasan yang berikan sudah di mengerti.
6) Benar waktu
Mengecek waktu pemberian obat sesuai waktu yang diberikan.
7) Benar pendokumentasian
Mengecek resep instruksi dokter dan catatan lain terkaitdengan pelayanan
dan mencatat setelah memberikan obat.
d. Pengurangan Resiko jatuh
Intervensi pencegahan jatuh :
1) Untuk semua kategori :
a) Melakukan orientasi kamar pada pasien
b) Memposisikan tempat tidur serendah mungkin, roda terkunci, kedua
sisi pegangan temat tidur terpasang dengan baik
c) Pencahayaan yang adekuat (disesuaikan dengan kebutuhan pasien)
d) Alat bantu berada dalam jangkauan (tongkat, alat penopang)
e) Memberi edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pencegahan
jatuh.
2) Untuk kategori resiko sedang dan tinggi :
a) Memberi penanda berupa kancing gelang berwarna kuning di gelang
identitas.
b) Memberi tulisan di tempat tidur pasien “pencegahan jatuh”
c) Mengbservasi teratur kenyamanan pasien dan kebutuhan eliminasi
tiap 2 jam.
d) Memberitahu pasien untuk meminta bantuan pada saat ambulasi
e) Melibatkan pasien dan keluarga terhadap pencegahan resiko jatuh.
f) Komunikasi resiko pasien jatuh pada saat laporan antar shift
e. Pengurangan Resiko infeksi
Strategi pencegahan dan pengendalian resiko infeksi antara lain :
1) Peningkatan daya tahan pejamu termasuk nutrisi yang adekuat dapat
meningkatkan daya tahan tubuh.
2) Inaktivasi agen penyebab infeksi dapat dilakukan dengan metode fisik
atau kimiawi.
3) Memutus mata rantai penularan, namun hasilnya tergantung ketaatan
petugas dalam melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan.
4) Tindakan pencegahan pasca pajanan terkait pencegahan agen infeksi
yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh yang sering terjadi
karena luka tusuk jarum bekas pakai.
f. Tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
Pasien sebelum dilakukan tindakan operasi pasien sudah di anjurkan untuk
berpuasa, sebelum dilakukan tindakan operasi perawat melakukan persiapan
mengenai inform consent, kemudian perawat menuliskan jadwal operasi dan
data pasien yang dioperasi di buku operan.

5. Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian
Masalah yang timbul pada pasien dan pengkajian sudah dilakukan secara
berkesinambungan dari pasien masuk hingga keluar, pasien yang masuk telah
dilakukan pengkajian di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan dilanjutkan oleh
perawat di Ruang Flamboyan setelah pasien tiba di ruangan.
b. Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan prioritas utama yang muncul pada pasien,
baik diagnosa aktual, resiko potensial, komplikasi dan kolaborasi. Apabila
terdapat data tambahan mengenai pengkajian yang baru maka ditambahkan
pengetahuan dokter dan kepala ruang.
c. Perencanaan
Format penulisan perencanaan sesuai SMART (Specific, Measurable,
Attainable, Realistic, Timely) dari seluruh aspek penilaian pada poin
pengkajian. Kalimat perintah serta rumusan tujuan dalam perencanaan
keperawatan terinci dengan jelas.
d. Implementasi
Tindakan keperawatan mengacu pada rencana tindakan keperawatan dan
respon pasien terhadap tindakan kperawatan sudah diobservasi oleh perawat
serta didokumentasikan.
e. Evaluasi
Keseluruhan aspek pada penilaian disetiap poinnya dilakukan
pendokumentasian evaluasi yang sesuai dengan kondisi pasien.

6. Kepuasan Pasien / Keluarga


Kepuasan pasien merupakan salah satu tujuan dari peningkatan mutu pelayanan
kesehatan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan diruang Flamboyan
dengan menggunakan alat ukur kueseioner yang disebarkan didapatkan hasil dari
10 responden 7 responden mengatakan merasa puas dengan pelayanan di ruang
Flamboyan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses
dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut
diberikan.

2. Pada MPKP di Bangsal Flamboyan mahasiswa universitas ‘aisyiyah surakarta sudah


menjalankan beberapa implementasi keperawatan sesuai dengan apa yang disusun di
POA Manajemen keperawatan.

3. Implementasi yang sudah di jalankan antara lain adalah penempelan lembar morse
fallscale, roleplay operan dengan menerapkan cuci tangan, menyiapkan gelang warna
kuning untuk pasien resiko jatuh, menempel poster anak dibawah 12 tahun tidak
boleh masuk ruang rawat inap, dan menyusun loker obat sesuai dengan etiket.

4. Dari beberapa implementasi yang telah dijalankan adapun beberapa kendala yang
telah dihadapi yaitu kurang sempurnanya pengkajian dikarenakan keterbatasan
waktu, kurangnya tenaga keperawatan di bangsal Flamboyan yang menyebabkan
mahasiswa kurang fokus dalam menjalankan Implementasi.

5. Sampai sejauh ini menurut data dan observassi mahasiswa menyimpulkan


manajemen di RSUD Soeahadi Prijonegoro Kab. Sragen bangsal Flamboyan sudah
baik.

B. SARAN
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan manajemen rumah sakit dapat menyediakan tenaga perawat sesuai
hitungan supaya asuhan keperawatan dapat terlaksana dengan optimal.
2. Bagi Perawat
Diharapkan perawat dapat menerapkandan mematuhi cara pengimplementasian
asuhan keperawatan sesuai manajemen keperawatan yang sudah diterapkan di
Rumah sakit dengan baik dan benar.
3. Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa esok jika sudah bekerja di Ruah sakit dapat menerapkan
manajemen asuhan keperawatan yang sesuai dengan manajemen di Rumah sakit
tersebut sehingga dapat bekerja dengan rasa tanggung jawab dan profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Mugianti, Sri. 2016. Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional.Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2014. Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan profesional edisi
4. Jakarta : Salemba Medika.

Sitorus Ratna, Yulia. 2016. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit:
penataanstruktur & proses (sistem) pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat. (E.
Wahyuningsih, Ed.). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai