PENDAHULUAN
Ditengah meningkatnya kebutuhan hidup manusia maka banyak diantara manusia tersebut
bekerja tanpa mengenal waktu, sehingga kecenderungan untuk stress maupun depresi
sangatlah besar. Akibat himpitan ekonomi yang semakin berat, stres bukan hanya melanda
orang dewasa, bahkan juga melanda anak-anak. Gangguan kesehatan jiwa yang dialami
masyarakat bukan hanya dari kalangan ekonomi lemah, tapi juga dihadapi oleh orang-orang
kaya, terutama mereka yang saat ini sedang dalam tekanan, baik psikis, maupun psikologis.
Stress maupun depresi yang berlangsung terus menerus dapat menyebabkan penyakit
gangguan mental. Mengakibatkan kesadaran mulai menurun, perasaan yang menjadi gelisah
tidak tenang, dan emosi yang sering meluap-luap. Apabila hal ini tidak tertanggulangi
dengan baik maka penyakit ini akan mendorong penyakit-penyakit lain untuk timbul seperti
penyakit jantung, karena sering emosi dan marah-marah sehingga tekanan darah pun akan
ikut naik.
penyembuhan dan pemulihan. Selain waktu yang panjang pasien gangguan mental juga harus
ditempatkan di tempat yang khusus karena itulah dibutuhkan rumah sakit jiwa.
RSKJ Soeprapto dibangun pada tanggal 10 Juli 1981 dengan klasifikasi “B” non pendidikan,
dan mulai terbentuk pada tahun 1986. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan jiwa, pada tahun 2003 dilakukan pengembangan dengan
penambahan poliklinik dan Unit Pelaksana Fungsional (UPF), dan hingga saat ini RSKJ
Soeprapto terus melakukan berbagai pengembangan demi memaksimalkan mutu pelayanan.
Pada tahun 2012 RSKJ Soeprapto telah melaksanakan pembuatan Dokumen UKL-UPL, namun
seiring dengan pengembangan rumah sakit maka dokumen tersebut tidak sesuai lagi
sehingga perlu dilakukan pembuatan dokumen lingkungan yang baru. Untuk itu sesuai
dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.
P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
Hidup bagi Usaha dan/atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan
Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup, maka RSKJ Soeprapto yang telah
beroperasi bermaksud untuk menyusun Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) untuk
memenuhi persyaratan dan kelengkapan dokumen lingkungan.
I.2.1. MAKSUD
Maksud rencana kegiatan adalah melakukan penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
(DELH) untuk memenuhi persyaratan dan kelengkapan dokumen lingkungan hidup RSKJ
Soeprapto Provinsi Bengkulu.
I.2.2. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai adalah tersedianya Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH)
RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu.
1.3.1. Tujuan
1. Sebagai acuan dalam mencegah, mengendalikan dan mengurangi dampak negatif yang
timbul dari rencana kegiatan pengembangan RSKJ Soeprapto serta mengembangkan
dampak positif yang ada.
2. Memantau hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan dengan cara
melihat perubahan lingkungan yang diakibatkan kegiatan tersebut;
1.3.2. Kegunaan
1. Memberikan petunjuk tentang cara dalam menangani dampak yang timbul sehingga
dampak negatif dapat dicegah dan diatasi sedini mungkin;
2. Memberikan petunjuk kepada pemrakarsa/pengelola proyek dan instansi terkait
mengenai lingkup tugas dan tanggung jawabnya dalam upaya pengelolaan lingkungan
hidup.
3. Merupakan dokumen yang bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap yang
berkepentingan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang telah ditetapkan;
4. Dokumen DELH tersebut disebar luaskan mulai dari tingkat kecamatan sampai ke tingkat
pemerintah terendah yaitu kelurahan, termasuk instansi-instansi terkait yang
diharapkan berkontribusi dalam melakukan pemantauan dan pengendalian dampak
lingkungan hidup;
5. Dokumen DELH bersifat dinamis yang dapat direvisi seperlunya/sesuai kebutuhan.