Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR PELAKSANAAN “CODE BLUE” DAN

RESUSITASI SAAT DARURAT

RUMKIT TK.IV Dr. No. Dokumen No. Revisi Halaman


BRATANATA / / / 1/1

Ditetapkan,
SPO Kepala Rumah Sakit
(STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL) Tanggal terbit
Desember 2017

dr. Arwansyah Wanri, SP.THT-KL


Mayor Ckm Nrp 11010008160973

Tim “Code Blue” sama dengan tim resusitasi, yang terdiri dari
 Ketua tim : dokter penanggung jawab ruangan atau dokter
umum atau dokter yang menggantikan pada saat dokter
penanggung jawab tidak berdinas
PENGERTIAN
 Perawat jaga 24 jam (Koordinator dan Unit)
 Perawat 4 orang
DPJP Utama adalah dokter yang bertanggung jawab terhadap
pasien di ruangan tersebut
• Menyediakan petugas yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan resusitasi pada saat darurat pada pasien
dengan kegawatan sistem organ atau henti jantung-paru
pada semua pasien, staff dan orang lain yang berada di
TUJUAN
dalam area tugasnya, dan berkoordinasi dengan tim
pelayanan rumah sakit sesuai kebutuhan di lapangan.
• Menyediakan sistem yang selalu siap tanpa batasan waktu
yang langsung merespon jika ada kondisi ”code blue”

KEBIJAKAN • Resusitasi hanya dilakukan pada semua pasien yang


mengalami kegawatan atau sampai henti jantung atau napas,
kecuali pasien dengan DNR (Do Not Resusciatet) dimana
surat persetujuan ditandatangani oleh pasien / keluarga dan
dokter DPJP dan format ini harus ada di rekam medis pasien
• Respon tim “Code Blue” tersedia tanpa batasan waktu
dengan respon dilakukan sesegera mungkin
• Ketua tim “Code Blue” saat itu haruslah dokter yang bertugas
dan selalu dapat dihubungi, mempunyai keterampilan dan
tersertifikasi GEMT (General Emergency Medic Training)
1. Pasien ditemukan pingsan, periksa nadi, pernapasan dan
PROSEDUR detak jantung. Periksa apa ada persetujuan DNR pada
rekam medis. Bila tidak ada persetujuan DNR maka.
Aktifkan ”Code Blue” dengan segera menghubungi
operator atau petugas piket untung mengumumkan status
codeblue dengan menyebutkan lokasi terjadinya :code
blue”
2. Petugas kesehatan Yang Menemukan Melakukan bantuan
Hidup dasar (BHD) sampai tim ”Code Blue” datang.
3. Tim Code Blue akan dipimpin oleh dokter jaga dan
perawat igd atau icu dengan membawa kit emergency.
4. Lakukan RJP pada pasien sesuai ACLS
5. Membebaskan jalan napas :
a. Buka mulut pasien dengan tehnik cros finger, lihat
adanya benda-benda asing, bersihkan.
b. Posisi kepala extensi dengan tehnik head chin lift.
6. Melakukan observasi pernafasan dengan cara melihat,
mendengar dan merasakan (5-10 detik), bila tidak ada
tanda-tanda napas spontan lakukan ventilasi buatan 2x
dengan ambu bag.
7. Melakukan cek nadi karotis dengan waktu 3-5 detik, bila
tidak teraba denyut nadi: lakukan kompresi jantung luar
dengan cara 30 kompresi dan 2x ventilasi dengan
kecepatan kompresi 100x per menit (dengan 1 atau 2
penolong).
8. Melakukan cek nadi karotis ulang setelah 5 siklus
kompresi jantung dan paru
a. Jika nadi tidak teraba lanjutkan kompresi jantung
dan paru
b. Jika nadi teraba lanjutkan dengan pemberian
ventilasi
9. Memasang monitor EKG dan lihat nilai irama jantung, jika
:
a. VF / VT tanpa nadi, lakukan defibrilasi dengan
hitungan joule : 6 joule/kg BB.
b. Asistole / PEA lanjutkan dengan kompresi.
10. Melakukan evaluasi tindakan di atas, jika belum berhasil,
lakukan intubasi dan pemasangan infus jika belum
terpasang

11. Jika pasien sudah terintubasi maka kompresi jantung dan


ventilasi berjalan masing-masing dengan kecepatan
kompresi 100x/menit, kecepatan bagging 1x/6detik atau
10x/menit.
12. Memberi terapi sesuai dosis/instruksi dokter :
a. Adrenalin 0,1cc/kg BB dengan konsentrasi 1/10.000
13. Melakukan CPR/resusitasi maximal 30 menit, jika tidak
berhasil atau setelah ada tanda kematian, hentikan CPR,
jika berhasil observasi tanda vital, kesadaran, pupil dan
warna kulit. Jika memungkinkan pasien dipindahkan ke
PICU.
14. Membereskan pasien dan alat-alat.
15. Mencuci tangan.
16. Mendokumentasikan dalam rekam medis pasien.

UNIT TERKAIT Semua unit di rumah sakit TK IV dr. Bratanata jambi

Anda mungkin juga menyukai