Anda di halaman 1dari 5

Pada kasus ini diketahui bayi laki-laki lahir melalui proses sectio caesarea atas indikasi Ibu

Hipetiroid + CHF NYHA III.

Berdasarkan teori bayi dengan ibu hipertiroid dapat menga;ami kelainan tiroid seperti hipertiroid
,tirotoksikosis dan hipotiroid.

Hipertiroid adalah keadaan hipermetabolik yang disebabkan Karena peningkatan kadar T3


(Triiodothyronine) dan T4 (Thyroxine) bebas. Hipertiroid berbeda dengan tirotoksikosis,
Tirotoksikosis adalah keadaan klinis yang terjadi akibat peningkatan produksi hormon tiroid, yang dapat
bersumber primer dari kelenjar tiroid maupun tidak.

Adapun terjadinya hipertiroid pada bayi dengan ibu hipertiroid terjadi Pada akhir
kehamilan mekanisme umpan balik hipotalamus-hipofisis mulai berjalan dan tiroid janin
mempunyai respons terhadap tirotropin (TSH). TSH tidak dapat melalui plasenta, sedangkan
Long Acting Thyroid Stimulating hormone (LATS), suatu gama globulin, dapat melalui plasenta.
Tiroksin bebas dan triiodotironin dalam jumlah kecil mampu melewati plasenta hal inin dapat
menyebabkan bayi menjadi hipertiroid yang akan berkembang menjadi tirotoksikosis.

Hipotiroid adalah Suatu keadaan dimana berkurangnya produksi hormone tiroid. Untuk
terjadinya hipotiroid pada bayi dengan ibu hipertiroid berhubungan dengan penggunaan obat anti
tiroid pada ibu. Obat antitiroid ini akan melalui plasenta, sehingga akan menekan produksi
hormon tiroid pada neonatus. Sebagai akibat adalah hipotiroid pada neonatus.1,2

Keadaan rendahnya hormon tiroid pada bayi baru lahir mengakibatkan respon pada
hipotalamus-hipofise sehingga menyebabkan meningkatnya TSH. Hal ini dapat menunjukkan
adanya keadaan hipotiroid.1,3
Pada kasus ini Ibu usia 38 tahun, G5P3A1, memiliki hipertiroid sejak 7 tahun lalu dan
jarang control ke puskesmas, riwayat antenatal care Cuma 1 kali control ke puskesmas
dikarenakan factor ekonomi. Selama hamil ibu banyak mengkonsumsi makanan, banyak tidur,
jantung sering berdebar, sering berkeringat , cepat lelah saat beraktivitas.
Berdasarkan hal terbsebut diatas bahwa kasus ini kemungkinan besar akan mengalami
hipertiroid dan tirotoksikosis dikarenakan ibu yang tidak pernah mengkomsumsi obat-obatan anti
tiroid.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan berart badan bayi 2800 gram dengan estimasi gestasi
40 minggu serta dari hasil plot kurva lubschenco didapatkan usia bayi cukup bulan sesuai masa
kehamilan dan tidak ditemukan adanya gejala klinis dari hipertiroid ataupun tirotoksikosis
seperti bayi lahir premature dan pertumbhan janin terlambat, rewel,iritabel, eksoftalmus,
takikardi takipneu dan peningkatan suhu tubuh, penurunan berat badan yang
cepat,hepatosplenomegali, ikterus, gagal jantung hipertensi,Craniositonosis.

Adapun gejala klinis hipertiroid congenital dapat menunjukan bayi lahir premature dan
pertumbhan janin terlambat (kecil masa kehamilan), rewel, iritabel, eksoftalmus, takikardi
takipneu dan peningkatan suhu tubuh, penurunan berat badan yang cepat,hepatosplenomegali,
ikterus, gagal jantung hipertensi bayi yang hipertiroid persisten dapat mengalami pertumbuhan
tulang lambat, frontal bossing dengan triangular facies,kraniositonosis.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan bayi 2800 gram dengan estimasi gestasi 40
minggu serta dari hasil plot kurva lubschenco didapatkan usia bayi cukup bulan sesuai masa
kehamilan tidak ditemukan adanya tanda- tanda hipotiroid seperti seperti ikterus berkepanjangan,
letargi, konstipasi, kesulitan minum, makroglosia, suara tangis serak, distensi abdomen dengan
hernia umbilikalis, kulit dingin dan mottled (cutis mammorata), hipotonia, miksidema, ubun-
ubun belakang terbuka, kulit kering dan kasar serta berat bayi >3800 gram..

Bedasarkan teori manifestasi klinis dari hipotiroid adalah sering terlihat seperti ikterus
berkepanjangan, letargi, konstipasi, kesulitan minum, makroglosia, suara tangis serak, distensi
abdomen dengan hernia umbilikalis, kulit dingin dan mottled (cutis mammorata), hipotonia,
miksidema, ubun-ubun belakang terbuka, kulit kering dan kasar. hambatan pertumbuhan dan
perkembangan makin nyata pada usis 3-6 bulan, gejala khas hipotiroid makin jelas seperti
hidung lebar dan pesek, leher pendek dan gemuk, miksedema terutama pada kelopak mata, kulit
punggung, mata serta alat kelamin, perkembangan mental terbelakang,serta tidak mampu belajar
berbicara. Umumnya rata-rata berat dan panjang bayi dibawah dari normal.

Adapun untuk mendiagnosis secara klinis bayi hipotiroid maka digunakan apgar skor

bayi hipotiroidisme yaitu


Gambaran klinis Nilai
Hernia umbilikalis 1
Perempuan 1
Pucat, dingin, hipotermia 1
Miksedema 2
Makroglosi 1
Ikterus fisiologis memanjang 1
Kulit kering dan kasar 1
Ubun-ubun belakang terbuka 1
Konstipasi 2
Masa gestasi >40 minggu 1
Berat badan lahir >3.500 gram 1
Total 15
Interpretasi > 7
Adapun skor hipotiroid pada kasus ini yaitu

Gambaran klinis Nilai


Hernia umbilikalis 0
Perempuan 0
Pucat, dingin, hipotermia 0
Miksedema 0
Makroglosi 0
Ikterus fisiologis memanjang 0
Kulit kering dan kasar 0
Ubun-ubun belakang terbuka 0
Konstipasi 0
Masa gestasi >40 minggu 0
Berat badan lahir >3.500 gram 0
Total 0
Kesimpulan tidak mengalami hipotiroid
Dari pemeriksaan labolatorium yaitu FT4 dan TSHs tidak didapatkan peningkatan ataupun
penurunan dari fungsi tiroid pada kasus ini.

Berdasarkan teori dikatakan bahwasanya hipertiroid kongenital didapatkan hasil dari kadar
T4 meningkat dan TSH yang rendah yang diakibatkan oleh kadar T3 dan T4 yang tinggi pada ibu
dengan hipertiroid yang dapat melewati plasenta sedangkan TSH tidak dapat melewati plasenta.

Berdasarkan teori dikatakan bahwasanya hipotiroid kongenital didapatkan hasil dari kadar
TSH yang tinggi disertai kadar T4 yang rendah. Keadaan rendahnya hormon tiroid pada bayi
baru lahir mengakibatkan respon pada umpan balik negatif pada hipotalamus-hipofise sehingga
menyebabkan meningkatnya TSH untuk memproduksi T3 dan T4. Hal ini juga dapat terjadi
terjadi pada bayi yang lahir dari ibu hipertiroid berhubungan dengan penggunaan obat anti tiroid
pada ibu. Obat antitiroid ini akan melalui plasenta, sehingga akan menekan produksi hormon
tiroid pada neonatus.

Berdsasarkan hasil dari anamnesi pemeriksaan fisik dan laboratorium pada kasus ini maka
dapat disimpulkan bayi tidak mengalami kelainan fungsi tiroid.

Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa Hipertiroid neonatal terjadi pada 2%
bayi baru lahir dengan ibu hipertiroid ataupun penyakit graves. Untuk hipotiroid pada neonatus
yaitu berdasarkan skrining global neonbatal adalah 1: 2000 sampai 1:3000, sedangkan tanpa
skrining angka kejadian 1:16700 kelahiran hidup untuk skrining diindonesia sendiri masih dalam
proses pelaksanaan sampai saat ini. Ibu dengan penyakit grave dapat memiliki campuran
antibodi dan inhibisi TSH - TRab dua sekaligus sehingga jenis antibodi yang mencapai bayi
melalui plasenta akan mempengaruhi kelenjar tiroid bayi, hal ini akan mengakibatkan anyi yang
dilahirkan dapat mengalami hipertiroid , eutiroid dan hipotiroid, tergantung antibodi yang
dominan.

Prognosis pada bayi ini dampai saat ini masih dalam keadaan bonam dikarenakan belum
didpatkannya kelainan fungsi tiroid berdasarkan pemeriksaan klinis dan labolatorium namun
harus bayi harus dipantau dengan ketat pada saat 1000 hari pertama kehidupan, maka dianjurkan
pada ibu untuk rutin melakukan kontrol opertumbuhan dan perkembangan pada bayi di layanan
kesehatan terdekat.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan gejala klinis dan labolatorium dapat terjadi pada
minggu pertama ataupun minggu kedua hingga pada 1000 hari kehidupan pertama. Adapun yang
harus dipantau meliputi pertumbuhan dan perkembangan fungsi motorik dan kognitif pada anak.

Anda mungkin juga menyukai