Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Istilah pendidikan jasmani yang telah dikenal pada tahun 1950-an di
Indonesia, cukup lama menghilang dari wacana, terutama sejak tahun 1960-an,
tatkala istilah itu diganti dengan istilah olahraga. Dampak dari perubahan
tersebut sangat luas dan mendalam, terutama terhadap struktur dan isi kurikulum
di semua jenjang pendidikan sekolah. Kesalahpahaman juga terjadi terhadap
makna kedua istilah itu, karena hamper selalu hanya dikaitkan dengan
kepentingan pembinaan fisik, seperti tujuan berprestasi atau sebatas pencapaian
derajat kebugaran jasmani.Konsep dasar pendidikan jasmani dapat di pandang
dari 3 (tiga) aspek yakni sejarah, pandangan filsafat, dan bukti-bukti ilmiah.
Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan proses pendidikan melalui
aktivitas jasmani sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan yang ingin diharapkan bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik,
intelektual, emosional, sosial dan moral. Begitud e k a t p u l a t u j u a n n ya
untuk pembinaan kesehatan dan kesa daran tentang
l i n g k u n g a n hidup. Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan
makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan
kognitif.Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral,
akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang
komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk
mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik,
pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-
sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara

1
untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis
yang seimbang.

B. RUMUSAN MASALAH
 Jelaskan pengertian pendidikan jasmani?
 Apa saja Definisi Pendidikan Olahraga menurut Tokoh-tokoh Pendidikan?
 Apa saja pendekatan pendekatan dalam pembelajaran penjas?
C. TUJUAN MASALAH
 Agar tau tentang pengertian pendidikan jasmani
 Agar tau pendidikan olahraga menurut tokoh tokoh pendidikan
 Agar tau pendekatan pendekatan dalam pembelajran penjas

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan.


Artinya, penjas bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program
sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk.Tetapi penjas adalah bagian
penting dari pendidikan. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak
akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu
senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup
sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan
mentalnya.

Meskipun penjas menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah


tepat untuk mengatakan pendidikan jasmani diselenggarakan semata-mata agar
anak-anak bergembira dan bersenang-senang. Bila demikian seolah-olah
pendidikan jasmani hanyalah sebagai mata pelajaran ”selingan”, tidak berbobot,
dan tidak memiliki tujuan yang bersifat mendidik.

Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan, yang memberikan


kesempatan bagi anak untuk mempelajari hal-hal yang penting.Oleh karena itu,
pelajaran penjas tidak kalah penting dibandingkan dengan pelajaran lain seperti;
Matematika, Bahasa, IPS dan IPA, dan lain-lain.

Namun demikian tidak semua guru penjas menyadari hal tersebut, sehingga
banyak anggapan bahwa penjas boleh dilaksanakan secara serampangan. Hal ini
tercermin dari berbagai gambaran negatif tentang pembelajaran penjas, mulai dari
kelemahan proses yang menetap misalnya membiarkan anak bermain sendiri
hingga rendahnya mutu hasil pembelajaran, seperti kebugaran jasmani yang
rendah.

Di kalangan guru penjas sering ada anggapan bahwa pelajaran pendidikan


jasmani dapat dilaksanakan seadanya, sehingga pelaksanaannya cukup dengan

3
caramenyuruh anak pergi ke lapangan, menyediakan bola sepak untuk laki-laki
dan bola voli untuk perempuan. Guru tinggal mengawasi di pinggir lapangan.

Mengapa bisa terjadi demikian? Kelemahan ini berpangkal pada


ketidakpahaman guru tentang arti dan tujuan pendidikan jasmani di sekolah, di
samping ia mungkin kurang mencintai tugas itu dengan sepenuh hati.

Apakah sebenarnya pendidikan jasmani dan apa tujuannya? Secara umum


pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai berikut:

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan melalui


aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Definisi di atas mengukuhkan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian
tak terpisahkan dari pendidikan umum.Tujuannya adalah untuk membantu anak
agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya.Pencapaian tujuan tersebut
berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik
anak.

Jadi, pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui


aktivitas jasmani atau olahraga. Inti pengertiannya adalah mendidik anak. Yang
membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan adalah
gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar. Gerak itu dirancang secara
sadar oleh gurunya dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang
pertumbuhan dan perkembangan anak didik.

Tujuan pendidikan jasmani sudah tercakup dalam pemaparan di atas yaitu


memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang
membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental,
sosial, emosional dan moral.Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk
mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya. Dalam bentuk bagan,
secara sederhana tujuan penjas meliputi tiga ranah (domain) sebagai satu
kesatuan, sebagai berikut:

4
Tujuan di atas merupakan pedoman bagi guru penjas dalam melaksanakan
tugasnya.Tujuan tersebut harus bisa dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang
direncanakan secara matang, dengan berpedoman pada ilmu mendidik. Dengan
demikian, hal terpenting untuk disadari oleh guru penjas adalah bahwa ia harus
menganggap dirinya sendiri sebagai pendidik, bukan hanya sebagai pelatih atau
pengatur kegiatan.

Misi pendidikan jasmani tercakup dalam tujuan pembelajaran yang meliputi


domain kognitif, afektif dan psikomotor.Perkembangan pengetahuan atau sifat-
sifat sosial bukan sekedar dampak pengiring yang menyertai keterampilan
gerak.Tujuan itu harus masuk dalam perencanaan dan skenario pembelajaran.
Kedudukannya sama dengan tujuan pembelajaran pengembangan domain
psikomotor.

Dalam hal ini, untuk mencapai tujuan tersebut , guru perlu membiasakan diri
untuk mengajar anak tentang apa yang akan dipelajari berlandaskan pemahaman
tentang prinsip-prinsip yang mendasarinya. Pergaulan yang terjadi di dalam
adegan yang bersifat mendidik itu dimanfaatkan secara sengaja untuk
menumbuhkan berbagai kesadaran emosional dan sosial anak. Dengan demikian
anak akan berkembang secara menyeluruh, yang akan mendukung tercapainya
aneka kemampuan.

B. Definisi Pendidikan Olahraga menurut Tokoh-tokoh Pendidikan

Berikut pengertian pendidikan olahraga menurut ahli :


Ø Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) Olahraga yaitu ikut serta dalam
aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti
berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat)
Ø Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.Watson,Children in Sport dalam
Bloomfield,J, Fricker P.A. and Fitch,K.D., 1992) Olahraga adalah serangkaian
gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan
hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup).

5
Seperti halnya makan, Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya
periodik; artinya Olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina
kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Olahraga merupakan alat untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial. Struktur anatomis-
anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional dan kecerdasan
intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata
lebih unggul pada siswa-siswa yang aktif mengikuti kegiatan Penjas-Or dari pada
siswa-siswa yang tidak aktif mengikuti Penjas-Or .
Ø World Conference On Education and Sports for Culture of Peace (I0C, Juli
1999),menyebutkan bahwa:
i. Olahraga adalah suatu sekolah kehidupan dan dapat menjadi sekolah
perdamaian.
ii. Olahraga dapat membangun jembatan perdamaian di antara orang-orang
dan ras.
iii . Olahraga adalah hak asasi manusia seperti hak pendidikan, hak untuk
identitas
iv. Olahraga adalah alat yang baik untuk memperkenalkan kebiasaan dari
kehormatan.
Ø Ensiklopedia Indonesia makna olahraga adalah gerak badan yang dilakukan
oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.
Ø Menpora Maladi pengertian olahraga yaitu mencakup segala kegiatan manusia
yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-
cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya.
Ø UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai “setiap aktivitas fisik berupa
permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain,
ataupun diri sendiri”.

6
C. Pendekatan-Pendekatan Dalam Pembelajaran Penjas

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki


kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk
membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2)
strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5)
taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan
istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang
penggunaan istilah tersebut. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke
dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun,
2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put)
dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan
selera masyarakat yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang
paling efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha

v Berikut ada beberapa pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran penjas

7
Ø Pendekatan Reflektif
Pendekatan reflektif merupakan pengabungan metode atau model
pembelajaran yang biasa juga dikatakan bahwa pendekatan alternatif karena guru
dituntut untuk bagaimana mencari atau melihat perbedaan karakter siswa secara
keseluruhan.
Pendekatan reflektif juga menekankan kreativitas penumbuhan kondisi
pembelajaran yang kondusif melalui penerapan berbagai keterampilan pengajaran
yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Guru yang reflektif selalu
melakukan penilaian terhadap lingkungan sekitar dalam upaya mengidentifikasi
rencana proses pengajarannya.
Praktek pembelajaran reflektif adalah bagian dari proses pembelajaran yang
mengatakan bahwa saya menjadi sadar akan pengalaman sebelumnya. Dan
pendekatan reflektif juga mendorong peserta didik untuk berfikir kreatif,
mempertanyakan sikap dan mendorong kemandirian belajar.

Ø Pendekatan Modifikasi Olahraga


Pendekatan modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan
oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan
DAP.” Developentally Appropriate Practice” (DAP). Artinya bahwa tugas ajar
yang disampaikan harus memerhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak,
dan dapat membantu mendorong ke arah perubahan tersebut. Esensi modifikasi
adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara
meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat
memperlancar siswa dalam belajarnya.Modifikasi pembelajaran pendidikan
jasmani dianggap penting untuk diketahui oleh para guru pendidikan jasmani.
Diharapkan dengan mereka dapat menjelaskan pengertian dan konsep modifikasi,
menyebutkan apa yang dimodifikasi dan bagaimana cara memodifikasinya,
menyebutkan dan menerangkan beberapa aspek analisis modifikasi. Cara ini
dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang
tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih

8
terampil. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas
pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran.
Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang
bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya.

Ø Pendekatan Berbasisi Masalah


Pendekatan berbasis masalah merupakan pendekatan yang dimana seorang guru
memberikan kesempatan anak untuk berpikir analisis, dan kritis melalui latihan
lalu memecahkan masalah yang didapat dan didasarkan pada dunia nyata anak.

Ø Pendekatan Inquiry & discovery


Pendekatan ini merupakan proses pembelajaran yang melakukan sendiri
(menemukan sendiri) sedangkan Discovery adalah suatu pendekatan yang dimana
guru mendorong siswa untuk mengalami dan melakukan percobaan menemukan
jati diri berdasarkan pengalaman dalam dunia nyata.
- Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan
- Seluruh aktifitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
sendiri.
- Mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian proses mental.

Ø Pendekatan Pastisipatorik
Pendekatan ini menuntut guru dimana untuk menjadi fasilitator dan menuntuk
guru sebagai:
- Menekankan keterlibatan peserta didik secara penuh.
- Pendidik dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar
- Peserta didik dianjurkan sebagai subjek belajar
- Mendorong tumbuh dan berkembangnya jiwa demokrasi serta kemampuan
mengemukakan dan menerima pendapat.

9
Ø Pendekatan Kooperatif
Kooperatif itu adalah merupakan pelaksanaan pembelajaran yang saling
berinteraksi satu sama lain dimana pembelajaran tergantung pada ahli dalam
kelompok
- Pendekatan kooperatif merupakan pembelajaran secara sadar dan sisitematis
yang sili asa. Silih asi dan silih asu. Antara siswa sebagai latihan hidup dalam
masyarakat Nyata.
- Ada beberapa tahap dalam model pendekatan kooperatif yaitu Pembentukan,
Pengaturan, Perumusan dan Penyerapan

Ø Pendekatan Berbasis Proyek


Menurut Thomas 2001 Dkk mengatakan bahwa penjaran berbasis proyek atau
sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif yang menekankan
belajar kontestual melalui kegiatan-kegiatan yang kontes.

Ø Pendekatan Scaffolding
Pendekatan scaffolding merupakan pembelajaran yang berjenjang dan sistematis
dan memungkinkan peserta didik untuk mendapat keterampilan baru atau diluar
kemampuannya.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan.
Artinya, penjas bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program
sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk.Tetapi penjas adalah bagian
penting dari pendidikan. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak
akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu
senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup
sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan
mentalnya.

i. Olahraga adalah suatu sekolah kehidupan dan dapat menjadi sekolah


perdamaian.
ii. Olahraga dapat membangun jembatan perdamaian di antara orang-orang
dan ras.
iii . Olahraga adalah hak asasi manusia seperti hak pendidikan, hak untuk
identitas
iv. Olahraga adalah alat yang baik untuk memperkenalkan kebiasaan dari
kehormatan.
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki
kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk
membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2)
strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5)
taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran

B. SARAN

Ada beberapa saran yang perlu disampaikan dalam makalah ini. Antara lain :

1. Bagaimana solusi terhadap pengajaran penjas yang dilakukan seminggu


sekali, bisa di bahas lebih signifikan. Saya berharap dengan membaca makalah

11
ini. Berbagai pendapat akan lebih menarik jika kita bisa di ambil manfaatnya
bersama-sama kelak jika kita sudah terjun di lapangan.

2. Sebenarnya banyak cara merespon minat siswa untuk mengikuti penjas. Tetapi
pada makalah yang saya buat ini hanya sedikit saja yang bisa tersampaikan
terkait dengan cara merespon siswa agar antusias mengiluti pelajaran penjas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Margono. 2005. Azas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Yogyakarta: UNY.

Abdoellah, Arma. 1996.Pendidikan Jasmani Adaptif. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.

Lutan, Rusli. 2000.Startegi Belajar Mengajar Penjaskes.Jakarta:


Departemenn Pendidikan Nasional.

http://www.anneahira.com/pengertian-budaya-hidup-sehat.htm

http://www.smallcrab.com/kesehatan/630-olahraga-istirahat-dan-kesehatan

http://pdpjoi.kemenpora.go.id/?pdpjoi=1&idb=10

file:///I:/pertumbuhan-gerak-tugas.htm

file:///I:/pengertian-budaya-hidup-sehat.htm

http://berachunk-amrank.blogspot.sg/2012/08/dasar-dasar-pendidikan-jasmani-
a.html

13

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Cara Kerja
    Cara Kerja
    Dokumen2 halaman
    Cara Kerja
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Olahraga
    Olahraga
    Dokumen1 halaman
    Olahraga
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Mengajar
    Jadwal Mengajar
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Mengajar
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Faktor - Faktor Yang Menentukan Zat - Zat Gizi
    Faktor - Faktor Yang Menentukan Zat - Zat Gizi
    Dokumen4 halaman
    Faktor - Faktor Yang Menentukan Zat - Zat Gizi
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Proposal Dedi
    Proposal Dedi
    Dokumen2 halaman
    Proposal Dedi
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Cara Kerja
    Cara Kerja
    Dokumen1 halaman
    Cara Kerja
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Soa Ranking 1
    Soa Ranking 1
    Dokumen2 halaman
    Soa Ranking 1
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Artikel Bola
    Artikel Bola
    Dokumen7 halaman
    Artikel Bola
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Strategi
    Strategi
    Dokumen3 halaman
    Strategi
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ilmu Kepelatihan
    Tugas Ilmu Kepelatihan
    Dokumen6 halaman
    Tugas Ilmu Kepelatihan
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Tenis Meja
    Tenis Meja
    Dokumen9 halaman
    Tenis Meja
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Perencanaan
    Tugas Perencanaan
    Dokumen8 halaman
    Tugas Perencanaan
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Pks Dedy
    Tugas Pks Dedy
    Dokumen15 halaman
    Tugas Pks Dedy
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Ape
    Ape
    Dokumen1 halaman
    Ape
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ikd 1 (Ritha Hunta)
    Makalah Ikd 1 (Ritha Hunta)
    Dokumen13 halaman
    Makalah Ikd 1 (Ritha Hunta)
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ilmu Kepelatihan
    Tugas Ilmu Kepelatihan
    Dokumen6 halaman
    Tugas Ilmu Kepelatihan
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Tugasmama 34
    Tugasmama 34
    Dokumen1 halaman
    Tugasmama 34
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Dapus Terbaru Ipan
    Dapus Terbaru Ipan
    Dokumen2 halaman
    Dapus Terbaru Ipan
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Strategi
    Tugas Strategi
    Dokumen3 halaman
    Tugas Strategi
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Jaw Aban
    Jaw Aban
    Dokumen1 halaman
    Jaw Aban
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Sampah Makalah
    Sampah Makalah
    Dokumen3 halaman
    Sampah Makalah
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Filsafat
    Kata Pengantar Filsafat
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar Filsafat
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Tugasmama 34
    Tugasmama 34
    Dokumen1 halaman
    Tugasmama 34
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • KATA PENGANTA Kepemudaan
    KATA PENGANTA Kepemudaan
    Dokumen2 halaman
    KATA PENGANTA Kepemudaan
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Kata Penganta Kepemudaan
    Kata Penganta Kepemudaan
    Dokumen2 halaman
    Kata Penganta Kepemudaan
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Hukum Ketenaga Kerjaan
    Hukum Ketenaga Kerjaan
    Dokumen1 halaman
    Hukum Ketenaga Kerjaan
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat