PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah pendidikan jasmani yang telah dikenal pada tahun 1950-an di
Indonesia, cukup lama menghilang dari wacana, terutama sejak tahun 1960-an,
tatkala istilah itu diganti dengan istilah olahraga. Dampak dari perubahan
tersebut sangat luas dan mendalam, terutama terhadap struktur dan isi kurikulum
di semua jenjang pendidikan sekolah. Kesalahpahaman juga terjadi terhadap
makna kedua istilah itu, karena hamper selalu hanya dikaitkan dengan
kepentingan pembinaan fisik, seperti tujuan berprestasi atau sebatas pencapaian
derajat kebugaran jasmani.Konsep dasar pendidikan jasmani dapat di pandang
dari 3 (tiga) aspek yakni sejarah, pandangan filsafat, dan bukti-bukti ilmiah.
Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan proses pendidikan melalui
aktivitas jasmani sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan yang ingin diharapkan bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik,
intelektual, emosional, sosial dan moral. Begitud e k a t p u l a t u j u a n n ya
untuk pembinaan kesehatan dan kesa daran tentang
l i n g k u n g a n hidup. Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan
makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan
kognitif.Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral,
akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang
komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk
mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik,
pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-
sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara
1
untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis
yang seimbang.
B. RUMUSAN MASALAH
Jelaskan pengertian pendidikan jasmani?
Apa saja Definisi Pendidikan Olahraga menurut Tokoh-tokoh Pendidikan?
Apa saja pendekatan pendekatan dalam pembelajaran penjas?
C. TUJUAN MASALAH
Agar tau tentang pengertian pendidikan jasmani
Agar tau pendidikan olahraga menurut tokoh tokoh pendidikan
Agar tau pendekatan pendekatan dalam pembelajran penjas
2
BAB II
PEMBAHASAN
Namun demikian tidak semua guru penjas menyadari hal tersebut, sehingga
banyak anggapan bahwa penjas boleh dilaksanakan secara serampangan. Hal ini
tercermin dari berbagai gambaran negatif tentang pembelajaran penjas, mulai dari
kelemahan proses yang menetap misalnya membiarkan anak bermain sendiri
hingga rendahnya mutu hasil pembelajaran, seperti kebugaran jasmani yang
rendah.
3
caramenyuruh anak pergi ke lapangan, menyediakan bola sepak untuk laki-laki
dan bola voli untuk perempuan. Guru tinggal mengawasi di pinggir lapangan.
4
Tujuan di atas merupakan pedoman bagi guru penjas dalam melaksanakan
tugasnya.Tujuan tersebut harus bisa dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang
direncanakan secara matang, dengan berpedoman pada ilmu mendidik. Dengan
demikian, hal terpenting untuk disadari oleh guru penjas adalah bahwa ia harus
menganggap dirinya sendiri sebagai pendidik, bukan hanya sebagai pelatih atau
pengatur kegiatan.
Dalam hal ini, untuk mencapai tujuan tersebut , guru perlu membiasakan diri
untuk mengajar anak tentang apa yang akan dipelajari berlandaskan pemahaman
tentang prinsip-prinsip yang mendasarinya. Pergaulan yang terjadi di dalam
adegan yang bersifat mendidik itu dimanfaatkan secara sengaja untuk
menumbuhkan berbagai kesadaran emosional dan sosial anak. Dengan demikian
anak akan berkembang secara menyeluruh, yang akan mendukung tercapainya
aneka kemampuan.
5
Seperti halnya makan, Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya
periodik; artinya Olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina
kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Olahraga merupakan alat untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial. Struktur anatomis-
anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional dan kecerdasan
intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata
lebih unggul pada siswa-siswa yang aktif mengikuti kegiatan Penjas-Or dari pada
siswa-siswa yang tidak aktif mengikuti Penjas-Or .
Ø World Conference On Education and Sports for Culture of Peace (I0C, Juli
1999),menyebutkan bahwa:
i. Olahraga adalah suatu sekolah kehidupan dan dapat menjadi sekolah
perdamaian.
ii. Olahraga dapat membangun jembatan perdamaian di antara orang-orang
dan ras.
iii . Olahraga adalah hak asasi manusia seperti hak pendidikan, hak untuk
identitas
iv. Olahraga adalah alat yang baik untuk memperkenalkan kebiasaan dari
kehormatan.
Ø Ensiklopedia Indonesia makna olahraga adalah gerak badan yang dilakukan
oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.
Ø Menpora Maladi pengertian olahraga yaitu mencakup segala kegiatan manusia
yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-
cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya.
Ø UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai “setiap aktivitas fisik berupa
permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain,
ataupun diri sendiri”.
6
C. Pendekatan-Pendekatan Dalam Pembelajaran Penjas
7
Ø Pendekatan Reflektif
Pendekatan reflektif merupakan pengabungan metode atau model
pembelajaran yang biasa juga dikatakan bahwa pendekatan alternatif karena guru
dituntut untuk bagaimana mencari atau melihat perbedaan karakter siswa secara
keseluruhan.
Pendekatan reflektif juga menekankan kreativitas penumbuhan kondisi
pembelajaran yang kondusif melalui penerapan berbagai keterampilan pengajaran
yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Guru yang reflektif selalu
melakukan penilaian terhadap lingkungan sekitar dalam upaya mengidentifikasi
rencana proses pengajarannya.
Praktek pembelajaran reflektif adalah bagian dari proses pembelajaran yang
mengatakan bahwa saya menjadi sadar akan pengalaman sebelumnya. Dan
pendekatan reflektif juga mendorong peserta didik untuk berfikir kreatif,
mempertanyakan sikap dan mendorong kemandirian belajar.
8
terampil. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas
pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran.
Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang
bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya.
Ø Pendekatan Pastisipatorik
Pendekatan ini menuntut guru dimana untuk menjadi fasilitator dan menuntuk
guru sebagai:
- Menekankan keterlibatan peserta didik secara penuh.
- Pendidik dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar
- Peserta didik dianjurkan sebagai subjek belajar
- Mendorong tumbuh dan berkembangnya jiwa demokrasi serta kemampuan
mengemukakan dan menerima pendapat.
9
Ø Pendekatan Kooperatif
Kooperatif itu adalah merupakan pelaksanaan pembelajaran yang saling
berinteraksi satu sama lain dimana pembelajaran tergantung pada ahli dalam
kelompok
- Pendekatan kooperatif merupakan pembelajaran secara sadar dan sisitematis
yang sili asa. Silih asi dan silih asu. Antara siswa sebagai latihan hidup dalam
masyarakat Nyata.
- Ada beberapa tahap dalam model pendekatan kooperatif yaitu Pembentukan,
Pengaturan, Perumusan dan Penyerapan
Ø Pendekatan Scaffolding
Pendekatan scaffolding merupakan pembelajaran yang berjenjang dan sistematis
dan memungkinkan peserta didik untuk mendapat keterampilan baru atau diluar
kemampuannya.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan.
Artinya, penjas bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program
sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk.Tetapi penjas adalah bagian
penting dari pendidikan. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak
akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu
senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup
sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan
mentalnya.
B. SARAN
Ada beberapa saran yang perlu disampaikan dalam makalah ini. Antara lain :
11
ini. Berbagai pendapat akan lebih menarik jika kita bisa di ambil manfaatnya
bersama-sama kelak jika kita sudah terjun di lapangan.
2. Sebenarnya banyak cara merespon minat siswa untuk mengikuti penjas. Tetapi
pada makalah yang saya buat ini hanya sedikit saja yang bisa tersampaikan
terkait dengan cara merespon siswa agar antusias mengiluti pelajaran penjas.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anneahira.com/pengertian-budaya-hidup-sehat.htm
http://www.smallcrab.com/kesehatan/630-olahraga-istirahat-dan-kesehatan
http://pdpjoi.kemenpora.go.id/?pdpjoi=1&idb=10
file:///I:/pertumbuhan-gerak-tugas.htm
file:///I:/pengertian-budaya-hidup-sehat.htm
http://berachunk-amrank.blogspot.sg/2012/08/dasar-dasar-pendidikan-jasmani-
a.html
13