Anda di halaman 1dari 3

Sampah, sebuah kata yang sering kita dengar dan barang yang selalu kita lihat setiap saat.

Dimanapun dan kapanpun kita berada selalu ketemu dengan yang namanya sampah. Apakah itu
sampah ? Ada banyak pengertian yang sering kita temui yang dilontarkan oleh para ahli dan
pakar. Sampai saat ini masih beredar anggapan bahwa sampah merupakan barang sisa yang
sudah tidak berguna lagi dan harus dibuang. Padahal sebetulnya sampah merupakan mutiara
yang masih terpendam dan kalau dikelola akan menjadi barang yang sangat berguna.

Dalam kamus lingkungan (1994) dinyatakan bahwa Pengertian Sampah adalah bahan yang
tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam
produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur; atau materi berkelebihan
atau buangan.

Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia
maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis (Istilah Lingkungan Untuk Manajemen,
Ecolink 1996), sedangkan Dr.Tanjung menyatakan bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak
berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula. Sedangkan dalam Undang-
Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-
hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat dan sampah spesifik adalah sampah
yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
(http://madanitec.com/knowledge/pengertian-sampah/)

DAFTAR ISI
– KATA PENGANTAR
– DAFTAR ISI
– BAB I PENDAHULUAN
– BAB II PENYEBAB PERILAKU MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN
– BAB III PERUBAHAN PARADIGMA SAMPAH
– BAB IV SOLUSI UNTUK MENGURANGI JUMLAH SAMPAH
– BAB V PENUTUP
I . PENDAHULUAN
Masalah sampah rasanya tidak kunjung bisa diselesaikan dengan tuntas. Meskipun sudah
banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah. Sampah tetap saja terlihat menumpuk di
mana-mana. Masyarakat masih suka membuang sampah sembarangan. Tempat sampah
khusus sudah disediakan seperti tempat sampah khusus bahan organik, tempat sampah khusus
plastik, dan tempat sampah khusus logam. Anehnya tempat sampah itu sepertinya tidak
berfungsi. Tempat sampah organik isinya plastik, sandal, dan sampah-sampah lain campur jadi
satu. Seperti yang diketahui bersama, setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia akan
menimbulkan zat buang. Baik berupa gas, cair, maupun padat. Buangan berbentuk padat biasa
kita sebut sebagai sampah. Dengan pertambahan penduduk Indonesia yang semakin
meningkat, maka timbulan sampah yang dihasilkanpun juga meningkat. Menyusuri Jabodetabek,
berarti harus menyiapkan diri untuk menyusuri jejak-jejak pemukiman sampah di tengah
pemukiman warga. Bukan hal baru, masalah sampah yang dibuang tidak pada tempatnya
menjadi boomerang bagi umat manusia. Kesadaran yang sangat penuh dari tiap-tiap insan
terkadang jarang tercermin dari kesehariannya. Oleh karena itulah, belakangan ini banyak grup,
lembaga profit maupun non profit bahkan pribadi-pribadi yang “ringan tangan” dan “ramah” mulai
menggerakkan komunitasnya untuk turun secara aktif membersihkan sampah. Caranya
bermacam-macam, mulai dari orang yang diam-diam mengelola sampah pribadi di rumah
maupun ketika dimana saja, sampai teriakan lantang dan sapaan ramah penggiat lingkungan
memberikan selebaran untuk dibaca orang banyak. Mirisnya, hal itu belum menyentuh semua
lapisan masyarakat.
II. PENYEBAB PERILAKU MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN
Penyebab utama bagaimana perilaku membuang sampah sembarangan ini bisa terbentuk dan
bertahan kuat di dalam perilaku kita adalah: a. Sistem kepercayaan masyarakat terhadap
perilaku membuang sampah. Kemungkinan di dalam pikiran alam bawah sadar, masyarakat
menganggap bahwa membuang sampah sembarangan ini bukan sesuatu hal yang salah dan
wajar untuk dilakukan. Sangatlah mungkin masyarakat merasa bahwa perilaku membuang
sampah sembarangan ini bukan suatu hal yang salah dan tidak berdosa. b. Norma dari
lingkungan sekitar seperti keluarga, tetangga, sekolah, lingkungan kampus, atau bahkan di
tempat-tempat pekerjaan. Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar di dalam
munculnya suatu perilaku. Perilaku membuang sampah sembarangan ini tentu tidak akan
pernah lepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Saat ini, dalam menangggapi masalah
pembuangan sampah sembarangan sudah menjadi pola perilaku di masyarakat yang “biasa”
atau legal karena semua orang melakukannya. Secara tidak sadar maka perilaku membuang
sampah sembarangan akan menjadi suatu bentukan perilaku yang terinternalisasi di dalam
pikiran bahwa membuang sampah sembarangan bukanlah hal yang salah. Perlu diingat, cara
seseorang manusia belajar yang paling mudah adalah dengan imitasi dan sebagain besar
masyarakat belajar suatu perilaku adalah dengan imitasi. c. Perceived behavior control
Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa lebih mudah untuk dilakukannya karena
tersedianya sumber daya. Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan bila tersedia
banyak tempat sampah di pinggir jalan.
III. PERUBAHAN PARADIGMA SAMPAH
Selama ini program-program pengelolaan sampah lebih terfokus pada bagaimana mengolah
sampah-sampah. Tidak ada yang salah, tetapi program-program itu melupakan sisi yang lain.
Atau, paling tidak ‘menganak tirikan’ sisi yang tidak kalah pentingnya, yaitu: orang yang
menghasilkan sampah. Sebenarnya jika masalah yang ada di ‘orangnya’ bisa diselesaikan,
masalah-masalah sampah tidak akan terjadi. Masyarakat memiliki karakter dan perilaku yang
buruk tentang sampah. Masyarakat Indonesia terkenal dengan sikapnya ‘BUANG SAMPAH
SEMBARANGAN’. Karakter ini sepanjang pengamatan tidak mengenal status sosial atau pun
tingkat pendidikan. Kalau diperhatikan di kampus-kampus atau di kantor-kantor yang umumnya
lulusan perguruan tinggi masih banyak orang yang membuang sampah sembarangan.
Terkadang di jalanpun, ada orang naik mobil Mewah tetap membuang sampah sembarangan
dari jendela mobilnya. Merubah perilaku masyarakat bukan pekerjaan yang mudah. Upaya ini
memerlukan waktu yang lama dan terus menerus. Perubahan perilaku dapat dilakukan melalui
dunia pendidikan dengan cara memberikan pelajaran tentang sampah kepada anak-anak didik
sejak mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Mereka diajari untuk membuang sampah plastik di
tempat sampah plastik, sampah daun di tempat sampah organik, dan seterusnya. Mereka juga
diberi pemahaman tentang akibat-akibat buruk membuang sampah sembarangan. Para guru
dan pendidik harus dapat memberikan contoh/teladan membuang sampah pada tempatnya.
Pendidikan bisa juga dilakukan untuk masyarakat umum. Misalnya dengan cara penyebaran
leaflet tentang membuang sampah yang baik, tulisan-tulisan di media massa, atau iklan-iklan
layanan masyarakat di televisi. Materi-materi ini harus disampaikan secara menarik dan tidak
monoton. Dan yang penting adalah berkesinambungan. Tidak hanya sebentar atau musim-
musiman saja. Bisa saja iklan layanan ini diselipkan di iklan-iklan komersial, atau di acara
sinetron, acara talk show atau di cerita-cerita televisi. Pemerintah bisa menyelengarakan
pelatihan, penyuluhan, atau seminar-seminar tentang pengelolaan sampah. Proses penyadaran
dilakukan di seluruh lapisan masyarakat. Proses penyadaran dimulai dari aparat pemerintahan
kemudian ke desa dan lanjut ke masyarakat. Perusahaan-perusahaan bisa menyalurkan
sebagian dana CSR untuk program-program penyadaran masyarakat tentang pengelolaan
sampah yang baik. Program-program pemerintah yang sudah berjalan, seperti penghargaan
KALPATARU dan ADIPURA dapat digalakkan kembali. Hadiahnya diperbesar sehingga lebih
menarik daerah-daerah untuk meraih penghargaan tersebut. Demikian pula perlu diberikan
penghargaan-penghargaan lain untuk perorangan atau kelompok-kelompok masyarakat yang
telah berhasil mengelola sampah dengan baik. Di tingkat wilayah yang lebih kecil bisa
dilaksanakan lomba-lomba kebersihan. Misalnya: tingkat kampung, tingkat desa, tingkat sekolah,
dan lain-lain. Dari kegiatan-kegiatan di atas secara bertahap diharapkan terjadi perubahan
perilaku masyarakat. Masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan. Masyarakat tidak
membuang sampah di selokan atau saluran air. Masyarakat membuang sampah pada
tempatnya. Masyarakat mulai memisah-misahkan sampah sesuai kelompoknya: organik, plastik,
logam, dan kaca. Masyarakat tidak lagi membakar sampah. Dan yang lebih penting muncul
’social control’ dari masyarakat itu sendiri untuk mengelola sampah dengan baik. Misalnya saja
ada semacam hukuman sosial jika ada orang yang membuang sampah sembarangan. Atau
orang akan menegur orang lain yang membuang sampah sembarangan. Lebih jauh lagi, orang
malu dan takut membuang sampah sembarangan.
IV. SOLUSI UNTUK MENGURANGI JUMLAH SAMPAH
Ada beberapa hal yang bisa kita dilakukan oleh masyarakat untuk meminimalkan timbunan
sampah yang dihasilkan, yaitu:
1. Kurangi pola konsumsi / belanja yang berlebihan.
2. Usahakan untuk tidak membungkus makanan dan membawa pulang kerumah.
3. Menggunakan produk dengan sistem sewa/pinjam.
4. Menggunakan produk dengan sistem refill.
5. Melakukan pemilahan sampah. Sediakan tempat khusus untuk sampah
plastik/kertas/kaca/kaleng yang mungkin masih bernilai ekonomis yang nantinya bisa anda jual.
6. Memanfaatkan kembali barang bekas. Misal, botol kaca bekas syrup bisa digunakan untuk
tempat air atau mungkin anda bisa melakukan hal-hal kreatif terhadap barang tersebut.
7. Sebisa mungkin melakukan komposting terhadap sampah kebun dan sampah basah sehingga
bisa digunakan sebagai pupuk untuk kebun/taman sendiri atau dijual.
8. Jangan pernah bosan mengingatkan diri sendiri, teman, dan keluarga untuk melakukan hal-hal
diatas.
9. Jangan pernah merasa bahwa apa yang anda lakukan ini sia-sia. Memang dampak bagi anda
mungkin kecil, tapi jika setiap orang melakukan hal ini, maka bisa jadi apa yang kita lakukan
diatas dapat mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke TPA. Tanpa mengubah
persepsi tentang sampah maka peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah sampah
akan terbatas. Sebab masalah sampah hanya mampu diatasi lewat sinergi antara kebijakan
pemerintah bersama kepedulian masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan terdekat
dan terkecil.Namun, untuk merubah hal luar biasa ini harus dengan cara yang luar biasa pula.
Dimulai dengan penambahan sarana kebersihan dengan penambahan tempat sampah di
tempat-tempat yang strategis dan memberikan Pendidikan sejak usia dini, karena akan lebih
mudah untuk membentuk karakter cinta lingkungan. Penyuluhan akan pentingnya menjaga
kebersihan, disertai dampak negatif yang dihasilkan karena membuang sampah sembarangan,
sampai dengan penetapan sanksi walaupun hal ini terasa berat namun hal ini penting untuk
dilaksanakan untuk kebaikan bersama.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pejelasan-penjelasan karya tulis ini adalah sampah
merupakan konsekuensi yang ada karena aktifitas manusia. Akan tetapi, manusia tidak
menyadari bahwa setiap hari manusia menghasilkan sampah baik organik maupun anorganik.
Kebanyakan orang tidak mau untuk mengolah sampah yang telah mereka hasilkan tersebut,
karena mereka menganggap bahwa hal itu sah-sah saja untuk dilakukan. Oleh karena itu, peran
serta setiap orang sangat diperlukan dalam mengatasi masalah sampah yang tak ada hentinya
ini. Kita sebagai generasi muda diharapkan untuk dapat mengolah sampah dengan baik dan
benar agar tidak mencemari lingkungan.

B. Saran
Saran-saran yang dapat penulis sampaikan kepada para pembaca karya tulis ini, antara lain :
1. Janganlah membuang sampah sembarangan. Agar jumlah sampah yang ada tidak
meningkat.
2. Jagalah kebersihan. Kegiatan menjaga kebersihan ini dapat dimulai dengan mengangkat
sampah yang ada disekitar kita dan membuangnya ketempat sampah.
3. Mendaur ulang sampah. Kegiatan mendaur ulang sampah ini merupakan kegiatan yang
cukup menarik. Karena kita tidak perlu membeli bahan-bahan yang baru untuk membuat suatu
kerajinan, kita dapat memanfaatkan sampah yang dianggap masih dapat dimanfaatkan untuk
membuat suatu kerajinan yang bernilai ekonomis tinggi.
4. Sebagai generasi muda, kita harus menyadari bahwa sampah itu merupakan ancaman
yang besar untuk masa depan bangsa. Untuk itu, sebagai generasi muda kita harus
menumbuhkan kreasi-kreasi baru dengan memanfaatkan sampah. Dengan ini, tanpa kita sadari
kita telah menyelamatkan masa depan bangsa dari bayang-bayang sampah

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Cara Kerja
    Cara Kerja
    Dokumen2 halaman
    Cara Kerja
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Olahraga
    Olahraga
    Dokumen1 halaman
    Olahraga
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Mengajar
    Jadwal Mengajar
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Mengajar
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Faktor - Faktor Yang Menentukan Zat - Zat Gizi
    Faktor - Faktor Yang Menentukan Zat - Zat Gizi
    Dokumen4 halaman
    Faktor - Faktor Yang Menentukan Zat - Zat Gizi
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Proposal Dedi
    Proposal Dedi
    Dokumen2 halaman
    Proposal Dedi
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Cara Kerja
    Cara Kerja
    Dokumen1 halaman
    Cara Kerja
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Soa Ranking 1
    Soa Ranking 1
    Dokumen2 halaman
    Soa Ranking 1
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Artikel Bola
    Artikel Bola
    Dokumen7 halaman
    Artikel Bola
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Strategi
    Strategi
    Dokumen3 halaman
    Strategi
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ilmu Kepelatihan
    Tugas Ilmu Kepelatihan
    Dokumen6 halaman
    Tugas Ilmu Kepelatihan
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Tenis Meja
    Tenis Meja
    Dokumen9 halaman
    Tenis Meja
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Perencanaan
    Tugas Perencanaan
    Dokumen8 halaman
    Tugas Perencanaan
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Pks Dedy
    Tugas Pks Dedy
    Dokumen15 halaman
    Tugas Pks Dedy
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Ape
    Ape
    Dokumen1 halaman
    Ape
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ikd 1 (Ritha Hunta)
    Makalah Ikd 1 (Ritha Hunta)
    Dokumen13 halaman
    Makalah Ikd 1 (Ritha Hunta)
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ilmu Kepelatihan
    Tugas Ilmu Kepelatihan
    Dokumen6 halaman
    Tugas Ilmu Kepelatihan
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Tugasmama 34
    Tugasmama 34
    Dokumen1 halaman
    Tugasmama 34
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Dapus Terbaru Ipan
    Dapus Terbaru Ipan
    Dokumen2 halaman
    Dapus Terbaru Ipan
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Strategi
    Tugas Strategi
    Dokumen3 halaman
    Tugas Strategi
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Jaw Aban
    Jaw Aban
    Dokumen1 halaman
    Jaw Aban
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • KATA PENGANTA Kepemudaan
    KATA PENGANTA Kepemudaan
    Dokumen2 halaman
    KATA PENGANTA Kepemudaan
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Filsafat
    Kata Pengantar Filsafat
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar Filsafat
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Tugasmama 34
    Tugasmama 34
    Dokumen1 halaman
    Tugasmama 34
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • TUGAS Dasar Dasar Penjas
    TUGAS Dasar Dasar Penjas
    Dokumen13 halaman
    TUGAS Dasar Dasar Penjas
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Kata Penganta Kepemudaan
    Kata Penganta Kepemudaan
    Dokumen2 halaman
    Kata Penganta Kepemudaan
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Hukum Ketenaga Kerjaan
    Hukum Ketenaga Kerjaan
    Dokumen1 halaman
    Hukum Ketenaga Kerjaan
    Muhammad Irfan Setiadi
    Belum ada peringkat