PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Jiwa wirausaha adalah daya kreatifitas, berfikir positif, tidak mudah
menyerah pada keadaan, dan memiliki produktifitas konstruktif sehingga
senantiasa berpikir inovatif untuk mendapatkan income yang bermanfaat (Gulardi,
2014). Negara yang mempunyai banyak wirausaha adalah negara yang
perekonomiannya berpotensi cepat maju (Adi, 2011). Jiwa wirausaha cenderung
kurang tumbuh subur di masyarakat karena orientasi pendidikan yang cenderung
membentuk sumber daya manusia menjadi pencari kerja (Fredy, 2010). Sekolah
menjadi tempat yang sangat strategis untuk menumbuhkan bakat wirausaha
(Nugroho, 2009). Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan adalah untuk
menghasilkan tamatan yang mandiri sebagai wirausaha (Adi, 2011). Hasil riset
menunjukkan bahwa menjadi wirausaha kurang diminati oleh siswa-siswi SMK
(Anggraini, Tanpa Tahun). Di Kota Kendari permintaan material bangunan terus
meningkat dan batako merupakan alternatif material bangunan yang ekonomis
(Cahyono & Rohman, Tanpa Tahun). Kami sebagai tenaga pengajar dari Jurusan
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo Kendari berkeinginan
menumbuhkan jiwa wirausaha sejak jauh-jauh hari di kalangan siswa-siswi SMK
6 Kota Kendari dalam hal membuat bahan bangunan batako melalui Tridharma
Perguruan Tinggi.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara membuat batako pc sebagai salah satu usaha menumbuhkan
jiwa wirausaha di kalangan siswa-siswi SMK Kota Kendari.
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2
terbuat dari kayu apabila tidak untuk diproduksi masal). Alat-alat kerja
selanjutnya adalah tempat adukan, cangkul, cetok, ember, dan palu besar. Baut
berukuran 20 cm dan kunci pas dengan ukuran 19/20 untuk memasang dan
melepaskan cetakan batako (Ksatria, 2013). Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa peralatan kerja dalam membuat batako adalah cetakan batako,
cangkul, ember, ayakan pasir, sendok semen, ember, baut, kunci pas, serokan, dan
gayung.
3. Cara Membuat Batako Beton
Cara membuat batako beton adalah sebagai berikut: 1) Proses pencampuran;
2) Proses pengadukan; 3) Proses pencetakan; 4) Proses pelepasan cetakan; dan 5)
Proses perawatan batako setelah pencetakan (Salamah, 2014). Cara pembuatan
batako beton adalah sebagai berikut: 1) Campur antara pasir dan semen dengan
perbandingan 1: 5; 2) Jika adonan cukup baik maka masukkan bahan tadi ke
cetakan; 3) Setelah itu adonan yang sudah anda masukkan ke dalam cetakan tadi
dan dipukul-pukul dengan balok kayu untuk memadatkan adonan; 3) Lepas
adonan dari cetakan dengan cara melepas bagian per bagian dari alat cetakan tadi
(Rahmi, 2015). Proses pembuatan batako beton adalah campur semen dan pasir
dengan perbandingan tertentu lalu basahi adonan semen dan pasir dengan air.
Adonan yang bagus adalah apabila adukan diremas akan menggumpal, tidak
pecah, dan tidak tertinggal di tangan. Perlu ketelitian pada saat pemberian air.
Pasir baru yang berasal dari sungai tidak perlu lagi diberi air. Bahkan itulah
ukuran kelembaban yang bagus, karena sudah merata. Rangkailah cetakan batako
yang tersedia. Pastikan baut sudah dipasang kencang. Buat cetakan sesederhana
mungkin. Masukkan adukan ke cetakan, kemudian dipadatkan dengan sosrok
kayu. Kemudian isi cetakan lagi hingga penuh dan padat. Setelah adukan padat
maka tuang adonan pada tempat yang rata. Lepaskan baut dan lepaskan cetakan
dengan hati-hati, karena dalam proses ini bila batako tersenggol sedikit saja akan
gompal bahkan hancur (Ksatria, 2013). Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa cara membuat batako beton adalah 1) Proses pencampuran
antara semen, pasir, dan air; 2) Proses percetakan; 3) Proses pelepasan adonan dari
cetakan sehingga menjadi batako beton.
3
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT
A. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk membuat batako beton sebagai salah satu
usaha untuk menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan siswa-siswi SMK 6 Kota
Kendari.
B. Manfaat Kegiatan
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tumbuh dan
berkembangnya jiwa wirausaha di kalangan siswa-siswi SMK 6 Kota Kendari
dalam hal membuat batako beton.
C. Khalayak Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah siswa-siswi SMK 6 Kota Kendari.
4
BAB IV
MATERI DAN METODE PELAKSANAAN
5
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
2. Pengertian Jiwa Wirausaha
Kewirausahaan merupakan sikap, jiwa, semangat mulia pada diri seseorang
yang inovatif, kreatif, berupaya untuk kemajuan pribadi, dan masyarakat. Jadi,
alangkah baiknya kalau kewirausahaan itu ada pada setiap orang dan tidak hanya
terbatas pada pengusaha saja (Wibowo, 2011). Kewirausahaan tidak selalu identik
dengan karakter wirausaha semata karena karakter wirausaha dapat dimiliki oleh
siapa saja bahkan seseorang yang bukan pelaku wirausaha. Wiraswasta lebih
menekankan pada objek dan ada usaha yang mandiri. Sedangkan wirausaha
berfokus pada jiwa, semangat, kemudian diaplikasikan dalam segala aspek
kehidupan (Afriyanti, 2011). Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa
yang selalu aktif kreatif berdaya, bercipta, berkarya, dan bersahaja dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya (Anonim, Tanpa Tahun).
Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha
meningkatkan hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan (Hadi, 2011).
Wirausaha berasal dari kata wira artinya berani, utama, dan mulia. Usaha
berarti kegiatan bisnis komersil maupun non komersil. Jadi kewirausahaan adalah
hal-hal yang menyangkut keberanian seseorang untuk melakukan kegiatan bisnis
maupun non bisnis secara mandiri (Wibowo, 2011). Kata wirausaha berarti berani
mengambil resiko, gagah, mampu membuat rencana kegiatan sendiri, dan
memiliki semangat yang tinggi (Afriyanti, 2011). Wirausahawan adalah orang-
orang yang memiliki kemampuan melihat kesempatan-kesempatan bisnis,
mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil
tindakan yang tepat, serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan
gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif (Afriyanti, 2011).
Berdasarkan uraian di atas dapat dimpulkan bahwa jiwa wirausaha adalah
sikap jiwa untuk menggali semua potensi diri yang positif agar meningkatkan
penghasilan.
3. Sikap-sikap yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Wirausaha
Kreatif dan inovatif (Sinta, 2013; Wijaya, 2015, Anonim, 2015; Rahayu,
2012; dan Hadi, 2011), tekun, teliti, dan produktif (Sinta, 2013; Anonim, 2015;
dan Rahayu, 2012), beretika (Sinta, 2013; dan Hadi, 2011), mandiri (Sinta, 2013;
Rahayu, 2012; dan Hadi, 2011), mampu memecahkan masalah secara sistematis
(Sinta, 2013; Rahayu, 2012; dan Afriyanti, 2011), berani mengambil resiko (Sinta,
2013; Wijaya, 2015; Nani, Tanpa Tahun; Elihidayah, 2014; Anonim, 2015;
Rahayu, 2012; Afriyanti, 2011; dan Hadi 2011), sabar (Wijaya, 2015; Nani, Tanpa
Tahun; dan Hadi, 2011), jujur (Sinta, 2013; Nani (Tanpa Tahun); Elihidayah
(2014); Anonim, 2015; dan Hadi, 2011), rendah hati (Wijaya, 2015 dan Afriyanti,
2011), optimis (Nani, Tanpa Tahun; dan Hadi, 2011), cerdas (Nani, Tanpa Tahun
dan Elihidayah, 2014), percaya diri (Elihidayah, 2014; Anonim, 2015; dan
Afriyanti, 2011), dan pantang menyerah (Anonim, 2015 dan Hadi, 2011).
B. Jiwa Wirausaha di Kalangan Siswa-Siswi SMK
Hasil riset menyatakan bahwa menjadi wirausaha kurang diminati oleh siswa-
siswi SMK. Fenomena ini menciptakan sebuah gagasan untuk menumbuhkan jiwa
wirausaha sejak dini di kalangan SMK. Salah satu cara untuk menumbuhkan jiwa
wirausaha adalah dengan pendidikan kewirausahaan. Pendidikan adalah cara yang
paling efektif untuk menumbuhkan jiwa wirausaha khususnya pada remaja,
7
karena kenyataan yang terjadi adalah pola pendidikan sekolah di Indonesia
mengarahkan peserta didiknya untuk menjadi pekerja (Afriyanti, 2011). Siswa
SMK yang sedang menempuh pendidikan harus dipersiapkan tidak hanya untuk
mengisi peluang kerja sebagai pekerja pada dunia usaha, akan tetapi juga upaya
pendidikan yang memberikan lulusan SMK memiliki jiwa dan perilaku
kewirausahaan (Wibowo, 2011).
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003
Pasal 15 dan Pasal 18 menyebutkan bahwa satuan pendidikan menengah kejuruan
bertujuan mempersiapkan peserta didik yang siap pakai di lapangan kerja. Namun
hal ini belum terbukti, justru lulusan SMK menjadi salah satu yang terbanyak
dalam jumlah pengangguran. Hal tersebut seharusnya dapat ditanggulangi dengan
cara siswa diarahkan untuk berwirausaha. Wirausaha menjadi salah satu solusi
yang baik untuk mengatasi persoalan ekonomi yang ada di Indonesia (Afriyanti,
2011). Upaya untuk mengurangi pengangguran tersebut minimal harus ada
perubahan pola pikir masyarakat khususnya pada lulusan SMK dari mencari kerja
menjadi menciptakan lapangan kerja. Pembangunan akan semakin berhasil jika
ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena
kemampuan pemerintah sangatlah terbatas (Wibowo, 2011). Menciptakan
wirausaha mandiri merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah
pengangguran khususnya di Indonesia, sehingga dengan memberikan pendidikan
kewirausahaan dalam lingkungan sekolah serta meningkatkan dan
mengembangkan self-efficacy siswa maka akan melahirkan wirausaha mandiri
pada generasi muda (Zutiasari, 2015).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jiwa wirausaha tepat bila
diajarkan di kalangan siswa SMK.
C. Belajar Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Dengan Membuat Batako Beton
Batako beton adalah bahan untuk dinding rumah yang terbuat dari campuran
semen, pasir, dan air. Adonan di dalam cetakan batako ditekan-tekan dengan cara
menggunakan alat penusuk sehingga padat. Batako yang dibuat oleh siswa-siswi
SMKN 6 dengan cara manual. Bentuk batako beton ada dua, batako yang di
tengahnya berlubang dan batako yang tidak berlubang. Batako yang akan dibuat
oleh siswa-siswi SMKN 6 tidak berlubang. Alat-alat kerja, bahan-bahan, dan cara
membuat batako beton adalah, sebagai berikut:
1. Alat-alat Kerja Untuk Membuat Batako Beton
Alat-alat kerja untuk membuat batako beton ada di gambar (1), sebagai
berikut: a) Sekop berfungsi untuk menggali dan mengaduk adonan; b) Alat
penekan adonan berfungsi untuk menekan-nekan adonan di dalam cetakan
sehingga padat. Alat penekan adonan terbuat dari balok kayu yang sudah tidak
terpakai; c) Tempat menampung air berfungsi sebagai alat untuk menampung air.
Tempat menampung air yang digunakan berasal dari galon bekas yang sudah tidak
terpakai; d) Sapu ijuk berfungsi untuk menyapu sisa-sisa adonan yang
berhamburan di sekitar adonan. Sisa-sisa adonan disapu ke arah adonan; e)
Gerobak pasir berfungsi untuk mengangkut pasir dari tempat penampungan pasir
ke tempat pengadonan; f) Alat cetak batako berfungsi untuk mencetak adonan
segar sehingga terbentuk batako; g) Papan kayu triplek berfungsi sebagai alas
duduk pekerja dalam membuat batako; h) Serokan berfungsi sebagai alat untuk
8
menggali dan menakar pasir sehingga terukur; i) Sendok semen berfungsi sebagai
alat untuk menggali pasir, menyendok pasir, menyendok semen, dan meratakan
pasir yang membumbung di atas cetakan; j) Balok kayu berfungsi sebagai alas
cetakan batako. Alas ini berfungsi sebagai tempat menumbuk-numbukkan cetakan
batako sehingga adonan di dalam cetakan turun dan padat; dan k) Fungsi baskom
adalah untuk menciprat-cipratkan adonan sehingga basah.
2. Bahan-bahan e) Untuk
Membuat b) Batako Beton
g)
j)
h) i)
a)
c)
d) f) k)
b) Semen a) Air
9
Adonan kering
Gambar 3. Proses pengadukan adonan yang kering (Sumber: Hasil dokumentasi, 2017)
10
alat sendok semen; dan e) Angkat cetakan yang sudah terisi dengan adonan ke
tempat pengeringan batako.
Adonan
dicetak
11
Batako
disiram
12
adalah 33,4%. Jumlah persentase peserta yang menerima dengan sikap biasa
terhadap peralatan penyuluhan adalah 55,6%. Sedangkan, jumlah persentase
peserta yang tidak puas terhadap peralatan penyuluhan adalah 11,2%; dan 6)
Jumlah persentase peserta yang puas terhadap kegiatan ini adalah 88,9%.
Sedangkan, jumlah persentase peserta yang menerima dengan sikap biasa
terhadap kegiatan ini adalah 11,2%.
Tabel 3. Tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang diberikan (Sesi 1 dan sesi 2)
No Nama Kelas Jurusan Nilai Keterangan
.
1. Nasrullah X RPL 100 Sangat paham
2. M. Asdar X RPL 95 Sangat paham
3. Aril G. XI Geologi B 95 Sangat paham
4. M. A. Mafudz XI Geologi B 100 Sangat paham
5. Islam S. XI Geologi B 75 Paham
6. Andi M. A. C. XII RPL 85 Sangat paham
7. M. Irwan XII RPL 100 Sangat paham
8. M. Satria Y. XI Geologi A 75 Paham
9. Suci A. XII RPL 95 Sangat paham
10. M. Dwi R. XI Geologi A 80 Sangat paham
11. Asni Y. XII RPL 95 Sangat paham
12. Efri S. S. XII RPL 80 Sangat paham
13. Rahman T. XI Geologi 80 Sangat paham
14. Nurlita XII RPL 100 Sangat paham
15. Arif H. XII RPL 45 Tidak paham
16. Fatur R. XII RPL 65 Paham
17. Alim N. A. XII RPL 70 Paham
18. Surahmat XII RPL 80 Sangat paham
Range nilai pada tabel (3) adalah 30-53 tidak paham, 54-77 paham, dan 78-
100 paham. Tabel (3) menjelaskan bahwa sebagai berikut: 1) Ada 13 orang peserta
SMKN 6 sangat paham mengenai materi kewirausahaan dan cara membuat batako
beton. Ketiga belas orang peserta tersebut menjawab semua pertanyaan dengan
sangat baik; 2) Ada 4 orang peserta yang paham mengenai materi kewirausahaan
dan cara membuat batako beton. Keempat orang peserta tersebut telah menjawab
semua pertanyaan dengan baik; dan 3) Ada satu orang peserta yang tidak paham
mengenai materi kewirausahaan dan cara membuat batako beton. Satu orang
peserta tersebut tidak menjawab semua pertanyaan dengan baik.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jiwa wirausaha
berpotensi tumbuh dikalangan siswa SMKN 6 melalui belajar membuat batako
beton. Ini dibuktikan sebagai berikut: Pertama, tingkat kepuasan para siswa
13
SMKN 6 Kota Kendari terhadap pelaksanaan pengabdian sangat puas melalui kuis
sesi satu; Kedua, tingkat pemahaman para siswa SMKN 6 terhadap materi yang
diberikan sangat paham melalui kuis sesi dua dan sesi tiga, dan; Ketiga, mereka
telah membuat batako beton sebanyak 19 buah dengan baik. Jiwa wirausaha
cenderung kurang diyakini oleh para siswa SMKN sebagai salah satu usaha untuk
mengatasi pengangguran.
B. Saran
Pengabdian kepada masyarakat ini dapat dilanjutkan ke SMKN lain di Kota
Kendari. Sehingga, jiwa wirausaha dikalangan siswa SMKN dapat tumbuh dan
berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, A., S. 2011. Membangun Jiwa Wirausaha Siswa SMK. ((Online),
(http://aniesmedia.blogspot.co.id/, diakses tanggal 9 Desember 2016).
Adit, N. 2013. Batako Semen PC/Batako Press. ((Online),
(http://aditnoval10.blogspot.co.id, diakses tanggal 9 April 2016).
14
Afriyanti, N. 2011. Pembelajaran Kewirausahaan Di SMK Piri 1 Yogyakarta.
Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. ((Online),
(http://google.com, diakses tanggal 9 Desember 2016).
Ali, N., Karimah, R., & Meiyanto, H., E. 2014. Pengaruh Bottom Ash Sebagai
Pengganti Pasir dan Limbah Karbit Sebagai Bahan Tambah Semen Terhadap
Berat Jenis, Kuat Tekan, Dan Absorbsi Batako. Media Teknik Sipil. ((Online),
Volume 12, Nomor 1, Februari, Hal:63-70,
(https://scholar.google.co.id/scholar, diakses tanggal 5 April 2016).
Anggraini, W., A. Tanpa Tahun. Mengapa Dunia Kewirausahaan Di Indonesia
Belum Juga Berkembang Pesat. ((Online), (http://google.com, diakses
tanggal 9 Desember 2016).
Anonim, Tanpa Tahun. Tanpa Judul. Universitas Negeri Medan. ((Online),
Anonim, Tanpa Tahun. Dinding. ((Online), (http://google.com, diakses tanggal 9
Maret 2016).
Anonim, 2014. Bahan Bangunan Batako Semen PC/BatakoPress. ((Online),
(http://infobisnisproperti.com, diakses tanggal 9 April 2016).
Anonim. 2015. 10 Sikap Mental Pengusaha Sukses. ((Online),
(http://www.101dunia.com, diakses tanggal 10 Januari 2017).
Cahyono, S., D., dan Rohman R., K. Tanpa Tahun. Pemanfaatan Limbah Asbes
untuk Pembuatan Batako. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Merdeka
Madiun. ((Online), (http://scholar.google.co.id, diakses tanggal 5 Maret
2016).
Elihidayah, E., N. 2014. Ciri-ciri, Watak, Karakteristik, Sikap, dan Sifat Seorang
Wirausahawan. ((Online), (http://ernawannurelihidayah.blogspot.co.id,
diakses tanggal 10 Januari 2017).
Fredy. 2010. Perlunya pendidikan kewirausahaan di kalangan siswa SMA dan
SMK. ((Online), (http://kecilmenjadibesar.blogspot.co.id, diakses tanggal 9
Desember 2016).
Gulardi, R. 2014. Mendidik Jiwa Entrepreneurship Di Kalangan Generasi Muda.
((Online), (http://riogulardi.blogspot.co.id, diakses tanggal 9 Desember
2016).
Hadi, Y. 2011. Pengertian, Manfaat, Fungsi, dan Prinsip Kewirausahaan.
(Online), http://yunushadi.blogspot.co.id, diakses tanggal 9 Januari 2016).
Jaya, P., A. 2014. Bata Merah, Batako, dan Hebel. ((Online),
(https://putri22agungjaya.wordpress.com, diakses tanggal 9 April 2016).
Ksatria, H. 2013. Membuat Batako Sendiri. ((Online),
(http://hanaksatria.blogspot.co.id/, diakses tanggal 9 April 2016).
Kusrini, N., Y. 2013. Peningkatan Kompetensi Kewirausahaan Melalui Metode
Kancing Gemerincing Pada Siswa Kelas X SMK Karya Rini Yogyakarta.
Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. ((Online),
(http://google.com, diakses tanggal 9 Desember 2016).
Nani, M. Tanpa Tahun. 7 Sifat Pengusaha Yang Berhasil. (Online),
(https://mujihanani.wordpress.com, diakses tanggal 10 Januari 2017).
Nugroho, R. 2009. Memahani Latar Belakang Pemikiran Entrepreneurship
Ciputra. PT. Alex Media Komputindo: Jakarta.
15
Pribadi, S., B. 2013. Jenis-jenis Batako. ((Online), (http://bangunrumahkpr.com,
diakses tanggal 9 April 2016).
Rahayu, A., M. 2012. Sikap dan Perilaku Wirausahawan. ((Online),
(http://anikmugirahayu.blogspot.co.id, diakses tanggal 10 Januari 2017).
Rahmi, F. 2015. Membuat Batako Tanpa Mesin Press. ((Online),
(http://mesinsakti.blogspot.co.id, diakses tanggal 9 April 2016).
Respati, H. 2009. Sejarah Konsepsi Pemikiran Kewirausahaan. Jurnal Ekonomi
Modernisasi. Volume 5, Nomor 3, Oktober. ((Online), diakses tanggal 9
Januari 2017).
Salamah, T. 2014. Cara Membuat Batako Dengan Cetakan Manual. ((Online),
(http://tartoslamet.blogspot.co.id, diakses tanggal 9 April 2016).
Sinta, H. 2013. Info : Sikap yang harus dimiliki seorang wirausaha. (Online),
https://henisintapadma.wordpress.com, akses tanggal 10 Januari 2017).
Susanta, G. 2008. Griya kreasi. Panduan Lengkap Membangun Rumah. Cetakan
V. Penebar Swadaya: Jakarta. ((Online), (https://books.google.co.id, diakses
tanggal 9 April 2016).
Wibowo, M. 2011. Pembelajaran Kewirausahaan Dan Minat Wirausaha Lulusan
SMK. Ekplanasi Volume 6 Nomor 2 Edisi September. (Online), diakses
tanggal 9 Januari 2017).
Wijaya, T. 2015. Tips Sukses: 10 Sikap Yang Harus Dimiliki Seorang
Entrepeneur/Pengusaha. (Online), (http://tanoewijaya.blogspot.com, diakses
tanggal 10 Januari 2017).
Zutiasari, I. 2015. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Dalam Lingkungan
Sekolah Terhadap Niat Berwirausaha Melalui Self-Efficacy (Studi Pada
Siswa Kelas XII SMK Negeri 2 Kediri). Fakultas Ekonomi Universitas
Hasyim Asy’ari Jombang. (Online), diakses tanggal 9 Januari 2017).
16