(Sumber: Edgar Dale. Audio-Visual Methods in Teaching. Holt, Rinehart and Winston)
Definisi SCL
Student-centered learning (SCL) merupakan pendekatan pembelajaran yang
menempatkan peserta didik di pusat kegiatan pembelajaran. Pada metode ini
pembelajaran berpusat pada aktivitas belajar mahasiswa, bukan hanya pada
aktivitas dosen mengajar sehingga mahasiswa secara langsung ataupun tidak dapat
terlibat dalam proses pembelajaran (Harsono,2010; Ramdhanni, 2009).
Perbedaan TCL dan SCL
No Teacher Center Learnning (TCL) Student Center Learning (SCL)
1. Tranfer pengetahuan dari dosen ke mahasiswa Mahasiswa aktif mengembangkan
penegtahuan & ketrampilan yang dipelajari
2. Mahasiswa menerima pengetahuan secara Mahasiswa secara aktif terlibat dalam
pasif mengelola pengetahuan
3. Lebih menekankan pada penguasaan materi Tidak terfokus hanya pada penguasaan
materi, tetapi juga mengembangkan sikap
belajar (life-long learning)
4. Single media Multimedia
5. Fungsi dosen pemberi informasi utama & Fungsi dosen sebagai motivator, fasilitator
evaluator & evaluator.
6. Proses pembelajaran & penilaian dilakukan Proses pembelajaran & penilaian dilakukan
terpisah berkesinambungan & terintegrasi
7. Menekankan pada jawaban yang benar saja Penekanan pada proses pengembangan
pengetahuan. Kesalahan dapat digunakan
sebagai sumber belajar
8. Sesuai dengan pengembangan ilmu dalam satu Sesuai dengan penegmbangan ilmu dengan
disiplin saja pendekatan interdisipliner
9. Iklim belajar individu dan kompetitif Iklim yang dikembangkan bersifat
kolaboratif, suportif & kooperatif
10. Hanya mahasiswa yang dianggap melakukan Mahasiswa & dosen belajar bersama dalam
proses pembelajaran mengembangkan pengetahuan &
ketrampilan
11. Perkuliahan merupakan bagian terbesar dalam Mahasiswa melakukan pembelajaran
proses pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran SCL
12. Penekanan pada tuntasnya materi Penekanan pada pencapaian kompetensi
pembelajaran mahasiswa
13. Penekanan pada bagaimana cara dosen Penekanan pada bagaimana cara mahasiswa
melakukan pengajaran melakukan pembelajaran
14. Cenderung penekanan pada penguasaan hard Penekanan pada penguasaan hard skill &
skill mahasiswa soft skill mahasiswa
d. Self-Directed Learning
Metode ini berbentuk pemberian tugas belajar kepada mahasiswa, seperti
tugas membaca dan membuat ringkasan. Dengan metode ini pengajar
harus, (1) memotivasi dan memfasilitasi mahasiswa, (2) memberikan
arahan, bimbingan dan umpan balik kemajuan belajar mahasiswa.
Sedangkan mahasiswa (1) merencanakan kegiatan belajar, melaksanakan,
dan menilai pengalaman belajar sendiri, (2) inisiatif belajar dari mahasiswa
sendiri.
e. Cooperative Learning
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk
sosial yang penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan
dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan
memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif,
mahasiswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing)
pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan
berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah
miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan
kelebihan masing-masing.
Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan
cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu
konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan
pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota
kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, mahasiswa heterogen (kemampuan,
gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab
hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Sintaks pembelajaran
koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok
heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
Dengan metode ini pengajar harus, (1) merancang dan memonitor proses
belajar mahasiswa, (2) menyiapkan kasus atau masalah untuk diselesaikan
mahasiswa secara berkelompok. Sedangkan mahasiswa (1) membahas dan
menyimpulkan masalah atau tugas yang diberikan secara berkelompok (2)
melakukan koordinasi dalam kelompok.
2. Simulasi •apresiasi
•anlogi/ imajinasi
•empati
•kreativitas
•pengalaman, trampil
Sementara itu, beberapa keuntungan belajar berdasar metode SCL bagi dosen antara
lain:
1. Melahirkan peran yang sangat menarik bagi dosen, karena penyiapan bahan
ajar, proses pembelajaran, dan penyimpulan, semua ditugaskan pada
mahasiswa, dosen hanya melakukan konfirmasi atas bahan yang mereka
kaji, termasuk kesimpulan yang mereka rumuskan. Di saat yang sama, ini
merupakan kesempatan baik bagi para dosen untuk memberikan tantangan
bagi para mahasiswanya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil
belajar mereka.
2. Sinergi antara pembelajaran dengan penelitian. Selain memungkinkan
dosen mengontrol tugas mahasiswa sampai pada level pengetahuan
tertinggi, SCL memungkinkan dosen mensinergikan kegiatan penelitiannya
dengan program-program pembelajaran (bersama mahasiswa), sehingga
akan terus tervalidasi oleh masukan-masukan yang dinamis.
3. Pengembangan profesional berkelanjutan. SCL memungkinkan dosen
memberi tugas pada para mahasiswa untuk selalu meng-
update pengetahuan mereka tentang berbagai teori dengan mengakses
berbagai jurnal ilmiah terkini, sehingga dosen akan memperoleh masukan
terhadap penelitian yang sedang mereka lakukan.
Priyatmojo, dkk. (2010). buku panduan pelaksanaan student centered learning
(SCL) student teacher aesthethic role-sharing (STAR),
http://ppp.ugm.ac.id/wpcontent/uploads/bukupanduanpelaksanaansclsta
r-Edited.pdf diakses 27 Desember 2017.
Ramdhani, Neila. 2009. Ruh Experiential Learning dalam SCL.
http://neila.staff.ugm.ac.id/?pilih=lihat&id =10 diakses 27 Desember
2017
https://www.scribd.com/doc/246322601/Perbedaan-TCL-vs-SCL