Anda di halaman 1dari 20

112

C. Analisa SWOT

Berdasarkan hasil Analisis yang sudah dilakukan di Ruang IGD Rumah

Sakit Umum Kota Bandung dari tanggal 03 – 05 September 2018, didapatkan hasil

analisa SWOT sebagai berikut :

Tabel 2.60 Tabel Analisis SWOT EFAS/IFAS


IFAS Kekuatan (S) Kelemahan (W)
EFAS 1. Dilihat dari pelatihan yang
diikuti, seluruh perawat 1. Sebanyak 12 orang perawat
sudah mengikuti pelatihan memiliki sertifikat kegawat
kegawat daruratan daruratan dengan status
2. Seluruh Perawat IGD sudah sudah habis masa berlakunya.
memiliki STR dengan status 2. Terdapat alat petugas
Aktif kesehatan yang kurang dari
3. Jumlah perawat Profesi Ners jumlah standar DEPKES
6 orang (1995) seperti terdapat 3
4. Sebanyak 27 orang perawat termometer elektrik, yang
merupakan anggota PPNI seharusnya 1 untuk 2 bed,
dengan status aktif terdapat 13 alat tensi, dengan
5. Akreditasi RS Tipe B sebagai jumlah 10 tensi yang dapat
rujukan fasilitas kesehatan digunakan dan 3 sudah rusak,
tingkat 2 seharusnya setiap bed
6. Hampir seluruh alat terdapat 1 tensi, terdapat 2
kesehatan Dokter,perawat/ oxymetri dengan kondisi
bidan sudah cukup lengkap layak pakai, seharusnya 1
seperti Bedside monitor, infus untuk 5 bed.
pam,dan syring pump, lampu 3. Tidak ada matras dekubitus
tindakan, oksigen yang dengan perbandingan 1 untuk
menempel pada dingding dan 4 bed dan tidak adanya lemari
set partus pasien
7. Di IGD terdapat 7 ruangan 4. Tidak terdapat ruang
tindakan yaitu, TRIASE, penyimpanan linen, ruang
Resus, Observasi, Isolasi , tindakan anak/ bayi, ruang
Non bedah, Bedah, Ponek , blankar dan ruang
dan neonatologi penyimpanan obat
8. Selain gaji pokok, pegawai 5. Media informasi seperti
RSUD Kota Bandung juga denah IGD tidak ada dan
mendapat upah insentif untuk penunjuk pendaftaran
9. Dana peralatan kesehatan kurang jelas, sehingga
dan prasarana penunjang menyulitkan pasien atau
keluarga yang akan daftar.
diperoleh dari dana BLUD 6. Terdapat 65 alat kesehatan
yang sudah dianggarkan dengan 43 alat terpasang SOP
10. Adanya alokasi dana untuk dan 22 alat tidak terpasang
pelatihan yang diadakan
113

oleh Rumah Sakit bagi SOP dan tidak ada kartu


perawat diruangan dari TRIASE.
bidang keperawatan 7. Sistem gaji pegawai non-
11. Adanya tunjangan hari raya PNS di ruangan belum
(THR) bagi PNS dan sesuai dengan UMR
Karyawan BLUD 8. Sistem pembayaran gaji
12. Bentuk pemasaran / belum ada rincian terhadap
marketing yang dilakukan karyawan BLUD
oleh bidang Promkes RSUD 9. Bidang promosi kesehatan
yakni melalui media cetak tidak menjadwalkan secara
dan elektronik. khusus program penyuluhan
13. Pendaftaran pasien rawat kesehatan di ruang IGD.
jalan bisa secara online. 10.Promosi kesehatan di ruang
14. Ruang IGD mempunyai IGD hanya mengharapkan
media informasi di bagian pada pemberi asuhan (dokter,
luar ruangan berupa: 1 buah perawat dan bidan) secara
banner tentang persyaratan individual
pelayanan pasien IGD, 1 buah 11.Letak tempat leaflet kurang
banner tentang penggolongan strategis
triase pasien IGD, 1 buah 12.Tidak terdapat SOP Pre dan
kotak saran, 3 buah poster post conference
yakni tentang hak dan 13.Kepatuhan penggunaan APD
kewajiban pasien, standar saat melakukan tindakan
pelayanan IGD, dan alur invasif belum optimal,
pelayanan IGD. dengan persentase;
15. Bagian dalam ruangan IGD a. Penggunaan alas perlak
terdapat 1 buah tempat leaflet 0,00%
dan berisikan leaflet, stiker b. Penulisan jam dan
dilarang memotret di ruang tanggal pemasangan
bedah dan nonbedah. infus 0,00%
16. Kota Bandung memiliki visi, c. Komunikasi teraupetik
misi, dan motto, yang 0,00%
diterapkan pada seluruh d. Pengunaan sarung tangan
bidang yang terkait dalam 100 %
pelaksanaan pelayanan e. Pengunaan masker
kesehatan 44,44%
17. Sudah ada format untuk f. Pengunaan APD pada
pendokumentasian asuhan tindakan invasif
keperawatan, persentase (pemasangan infus dan
untuk pendokumentasian pemberian injeksi IV)
asuhan keperawatan antara 44,44%
lain ; 14. pasien dan staff savety
a. cuci tangan sebelum
a. Status imunisasi 6% tindakan pada tindakan
b. SOAP 12% O2 0,0%
c. Riwayat penyakit dahulu b. cuci tangan sebelum
16% tindakan intra vena 0,0%
18. Timbang terima sudah c. cuci tangan sebelum
berjalan rutin dilakukan, tindakan infus 33,33%
untuk persentase pada
114

komunikasi teraupetik saat 15.Perawat jarang melakukan


melakukan timbang terima double check pada saat
(bedside handover) 0,00% pemberian tindakan medis
19. Pelaksanaan metode tim sudah lainnya.
dilaksanakan namun metode 16.Jumlah perawat di IGD
yang lebih efektif ialah metode masih kurang sebanyak 23
kasus orang
17.Masih terdapat PK I
sebanyak 11 perawat

Peluang (O) 1. Meningkatkan kerjasama 1. Memotivasi perawat untuk


1. Memiliki kerjasama dengan instansi pendidikan mengikuti pelatihan
dengan instansi sebagai wahana pendidikan kegawatdaruratan
pendidikan 2. Mendukung perawat 2. Melaporkan dan
2. Terdapat 2 orang melanjutkan pendidikan ke menyarankan untuk membuat
perawat yang sedang jenjang yang lebih tinggi lagi usulan pelatihan kegawat
melanjutkan pendidikan 3. Meningkatkan mutu daruratan
S1 Keperawatan pelayanan RS 3. Bekerjasama dengan
3. Lokasi RS yang berada 4. Meningkatkan kerjasama pengelola material IGD
ditengah kota dengan instansi pendidikan untuk melakukan
4. Memiliki kerjasama 5. Melakukan pengadaan permohonan pengadaan alat
sebagai rumah sakit barang yang sudah tidak kesehatan dan ruangan sesuai
pendidikan layak pakai, atau alat peraturan DEPKES
5. Terdapat SDM yang kesehatan yang kurang dari 4. Membuat peunjuk arah ke
bertanggung jawab atas standar pendaftaran IGD lebih besar
pengelolaan Material 6. Meningkatkan kerjasama dan jelas
ruang IGD dengan institusi 5. Membat denah IGD dan
6. Adanya program BPJS pendidikan, rumah sakit menempelkannya didepan
yang dapat diikuti oleh dan bekerja sama dengan ruang IGD
semua warga institusi lainnya. 6. Membuat dan memasangkan
Indonesia kembali SOP alat yang tidak
7. Tetap menjalin kerjasama
7. Bekerjasama dengan terpasang
dengan pemilik stasiun TV
dan radio yang ada di kota 7. Mengusulkan rincian gaji
pihak institusi
pendidikan Bandung untuk untuk pegawai non-PNS
(Mahasiswa yang mempromosikan RSUD Kota kepada bagian keuangan
Bandung 8. Mempromosikan keunggulan
praktek di klinik)
8. Menganjurkan mahasiswa IGD melalui media
melalui Diklat. elektronik yang telah
praktek untuk melakukan
8. Adanya mahasiswa bekerjasama
penyuluhan dengan
keperawatan yang 9. Menjadwalkan penyuluhan
memanfaatkan media yang
sedang praktek belajar di kesehatan
ada.
ruang IGD RSUD Kota 10. Meletakkan leaflet di tempat
9. Menganjurkan mahasiswa
Bandung. yang strategis.
praktek untuk
9. Ada kerjasama antara 11. Meningkatkan atau
mensosialisasikan tentang
pihak RSUD Kota merancang SOP sesuai
ruang dan media informasi
Bandung dengan pemilik standar dengan adanya
yang tersedia di IGD.
stasiun radio dan televisi mahaswa ners (stase
10. Meningkatkan standar
swasta kota Bandung manageman)
asuhan keperawatan dengan
yang biasa digunakan 12. Meningkatkan pasien savety
adanya mahasiswa ners
dan perawat savety sehingga
115

dalam promosi 11. Melakukan metode kasus menggurangi angka kejadian


kesehatan. dalam menjalankan infeksi nosokomial
10. Adanya mahasiswa pembagian tugas asuhan
Ners yang praktek keperawatan
manajemen keperawatan
di instalasi gawat
darurat.
11. Dengan perkembangan
iptek dapat mendukung
dan meningkatkan
pelayanan kesehatan
terhadap pasien dengan
melanjutkan jenjang
pendidikan yang lebih
tinggi bagi tenaga
kesehatan ruangan
12. Dengan adanya SOP
yang tersedia di instalasi
gawat darurat dapat
menjadi acuan dalam
memberikan pelayanan
asuhan keperawatan
yang optimal
Ancaman (T) 1. Guna meningkatkan daya 1. Sebagai upaya untuk
1. Tenaga perawat saing dengan negara luar penyetaraan dengan tenaga
merupakan salah satu diperlukan tingkat perawat asing
profesi yang akan pendidikan yang lebih tinggi 2. Melakukan pengadaan dan
disertakan dalam lagi bagi perawat perbaikan terhadap alat
mengikuti pasar 2. Melakukan studi banding dan kesehatan yang kurang dan
ASEAN banyak belajar terhadap RS sudah rusak
2. Persaingan antar RS yang lebih bagus 3. Meningkatkan pelayanan
yang semakin kuat 3. Meningkatkan kinerja untuk semua jenis pasien
dalam segi fasilitas alat satpam utnuk memfasilitasi 4. Meningkatkan promosi
kesehatan penyebrangan atau masuk kesehatan baik didalam
3. Lalu lintas di sekitar keluarnya kendaraan ke RS maupun diluar RS
RSUD Kota Bandung 4. Menjaga kualitas pelayanan 5. Meningkatkan standar
terdapat padat 5. Meningkatkan asuhan asuhan keperawatan, sarana
4. Adanya rumah sakit keperawatan dengan standar dan prasarana
dan klinik lain. operasional prosedur
5. Tuntutan masyarakat
terhadap peningkatan
pelayanan kesehatan
6. Persaingan dari RS lain
116

Tabel 2.61 Skoring Analisis SWOT


Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating

M1 (MAN)

Kekuatan (S)

1. Dilihat dari pelatihan yang diikuti, 0,3 2 0,6


seluruh perawat sudah mengikuti
pelatihan kegawat daruratan
2. Seluruh Perawat IGD sudah
memiliki STR dengan status Aktif 0,3 2 0,6
3. Jumlah perawat Profesi Ners 6
Orang 0,3 1 0,3
4. Sebanyak 27 orang perawat
merupakan anggota PPNI dengan 0,3 1 0,3
status aktif
S-W
TOTAL 1,8 (1,8- 0.4=1,4)

Kelemahan (W)

1. Sebanyak 12 orang perawat 0,2 1 0,2


memiliki sertifikat kegawat
daruratan dengan status sudah habis
masa berlakunya.
2. Jumlah perawat di IGD masih 0,2 1 0,2
kurang sebanyak 23 orang. Masih
terdapat PK I sebanyak 11
perawat

TOTAL 0.4

Peluang (O)

1. Memiliki kerjasama dengan instansi 0,3 2 0,6


pendidikan
2. Terdapat 2 orang perawat yang 0,3 4 1,2
sedang melanjutkan pendidikan S1 O-T
Keperawatan
(1,8-0,9= 0,9)
1,8

Ancaman (T)

0,3 3 0,9
117

1. Tenaga perawat merupakan salah


satu profesi yang akan disertakan
dalam mengikuti pasar ASEAN

TOTAL 0,9

Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating

M2 (MATERIAL)

Kekuatan (S)

1. Akreditasi RS Tipe B sebagai 0,4 4 1,6


rujukan fasilitas kesehatan tingkat 2
2. Hampir seluruh alat kesehatan
Dokter,perawat/ bidan sudah cukup
lengkap seperti Bedside monitor, 0,3 3 0,9
infus pam,dan syring pump, lampu
tindakan, oksigen yang menempel S-W
pada dingding dan set partus
3. Di IGD terdapat 7 ruangan tindakan (3,7-2,3=1,4)
yaitu, TRIASE, Resus, Observasi,
Isolasi , Non bedah, Bedah, Ponek ,
0,3 4 1,2
dan neonatologi

TOTAL 3,7

Kelemahan (W)

1. Terdapat alat petugas kesehatan 0,3 3 0,6


yang kurang dari jumlah standar
DEPKES (2995) seperti terdapat 3
termometer elektrik, yang
seharusnya 1 untuk 2 bed, terdapat
13 alat tensi, dengan jumlah 10
tensi yang dapat digunakan dan 3
sudah rusak, seharusnya setiap bed
terdapat 1 tensi, terdapat 2
oxymetri dengan kondisi layak
pakai, seharusnya 1 untuk 5 bed. 0,1 3 0,3
118

2. Tidak ada matras dekubitus


dengan perbandingan 1 untuk 4
bed dan tidak adanya lemari pasien
3. Tidak terdapat ruang penyimpanan 0,2 3 0,6

linen, ruang tindakan anak/ bayi


ruang blankar dan ruang
penyimpanan obat
4. Media informasi seperti denah 0,2 2 0,4
IGD tidak ada dan untuk penunjuk
pendaftaran kurang jelas, sehingga
menyulitkan pasien atau keluarga
yang akan daftar.
5. Terdapat 65 alat kesehatan dengan
43 alat terpasang SOP dan 22 alat
tidak terpasang SOP dan tidak ada 0,2 2 0,4
kartu TRIASE

TOTAL 2,3

Peluang (O)

1. Lokasi RS yang berada ditengah 0,3 3 0,9


kota
2. Memiliki kerjasama sebagai rumah O-T
sakit pendidikan
3. Terdapat SDM yang bertanggung 0,3 3 0,9 (2,4-1,3= 1,1)
jawab atas pengelolaan Material
ruang IGD 0,3 2 0,6

TOTAL 2,4

Ancaman (T)

7. Persaingan antar RS yang 0,3 2 0,6


semakin kuat dalam segi fasilitas
alat kesehatan 0,2 1 0,3
8. Lalu lintas di sekitar RSUD Kota
Bandung terdapat padat 0,2 2 0,4
9. Lahan parkir RS yang kecil
119

TOTAL 1,3

Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating

M3 (MONEY)

Kekuatan
0,2 3 0,6
1. Selain gaji pokok, pegawai RSUD
Kota Bandung juga mendapat
upah insentif 0,1 2 0,2 S-W
2. Dana peralatan kesehatan dan
(1,8- 0,6=
prasarana penunjang diperoleh
1,2)
dari dana BLUD yang sudah
dianggarkan 0,1 2 0,2
3. Adanya alokasi dana untuk
pelatihan yang diadakan oleh
Rumah Sakit bagi perawat
diruangan dari bidang
keperawatan
0,2 4 0,8
4. Adanya tunjangan hari raya (THR)
bagi PNS dan Karyawan BLUD

TOTAL 1,8

Kelemahan (W) 0,3 1 0,3


1. Sistem gaji pegawai non-PNS di
ruangan belum sesuai dengan UMR
2. Sistem pembayaran gaji belum ada
rincian terhadap karyawan BLUD 0,3 1 0,3

TOTAL 0,6

Peluang (O)
1. Adanya program BPJS yang dapat 0,3 2 0,6
diikuti oleh semua warga Indonesia O-T
2. Bekerjasama dengan pihak institusi (0,8-0= 0,8)
pendidikan (Mahasiswa yang
praktek di klinik) melalui Diklat. 0,2 1 0,2
120

TOTAL 0,8

Ancaman (T) - - -

TOTAL -

Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating

M4 (MARKET)

Kekuatan (S)

1. Bentuk pemasaran / marketing yang 0.4 4 1.6


dilakukan oleh bidang Promkes
RSUD yakni melalui media cetak
dan elektronik. 0.3 4 1.2
2. Pendaftaran pasien rawat jalan bisa S-W
secara online. 0.2 4 0.8 (3,8- 2,2=
3. Ruang IGD mempunyai media
1,6)
informasi di bagian luar ruangan
berupa: 1 buah banner tentang
persyaratan pelayanan pasien IGD,
1 buah banner tentang
penggolongan triase pasien IGD, 1
buah kotak saran, 3 buah poster
yakni tentang hak dan kewajiban
pasien, standar pelayanan IGD, dan
alur pelayanan IGD
4. Bagian dalam ruangan IGD
terdapat 1 buah tempat leaflet dan 0.1 2 0.2
berisikan leaflet, stiker dilarang
memotret di ruang bedah dan
nonbedah.
TOTAL 3,8

Kelemahan (W)

1. Bidang promosi kesehatan tidak 0.3 4 1.2


menjadwalkan secara khusus
program penyuluhan kesehatan di
ruang IGD. 0.2 3 0.6
2. Promosi kesehatan di ruang IGD
hanya mengharapkan pada
121

pemberi asuhan (dokter, perawat


dan bidan) secara individual 0.2 2
3. Letak tempat leaflet kurang 0.4
strategis

TOTAL 2,2

Peluang (O)

1. Adanya mahasiswa keperawatan


yang sedang praktek belajar di
ruang IGD RSUD Kota Bandung. 0.3 3 0,9 O-T
2. Ada kerjasama antara pihak
RSUD Kota Bandung dengan (2,5-1= 1,5)
pemilik stasiun radio dan televisi
swasta kota Bandung yang biasa 4 1.6
digunakan dalam promosi 0.4
kesehatan.

TOTAL 2,5

Ancaman (T)

1. Adanya rumah sakit dan klinik lain. 1.0 1 1.0

TOTAL 1

Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating

M3 (METHODE)

Kekuatan

1. RSUD Kota Bandung memiliki


visi, misi, dan motto, yang
diterapkan pada seluruh bidang 0,4 3 1,2
yang terkait dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan S-W
2. Sudah ada format untuk
0,2 4 0,8
pendokumentasian asuhan (3,0- 1,5=1,5)
keperawatan
0,1 2 0,2
3. Timbang terima sudah berjalan
rutin dilakukan 0,2 3 0,6
4. Supervisi sudah maksimal
dilakukan scara rutin
122

5. Pelaksanaan metode tim sudah 0.1 2 0,2


dilaksanakan

TOTAL 3,1

Kelemahan (W)

1. 77, 8% perawat masih berlatar 0,2 2 0,4


belakang pendidikan D3
Keperawatan.
2. Jenjang karir perawat belum sesuai
3. Hasil perhitungan tenaga perawat 0,2 1 0,2
berdasarkan Depkes jumlah
perawat di Ruang IGD masih 0,3 3 0,9
kurang sebanyak 30 orang
TOTAL 1,5

Peluang (O)

1. RS memberikan kebijakan untuk 0,3 4 1,2


memberikan kesempatan tugas
belajar dan pelatihan bagi perawat
ruangan.

2. Adanya mahasiswa Ners


Keperawatan yang praktik 0,3 3 0,9
manajemen Keperawatan di O-T
Ruang IGD
(2,1-0,9= 1,2)
2,1

Ancaman (T)

1. Persaingan antar RS yang semakin 0,3 3 0,9


kuat dalam menuju rumah sakit
internasional.

TOTAL 0,9
123

D. Identifikasi Masalah

Y (+) Opportunity
Kuadran III Kuadran I
4

Man Material Methode

1.4 – 0,6 1.4 – 1,1 1,5-1,2

Money Market

1,2– 0,8 1.6 – 1,5


2,5
2.1 – 2,
2
1,5

0,5

-2 -1,5 -1 -0,5 0,5 1 1,5 2 2,5 3


X (+)
X (- )

Weaknes Strength

Kuadran IV Kuadran II

Y (-)

Threat

Diagram 2.1 Hasil Analisa SWOT Kajian Situasional


124

E. Prioritas Masalah

Berdasarkan hasil analisa SWOT yang sudah dilakukan, didapatkan prioritas

masalah manajemen unit secara umum dari Ruang IGD RSUD Kota Bandung.

Tabel 2.62. Prioritas Masalah Manajemen Unit Secara Umum


Dari Ruang IGD RSUD Kota Bandung

Skoring Analisa SWOT


No Masalah Jumlah
IFAS EFAS

1 M4 : Market 1,6 1,5 3,1

2 M5: Metode 1,5 1,2 2.7

3 M2 : Material 1,4 1,1 2,5

4 M1 : Man 1.4 0,9 2,3

5 M3 : Money 1.2 0.8 2.0

Jumlah 7.1 5,5 12.6

1. M4: Market
Dari hasil analisa SWOT, ditemukan bahwa matriks space M4 (Market) berada
pada Kuadran I (Strategi Agresif) yang artinya dalam pelaksanaan manajemen
strategi, ruang IGD RSUD Kota Bandung dapat menggunakan strategi SO
(Kekuatan – Peluang), yaitu dengan cara memanfaatkan kekuatan internal
untuk menarik keuntungan dari peluang di lingkungan eksternal. Kekuatan
utama yang dimiiki Ruang IGD yaitu:
a. Tetap menjalin kerjasama dengan pemilik stasiun TV dan radio yang ada di
kota Bandung untuk mempromosikan RSUD Kota Bandung
b. Menganjurkan mahasiswa praktek untuk melakukan penyuluhan dengan
memanfaatkan media yang ada.
125

c. Menganjurkan mahasiswa praktek untuk mensosialisasikan tentang ruang


dan media informasi yang tersedia di IGD.
2. M5: Methode
Dari hasil analisa SWOT, ditemukan bahwa matriks space M5
(Methode) berada pada Kuadran I (Strategi Agresif) yang artinya dalam
pelaksanaan manajemen strategi, ruangan IGD RSUD Kota Bandung dapat
menggunakan strategi SO (Kekuatan – Peluang), yaitu dengan cara
memanfaatkan kekuatan internal untuk menarik keuntungan dari peluang di
lingkungan eksternal, yaitu dengan cara:
a. Meningkatkan standar asuhan keperawatan dengan adanya mahasiswa ners
b. Melakukan metode kasus dalam menjalankan pembagian tugas asuhan
keperawatan
3. M2 : Material
Dari hasil analisa SWOT, ditemukan bahwa matriks space M2
(Material) berada pada Kuadran I (Strategi Agresif) yang artinya dalam
pelaksanaan manajemen strategi, ruang IGD dapat menggunakan strategi SO
(Kekuatan – Peluang), yaitu dengan cara memanfaatkan kekuatan internal untuk
menarik keuntungan dari peluang di lingkungan eksternal, yatu dengan cara:
a. Meningkatkan mutu pelayanan RS
b. Meningkatkan kerjasama dengan instansi pendidikan
c. Melakukan pengadaan barang yang sudah tidak layak pakai, atau alat
kesehatan yang kurang dari standa
4. M1 : Man
Dari hasil analisa SWOT, ditemukan bahwa matriks space M1 (Man)
berada pada Kuadran I (Strategi Agresif) yang artinya dalam pelaksanaan
manajemen strategi, ruang IGD RSUD Kota Bandung dapat menggunakan
strategi SO (Kekuatan – Peluang), yaitu dengan cara memanfaatkan kekuatan
internal untuk menarik keuntungan dari peluang di lingkungan eksternal.
Kekuatan utama yang dimiiki oleh Ruangm IGD adalah :
a. Seluruh perawat sudah mengikuti pelatihan
b. Seluruh perawat ruang IGD sudah mempunyai STR dengan status aktif.
126

c. Seluruh perawat IGD merupakan anggota PPNI


d. Memiliki kerjasama dengan instansi pendidikan
5. M3: Money
Dari hasil analisa SWOT, ditemukan bahwa matriks space M4
(Money) berada pada Kuadran I (Strategi Agresif) yang artinya dalam
pelaksanaan manajemen strategi, ruang IGD RSUD Kota Bandung dapat
menggunakan strategi SO (Kekuatan – Peluang), yaitu dengan cara
memanfaatkan kekuatan internal untuk menarik keuntungan dari peluang di
lingkungan eksternal. Kekuatan utama yang dimiiki Ruang IGD adalah Selain
gaji pokok, pegawai IGD juga mendapat upah insentif, Tunjangan hari raya.
127

F. Rencana Strategis (POA)

Tabel 2.63 Planning Of Action

No Masalah Sasaran Kegiatan Waktu PJ

1 Letak tempat leaflet kurang  Kepala  Kolaborasi dengan kepala  Suleman


strategis di dalam ruangan tindakan Ruangan ruangan  Nurhasana
 Bidang PKRS  Konfirmasi dengan bidang Tanggal 13 s/d 21
PKRS September
 Menata letak kotak leaflet
yang strategis
2 Format pendokumentasian edukasi 
Bidang PKRS  Konfirmasi dengan bidang  Suleman
belum ada di format pengkajian   Nurhasana
Kepala ruangan PKRS Tanggal 13 s/d 21

Katim/Kasift  Mensosialisaikan kepada September
pasien IGD

Perawat parawat ruangan
Pelaksana
3 Dena ruangan IGD tidak ada di  Bidang PKRS  Konfirmasi dengan bidang Tanggal 13 s/d 21  Suleman
depan IGD  Kepala ruangan PKRS  Nurhasana
 Memasang Dena ruangan di September
dinding depan IGD
4 Penggolangan TRIAGE dengan  Pasien datang di  Mensosialisasikan kegiatan Senin, 17-09-2018  Maulana
menggunakaan kartu ATS 1-5 TRIAGE penggolangan TRIAGE  Ani
berdasarkan kartu ATS 09-00 WIB s.d selesai
 Pendaftaran  Perawati
128

 Petugas medis
(dokter dan
perawat)

5 Terdapat alat petugas kesehatan  Kepala ruangan  Mengusulkan kepada kepala Senin, 17-09-2018  Robi
ruangan dan  Ludia
yang kurang dari jumlah standar  Penanggung
penanggungjawab material 09-00 WIB s.d selesai
DEPKES (1995) seperti terdapat 3 jawab material  Margreta
IGD untuk pengadaan alat
termometer elektrik, yang IGD kesehatan yang kurangan
seharusnya 1 untuk 2 bed, terdapat sesuai standar

13 alat tensi, dengan jumlah 10 tensi


yang dapat digunakan dan 3 sudah
rusak, seharusnya setiap bed
terdapat 1 tensi, terdapat 2 oxymetri
dengan kondisi layak pakai,
seharusnya 1 untuk 5 bed
6 Terdapat alat penunjang pasien yang  Kepala ruangan  Mengusulkan kepada kepala Selasa, 18-09-2018  Robi
tidak ada menurut DEPKES (1995) 1. ruangan dan  Ludia
penanggungjawab material 09-00 WIB s.d selesai
seperti matras dekubitus dengan  Margreta
IGD untuk pengadaan alat
perbandingan 1 untuk 4 bed dan penunjang pasien yang
tidak adanya lemari pasien kurangan sesuai standar
129

7 Tidak terdapat ruang penyimpanan  Kepala ruangan  Mengusulkan kepada kepada Rabu, 19-09-2018  Robi
kepala ruangan dan  Ludia
linen, ruang tindakan anak/ bayi,  Penanggung
penanggungjawab material 09-00 WIB s.d selesai
ruang blankar dan ruang jawab material  Margreta
IGD untuk memakai lemari
penyimpanan obat IGD IGD yang tidak terpakai
2. sebagai tempat penyimpanan
linen dan memfollow up
fungsi ruangan yang akan
dijadikan penyimpanan obat
8 Kurangnya media iinformasi seperti  Kepala ruangan  Mengusulkan kepada kepala Kamis, 20-09-2018  Robi
denah IGD dan untuk penunjuk  ruangan dan  Ludia
Penanggung
penanggungjawab material 09-00 WIB s.d selesai
pendaftaran kurang jelas, sehingga jawab material  Margreta
IGD untuk pembuatan denah
menyulitkan pasien atau keluarga IGD dan perbaikan terhadap
yang akan daftar 3. penunjuk arah kependaftaran

9 Terdapat 65 alat kesehatan dengan  Kepala ruangan  Mengkonfirmasi kepada Jumat, 21-09-2018  Robi
43 alat terpasang SOP dan 22 alat  kepala ruangan dan  Ludia
Penanggung
penanggungjawab material 09-00 WIB s.d selesai
tidak terpasang SOP dan tidak ada jawab material  Margreta
IGD untuk pembuatan SOP
kartu TRIASE IGD alat yang tidak terpasang dan
1. kartu TRIASE

10 Sebanyak 12 orang perawat  Kepala ruangan  Melaporakan dan Senin, 17-09-2018  Kharisma
memiliki sertifikat kegawat menyarankan kepada kepala  Aan
ruangan untuk membuat 10.00 WIB s.d selesai
usulan pelatihan perawat IGD
130

daruratan dengan status sudah habis


masa berlakunya.

11 Jumlah perawat di IGD masih  Kepala ruangan  Mengusulkan kepada kepala Senin, 17-09-2018  Kharisma
kurang sebanyak 23 orang. Masih ruangan untuk menyesuaikan  Aan
terdapat PK I sebanyak 11 tingkat perawat klinis di 10.00 WIB s.d selesai
perawat ruangan yaitu PK 2 serta
penambahan jumlah perawat
di ruangan sebanyak 23 orang
131

Anda mungkin juga menyukai