Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan:

Accountants’ Professional Code


Code of Ethics for Professional Accountants atau Kode Etik untuk Akuntan Profesional
menetapkan persyaratan etika untuk akuntan profesional. Badan anggota International Federation of
Accountants (IFAC) atau firma mungkin tidak menerapkan standar yang kurang ketat daripada yang
tercantum dalam kode ini. Namun, jika suatu badan atau perusahaan anggota dilarang mematuhi bagian-
bagian tertentu dari kode ini oleh hukum atau peraturan, mereka harus mematuhi semua bagian lain dari
kode ini. Tanda yang membedakan dari profesi akuntansi adalah penerimaan tanggung jawab untuk
bertindak demi kepentingan publik. Oleh karena itu, tanggung jawab akuntan profesional tidak semata-
mata untuk memenuhi kebutuhan klien atau pemberi kerja perorangan. Dalam bertindak demi
kepentingan publik, seorang akuntan profesional harus mematuhi dan mematuhi persyaratan etis dari
pedoman ini.
Akuntan profesional diharuskan untuk memenuhi prinsip dasar berikut, yakni integritas,
objektivitas, kompetensi profesional dan kehati-hatian, kerahasiaan, dan perilaku profesional. Seorang
akuntan profesional memiliki kewajiban untuk mengevaluasi setiap ancaman atas kepatuhan terhadap
prinsip-prinsip dasar ketika akuntan profesional tahu, atau dapat diharapkan untuk mengetahui, keadaan
atau hubungan yang dapat membahayakan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip fundamental. Kepatuhan
terhadap prinsip-prinsip fundamental dapat berpotensi terancam oleh berbagai situasi seperti berikut:
 Ancaman kepentingan pribadi, yang mungkin terjadi karena hasil dari kepentingan keuangan
maupun kepentingan lainnya dari akuntan profesional atau anggota keluarga dekat.
 Ancaman ulasan pribadi, yang mungkin terjadi ketika penilaian terdahulu butuh untuk
dievaluasi ulang oleh akuntan profesional yang bertanggung jawab atas penilaian tersebut.
 Ancaman advokasi, yang mungkin terjadi ketika akuntan profesional mempromosikan posisi
atau opini sampai titik dimana objektivitas berikutnya dapat dikompromikan.
 Ancaman keakraban, yang mungkin terjadi ketika, karena hubungan yang dekat, seorang
akuntan profesional menjadi terlalu simpatik terhadap kepentingan orang lain.
 Ancaman intimidasi, yang mungkin terjadi ketika akuntan profesional dapat terhindar dari
bertindak secara obyektif oleh ancaman, nyata atau dirasakan.
Ketika memulai proses resolusi konflik formal atau informal, akuntan profesional harus
mempertimbangkan hal berikut, baik secara individu atau bersama dengan orang lain, sebagai bagian
dari proses resolusi:
 Fakta-fakta yang relevan.
 Isu-isu etika yang terlibat.
 Prinsip-prinsip mendasar yang terkait dengan masalah yang dipertanyakan.
 Menetapkan prosedur internal.
 Alternatif tindakan.
Jika, setelah melakukan semua kemungkinan yang relevan, konflik etika tetap tidak
terselesaikan, seorang akuntan profesional harus jika memungkinkan, menolak untuk tetap terkait
dengan masalah yang menciptakan konflik. Akuntan profesional dapat menentukan bahwa, dalam
keadaan itu, adalah pantas untuk mengundurkan diri dari tim keterlibatan atau penugasan tertentu, atau
untuk mengundurkan diri sama sekali dari perjanjian, perusahaan, atau organisasi yang mempekerjakan.
Prinsip integritas membebankan kewajiban pada semua akuntan profesional untuk berterus
terang dan jujur dalam hubungan profesional dan bisnis. Integritas juga menyiratkan adil dan jujur.
Sementara prinsip objektivitas membebankan kewajiban pada semua akuntan profesional untuk tidak
mengkompromikan penilaian profesional atau bisnis mereka karena bias, konflik kepentingan, atau
pengaruh yang tidak semestinya dari orang lain.
Prinsip kompetensi profesional dan due care membebankan kewajiban berikut pada akuntan
profesional:
 Untuk mempertahankan pengetahuan profesional dan keterampilan di tingkat yang diperlukan
untuk memastikan bahwa klien atau majikan menerima layanan profesional yang kompeten.
 Bertindak dengan tekun sesuai dengan standar teknis dan profesional yang berlaku saat
memberikan layanan profesional.
Prinsip kerahasiaan membebankan kewajiban pada akuntan profesional untuk menahan diri dari
hal berikut.
 Mengungkapkan di luar perusahaan atau menggunakan informasi rahasia organisasi yang
diperoleh sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnis tanpa wewenang yang tepat dan
spesifik atau kecuali jika ada hak atau kewajiban hukum atau profesional untuk diungkapkan.
 Menggunakan informasi rahasia yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan profesional dan
bisnis untuk keuntungan pribadi mereka atau keuntungan dari pihak ketiga.
Dalam memutuskan apakah akan mengungkapkan informasi rahasia, akuntan profesional harus
mempertimbangkan poin-poin berikut.
 Apakah kepentingan semua pihak, termasuk pihak ketiga yang kepentingannya mungkin
terpengaruh, dapat dirugikan jika klien atau majikan menyetujui pengungkapan informasi oleh
akuntan profesional.
 Apakah semua informasi yang relevan diketahui dan dibuktikan, sejauh itu praktis; ketika
situasinya melibatkan fakta yang tidak dibuktikan kebenarannya, informasi yang tidak lengkap
atau kesimpulan yang tidak dibuktikan kebenarannya, penilaian profesional harus digunakan
dalam menentukan jenis pengungkapan yang harus dilakukan, jika ada.
 Jenis komunikasi yang diharapkan dan kepada siapa itu ditujukan; khususnya, akuntan
profesional harus puas bahwa pihak yang dituju komunikasi adalah penerima yang tepat.

Analisis Kasus:
WorldCom’s Creative Accounting
Fakta yang relevan dalam kasus tersebut adalah WorldCom pada awalnya merupakan
perusahaan penyedia layanan telpon jarak jauh. Selama tahun 90-an perusahaan ini melakukan beberapa
akuisisi terhadap perusahaan telekomunikasi lain yang kemudian meningkatkan pendapatnnya dari $152
juta pada tahun 1990 menjadi $392 milyar pada 2001, yang pada akhirnya menempatkan WorldCom
pada posisi ke 42 dari 500 perusahaan lainnya menurut versi majalah fortune. Pada tahun 1990 terjadi
masalah fundamental ekonomi pada WorldCom yaitu terlalu besarnya kapasitas telekomunikasi.
Masalah ini terjadi karena pada tahun 1998 Amerika mengalami resesi ekonomi sehingga permintaan
terhadap infrastruktur internet berkurang drastis. Hal ini berimbas pada pendapatan WorldCom yang
menurun drastis sehingga pendapatan ini jauh dari yang diharapkan. Nilai pasar saham perusahaan
Worldcom turun dari sekitar 150 milyar dollar (Januari 2000) menjadi hanya sekitar $150 juta (1 Juli
2002). Keadaan ini membuat pihak manajemen berusaha melakukan praktek-praktek akuntansi untuk
menghindari berita buruk tersebut.
Isu etika yang berkembang adalah penggelembungan tersebut terjadi karena adanya praktik
akuntansi yang keliru dan manipulasi laporan keuangan oleh pihak manajemen puncak perusahaan, .
Akuntansi yang keliru ini dapat terealisasi karena dibantu oleh eksternal Arthur Andersen dan staf
akuntansi perusahaan tersebut. Selain praktik akuntansi yang keliru, CEO WorldCom (Bernie Ebbers)
juga menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi.
Pemangku kepentingan dalam kasus tersebut adalah investor, bursa saham Wall Street, akuntan
(Betty Vinson, Troy Normand, dan Buford Yates), CEO (Bernard Ebbers), CFO (Scott Sullivan), dan
manajer keuangan (David Mayers).
Prinsip dan norma etika yang dilanggar dalam kasus ini adalah:
 Keadilan: informasi yang tidak berimbang antara perusahaan dan investor. Investor tidak
mendapat informasi yang sesuai dengan fakta terkait laporan keuangan perusahaan.
 Hak: CFO dan CEO memaksa akuntan. Akuntan (Vinson, Normand, dan Yates) dipaksa oleh
Ebbers dan Sullivan untuk merubah pencatatan di laporan keuangan (melakukan creative
accounting)
 Utilitarianisme: pelanggaran kode etik akuntansi. Akuntan yang melakukan creative accounting
berarti telah melanggar kode etik akuntansi yang berlaku.
 Ethics of care: Tindakan creative accounting yang dilakukan oleh akuntan ditujukan untuk
membuat laporan keuangan terlihat lebih baik dari yang sebenarnya, sehingga secara tidak
langsung perusahaan telah menipu investor.
Tindakan yang seharusnya dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat adalah Vinson seharusnya
menolak sejak awal ketika pertama kali diinstruksikan melakukan tindakan memanipulasi laporan
keuangan. Hal yang dapat mencegah Vinson dari tindakan tersebut adalah hati nurani dan prinsip etika.
Sementara rekan-rekan Vinson seharusnya dari awal menolak secara tegas dan lugas terhadap
permintaan untuk memanipulasi laporan keuangan tersebut dengan alasan melanggar etika.

Anda mungkin juga menyukai