Anda di halaman 1dari 3

Ringkasan Bab 1:

Ethics and Business


Etika bisnis adalah sebuah studi spesifik mengenai benar-tidaknya norma yang mengacu
pada standar moral yang diterapkan dalam institusi bisnis, organisasi, dan perilaku sehari-hari.
Etika bisnis sering disamakan dengan corporate social responsibility (CSR). CSR merupakan
tanggung jawab korporasi atau perusahaan terhadap masyarakat. CSR dapat juga dikatakan
sebagai kewajiban sosial sebuah perusahaan. Jika ditelisik melalui sudut pandang shareholders,
mereka menganggap bahwa satu-satunya tanggung jawab manajer adalah menghasilkan uang atau
laba secara legal dan etikal sebanyak-banyaknya untuk shareholders. Sementara teori stakeholders
menyebutkan bahwa manajer harus memberikan pembagian atas keuntungan produksi bisnis
secara adil dan imbang kepada stakeholders. Oleh karena itu, etika bisnis merupakan bagian dari
CSR dan bagian dari justifikasi atas CSR tersebut.
Fakta menunjukkan bahwa setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda. Hal
tersebut tergolong sebagai relativitas etika atau moral. Relativitas etika atau moral adalah teori
yang menyebutkan bahwa tidak ada standar etik yang sepenuhnya benar maupun yang sepenuhnya
salah, yang dapat atau harus diaplikasikan dalam sebuah perusahaan, organisasi, atau masyarakat.
Sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada rasionalitas dalam menentukan apakah tindakan
seseorang sudah benar secara moral atau tidak hanya melalui kepercayaan masyarakat terhadap
kebenaran moral tersebut.
Lawrence Kohlberg mengidentifikasi enam tahapan dalam mengembangkan kemampuan
seseorang untuk berhadapan dengan isu moral.
1. Tingkat 1: Preconventional Stages
a. Tahapan 1: Punishment and Obedience Orientation
b. Tahapan 2: Instrumental and Relative Orientation
2. Tingkat 2: Conventional Stages
a. Tahapan 3: Interpersonal Concordance Orientation
b. Tahapan 4: Law and Order Orientation
3. Tingkat 3: Postconventional Stages
a. Tahapan 5: Social Contract Orientation
b. Tahapan 6: Universal Moral Principles Orientation
Moral reasoning adalah sebuah proses sebab-akibat yang menyebabkan perilaku manusia,
institusi, dan kebijakan dinilai atau ditelaah berdasarkan keterkaitannya terhadap pelanggaran atas
standar moral. Hal tersebut mencakup standar moral yang digynajan untuk mengevaluasi sesuatu,
informasi mengenai apa hal yang dievaluasi, serta penilaian moral mengenai hal tersebut.
Sementara moral reasoning seharusnya merupakan proses yang dapat dilogika atau nalar,
berdasarkan atas bukti atau informasi yang akurat, relevan, dan lengkap, serta konsisten.
Menurut James Rest, terdapat empat proses utama sebelum adanya tindakan beretika.
1. Recognizing an ethical situation.
2. Making a judgment about the ethical course of action.
3. Deciding to do what is right.
4. Carrying out one’s decision.
Ringkasan Bab 2:
Ethical Principles in Business
Utilitarianisme merupakan sebuah istilah umum tentang pandangan apapun mengenai
tindakan yang diambil dan peraturan yang harus dievaluasi berbasis manfaat dan biaya yang akan
dirasakan oleh masyarakat. Sedangkan utilitas adalah sebuah istilah khusus yang digunakan untuk
merujuk pada manfaat yang dihasilkan dari suatu tindakan. Pendekatan utilitarian dapat disebut
juga dengan consequentialist.
Problem utama dari utilitarianisme adalah ketidakmampuan untuk berhadapan dengan dua
macam isu moral, yakni hak (rights) dan keadilan (justice). Hal tersebut mengindikasikan bahwa
tindakan tertentu dapat dikatakan benar secara moral ketika faktanya hal tersebut tidak sesuai atau
justru bertentangan dengan hak-hak secara umum. Pengertian hak sendiri adalah jatah atau hak
individual atas kebebasan memilih dan hidup. Sementara keadilan adalah manfaat dan kendala
yang didistribusikan secara adil ke semua lapisan masyarakat.
Untuk berurusan dengan contoh yang berlawanan yang mengkritik hal-hal yang ditawarkan
oleh utilitarianisme tradisional, para ahli telah menawarkan alternatif yang tidak kalah penting dan
berpengaruh, yakni rule-utilitarianism. Rule-utilitarianism adalah sebuah bentuk dari
utilitarianisme yang membatasi utilitarian untuk mengevaluasi peraturan moral. Ketika hendak
menentukan apakah suatu tindakan sudah beretika, seseorang tidak boleh untuk menanyakan
apakah tindakan tersebut sesuai dengan peraturan moral yang berlaku di masyarakat.
Sedangkan hak adalah jatah seseorang terhadap sesuatu. Ketika seseorang mendapat hak
maka ia dapat bertindak dengan suatu cara tertentu atau mendapatkan jatah atas perlakuan tertentu
dari orang lain terhadap dirinya. Legal right adalah sebuah jatah yang diturunkan dari sistem
peraturan atau perundang-undangan yang mengizinkan atau mendorong seseorang untuk bertindak
dengan suatu cara tertentu atau yang membutuhkan orang lain untuk bertindak terhadap dirinya.
Sementara hak moral atau hak kemanusiaan adalah hak yang dimiliki oleh semua orang dimanapun
hanya dengan berlaku sebagai manusia.
Terdapat tiga macam hak moral.
1. Hak negatif: tugas yang menyebabkan orang lain untuk tidak mengintervensi aktivitas
tertentu dari seseorang yang memiliki hak.
2. Hak positif: tugas yang dimiliki oleh agen atau orang lain untuk menyediakan hak yang
dimiliki oleh seseorang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan orang tersebut.
3. Hak kontraktual atau special: hak dan tugas yang terbatas yang muncul ketika seseorang
membuat sebuah perjanjian dengan orang lain. Hak ini melekat pada individu secara
spesifik.
Analisis Kasus:
Traidos Bank and Roche’s Drug Trials in China
1. Jelaskan bagaimana utilitarianisme memberikan pembelaan untuk Roche dan bagaimana
etika yang berdasarkan pada hak mampu menyatakan bersalah pada uji coba obat Roche di
Tiongkok.

Utilitarianisme adalah sebuah pandangan yang menyatakan bahwa tindakan dan kebijakan
harus dievaluasi atas dasar manfaat dan biaya. Pemerintah Tiongkok mengharuskan
CellCept untuk dilakukan uji coba pada pasien terlebih dahulu. Muncul opini bahwa
pelarangan terhadap penelitian yang sedang dilakukan oleh Roche dapat menghambat masa
depan pasien untuk bertahan hidup. Sementara itu, hak tersebut berdasarkan pada prinsip
moral yakni categorical imperative dan mensyaratkan pada setiap orang untuk memiliki
hak atas kebebasan, sama halnya dengan yang lain. Hak yang didefinisikan pada kasus ini
dapat menyebabkan organ manusia untuk diambil dan ditransplantasikan dengan dasar
paksaan.
Kedua teori tersebut sangat kontroversial karena berkaitan erat dengan hak hidup
seseorang. Ketika seseorang beropini yang cenderung mendukung utilitarianisme, mereka
telah melanggar hak asasi manusia, begitu juga dengan opini yang cenderung mendukung
hak asasi manusia.

2. Apakah etis bagi Roche untuk melanjutkan pengujian CellCept ke pasien transplantasi di
Tiongkok?

Roche lebih baik memberhentikan pengujian CellCept terhadap pasien transplantasi di


Tiongkok. Perusahaan seharusnya mengevaluasi syarat dan ketentuan atas tindakan yang
mereka lakukan. Meski CellCept termasuk obat yang ampuh dan telah mendapatkan
penghargaan, pengujicobaan terhadap pasien perlu dilakukan evaluasi dan pembenahan
dengan cara mengikuti kaidah peraturan yang berlaku di Tiongkok.

3. Apakah Traidos Bank melakukan justifikasi secara etis dengan cara tidak mencantumkan
saham Roche dari dana yang mereka tawarkan kepada nasabah?

Apa yang dilakukan oleh Traidos Bank merupakan tindakan yang tidak etis karena
seharusnya Traidos Bank melihat atas asas utilitarianisme dimana Roche menciptakan
CellCept untuk memberi manfaat dan untuk membantu transplantasi organ. Jika obat ini
berhasil, maka bisa jadi akan menjadi obat yang dapat menyelamatkan ribuan pasien yang
melakukan transplantasi organ.

Anda mungkin juga menyukai