MASALAH HAK DAN KEADILAN. Hambatan utama utilitarianisme adalah prinsip tersebut tidak
mampu menghadapi dua jenis permasalahan moral : masalah yang berkaitan dengan hak dan yang
berkaitan dengan keadilan. Prinsip utilitarian mengimplikasikan bahwa ada tindakan tertentu yang secara
moral dibenarkan meskipun pad kenyataannya tidak adil dan melanggar hak-hak yang lain. Untuk
menangani utilitarianisme tradisional, lalu diajukan versi utilitarianisme alternative yang disebut rule-
utilitarianisme yang membatasi analisis utilitarian hanya pada aevaluasi atas peraturan moral. Rule
tersebut menentukan apakah tindakan tersebut diwajibkan oleh peraturan moral yang harus dipatuhi
semua orang atau tidak, dan apa saja yang dapat disebut peraturan moral yang “benar”.
Seseorang dikatakan memiliki hak jika dia memiliki klaim untuk melakukan tindakan dalam
suatu cara tertentu atau jika orang lain berkewajiban melakukan tindakan sesuatu terhadapnya
Hak merupakan sarana atau cara yang bertujuan agar memungkinkan individu untuk memilih
dengan bebas apa pun kepentingan atau aktivitas mereka dan melindungi pilihan mereka
Hak dan kewajiban kontraktual merupakan hak terbatas dan kewajiban korelatif yang muncul saat
seseorang membuat perjanjian dengan orang lain
Keadilan distributive muncul bila ada orang tertentu yang memiliki perbedaan klaim atas
keuntungan dan beban dalam masyarakat, dan semua klaim mereka tidak bisa terpenuhi
Keadilan sebagai kesamaan : Egalitarian di artikan semua orang harus memperoleh begian
keuntungan dan beban masyarakat atau kelompok dalam jumlah yang sama
Keadilan berdasarkan kontribusi : Keadilan Kapitalis diartikan keuntungan haruslah
didistribusikan sesuai dengan nilai sumbangan individu yang diberikan pada masyarakat, tugas,
kelompok atau pertukaran
Keadilan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan : Sosialisme dapat diartikan beban kerja
haruslah didistribusikan sesuai dengan kemampuan orang-orang dan keuntungan harus
didistribusikan sesuai dengan kebutuhan mereka
Keadilan sebagai kebebasan : Libertarianisme
Keadilan sebagai kewajaran : Rawls
Keadilan Retributif, berkaitan dengan keadilan dalam menyalahkan atau menghukum seseorang
yang telah melakukan kesalahan
Keadilan Kompensatif, merupakan keadilan dalam memperbaiki kerugian yang dialami seseorang
akibat perbuatan orang lain
Rangkuman Kasus :
Kasus ini terjadi dengan melibatkan dua pihak dari kerjasama portofolio, yaitu Traidos Bank dan
Roche’s Drugs. Traidos merupakan lembaga keuangan yang pada tahun 2009 memiliki income sebesar
$127,3 Juta dan net profit sebesar $12,6 juta. Traidos bank memiliki prinsip menjadi bank etis terkemuka
di dunia. Sehingga, Traidos bank aktif dalam berinvestasi pada bidang-bidang yang memenuhi kualifikasi
dan 6 prinsip yang mereka tetapkan yaitu promote sustainable development, respect and obey the law,
respect human rights, respect the environtment, be accountable, and improve continuously. Prinsip yang
telah dipegang pleh Traidos Bank membawa mereka dalam investasi penelitian oleh Roche’s Drugs yang
dinamai Cell-Cept. Roche’s telah memenuhi kriteria prinsip yang telah diteapkan oleh Traidos Bank.
Namun, pada berjalannya waktu, Traidos Bank menemukan fakta mengejutkan bahwa Roche’s
menggunakan organ tahanan China untuk keperluan pengujian penelitiannya. Mereka menggunakan
organ tahanan yang baru saja mati atau yang telah “mati otak”. Menurut hukum yang berlaku, ketika
seseorang akan diambil organnya untuk penenelitian, peneliti harus membuat kesepakatan bahwa sang
pendonor bersedia untuk diambil organnya, namun yang terjadi pada kasus ini, tahanan tidak diberikan
pilihan untuk bersedia atau tidak, bahkan mereka bisa bersedia dengan “dipaksa”. Setelah mengetahui
kasus ini, Traidos bank membatalkan keputusan mereka berinvestasi pada research tersebut karena sudah
menyimpang dari prinsip mereka.
Pertanyaan :