TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Anatomi
a. Mulut
1) vestibulum oris : bagian di antara bibir dan pipi diluar, gusi dan
belakang.
8
9
b. Lambung
1) Pengisian lambung
2) Penyimpanan lambung
3) Pencampuran lambung
4) Pengosongan lambung
dari peritoneum.
dapat tertutup oleh lipatan membran mukosa dan serat otot pada
dasar esophagus.
yang kuat.
luar.
13
c. Usus halus
cepat.
d. Usus besar
ke anus. Lapisan usus besar dari dalam keluar yaitu : lapisan selaput
(Syaifuddin, 2011).
16
polos (M. sfinger anti internus dan serabut otot lurik (M. sfinger
dasar pelvis dan dindingnya diperkuat oleh sfinger ani yang terdiri
dari :
kehendak.
sampai di anus, sfinger ani internus dihambat dan singer ani eksternus
2.1.2 Fisiologi
sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut
dari tubuh.
dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak
dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang
Diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak
normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer
19
dapat di sertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari
konsistensi tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah dan lendir.
Diare dibedakan menjadi 2 yaitu diare akut adalah diare yang terjadi
secara mendadak pada anak atau bayi yang sebelum nya sehat dan
diare kronik adalah diare yang berlanjut sampai 2 minggu atau lebih
usus besar) ditandai dengan diare dengan frekuensi lebih banyak dari
cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih
banyak dari biasanya lebih dari 200 ml/24jam. Dengan frekuensi lebih
dari 3 kali per hari.buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai
2.1.4 Etiologi
a. Faktor infeksi
c. Faktor makanan
d. Faktor psikologis
cemas), jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih
kehidupan
2.1.5 Patofisiologi
rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare) (Bararah
bagian absorbsi utama dan usus besar melakukan absorbsi air yang
lumen gastrointestinal.
intraseluler.
secara bersama-sama.
Pada stadium awal kekurangan cairan, ion natrium dan klorida ikut
Hal ini menyebabkan air keluar dari sel sehingga terjadi dehidrasi
perasaan lesu dan lelah. Akibat turunnya volume darah, maka curah
26
muntah.
2.1.6 WOC
28
29
tidak nafsu makan, lesu dan lemas. Sedangkan pada anak diare dengan
terus menerus, haus, mata cekung, bibir kering dan biru, tangan dan
kaki dingin, sangat lemah, tidak nafsu makan, tidak ada keinginan
untuk bermain, tidak BAK selama 6 jam atau lebih, kadang kejang dan
panas tinggi.
paling fatal dari diare yang berlagsung lama tanpa dehidrasi adalah
serak pada suara. Keluhan dan gejala ini desebabkan oleh deplesi air
tekanan darah menurun dan tak terukur. Pasien mulai gelisah, muka
kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung. Penurunan
oliguria atau anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul
penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal
ginjal akut.
gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum
gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, presyock nadi cepat
dan dalam.
sampai sianosis.
fisik yang telah dilakukan, menurut Lestari (2016) ada beberapa hal
sebagai berikut :
a. Pemeriksaan tinja
tinja.
b. Pemeriksaan laboratorium
ginjal
32
2.1.9 Komplikasi
berikiut :
1) Dehidrasi
2) Ranjatan hipovoloemik
3) Kejang
4) Bakterimia
5) Mal nutrisi
6) Hipoglikemia
a. Dehidrasi Ringan
turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada
keadaan syok.
b. Dehidrasi Sedang
turgor kulit jelek, suara sesak, presyok nadi cepat dan dalam.
33
c. Dehidrasi berat.
2.1.10 Penatalaksanaan
1) Memberikan asi.
c. Obat-obatan.
2) Obat spasmolitik
3) Anti biotik
2.2 KonsepDasarAsuhanKeperawatanTeoritisGastroenteritis
2.2.1 Pengkajian
a. Biodata
Biodata terdiri dari nama, umur/ tanggal lahir, jenis kelamin, agama,
b. Riwayat Kesehatan
biasanya.
biasanya berak lebih dari 3 kali dalam sehari dengan atau tanpa
terjadi karena infeksi atau faktor lain, lamanya untuk diare akut
3-5 hari, diare berkepanjangan > 7 hari dan diare kronis > 14
hari.
a. Prenatal Care
b. Natal
c. Post Natal
4) Persepsi keluarga
anggota keluarga.
1) Pola nutrisi
diberikan air susu ibu (ASI) atau susu formula dengan rendah
2) Pola eliminasi
3) Pola istirahat
4) Pola aktivitas
d. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan Umum
dan berminyak
ikhterik
39
kering
7. Thorak
d. Auskultasi: Vesikuler
8. Abdomen
d. Perkusi: Tympani
9. Jantung
c. Perkusi: Pekak
10. Ekstremitas
gastrointestinal.
anal akibat sering defekasi dengan fases encer dengan asam tinggi.
ncaman kematian.