BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Status gizi adalah tingkat kesehatan seseorang atau masyarakat dimana salah
satu faktor yang mempengaruhinya adalah makanan yang dikonsumsi. Hal ini
dapat dinilai dengan ukuran atau parameter status gizi seperti : Metode Kimia,
Klinis dan Atrophometri.. Penilaian gizi ini penting untuk mengidentifikasi anak
balita yang terkena Kekurangan Energi Protein (KEP).
Sasaran Rencana Program Jangka Menengah Nasional Tahun 2005 s/d 2009
adalah Meningkatkan Usia Harapan Hidup dari 66,2 menjadi 70,6 tahun,
menurunkan IMR (Infant Mortality Rate) Bayi dari 35 menjadi 26 per seribu
KLH (kelahiran hidup), menurunkan MMR (Mother Mortality Rate) dari 307
menjadi 226 per seratus ribu kelahiran hidup serta menurunkan prevalensi Gizi
kurang anak balita dari 25.8 menjadi 20 %.
Pokok pokok kegiatan dalam melaksanakan pencegahan serta penanggulangan
masalah gizi ini terdiri dari :
1. Revitalisasi Posyandu untuk peningkatan fungsi dan kinerja Posyandu
dalam pemantauan pertumbuhan Balita.
2. Revitalisasi Puskesmas untuk meningkatkan fungsi dan kinerja Puskesmas
utamanya dalam pengelolaan kegiatan Puskesmas baik penyelenggaraan
upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat.
3. Intervensi Gizi dan Kesehatan yaitu pelayanan perorangan dalam rangka
penyembuhan dan memulihkan anak dari kondisi gizi buruk serta
pelayanan masyarakat dalam rangka mencegah timbulnya gizi buruk di
masyarakat.
4. Promosi norma keluarga sadar gizi sebagai sarana dipraktikannya norma
keluaga sadar gizi bagi seluruh keluarga di Indonesia untuk mencegah
kejadian gizi buruk.
5. Pemberdayaan Keluarga untuk meningkatkan keluarga mengetahui potensi
ekonomi dan pengembangannya dalam memenuhi kebutuhan gizi
seluruh anggota keluarga dengan prioritas keluarga miskin yang anaknya
menderita kekurangan gizi.
6. Advokasi dan pendampingan (capacity building) yaitu untuk
meningkatkan komitmen para penentu kebijakan, termasuk legislatif,
tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka adat, pers agar peduli dan
B. TUJUAN
Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk tahun
2005 – 2009 tujuan umumnya adalah
1. Tujuan Umum
Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita menjadi setinggi tingginya 20
% dan prevalensi gizi buruk menjadi setinggi tingginya 5 % pada tahun 2009.
2. Tujuan Khusus
Adapun Tujuan khususnya adalah :
a. Meningkatnya cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan
Balita di Posyandu, Puskemas serta jaringannya.
b. Meningkatnya cakupan tatalaksana kasus gizi buruk di Rumah Sakit,
Puskesmas serta Rumah tangga .
c. Meningkatnya kualitas tata laksana kasus gizi buruk di Rumah Sakit,
Puskesmas serta Rumah tangga.
d. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan keluarga dalam menerapkan
keluarga sadar gizi.
e. Berfungsinya system kewaspadaan pangan dan gizi.
A. KONDISI GEOGRAFI
Kondisi geografis Kecamatan Sodonghilir terdiri dari wilayah
pegunungan, bukit dan dataran letak wilayahnya berbatasan dengan beberapa
kecamatan, yaitu:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Parung Ponteng
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bantar kalong
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Taraju
Secara administratif wilayah Kecamatan Sodonghilir terdiri dari 12 Desa
dengan luas wilayah 107,481 Km2, dengan jumlah penduduk 65.986 orang,
Jumlah KK 19645, kepadatan penduduk 614 / Km2 atau jumlah jiwa / KK 3,4
orang. Kondisi lingkungan Kecamatan Sodonghilir dilihat dari pegunungan
terdiri dari lahan Sawah, pemukiman, kebun, kolam, hutan, perkebunan.
B. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
Secara Administratif Wilayah Kecamatan Sodonghilir terdiri dari 12 Desa
79 Dusun/RW.
C. DEMOGRAFI PENDUDUK
Situasi kependudukan dapat dilihat dari berbagai indikator antara lain
tingkat pertumbuhan, angka kelahiran kasar, tingkat fertilitas penduduk,
distribusi penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur serta
kepadatannya. Dari hal-hal tersebut di atas terlihat bahwa kecamatan
Sodonghilir masih dihadapkan pada beberapa masalah yang cukup besar
seperti yang akan diuraikan berikut ini:
1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Kecamatan Sodonghilir merupakan daerah dengan laju pertumbuhan
penduduk sedang. Jumah penduduk Kecamatan Sodonghilir tahun 2014
sebanyak 64.786 jiwa dan tahun 2015 sebanyak 66.970 jiwa.
2. Kepadatan Penduduk
Desa yang kepadatan penduduknya tertinggi adalah Desa Raksajaya
yaitu 1029 / Km2.. Sedangkan kepadatan penduduk Kecamatan
2
Sodonghilir Rata - rata 614 / Km . Sebagai bahan perbandingan
kepadatan penduduk Kabupaten Tasikmalaya tahun 2003 adalah 613 /
Km2. Jadi kepadatan penduduk Kecamatan Sodonghilir hampir sama
dengan rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Tasikmalaya.
E. TENAGA KESEHATAN
Secara Umum Tenaga Kesehatan yang ada di wilayah Kecamatan Sodonghilir
dapat dikelompokan antara lain
1. Tenaga Kesehatan PNS
a. Dokter umum : 2 orang
b. Dokter Gigi : 1 orang
c. Bidan : 7 orang
d. Perawat : 7 orang
e. Kesling : 1 orang
f. Promkes : 1 orang
g. Perawat gigi : 2 orang
h. Tenaga Kesehatan lainnya : 3 orang
1. Tenaga Kesehatan PTT
a. Bidan : 7 orang
2. Tenaga Kesehatan Sukwan
a. Perawat : 13 orang
b. Bidan : 7 orang
c. Lainnya : 2 orang
A. CAKUPAN SKDN
S K D N
0 – 24 24 – 59 0 – 24 24 – 59 0 – 24 24 – 59 0 – 24 24 – 59
bln bln bln bln bln bln bln bln
2940 2724 2419 2527 2245 2030 2940 1065
5664 4946 4275 4005
S K D N
5771 5605 4887 4599
D. CAKUPAN DISTRIBUSI Fe
B. SARAN
Tidak semua Sasaran (Balita, Bumil, Bufas, Bulin) dapat akses dan
memanfaatkan posyandu, hal ini menimbulkan kesulitan dalam pengukuran yang
yang umumnya menuntut hasil kuantitatif untuk itu perlu upaya dari berbagai
pihak untuk lebih memahami substansi masalah Program Gizi.
1. Manfaat Program Gizi tidak ada yang Instan dan merupakan akibat dari
banyak faktor di luar kendali Program Gizi, sehingga dibutuhkan indikator
yang lebih spesipik dan diharapkan lebih cepat dapat dipergunakan untuk
evaluasi.
10 | l a p o r a n t a h u n a n p r o g r a m g i z i p k m S o d o n g h i l i r
BAB VI
PENUTUP
Disamping itu dukungan pendanaan yang memadai dari sumber dana yang
tersedia harus dimanfaatkan dengan maksimal. Oleh karenanya Penganggaran yang
tepat perlu direncanakan setiap awal tahun agar arah dan kegiatan Program gizi
berjalan dengan baik sesuai dengan indicator Program.
11 | l a p o r a n t a h u n a n p r o g r a m g i z i p k m S o d o n g h i l i r
LAMPIRAN
12 | l a p o r a n t a h u n a n p r o g r a m g i z i p k m S o d o n g h i l i r
13 | l a p o r a n t a h u n a n p r o g r a m g i z i p k m S o d o n g h i l i r