Anda di halaman 1dari 9

Kehamilan Ektopik Terganggu

Kehamilan ektopik terganggu (KET) merupakan suatu komplikasi kehamilan


dimana sel telur yang dibuahi dan tidak bisa menempel pada jaringan yang
semestinya. Kehamilan semestinya berada di dinding rahim, embrio menempel
pada dinding rahim. Kehamilan ektopik bukanlah kehamilan yang normal
dikarenakan kehamilan itu tidak bisa berkembang sebab berada di tempat yang
bukan sebagaimana mestinya. Kehamilan ektopik terganggu merupakan kondisi
gawat darurat yang harus segera diketahui oleh petugas medis. Kondisi ini bisa
membahayakan nyawa ibu, kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang
menjadi salah satu penyebab mortalitas pada ibu hamil

Terjadinya Kehamilan Ektopik

kehamilan ektopik yang harus diketahui:

1. Setelah menstruasi, wanita akan melepaskan sel telur dari indung telurnya.
Sel telur itu adalah sel telur yang siap untuk dibuahi. Sel telur tersebut
akan berjalan menuju ke saluran telur kemudian menuju ke rahim.
2. Ketika setelah menstruasi wanita melakukan hubungan seksual, sperma
pasangan akan masuk ke dalam rahim dan mencari sel telur yang bisa
untuk dibuahi. Hasil pembuahan itu dinamakan dengan zigot.
3. Bila tidak ada halangan, zigot itu akan berenang dan menuju ke rongga
rahim. Ketika menuju ke rongga rahim akan ada pembelahan sel. Ketika
sampai di rongga rahim, sel ini akan menempelkan dirinya ke dinding
rahim dan bisa tumbuh lebih lanjut.
4. Sayang, tidak semua harapan bisa terwujud. Dalam perjalannya menuju ke
rahim, zigot bisa saja menemukan banyak hambatan. Hambatan itu bisa
membuat perjalanan zigot menjadi melambat dan terganggu. Akibatnya
adalah zigot akan menempel bukan di dinding rahim di dalam rahim. Jika
hal itu terjadi, kehamilan ektopik terganggu bisa terjadi. Zigot itu bisa
tumbuh di tempat-tempat seperti :

 Saluran telur. Lokasi ini adalah lokasi paling sering ditemukannya


kehamilan ektopik. Daerahnya adalah daerah ampula. Daerah ampula
adalah daerah yang lebar di saluran telur. Zigot itu banyak yang
berhenti di saluran telur tepatnya berada di daerah ampula.
 Rongga perut
 Ovarium atau indung telur
 Kornu uteri
 Leher rahim atau serviks.

Zigot bisa berubah menjadi embrio bukan pada tempatnya, namun ketika
usianya lebih dari tiga bulan zigot itu tidak bisa berkembang lagi sehingga akan
menimbulkan keluhan pada ibu hamil tersebut. Penanganan medis harus segera
dilakukan sedini mungkin, jangan sampai medis terlambat mengatasi hal
tersebut

Gejala

 Nyeri

Wanita hamil yang mengalami gejala kehamilan ektopik terganggu


akan merasakan nyeri terutama di bagian perut bawah. Nyeri itu bisa
sangat tajam kemudian bisa melebar ke bagian perut. Nyeri itu akan
semakin terasa hebat jika digunakan untuk berjalan, bergerak dan juga
beraktivitas meskipun hanya aktivitas yang ringan saja.

 Pendarahan

Wanita yang hamil namun mengalami pendarahan seperti menstruasi,


bisa dikatakan terkena hamil ektopik. Pendarahan yang dialami itu
bervariasi misalnya timbul bercak darah saat hamil berwarna cokelat
atau seperti darah segar menstruasi.

 Sakit Panggul

Wanita yang mengalami kehamilan ektopik akan merasakan sakit di


bagian panggul di salah satu sisi saja dan itu merupakan sakit yang tiba-
tiba.

 Pingsan

Pingsan itu bisa terjadi ketika ibu hamil sudah tidak bisa menahan nyeri
dan sakit pada bagian panggul serta nyeri di bagian bawah perutnya.

 Hipotensi

Wanita dengan hamil ektopik akan mengalami tekanan darah rendah


atau hipotensi.

 Sakit Perut

Selain nyeri kehamilan ektopik akan mengalami kram perut atau sakit
perut seperti diremas-remas.

 Kulit Pucat
Akibat pendarahan yang dialaminya, wanita dengan hamil ektopik akan
kekurangan darah dan mengalami anemia.

 Denyut Nadi Meningkat

Wanita yang mengalami hamil ektopik akan mengalami denyut nadi


meningkat.

Faktor Risiko

Faktor resiko kehamilan ektopik bisa menyebabkan pecahnya saluran telur


yang dijadikan sebagai lokasi untuk tempat menempelnya embrio tersebut.

Macam-macam risiko yang bisa menyebabkan terkena hamil ektopik :

1. Infeksi Saluran Telur

Karena saat akan melewati saluran telur dan menuju rahim, zigot terhalang
oleh kuman dan virus yang ada di saluran telur. Akibatnya zigot tersebut
terpaksa berhenti di saluran telur dan menempel di sana, kemudian zigot
berkembang menjadi embrio.

2. Radang Panggul

Radang panggul bisa membuat wanita merasakan nyeri dan bisa menghalangi
lajunya zigot menuju ke rahim.

3. Pernah Mengalami Kehamilan Ektopik

Wanita yang pernah mengalami hamil ektopik sebelumnya juga bisa


mengalami hamil ektopik lagi.
4. Operasi Tuba

Wanita yang pernah menjalani operasi tuba fallopi juga rentan untuk terkena
kehamilan ektopik. Karena tuba yang telah dioperasi tidak memungkinkan zigot
untuk menempel di dinding rahim. Akibatnya adalah zigot itu menempel pada
tempat lainnya bukan menempel di rahim.

5. Endometriosis

Orang yang mengalami gejala endometriosis bisa terkena kehamilan


ektopik. Wanita yang mengalami endometriosis adalah wanita yang sering
merasakan sakit luar biasa ketika menstruasi datang dan terjadi.

10. Kontrasepsi

Wanita yang menggunakan kontrasepsi kemudian hamil dan dia masih


mengalami menstruasi, sehingga tidak sadar jika dirinya hamil bisa jadi
kehamilan yang dikandungnya adalah kehamilan ektopik. Wanita tersebut
mengalami menstruasi dikarenakan zigot tidak menempel pada dinding
rahim namun menempel di tempat yang lainnya.

7. Cacat Bawaan

Wanita yang mengalami cacat bawaan di saluran telurnya bisa terkena


kehamilan ektopik.

8. Penyakit Menular Seksual (PMS)

Wanita yang pernah mengalami penyakit menular seksual (PMS) bisa


terkena kehamilan ektopik. Hal itu diakibatkan oleh kuman dan virus yang
ada di dalam tubuhnya. PMS itu misalnya saja gonorrhea, klamidia dan
masih banyak lagi lainnya.
Berikut ini berbagai macam pemeriksaan yang akan dilakukan untuk mendeteksi
kehamilan ektopik :

Pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan pertama yang akan dilakukan


untuk mengetahui apakah kehamilan ektopik ada pada pasien. Pemeriksaan
laborat mencakup pemeriksaan-pemeriksaan di bawah ini :

1. Pemeriksaan Laboratorium

 Pemeriksaan darah
 Pemeriksaan kadar hormon progesterone
 Memeriksa kadar HCG.
 Memeriksa golongan darah

2. Pemeriksaan Penunjang
Selain pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan penunjang tersebut
mencakup hal-hal di bawah ini :

 Kuldosentesis.– Pemeriksaan ini merupakan pengambilan cairan


peritoneal di ekskavasio rektouterina, tindakan yang dilakukan adalah
tindakan pungsi di dinding vagina.
 USG – Pemeriksaan USG ini untuk mengecek apakah tuba falopi
mengalami kerusakan sehingga menimbulkan pendarahan.Tidak hanya itu
USG bisa melihat apakah ada embrio yang menempel tidak pada uterus.
 Laparoskopi – Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang dilakukan
dengan melakukan pembedahan menggunakan sayatan kecil yang ada
dibawah perut.

Penanganan

Berikut ini penanganan yang dilakukan dalam mengatasi kehamilan ektopik :


1. Obat-obatan
Obat fungsinya untuk menahan laju pertumbuhan embrio, obat suntik juga
akan diberikan kepada ibu hamil. Tujuannya adalah dengan obat suntik
tersebut diharapkan bisa terserap ke dalam tubuh ibu hamil, obat itu bisa
menjaga keutuhan tuba falopi dan menjaganya agar tidak pecah atau rusak
Tuba falopi yang pecah dan rusak bisa disebabkan oleh embrio yang terus
tumbuh dan membesar. Kondisi tuba yang sempit tidak memungkinkan
embrio untuk terus berkembang menjadi janin.
2. Operasi
Jika pemberian obat tidak berhasil dan embrio terus berkembang, dokter
akan melakukan tindakan pembedahan atau operasi. Operasi ini paling
aman dan memiliki angka keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pemberian obat-obatan. Operasi ini akan dilakukan oleh wanita
yang mengalami kehamilan ektopik terganggu lebih dari beberapa minggu.
Operasi yang biasa dilakukan untuk mengatasi hamil ektopik adalah
operasi laparaskopi dengan membentuk sayatan kecil yang ada di bawah
perut.

Operasi ini juga akan dilakukan jika kondisi tuba sudah pecah dan
menimbulkan pendarahan. Jika tuba sudah pecah bukan laparoskopi saja
yang dilakukan, namun operasi besar untuk mengangkat saluran tuba yang
telah pecah agar tidak menimbulkan infeksi di dalam perut.

Efek Kehamilan Ektopik

1. Masalah Kesuburan

Wanita yang pernah mengalami hamil ektopik akan kembali subur, wanita akan
kembali subur sebanyak 60 persen. Namun sebanyak 10 persen akan mengalami
masalah kesuburan. Masalah kesuburan adalah masalah yang harus diwaspadai
oleh wanita. Masalah kesburan ini akan terjadi pada wanita yang mengalami dua
kali kehamilan ektopik. Dua kali kehamilan ektopik itu terlambat dideteksi
sehingga, menyebabkan kedua saluran tuba pecah sehingga masalah kesuburan
pun akan terjadi.

2. Trauma Kehamilan

Wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik, sebanyak 12 persen wanita


tersebut akan mengalami hamil ektopik kembali. Tidak jarang, wanita yang
mengalami kehamilan ektopik akan merasakan trauma. Trauma ini bisa
disebabkan dengan proses dari kehamilan ektopik itu sendiri, diagnosa dan juga
pengobatan yang dilakukan saat mengalami hamil ektopik. Trauma yang
dirasakan wanita tersebut adalah tidak ingin hamil lagi. Apalagi telah disebutkan
bahwa wanita yang mengalami hamil ektopik akan mengalami kehamilan
ektopik kembali sebanyak 12 persen..

Gambar Pemeriksaan Douglas Cavum Uteri

Anda mungkin juga menyukai