Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang permodalannya seluruhnya atau
sebagian dimiliki oleh Pemerintah. Di Indonesia, Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang
sebagian atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula
berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat.
Menurut PP No. 45 Tahun 2005,BUMN merupakan Badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang bersal dari
kekayaan Negara yang dipisahkan.
Berdasarkan Undang- Undang No. 19 tahun 2003 Pasal 1 dijelaskan bahwa pengertian dari Badan
Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan, dan kegiatan utamanya adalah untuk mengelola cabang- cabang
produksi yang penting bagi negara dan digunakan sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat.

Pasal 33 ayat 2 UUD 1945 menyatakan “cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”. Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 menyatakan
“Bumi , air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Kedua pasal ini merupakan jaminan bagi pemerintah untuk ikut serta berperan
dalam perekonomian negara. Penguasaan oleh negara dalam hidup orang banyak bukan berarti
memiliki, namun mengandung arti memberi kekuatan tertinggi kepada negara untuk :

1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan , penggunaan, persediaan dan pemeliharaan


2. Menentukan dan mengatur hak-hak bumi, air, dan kekayaan alam
3. Mengatur serta menentukan hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan hukum
mengenai bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1232/kmk.013/1989 pasal 2 yang dimaksud dengan
badan usaha milik negara adalah badan usaha dan anak perusahaan BUMN yang seluruh modalnya
dimiliki oleh negara. Karena seluruh modalnya dimiliki oleh negara berarti manajernya sangat
dipengaruhi oleh pemerintah. Menurut instruksi presiden no. 7 tahun 1967, perusahaan negara diubah
bentuknya menjadi BUMN dan disederhanakan menjadi perusahaan jawatan (PERJAN), perusahaan
umum (PERUM) , dan perusahaan perseroan (PERSERO).

Ciri – Ciri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


1. Badan usaha dimiliki oleh pemerintah.
2. Pengawasan dilakukan, baik secara hierarki maupun secara fungsional dilakukan oleh
pemerintah.
3. Kekuasaan penuh dalam menjalankan kegiatan usaha berada d tangan pemerintah.
4. Pemerintah berwenang dalam menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan usaha.
5. Semua risiko yang terjadi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah.
6. Untuk mengisi kas negara karena salah satu sumber penghasilan negara.
7. Agar Pengusaha swasta tidak memonopoli usaha yang menguasai hajat hidup orang lain.
8. Usaha bersifat membantu tugas pemerintah, seperti membangun prasarana tertentu guna
melayan kepentingan masyarakat.
9. Menghasilkan barang tertentu karena pertimbangan keamanan dan kerahasiaan, seperti senjata
dan percetakan uang.
10. Dibentuk berdasarkan peraturan perundang -undangan yang berlaku dan harus dimiliki serta
dikelola oleh pemerintah.
Maksud dan Tujuan BUMN
Berdasarkan UU no. 19 Tahun 2003 pasal 2, maksud dan tujuan pendirian BUMN tidak lain adalah
sebagai berikut:

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan


penerimaan negara pada khususnya.
2. Mengejar keuntungan.
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu
tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak.
4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta
dan koperasi.
5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah,
koperasi, dan masyarakat.

Prinsip – Prinsip Pengelolaan BUMN


 Lebih bersifat social oriented / service oriented artinya berorientasi pada pelayanan kepentingan
umum.
 Jika dalam manjalankan usahanya memperoleh keuntungan. Maka pemanfaatan keuntungan
tersebut semaa-mata dimaksudkan untuk menyejahterakan kehidupan masyarakat.
 Selama masyarakat masih memerlukan , kegiatan badan usaha milik negara dilakukan secara terus-
menerus.
 Sebagai agen pembangunan , seluruh daya dan kemampuannya diarahkan pada pembangunan
nasional yang sedang dan akan dilaksanakan.
 Merupakan sarana vital yang efektif untuk melaksanakan pembangunan nasional, sehingga direksi
harus senantiasa membuat kebijakan yang sesuai dengan GBHN.
 Pengorganisasian dilakukan secara profesionalisme.

Kelebihan dan Kekurangan BUMN

Kelebihan BUMN :
1. Menguasai sektor yang vital bagi kehidupan rakyat banyak
2. Mendapat jaminan dan dukungan dari Negara
3. Permodalannya sudah pasti karena mendapat modal dari Negara
4. Kelangsungan hidup perusahaan terjamin

Kekurangan BUMN :
1. Pengelolaan faktor-faktor produksi tidak efisien
2. Manajemen perusahaan kurang professional
3. Menimbulkan monopoli atas sektor-sektor vital
4. Pengelolaan perusahaan terhambat dengan peraturan-peraturan yang mengikat
5. Sulit memperoleh keuntungan bahkan seringkali merugi

Bentuk – Bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


a) Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perusahaan Jawatan (Perjan) adalah BUMN yang seluruh modalnya termasuk dalam anggaran belanja
negara yang menjadi hak dari departemen yang bersangkutan . Tujuan perjan adalah pengabdian dan
melayani kepentingan masyarakat yang ditujukan untuk kesejahteraan umum. Sekarang sudah tidak
ada perusahaan BUMN yang menggunakan model perjan karena besarnya biaya untuk memelihara
perjan-perjan tersebut sesuai dengan Undang Undang (UU) Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN,
khususnya tentang Ketentuan Peralihan Pasal 93 dinyatakan bahwa dalam waktu dua tahun terhitung
sejak undang – undang berlaku, semua BUMN yang berbentuk perjan harus sudah diubah bentuknya
menjadi perum atau perseroan.
Contoh BUMN yang dahulunya Perjan, yaitu Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) yang berada di
bawah Departemen Perhubung, tahun 1991 berubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api
(Perumka), kemudian menjadi Perusahaan Negara Kereta api (Penka), terakhir berubah menjadi PT
Kereta Api Indonesia (PT.KAI). Serta Perjan Pegadaian yang berada di bawah Departemen Keuangan
Berubah menjadi Perum Pegadaian. Dengan demikian, sejak tahun 2003 tidak ada lagi BUMN yang
berbentuk Perjan.
Ciri-ciri perjan adalah sebagai berikut :
1. Tujuan utama untuk melayani kepentingan masyarakat tanpa melepaskan syarat efisiensi,
efektivitas dan ekonomis.
2. Keuntungan dan kerugian menjadi tanggung jawab pemerintah.
3. Permodalan dan pembiayaan perusahaan termasuk dalam APBN yang menjadi hak dari
departemen yang bersangkutan.
4. Berada di bawah departemen , dirjen, atau pemerintah daerah yang terkait.
5. Dipimpin oleh kepala yang merupakan bagian dari suatu departemen.
6. Perjan memiliki dan memperoleh fasilitas dari
7. Karyawan perjan berstatus pegawai negeri.

b) Perusahaan Umum (Perum)


Perusahaan umum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak terbagi atas
saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang bermutu
dan sekaligus mencari keuntungan yang berdasar prinsip pengelolaan perusahaan.

Ciri-ciri Perum adalah sebagai berikut :


1. Pendirian perum diusulkan oleh menteri kepada presiden.
2. Karyawan berstatus pengawai perusahaan negara.
3. Statusnya adalah suatu badan hukum berbentuk perusahaan negara yaitu UU No.19 PP tahun
1960 dan PP tentang pendirian usaha.
4. Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dan kekayaan negara yang dipisahkan dari APBN.
5. Dapat melakukan penyertaan modal dalam badan usaha lain dan dapat memperoleh kredit dari
dalam dan luar negeri atau dari masyarakat dalam bentuk obligasi.
6. Kepengurusan atau alat kelengkapan perum terdiri dari menteri, direksi, dan dewan pengawas.
7. Direksi bertugas sebagi pemimpin perum yang pengangkatan dan pemberhentiannya ditetapkan
oleh menteri.
8. Dewan pengawasan bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi.
9. Usaha perum adalah melayani kepentingan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang
berkualitas dengan harga terjangkau oleh masyarakat dan sekaligus memperoleh keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat.
10. Menteri yang ditunjuk diberi kuasa untuk mewakili pemerintah selaku pemilik modal dan
memiliki kewenangan dalam mengatur kebijakan melalui mekanisme dan ketentuan peraturan
perundang – undangan.
11. Berstatus badan hukum, sebagian besar kegiatannya bergerak di bidang jasa layanan umum.
12. Laporan tahunan disampaikan kepada menteri atas nama pemerintah untuk mendapatkan
pengesahan.
Kepengurusan Perum terdiri atas:
 Menteri
Menteri adalah menteri yang ditunjuk dan/atau diberi kuasa untuk mewakili pemerintah selaku
pemegang saham negara pada Persero dan pemilik modal pada Perum dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan

 Direksi
Direksi Perum adalah organ Perum yang bertanggung jawab atas kepengurusan Perum untuk
kepentingan dan tujuan Perum, serta mewakili perum untuk di dalam maupun di luar pengadilan.
 Dewan Pengawas
Dewan Pengawas adalah organ Perum yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat
kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan Perum.

Sama seperti Perjan, perum di kelola oleh negara dengan status pegawainya sebagai Pegawai Negeri.
Namun perusahaan masih merugi meskipun status Perjan diubah menjadi Perum, sehingga pemerintah
terpaksa menjual sebagian saham Perum tersebut kepada publik (go public) dan statusnya diubah
menjadi persero.
Contoh Perum diantaranya Perum Pegadaian (Perusahaan Umum Pengadaian), Perum DAMRI
(Perusahaan Umum Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia), Perum Jasatirta, Perum Peruri,
Perum Perumnas, Perum Balai Pustaka, dll.

c) Perseroan
Perusahaan perseroan (perseroan) adalah perusahaan negara yang modalnya berbentuk saham dan
sebagian dari modal tersebut milik negara. Perseroan bergerak pada bidang usaha dengan tujuan
memperoleh keuntungan. Perangkat perseroan terdiri dari RUPS, direksi, dan komisaris. Contoh
perseroan milik negara yaitu PT PLN, PT Pos Indonesia, PT Kereta Api Indonesia, PT Telkom, dan
sebagainya.

Tujuan pendirian perseroan adalah sebagai berikut :


1. Menyediakan barang atau jasa yang bermutu dan berdaya saing kuat.
2. Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.

Ciri-ciri Perseroan adalah sebagai berikut :


1. Berusaha mendapatkan keuntungan atau laba.
2. Karyawan berstatus sebagai pegawai swasta.
3. Status hukumnya sebagai hukum perdata, berbentuk perseroan terbatas (PT).
4. Modal berasal dari kekayaan negara dan dari saham dibeli negara.
5. Perseroan tidak mendapatkan fasilitas negara.
6. Dipimpin oleh dewan direksi.
7. Peranan pemerintah adalah sebagai pemegang sebagian besar atau seluruh saham perusahaan.
8. Hubungan usaha perseroan diatur menurut hukum perdata.

Kepengurusan Persero terdiri atas:


 RUPS
Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah organ Persero yang
memegang kekuasaan tertinggi dalam Persero dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan
kepada Direksi atau Komisaris. Menteri bertindak selaku RUPS dalam hal seluruh saham Persero
dimiliki oleh negara dan bertindak selaku pemegang saham pada Persero dan perseroan terbatas dalam
hal tidak seluruh sahamnya dimiliki oleh negara.
 Direksi
Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dilakukan oleh RUPS. Dalam hal ini Menteri bertindak
selaku RUPS, pengangkatan dan pemberhentian Direksi ditetapkan oleh Menteri. Masa jabatan
anggota Direksi ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa
jabatan.
 Komisaris
Pengangkatan dan pemberhentian Komisaris dilakukan oleh RUPS. Dalam hal Menteri bertindak
selaku RUPS, pengangkatan dan pemberhentian Komisaris ditetapkan oleh Menteri. Masa jabatan
anggota Komisaris ditetapkan 5 (lima) tahun .

Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Perjan, Perum, dan Perseroan adalah
bentuk-bentuk badan usaha dari BUMN yang merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
negara yang dipisahkan, memiliki tujuan umum yaitu untuk memajukan kesejahteraan rakyat.
Landasan hukum pendirian BUMN adalah Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (2) dan ayat (3).

Dan karena tujuan dan sumber pendanaan BUMN ini maka pengelolaan BUMN tidak bisa dilakukan
secara sembarangan. Dan karena itu ditetapkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2005
tentang Pendirian, Pengurusan,dan Pengawasan BUMN.Dengan adanya Peraturan Pemerintah ini
maka dalam rangka pengelolaan BUMN tidak boleh menyalahi aturan yang sudah ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah tersebut begitu juga aturan hukum yang mengatur tentang BUMN ini.
BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

 AKHMAD SYAPUTRA
 ARIEF IRSAN RAMADHAN
 DILA ANGGRAENI
 M.ABID DAFFA
 M.ALIF BUDIMAN
 NURRAHMANIYA
 SINTIA PEBIANJANI
 YOANDA BERLIANA

SMAN 2 MUARA ENIM

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai