Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CARA BERJALAN MENGGUNKAN TONGKAT PADA LANSIA

Topik : PENGGUNAAN TONGKAT


Sub topik : Cara berjalan menggunakan kruk
Waktu : ± 30 menit
Hari/Tanggal : 16 Maret 2018
Sasaran : Klien dan keluarga
Tempat: Rumah Klien
Pemateri : Nurma Juwita, S.Kep
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Media : Leaflet
Materi : Terlampir

A. Tujuan umum
Setelah mendapatkan Pendidikan Kesehatan, di harapkan agar klien dan keluarga
dapat memahami tentang bagaimana cara berjalan menggunakan tongkat dan
menurunkan resiko jatuh pada klien.
B. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang cara berjalan menggunakan tongkat , klien dan
keluarga dapat mengerti:
1. Mengetahui pengertian dan manfaat berjalan menggunakan tongkat
2. Mengetahui tujuan dari berjalan menggunkan tongkat
3. Mengetahui tekhnik penggunaan tongkat
4. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunkan tongkat
C. Proses Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan di Rumah klien
D. Pemberian penyuluhan
Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Audien
1. PraInterkasi : ------- -----------
 Membuat janji untuk diadakan
penkes dengan audien (klien dan
keluarga)
 Mempersiapkan alat dan materi
penkes
2. Orientasi: 5 menit Audien memberikan
 Membuka penkes dengan tanggapan
mengucapkan salam.
 Mengkaji pengetahuan klien
tentang materi yang akan
disampaikan. Audien

3. Kerja 15 menit memperhatikan

 Menjelaskan materi penkes (cara


berjalan menggunakan tongkat
pada lansia)
 Memperagakan cara
penggunaan tongkat pada klien.
4. Terminasi Audien memnerikan
5 menit tanggapan
 Menyampaikan kesimpulan
materi
 Memberikan kesempatan kepada
audien untuk bertanya
 Mengevealuasi hasil penkes
dengan memeberikan
pertanyaan terkait materi, dan
meminta klien untuk
memperagakan kembali cara
penggunaan tongkat.
 Salam penutup

E. Metode
- Komunikasi satu arah
- Ceramah
- Peragaan
- Tanya jawab

F. Media
- Leaflet

G. Materi
Terlampir
LATIHAN BERJALAN MENGGUNAKAN TONGKAT

ALAT BANTU BERJALAN ( TONGKAT)

1. Pengertian.

Tongkat (canes) merupakan alat ringan, membantu pergerakkan dengan mudah,


terbuat dari kayu atau besi. Tongkat dapat membantu menjaga keseimbangan badan,
diberikan bagi klien dengan hemiparesi dan digunakan untuk menurunkan ketegangan karena
kumpulan beban yang berat. Tongkat tidak direkomendasikan untuk klien dengan kelemahan
kaki bilateral.

Tongkat kaki 4 dan kaki 3 (tripod/quadripod) adalah alat bantu berjalan berupa
tongkat dengan kaki-kaki berjumlah 4. Tongkat bisa diatur tinggi rendahnya agar bisa
digunakan oleh orang dengan segala umur. Tepat digunakan oleh lansia dan untuk rehabilitasi
setelah kecelakaan (jatuh) atau operasi.
Terdapat 3 tipe tongkat yang umum digunakan yaitu:
1. Tongkat standar, memberi dukungan minimal dan digunakan oleh klien yang
membutuhkan sedikit bantuan untuk berjalan.
2. Tongkat bertangkai terdapat gagang untuk dipegang sehingga memudahkan untuk
memberikan stabilitas lebih besar dari tongkat standar, khususnya berguna bagi klien
dengan kelemahan tangan.
3. Tongkat segi empat mempunyai 3 atau 4 kaki yang memberikan dukungan
keseimbangan lebih besar. Alat ini berguna bagi klien dengan parsial unilateral atau
paralisis penuh pada kaki.
2. Tujuan

Membantu menjaga keseimbangan badan; untuk menurunkan ketegangan karena


kumpulan beban yang berat.
4. Indikasi

a. Klien dengan hemiparesis atau paralisis baik pada sebagian salah satu kaki (kanan
atau kiri) maupun keseluruhan.
b. Pasien lansia dengan resiko jatuh ringan
5. Kontra Indikasi

Klien dengan kelemahan kaki bilateral.


6. Alat dan bahan
Tongkat
7. Prosedur tindakan
1. Kaji toleransi aktivitas klien, kekuatan, nyeri, koordinasi, dan keseimbangan klien
untuk menentukan jumlah bantuan yang diperlukan.
2. Periksa lingkungan untuk memastikan tidak ada rintangan di jalan klien, misalnya
menyingkirkan kursi dan meja.
3. Sebelum memulai, tentukan tempat beristirahat pada kasus dengan perkiraan kurang
toleransi aktivitas atau klien menjadi pusing.
4. Jelaskan tujuan memakai tongkat pada klien
5. Jelaskan tentang cara menggunakan tongkat kaki tiga pada klien, yaitu:
a. Penggunaan tongkat bagi lansia
 Pegang tongkat dengan tangan pada sisi yang kuat dari tubuh untuk
menyediakan dukungan maksimum dan kesesuaian postur tubuh ketika berjalan
 Posisikan ujung dari tongkat sekitar 15 cm (6 inchi) ke samping sehingga siku
sedikit fleksi.
b. Penggunaan tongkat ketika dukungan maksimum dibutuhkan (Kozier, Erb, Berman,
& Snyder, 2004).
 Gerakkan tongkat ke depan sekitar 30 cm, atau jarak yang nyaman ketika berat
badan ditahan oleh kedua kaki.
 Kemudian gerakkan kaki yang lemah mendekati tongkat ketika berat badan
ditahan oleh tongkat dan kaki yang kuat.
 Berikutnya gerakkan/pindahkan kaki yang kuat lurus ke depan menuju tongkat
dan kaki yang lemah ketika berat badan ditahan oleh tongkat dan kaki yang
lemah.
 Ulangi langkah.
c. Penggunaan tongkat ketika dukungan sedikit dibutuhkan (Kozier, Erb, Berman, &
Snyder, 2004).
 Gerakkan tongkat dan kaki yang lemah ke depan secara bersamaan, ketika berat
badan ditahan oleh kaki yang kuat.
 Kemudian gerakkan kaki yang kuat ke depan ketika berat badan ditahan oleh
tongkat dan kaki yang lemah. Ulangi langkah.

8. Hal-hal penting yang harus diperhatikan perawat dalam melakukan tindakan


termasuk keamanan & keselamatan (safety) klien
 Tongkat harus dipakai di sisi tubuh yang terkuat.
 Untuk mencegah hipotensi ortostatik, klien harus dibantu untuk duduk di sisi tempat
tidur dan harus istirahat 1 atau 2 menit sebelum berdiri. Setelah berdiri, klien harus tetap
berdiri selama 1 atau 2 menit sebelum bergerak.
 Keseimbangan klien harus stabil sebelum berjalan.

9. Hal-halyang harus dicatat (dokumentasi)


 Kemampuan klien berjalan dengan tongkat
 Respon setelah berjalan (apakah pusing, lemah, dll)

Daftar Pustaka
Gallo,Joseph.1998. Buku Saku Gerontologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kane RL, Ouslander JG, Abras IB. 2004. Immobility. In : Kane RL. Editors. Essential of
clinical Geriatrics. New York: McGraw Hill
Tarwoto, Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika
Handiyani, H. (ed.). (2006). Panduan Praktikum Keperawatan Dasar 1. Jakarta: Lembaga
Penerbit FEUI.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S.J. (2004). Fundamentals of nursing: concepts,
process, and practice. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Novieastari, E, et al. (2006). Panduan praktikum keperawatan dasar 1. Jakarta: FE UI
Potter, P.A., Perry, A.G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
praktik, vol. 2 edisi 4.Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai