LP Hipetensi Gerontik
LP Hipetensi Gerontik
KEPERAWATAN GERONTIK
Disusun Oleh :
NURMA JUWITA,S.Kep
1714901490
1
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Hampir satu milyar orang atau satu dari empat orang dewasa di dunia menderita
tekanan darah tinggi. Setiap tahun tekanan darah tinggi menjadi penyebab satu dari setiap
tujuh kematian (tujuh juta pertahun) disamping menyebabkan kerusakan jantung, mata,
otak dan ginjal. Berdasarkan data WHO dari Qoiriyah (2009) dari 50% penderita
hipertensi diketahui hanya 25 % yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5 % yang
diobati dengan baik. Data Riskesdas tahun 2007 menyebutkan prevalensi hipertensi di
Indonesia mencapai 30% dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskuler lebih banyak
banyak pada perempuan (52%) dan pada laki-laki (48%). Pada tahun 2008 sedikitnya
30% penduduk Indonesia mempunyai tekanan darah tinggi. Hal ini terjadi didaerah
perkotaan maupun perdesaan dengan kondisi yang semakin parah apabila disertai faktor
resiko seperti merokok, kurang olah raga, dan kegemukan.
1.1. Tujuan
1.Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep penyakit hipertensi dalam lingkup keperawatan
gerontik secara tepat.
2.Tujuan Khusus
a.Mahasiswa mampu memahami pengertian hipertensi
b.Mahasiswa mampu memahami penyebab hipertensi
c.Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala hipertensi
d.Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan hipertensi
e.Mahasiswa mampu memahami konsep asuhan keperawatan hipertensi
2
1.2. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer,2001)
Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi.Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada
sistem peredaran darah yang sering terdapat pada usia pertengahan atau lebih, yang ditandai
dengan tekanan darah lebih dari normal. Hipertensi menyebabkan perubahan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan makin meningkatnya tekanan darah.
1.3. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan –
perubahan pada :
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data - data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1.Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
a.Ciri perseorangan
3
Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
Jenis kelamin ( laki - laki lebih tinggi dari perempuan )
Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
b.Kebiasaan hidup
1.4. Klasifikasi
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
4 Hipertensi
4
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
5
e.Mual
f.Muntah
g.Epistaksis
h.Kesadaran menurun
1.6. Patofisiologi
1.7. Komplikasi
1.Gangguan penglihatan
2.Gangguan saraf
3.Gagal jantung
1.8.Pemeriksaan Penunjang
a.Hemoglobin / hematokrit
6
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas)
dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
b.Glukosa
c.Kalium serum
d.Kalsium serum
f.Pemeriksaan tiroid
h.Urinalisa
i.Asam urat
j.Steroid urin
7
Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
k.Foto dada
l.CT scan
m.EKG
1.9.Penatalaksanaan
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini
meliputi:
1.Diet
2.Latihan Fisik
8
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai
empat prinsip yaitu :
3.Edukasi Psikologis
Tehnik Biofeedback
Tehnik relaksasi
9
4.Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Pengobatannya meliputi
Step 1
Step 2
Obat ke 2 diganti
Ditambah obat ke 3 jenis lain
Step 4
Alternatif pemberian obatnya
Ditambah obat ke 3 dan ke 4
R-evaluasi dan konsultasi
10
1.10 Perubahan Pada Lansia
1.Perubahan Anatomis
Penebalan dinding vertikel kiri jantung kerap terjadi, meski tekanan darah
relatif normal. Pengurangan jumlah sel pada nodus sinoatrial (SA Node) yang
menyebabkan hantaran listrik jantung mengalami gangguan. Hanya sekitar 10% sel
yang tersisa ketika manusia berusia 75 tahun dari pada jumlahnya pada usia 20
tahun. Pembuluh darah terjadi kekakuan arteri sentral dan perifer akibat proliferasi
kolagen, hipertrofi otot polos, kalsifikasi, serta kehilangan jaringan elastis.
2. Perubahan Fisiologis
11
II. Diagnosa Keperawatan
12
b. Fakta dari observasi d. Menyatakan rasa nyaman o. Tingkatkan istirahat
c. Posisi antalgic untuk setelah nyeri berkurang p. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
menghindari nyeri e. Tanda vital dalam rentang tindakan nyeri tidak berhasil
d. Gerakan melindungi normal q. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
e. Tingkah laku berhati-hati
f. Muka topeng
g. Gangguan tidur (mata sayu,
tampak capek, sulit atau
gerakan kacau, menyeringai)
h. Terfokus pada diri sendiri
- Respon autonom (seperti
diaphoresis, perubahan
tekanan darah, perubahan
nafas, nadi dan dilatasi pupil)
- Perubahan autonomic dalam
tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah, merintih,
menangis, waspada, iritabel,
nafas panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu
makan dan minum
13
2. Penurunan curah jantung NOC: NIC :
berhubungan dengan peningkatan Cardiac Pump effectiveness
a. Evaluasi adanya nyeri dada
afterload vasokonstriksi
Circulation Status
b. Catat adanya tanda dan gejala penurunan
Vital Sign Status
cardiac putput
Tissue perfusion: perifer
c. Monitor status pernafasan yang
Batasan Karakteristik :
Setelah dilakukan intervesi menandakan gagal jantung
Aritmia, takikardia, bradikardia
keperawatan selama 2 x 24 jam
Palpitasi, oedem d. Atur periode latihan dan istirahat untuk
Kelelahan kardiak output klien teratasi
Peningkatan/penurunan JVP menghindari kelelahan
Kriteria hasil:
Distensi vena jugularis
Kulit dingin dan lembab a. Tanda Vital dalam rentang normal e. Monitor toleransi aktivitas pasien
Penurunan denyut nadi perifer (Tekanan darah, Nadi, respirasi)
Oliguria, kaplari refill lambat f. Anjurkan untuk menurunkan stress
b. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak
Nafas pendek/ sesak nafas
Perubahan warna kulit ada kelelahan g. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Batuk, bunyi jantung S3/S4 c.Tidak ada edema paru, perifer, dan
Kecemasan h. Auskultasi TD pada kedua lengan dan
tidak ada asites
bandingkan
d. Tidak ada distensi vena cava
jugularis i Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
e. Warna kulit normal setelah aktivitas
14
L. Monitor pola pernapasan abnormal
15
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ajar Ilmu Bedah editor R Sjamsuhidajat, Wim de Jong, edisi Revisi, Jakarta : EGC
Price, Sylvia Anderson 2007.Patofisiologi: konsep klinis proses - proses penyakit alih bahasa
Peter Anugerah, editor Caroline Wijaya, edisi 4, Jakarta : EGC
Smeltzer Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC
16