Anda di halaman 1dari 2

JAWABAN UJIAN AKHIR PENGAUDITAN PEMERINTAHAN

Nama : Habib Candra D

NIM : F2313002

A. 1. Dalam menghadapi audit atas laporan keuangan yang terlambat disampaikan oleh entitas,
maka strategi yang dapat dilakukan oleh auditor adalah melakukan analisa penyebab dari
keterlambatan diterbitkannya laporan keuangan. Penyebab keterlambatan bisa disebabkan
oleh dua sebab yaitu (1) keterlambatan diluar kendali entitas (missal : bencana alam,
kerusuhan, dll) dan (2) keterlambatan yang seharusnya bisa dihindari/dikendalikan oelh
entitas (missal : kurangnya SDM, buruknya system pelaporan, dll). Dengan melakukan analisa
ini auditor dapat mengambil kesimpulan bila penyebab keterlambatan disebabkan oleh hal
yang seharusnya dapat dihindari/dikontrol oleh entitas, kesimpulannya adalah entitas yang
melakukan keterlambatan memiliki Sistem Pengendalian Internal (SPI) dan sistem pencatatan
dan pelaporan pelaksanaan anggaran belanja dan pendapatan yang buruk. Sedangkan jika
penyebab keterlambatan dikarenakan oleh hal diluar kendali maka auditor masih perlu
melakukan analisis yang lebih mendalam jika perlu masuk ke pengujian substantif.

2. Risiko yang mungkin timbul dari tidak dapat diyakini kewajaran penyajian nilai piutang dan
aset tetap adalah sebagai berikut:

a. Piutang

dalam kasus 1b terdapat penyajian piutang dari entitas sebesar Rp288,39 miliar yang tidak
dapat diyakin kewajarannya akan mengandung risiko jika piutang tersebut benar-benar tidak
terjadi maka entitas sudah pasti tidak akan mendapatkan kas dari pelunasan piutang dimasa
yang akan datang.

b. Aset tetap

tidak diyakini kewajarannya pencatatan nilai asset tetap dalam kasus 1c membawa risiko
bahwa entitas tidak memiliki metode pencatatan untuk asset tetap sehingga asset tetap yang
sesungguhnya dimiliki entitas tidak sebesar asset tetap yang dilaporkan entitas dalam laporan
keuangannya.

3. Seharusnya pencatatan persediaan harus dilakukan oleh entitas, jika entitas menggunakan
metode fisik dalam persediaanya , maka entitas perlu membuat kartu stok, sehingga nilai
persediaan dapat diketahui dari waktu ke waktu. Dan jika entitas menggunakan metode
perpectual dalam persediaannya, maka entitas tidak wajib membuat kartu stok persediaan
karena setiap transaksi yang melibatkan persediaan sudah dicatat dalam penjurnalan. Selain
itu, di setiap akhir periode pelaporan, entitas harus melakukan stok opname untuk
memastikan nilai persediaan yang masih tersedia. Jika memiliki nilai yang berbeda dengan nilai
persediaan di neraca, maka perlu dilakukan penyesuaian.

4. risiko lain tidak adanya peraturan yang mendasari penerimaan/pendapatan daerah akan
berpotensi terjadinya penggunaan hasil penerimaan tersebut untuk keperluan pribadi dan
terjadinya pungutan liar, hal ini dikarenakan pihak pemungut bisa saja tidak melaporkan
pendapatan tersebut atau memungut dengan nilai diluar kewajaran.

5. akun yang terkait adalah kas di kas daerah, kas di bendahara penerimaan, kas di bendahara
pengeluaran, piutang lainnya.

B. 1. Prosedur yang dilakukan sudah memadai, namun perlu ditambah dengan membandingkan
nilai rupiah yang tercantum dalam tiket perjalanan dinas dengan nilai rupiah tiket lain yang
tanggal keberangkatan, tujuan, dan alat transportasi yang sama.

2. Pemerintah daerah Kabupaten Seruyan telah melakukan dua kali pencatatan terhadap proyek
pelabuhan laut segintung karena sebelumnya nilai pembangunan proyek telah dilunasi
seluruhnya sehingga pasti pengeluaran dana untuk pembangunan tersebut telah dicatat, tetapi
entitas mencatat kembali klaim atas belanja daerah tersebut dalam realisasi belanja daerah
dan nilainya cukup material yaitu 12 miliar. Dari kasus ini terdapat pos lain di laporan keuangan
lain yang kemungkinan juga mengandung salah saji material sebesar 12 miliar selain pos
belanja daerah yaitu pos pendapatan daerah dan pos pembiayaan.

3. Penyajian laporan keuangan pemerintah daerah harus mengacu kepada peraturan – peraturan
yang telah ditetapkan baik yang ditetapkan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Sehingga kewajiban daerah terutama pejabat – pejabat yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan dan pelaporan harus memahami betul peraturan – peraturan tersebut. Jika
laporan yang disajikan telah sesuai dengan peraturan maka risiko kemungkinan salah saji dapat
diminimalisasi.

Anda mungkin juga menyukai