1.2 Pengadaan Jasa sampai dengan nilai Rp100.000.000 (seratus juta rupiah) dilakukan oleh Bagian terkait.
1.3 Pengadaan barang dan jasa dengan nilai diatas Rp100.000.000 (seratus juta rupiah) dilakukan melalui panitia pengadaan
barang dan jasa.
1.4 Bagian Pengadaan membuat laporan bulanan, triwulan “ Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Korporat”.
3. Swakelola
3.1 Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh pelaksana swakelola
dengan menggunakan tenaga/alat sendiri dan atau tenaga ahli dan lembaga independen sepanjang diperlukan.
3.2 Swakelola dapat dilaksanakan oleh pengguna barang dan jasa dengan nilai tidak terbatas.
3.3 Pekerjaan swakelola yang dapat dilakukan di Kantor Pusat dengan nilai tidak terbatas adalah sebagai berikut:
3.3.1 Pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya mampu dilaksanakan sendiri oleh pengguna
barang dan jasa.
3.3.2 Penyusunan Standard Operation Procedure (SOP) perusahaan dan penyelenggaraan asesmen Sumber Daya Manusia
(SDM).
3.3.3 Pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, pengujian dilaboratorium dan pengembangan sistem tertentu.
3.3.5 Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project)yang bersifat khusus untuk pengembangan teknologi.
3.3.6 Perbaikan bangunan perusahaan.
3.4 Pekerjaan swakelola yang dapat dilakukan di kebun, pabrik dan unit bisnis lainnya diatur sebagai berikut:
3.4.1 Perbaikan bangunan perusahaan.
3.5 Pengadaan barang dalam rangka kegiatan swakelola, dilaksanakan melalui Bagian Pengadaan Kantor Pusat.
1. Kewenangan
2. Kewenangan di Kantor Pusat
Kewenangan penetapan HPS, Penetapan dan Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa, Penandatanganan Kontrak dan Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK), diatur sebagai berikut:
Penetapan/ Penanda-
Rp 1Milyar Direktur SDM & UmumDirektur SDM & UmumDirektur SDM & Umum
2.2.2 Untuk hal-hal khusus dan pertimbangan tertentu seperti penyeragaman atau keefektifan proses pengadaan, atau karena
Direksi menganggap perlu, kewenangan tersebut dapat diambil alih Kantor Pusat setelah ada ketetapan Direksi.
3. Penetapan penyedia barang dan jasa sebagai rekanan terseleksi di PT Perkebunan Nusantara I (Persero) ditetapkan
oleh Direksi.
1. Perencanaan
2. Penyusunan Program Pengadaan Barang dan Jasa
1.1 Berdasarkan RKAP yang telah mendapat persetujuan RUPS.
1.2.1 Terjadinya perubahan RKAP yang mempengaruhi anggaran pengadaan barang dan jasa.
1.2.2 Terjadinya perubahan kondisi ekonomi yang menyebabkan perubahan harga pasar, sehingga program yang sudah
disusun menjadi tidak realistis.
Bagian terkait (user) membuatmemo permintaan pelaksanaan pengadaan jasa kepada Panitia Pengadaan barang dan jasa dengan
melampirkan dokumen teknis dan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang telah disusun oleh Panitia Penyusun Harga Perkiraan
Sendiri.
2.3 Apabila dipandang perlu, bagian terkait dan Panitia Penyusun Harga Perkiraan Sendiri dalam melaksanakan tugas
menyusun dokumen teknis dan HPS dapat mengusulkan kepada perusahaan untuk meminta bantuan dari jasa konsultan untuk
menyusunkannya.
2.4.2 Dokumen teknis untuk pengadaan jasa non konsultan, sekurang-kurangnya memuat:
2.4.3 Dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Term Of Reference (TOR) untuk jasa konsultan, sekurang-kurangnya
memuat:
2.4.3.1 Gambaran umum kegiatan
2.4.3.7 Fasilitas yang dapat disediakan dan yang harus disediakan konsultan
1.1.1. Penyusunan HPS barang dan jasa dapat dilakukan apabila memenuhi minimal salah satu sumber informasi sebagai
berikut:
1.1.1.1 Daftar harga yang dikeluarkan oleh pabrikan, agen tunggal atau distributor.
1.1.1.2 Informasi harga resmi oleh asosiasi terkait atau instansi Pemerintah.
1.1.1.3 Hasil konfirmasi tertulis berupa facsimile atau e-mail kepada penyedia barang dan jasa.
1.1.1.4 Informasi harga yang didapatkan pada saat dilakukan cek harga langsung oleh Panitia Penyusun Harga Perkiraan
Sendiri.
1.1.1.6 Daftar harga yang disusun oleh Panitia Penyusun Harga Perkiraan Sendiri.
1.1.2 Dalam penyusunan HPS barang dan jasa telah memperhitungkan antara lain:
1.1.2.1 Biaya umum dan keuntungan bagi penyedia barang dan jasa.
1.1.3 Perhitungan HPS pekerjaan jasa konsultan tidak memasukkan unsur keuntungan.
1.1.4 HPStidak memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain-lain serta pajak penghasilan penyedia barang dan jasa.
1.1.5 Nilai total HPSpada dasarnya tidak bersifat rahasia sedangkanrincian HPS bersifat rahasia sampai dengan saat
pembukaan penawaran harga.
1.1.6 HPS bukan sebagai dasar untuk menghitung besaran kerugian perusahaan.
1.2.1 Panitia Pengadaan atau Pejabat Pengadaan terlebih dahulu menetapkan metode pengadaan.
1.2.2 Metode pemilihan penyedia barang dan jasa, dapat dilakukan melalui penunjukan langsung, pemilihan langsung,
lelang terbatas atau lelang umum sesuai kriteria dan syarat-syarat yang tepat.
Rentang waktu pengadaan setelah masa persiapan sampai dengan penandatanganan kontrak/Surat Pesanan diatur sebagai berikut:
1.3.1 Rentang waktu kegiatan pengadaan barang dan jasa dengan metode Lelang Umum, paling lama 55 (lima puluh lima)
hari.
1.3.2 Rentang waktu kegiatan pengadaan barang dan jasa dengan metode Lelang Terbatas, paling lama 28 (dua puluh
delapan) hari.
1.3.3 Rentang waktu kegiatan pengadaan barang dan jasa dengan metode Pemilihan Langsung, paling lama 12 (dua belas)
hari.
1.3.4 Rentang waktu kegiatan pengadaan barang dan jasa dengan metode Penunjukan Langsung, paling lama 8 (delapan)
hari.
1.3.5 Rentang waktu untuk masing-masing kegiatan dalam proses pengadaan diatur dalam PEDOMAN KETIGA.
1.4.1 Negosiasi harga dilakukan kepada penawar terendah apabila negosiasi terhadap penawar terendah mengalami kegagalan
maka dilanjutkan kepada penawar terendah berikutnya demikian seterusnya.
1.5.1.3 Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), yang memuat antara lain;
1. Syarat umum
2. Syarat administrasi
3. Syarat teknis
1.5.1.4 Dokumen pengadaan mulai dari daftar HPS sampai dengan surat perjanjian.
1.5.2.3 Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang memuat antara lain;
1. Syarat umum
2. Syarat administrasi
3. Syarat teknis
1.5.2.4 Dokumen pengadaan mulai dari daftar HPS sampai dengan surat pesanan/surat perjanjian.
1.5.3.3 Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang memuat antara lain;
1. Syarat umum
2. Syarat administrasi
3. Syarat teknis
1.5.3.4 Dokumen pengadaan mulai dari daftar HPS sampai dengan surat pesanan/surat perjanjian
1.6.1 Surat undangan kepada penyedia jasa konsultansi untuk memasukkan penawaran administrasi, teknis dan harga;
2.2 Tata cara pelaksanaan pemilihan penyedia barang dan jasa untuk Kantor Pusat, Kebun dan Pabrikdiatur dalam
PEDOMAN KETIGA.
3. Pengikatan Perikatan/Perjanjian
3.3 Bentuk Perikatan/Perjanjian
3.3.1.1 Kontrak
Adalah suatu bentuk perjanjian yang bernilai di atas Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah).
Adalah suatu perjanjian dalam bentuk perintah kerja dengan batasan nilai sampai dengan Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah).
Kontrak harga satuan adalah perjanjian penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang
pasti untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu. Volume pekerjaan masih bersifat perkiraan
sementara.
adalah suatu persetujuan hal mana pihak kedua mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak pertama
membayar harga yang dijanjikan.
1. Adalah suatu bentuk perjanjian yang bernilai di atas Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah).
1. Dengan nilai kurang dari Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) dapat dalam bentuk kontrak yaitu untuk pengadaan barang
yang mempunyai spesifikasi khusus antara lain tidak terbatas pada pupuk, mobil.
3.3.2.2 Surat pesanan pembelian (order pembelian).
Adalah suatu bentuk perjanjian yang bernilai kurang dari Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah).
adalah suatu persetujuan, hal mana pihak kedua mengikatkan diri untuk memberikan suatu barang dan jasa kepada PT
Perkebunan Nusantara I (Persero) sebagai pihak pertama selama waktu tertentu, dengan pembayaran suatu harga yang
disepakati.
3.4.2 Identitas yang jelas dari kedua belah pihak yang mengikat/membuat kontrak;
3.4.3 Hak, kewajiban dan tanggungjawab kedua belah pihak sesuai konsep kontrak dan kesepakatan sebagai hasil proses
pengadaan;
1. Menyerahkan fotokopi Daftar Rekanan Terseleksi (DRT) yang diterbitkan oleh Sekretariat Perusahaan.
2. Mengambil dokumen penawaran di Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dan membayar biaya penggantian pengadaan dokumen
penawaran.
3. Mengembalikan dokumen penawaran ke Panitia Pengadaan Barang dan Jasa.
4. Menyerahkan jaminan penawaran.
5. Menyerahkan Pakta Integritas.
6. Menandatangani kontrak.
7. Menyelesaikan pekerjaan/menyerahkan barang/bahan yang diminta Perusahaan sesuai spesifikasi dalam SP/OPL.
8. Menyerahkan dokumen tagihan.
1. Menerima SP/OPL sesuai mekanisme yang dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan Barang dan Jasa.
2. Menerima kembali jaminan penawaran.
3. Menerima kembali jaminan pelaksanaan setelah pekerjaan selesai.
4. Menerima pembayaran atas hasil Pengadaan Barang dan Jasa.
3.4.4 Lingkup pekerjaan termasuk persyaratan dan spesifikasi teknis sesuai konsep kontrak dan kesepakatan sebagai hasil
proses pengadaan;
3.4.5.1 Harga dan nilai yang pasti sesuai hasil proses pengadaan;
3.4.5.2 Ketentuan mengenai penyesuaian nilai pekerjaan akibat fluktuasi harga atau perubahan kebijakan Pemerintah di
bidang moneter. Apabila tidak ditetapkan, maka harga kontrak tersebut berlaku untuk seluruh masa kontrak tanpa suatu
perubahan;
3.4.6 Tanggal saat dimulainya pekerjaan dan jangka waktu kontrak atau waktu penyerahan;
3.4.7 Jaminan pelaksanaan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen pengadaan Barang dan Jasa.
3.4.8 Denda
3.2.8.1 Dalam hal Penyedia Barang dan Jasa terlambat menyerahkan barang/menyelesaikan pekerjaan yang disebabkan kelalaian
dikenakan denda satu permil per hari dan maksimal lima persen dari nilai kontrak, kecuali untuk penyerahan barang/penyelesaian
pekerjaan dapat dilakukan secara bertahap maka denda keterlambatan tersebut dihitung berdasarkan nilai barang/paket pekerjaan
yang terlambatdiserahkan/diselesaikan.Jangka waktu keterlambatan penyerahan barang/menyelesaikan pekerjaan yang dikenakan
denda diberikan selambatlambatnya 50% dari jangka waktu pelaksanaan penyerahan barang/pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak.
3.4.9 Ketentuan tentang asuransi, pajak dan bea masuk serta pungutan lain dalam rangka impor.
3.4.10 Ketentuan penundaan transaksi bisnis yang terindikasi penyimpangan dan/atau kecurangan.
3.4.13.1 Syarat-syarat amandemen kontrak harus dilakukan secara tertulis dan ditandatangani oleh para pihak yang
menandatangani kontrak;
3.4.13.2 Amandemen harus disertai jastifikasi yang kuat dan disetujui oleh Pejabat Yang Berwenang.
3.4.14.1 Penyedia barang dan jasa yang memperoleh pekerjaan pengadaan barang dan jasa dilarang mengalihkan
(mensubkontrakkan) seluruh pekerjaan atau pekerjaan utama kepada penyedia barang dan jasa lain. Penyedia barang dan jasa
yang mengalihkan pekerjaan (mensubkontrakkan) maupun yang menerima pengalihan pekerjaan dikenakan sanksi sesuai
ketentuan yang berlaku.
3.4.14.2 Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia barang dan jasa yang ditunjuk dan dilarang diserahkan
kepada pihak lain;
3.4.14.3 Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud poin diatas dilanggar, maka kontrak pengadaan barang dan jasa tersebut
dibatalkan dan yang bersangkutan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
3.4.14.4 Ketentuan diatas dikecualikan untuk hasil merger atau akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan lain setelah kontrak
berjalan yang dibuktikan dengan dokumen-dokumen merger atau akuisisi yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pengalihan harus meliputi seluruh tanggung jawab hukum dan penyelesaian pekerjaan.
3.5.1.1 Setelah penunjukan pemenang, bagian terkait (user) menyiapkan dan memaraf draft kontrak untuk selanjutnya
diserahkan kepada Fungsi Hukum.
3.5.1.2 Paling lama 2(dua) hari kerja setelah menerima draft kontrak, Fungsi Hukum harus sudah memaraf draft kontrak.
3.5.2 Setelah Pihak Kedua telah sepakat terhadap seluruh isi perjanjian yang telah dituangkan dalam kontrak, maka Pihak
Pertama (Pejabat yang Berwenang) dan Pihak Kedua (Penyedia Barang dan Jasa) menandatangani Kontrak.
3.5.3 Pihak penyedia barang dan jasa yang berhak menandatangani kontrak adalah Direktur Utama/Direktur/ Wakil Direktur
dan tidak boleh dikuasakan kepada pihak lain di luar struktur organisasi perusahaan.
3.5.4 Pejabat yang berwenang menandatangani kontrak sesuai pengaturan kewenangan sebagaimana diatur pada poin II
dalam Pedoman Kedua ini.
4.1 Setelah penerbitan surat penunjukan pemenang, maka Panitia Pengadaan Barang dan Jasa menerbitkan Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK) kepada penyedia jasa yang ditandatangani oleh Direksi.
4.2 Selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah SPMK diterbitkan, pihak penyedia jasa harus sudah mulai
melaksanakan pekerjaan. Apabila sampai dengan 15 (lima belas) hari pihak penyedia jasa tidak memulai pelaksanaan pekerjaan,
maka pejabat yang berwenang mengeluarkan Surat Peringatan I, kemudian selang 5 (lima) hari surat peringatan dikeluarkan,
pihak penyedia jasa belum juga memulai pekerjaan maka dikeluarkan Surat Peringatan II, Surat Peringatan III, terakhir adalah
Surat Pemutusan Hubungan Kerja Sepihak atas kontrak kerja yang telah ditanda tangani serta jaminan pelaksanaan dicairkan
sebagai milik PT Perkebunan Nusantara I (Persero).
5.1 Barang dan atau hasil pekerjaan yang diserahkan oleh penyedia barang dan jasa, setelah dilakukan pengujian fisik dan
mutu yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan, dibuatkan Berita Acara Serah Terima Barang/Hasil Pekerjaan
kemudian ditandatangani oleh kedua pihak sebagai mana diatur dalam kontrak.
5.2 Prosedur penerimaan barang dan jasa serta pengujian/pemeriksaan barang dan jasa, dilakukan sesuai prosedur yang diatur
dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM) PT Perkebunan Nusantara I (Persero).
1. Swakelola
2. Syarat-syarat Swakelola
1.1. Memiliki tenaga dan kemampuan yang cukup;
1.2 Pelaksanaan swakelola tidak mengganggu tugas pokok karyawan yang akan terlibat dalam kegiatan swakelola;
3. Perencanaan
3.1 Penyusunan Organisasi
3.2.2 Perencanaan teknis dan kebutuhan bahan, tenaga serta peralatan yang sesuai.
4.1.2 Bekerjasama dengan pihak luar Non Dunia Usaha, yang memiliki kemampuan dibidangnya, antara lain:
4.1.2.2 Masyarakat,
4.2.1 Setelah memperoleh persetujuan prinsip dari Direksi, User menetapkan pihak luar yang dianggap mampu melaksanakan
kegiatan yang akan di-swakelolakan.
4.2.2 Untuk efektivitas kegiatan, PT Perkebunan Nusantara I (Persero) membentuk suatu tim counter part yang ketuanya
dijabat oleh pimpinan unit organisasi yang berkepentingan dengan kegiatan.
4.2.3 Tim Counter part melakukan komunikasi penjajakan dengan pihak-pihak yang direncanakan sebagai pelaksana
swakelola, yang dibahas sekurang-kurangnya mengenai:
4.2.3.1 Jenis dan lingkup kegiatan
4.2.3.2 Sistem kerjasama
4.2.4 Tim Counter part, mengajukan proposal/TOR berkaitan dengan rencana kerjasama tersebut kepada Direksi.
4.2.5 Dibuat perjanjian kerjasama antara PT Perkebunan Nusantara I (Persero) sebagai pihak pertama dengan pihak
pelaksana swakelola sebagai pihak kedua.
4.3 Pengadaan bahan, peralatan dan jasa, harus mengikuti tata cara pengadaan barang dan jasa melalui pihak ketiga.
5. Prosedur Keuangan
Prosedur keuangan/pembayaran kegiatan swakelola, mengikuti ketentuan yang berlaku pada Direktorat Keuangan PT
Perkebunan Nusantara I (Persero).
6. Pertanggung jawaban
6.2 Sebelum menerima atau menolak pertanggungjawaban pelaksanaan swakelola, Direksi terlebih dahulu melakukan
pemeriksaan dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Bagian Satuan Pengawasan Internal (SPI).
6.3 Hasil pemeriksaan SPI merupakan dasar Direksi untuk menerima atau menolak sampai temuan SPI ditindaklanjuti.
6.4 Dalam hal Direksi telah memiliki keyakinan yang kuat atas kewajaran pelaksanaan swakelola, tanpa melakukan
pemeriksaan melalui SPI, Direksi dapat menerima pertanggungjawaban kegiatan swakelola.
---ooo0ooo---